“ADIKSI ALKOHOL”
Dosen pengampu :
Elrisfa Magistarina S.Psi., M.Sc.
Disusun oleh :
Nella Setriawati (17011041)
Atikah Salma (17011087)
Mega Mutia (17011164)
Tria Pratiwi (17011199)
Resty Audina (17011298)
Windy An-nisa’ (17011323)
Wira Santika (17011074)
Jurusan Psikologi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Konsumsi alkohol di kalangan pemuda adalah masalah kesehatan
serius, minum alkohol berdampak negatif bagi kesehatan dan sosial di
masyarakat. Individu yang sudah sampai pada fase penyalahgunaan
dan ketergantungan miras dapat berperilaku anti sosial seperti mencuri, suka
berkelahi dan marah-marah, acuh dan apatis terhadap permasalahan dan
kondisi sosialnya, hingga berdampak bagi kesehatannya yaitu mengalami
gangguan perkembangan otak, bunuh diri dan depresi, kehilangan memori,
risiko tinggi terhadap perilaku seksual, kecanduan, pengambilan keputusan
terganggu, prestasi akademis yang buruk, kekerasan, dan kecelakaan
kendaraan bermotor (cedera dan kematian), (Dariyo, 2004). Dampak lain
adalah psikoneurologis yaitu pengaruh kecanduan, imsonia, depresi,
gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak jaringan otak secara permanen
sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan, kemampuan penilaian,
kemampuan belajar, dan gangguan neurosis lainnya, serta dampak sosial.
Dampak minuman beralkohol yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan alkohol?
2. Apa perilaku-perilaku yang disebabkan penggunaan alkohol?
3. Bagaimana teknik intervensi untuk adiksi alkohol?
C. Tujuan penelitian
1. Agar mengetahui definisi dari alkohol.
2. Mengetahui bentuk-bentuk perilaku yang disebabkan dari penggunaan
alcohol.
3. Mengetahui intervensi apa saja yang dapat dilakukan oleh pengguna
alkohol.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ALKOHOL
Alkohol adalah golongan senyawa kimia alifatik yang mempunyai
satu gugusan –OH. Golongan alkohol banyak digunakan sebagai
pelarut dan jenis alkohol yang sering dijumpai adalah metanol, etanol,
dan isopropanol. Minuman beralkohol dengan alkohol adalah dua hal
yang berbeda. Alkohol dalam bentuk murni (alkohol 100%) tidak dapat
dikonsumsi karena dapat menyebabkan kematian. Jenis alkohol yang biasa
terkandung dalam minuman beralkohol bisa diproduksi dari proses
fermentasi. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung
alkohol atau etanol (C2H5OH) yang dibuat secara fermentasi dari
jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, seperti biji-bijian,
buah-buahan, nira atau yang dibuat dengan cara distilasi/penyulingan hasil
fermentasi.
2
a. Minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang
mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar sampai
dengan 5% (lima persen);
b. Minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang
mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari 5%
(lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen);
c. Minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang
mengandung etil alkohol atau etanol dengan kadar lebih dari
20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh
lima persen).
3
2. Pengaturan Mengonsumsi Minuman Beralkohol di Indonesia
Di Indonesia sampai saat ini belum ada pengaturan terkait
konsumsi minuman beralkohol secara menyeluruh. Pengaturan
tentang mengonsumsi minuman beralkohol sampai saat ini
masih tersebar mulai dari tingkat peraturan
perundang-undangan sampai pada peraturan daerah. Selain itu,
peraturan yang ada tersebut belum mengatur konsumsi
minuman beralkohol secara spesifk dan komprehensif mulai
dari produksi, peredaran sampai pengonsumsian beserta upaya
perlindungan dari efek negatif minuman beralkohol. Peraturan
perundang-undangan terkait konsumsi minuman beralkohol yang
ada sampai saat ini antara lain, peraturan yang berkaitan
dengan larangan minuman beralkohol, peraturan yang terkait dengan
investasi industri, izin usaha, minuman beralkohol, pengenaan cukai,
tindak kriminal sebagai efek dari mengonsumsi minuman beralkohol,
dan Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur minuman beralkohol.
4
Faktor eksternal terdiri dari crowding, kebisingan, dan polusi udara.
Crowding merupakan kepadatan ruangan sebagai tempat yang tidak
menyenangkan yang dipengaruhi pengalaman subjektif. Perilaku agresif ini
berdampak negatif karena sulit terkontrol oleh individu. Selain faktor diatas
faktor yang mempengaruhi perilaku agresif individu adalah faktor frustrasi.
Frustrasi disebabkan karena seorang individu tidak mampu untuk
mengendalikan kekecewaan dan amarahnya akibat harapan dan tujuan tidak
tercapai. Seseorang yang mengalami frustrasi lebih suka menyalahkan
orang lain karena kemarahanya . Rasa frustrasi yang dialami individu akan
menimbulkan perilaku agresif dan perilaku tersebut akan dilampiaskan
melalui perilaku-perilaku tertentu yang banyak merugikan orang lain
ataupun individu itu sendiri.
Perilaku agresif dari alkoholik lebih cepat muncul karena terdapat
rangsangan-rangsangan dari lingkunganya untuk bertindak agresif .
Seseorang alkoholik tidak hanya melakukan perilaku agresif terhadap orang
lain, melainkan juga terhadap diri sendiri karena sering merasa bersalah
pada diri sendiri. Individu akan terlalu sering menyalahkan dirinya sendiri
dengan kegagalan yang sedang dialami, sehingga individu merasa tidak
berarti lagi. Kecanduan alkohol dapat menjadi salah satu penyebab
seseorang bunuh diri. Pada awalnya, konsumsi alkohol dilakukan untuk
menghilangkan perasaan tertekan dan frustrasi yang dialami. Namun lama
kelamaan timbul perasaan bersalah yang memperburuk perasaan tertekan
dan frustrasi . dapat disimpulkan bahwa seorang pecandu alkohol yang
cenderung penyendiri memiliki kecenderungan untuk menyalahkan diri
sendiri dan melakukan perilaku yang membahayakan diri sendiri.
Mengkonsumsi minuman beralkohol dengan tujuan menghilangkan rasa
frustrasinya dapat menyebabkan ketergantungan secara fisik atau pun
psikologis. Ketergantungan secara fisik menyebabkan rasa tidak
menyenangkan ketika berhenti mengkonsumsi. Ketergantungan secara
psikologis menyebabkan rasa tidak nyaman dan stress maka
pengkonsumsian alkohol akan terus diulang-ulang. Seorang individu yang
mengalami frustrasi cenderung melakukan tindakan agresif terhadap
seseorang baik secara verbal ataupun non verbal. Seseorang yang memiliki
tipe kepribadian tertentu yang kurang mampu untuk mengendalikan amarah
5
dan agresinya memiliki peluang yang besar untuk melakukan tindakan
agresi fisik (O'Leary, 2008). Perilaku agresif yang muncul pada pecandu
alkohol beraneka ragam , alkoholik laki-laki lebih berperilaku agresif secara
fisik, namun perempuan cenderung untuk berperilaku agresif secara verbal.
Perilaku agresif dilakukan secara verbal ataupun non verbal. Faktor
yang mempengaruhi perilaku agresif adalah frustrasi, menggkonsumsi
minuman beralkohol, lingkungan dan sebagainya. Pengkonsumsian
minuman beralkohol yang tak terkontrol dapat menyebabkan hilangnya
kontrol atas perilaku harus dihentikan. Selama ini belum ada deskripsi
tentang perilaku agresif pada pecandu alkohol. Beradasarkan uraian diatas
maka peneliti ingin menemukan, memahami dan mendeskripskan perilaku
agresif pada pecandu alkohol. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana
perilaku agresi pada pecandu alkohol. Adapun tujuan penelitian ini adalah
mengungkap dan mendeskripsikan perilaku agresif pada pecandu alkohol.
Informasi tentang jenis perilaku agresif sangat diperlukan untuk
menghindarkan orang-orang di sekitar dari tindak kekerasan yang dilakukan
oleh pencandu alkohol.
Pecandu alkohol menjelaskan bahwa alkoholisme adalah suatu
perilaku atau kekacauan dan rusaknya kepribadian disebabkan oleh perilaku
atau nafsu minum yang kompulsif sifatnya. bahwa hal tersebut terjadi
karena individu meminum minuman yang memiliki kadar alkohol yang
sangat tinggi (terlalu banyak) dan dijadikan suatu kebiasaan.
Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah maka seseorang akan
menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi
depresi. Psikosa alkoholik (alcoholic psychosis) adalah suatu penyakit
mental parah yang ditandai dengan adanya peradangan kronis atau akut di
otak, hadirnya delirium, halusinasi-halusinasi, adanya kerusakan pada daya
ingat atau memori, dan individu akan mengalami kemunduran umum dalam
daya pertimbangan, hal tersebut dapat terjadi jika individu benar-benar
menjadi seorang alkoholik yang kronis (Chaplin, 2000). Jika dikonsumsi
dalam jumlah yang kecil, alkohol dapat menimbulkan perasaan releks, dan
pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosinya, seperti rasa
senang, sedih ataupun marah .
6
Menurut penelitian di Amerika Serikat terhadap para narapidana, 80%
diantaranya melakukan tindak kejahatan dibawah pengaruh menuman keras
beralkohol. Hal ini disebabkan karena pengaruh alkohol pusat pendidikan
diri seseorang sehingga yang bersangkutan menjadi agresi.
a. Efek akut utama dari konsumsi alkohol (etanol) adalah peningkatan
jumlah NADH yang merupakan konsekuensi dari reaksi ADH untuk
menghasilkan asetal dehid dan ALDH untuk mengkonversi asetal dehid
menjadi asetat.
b. Efek akut yang lain adalah pembentukan senyawa adduct oleh asetal
dehida dengan protein, asam nukleat dan senyawa lainnya yang
mengakibatkan gangguan aktivitas pada senyawa yang tersebut. Selain
itu efek akut akibat metabolisme etanol adalah defisit oksigen (hipoksia)
di hati dan pembentukan molekul yang mengandung oksigen sangat
reaktif (spesies oksigen reaktif, ROS) yang dapat merusak komponen
sel lainnya. Alkohol (etanol) yang masuk ke dalam tubuh akan
mengalami serangkaian proses biokimia. Etanol yang dikomsumsi 90%
diantaranya akan dimetabolisme oleh tubuh terutama di hati.
Metabolisme etanol di hati menghasilkan penigkatan jumlah
nikotinamid adenine dinokleotida dehydrogenase(NADH) sitosolik dan
mitokondria yang menyebabkan gangguan pada proses metabolisme
normal di hati. Etanol akan dioksidasi akibat mekanisme reaksi alcohol
dehydrogenase (ADH) di sitosol menjadi asetaldehid yang bersifat
toksik. Didalam mitokondria, asetal dehid akan dioksidasi oleh
aldehyde dehydrogenase (ALDH) menjadi asetat. Kelebihan asetat ini
diubah menjadi asetil-KoA melalui aksi asetil-CoAsintetase
mitokondria dan sitoplasma. Asetil-KoA kemudian dikonversi menjadi
asam lemak. Peningkatan trigliserida di dalam hati kemudian
dikeluarkan hingga ke pembuluh darah sehingga menyebabkan
penumpukan trigliserida di dalam pembuluh darah.
7
1. Depresi
Menenggak minuman beralkohol hanya akan membuat perasaan
lebih baik di awal saja. Namun, tubuh akan memecah zat kimia yang ada
dalam alkohol. Hal ini membuat kestabilan neurontransmiter dalam otak
terganggu. Menurut National Institute on Alcohol Abuse and
Alcoholism (NIAAA), dalam jangka pendek alkohol memberikan
penurunan suasana hati. Seiring waktu, hal itu menyebabkan sel-sel otak
menyusut dan memicu masalah seperti depresi.
2. Kegemukan
Studi menunjukkan, asupan alkohol yang terlalu banyak dapat
meningkatkan faktor risiko obesitas. Karena, alkohol merupakan
sumber kalori yang sangat tinggi. Terkadang, ketika mengonsumsi
alkohol, orang tidak mengurangi asupan makanan. Ini karena alkohol
dapat mendorong Anda untuk makan lebih banyak.
3. Kehilangan memori dan demensia
Kacaunya otak juga bisa membuat Anda kehilangan ingatan jangka
pendek, serta masalah kognitif jangka panjang, termasuk demensia.
Sebuah penelitian di Perancis menemukan, dari 1 juta lebih orang
dewasa yang mengalami kasus demensia, 57 ribunya terkait dengan
konsumsi alkohol yang berlebihan.
4. Lemak di liver
Tugas hati atau liver adalah memetabolisme nutrisi dari makanan
atau minuman yang dikonsumsi. Terlalu banyak minum alkohol
membebani hati. "Kelebihan lemak disimpan dalam sel-sel hati. Mereka
terakumulasi untuk membentuk hati yang berlemak," kata Robert
Duhaney, MD, seorang internis di Amerika Serikat. Semua lemak
berlebih ini, meningkatkan risiko terkena hepatitis alkohol. Selain itu,
bisa menyebabkan sirosis dan membuat hati tidak bisa melakukan
fungsinya.
5. Stroke
Sekalipun hati Anda sehat, konsumsi alkohol berlebih tetap bisa
menyebabkan stroke. Sebuah studi menemukan, pria yang
mengonsumsi lebih dari 6 kali dalam sehari, atau wanita yang minum
8
lebih dari 4 kali, memiliki risiko stroke hampir 40 persen lebih tinggi,
dibanding mereka yang tidak pernah minum alkohol.
9
3. Teknik Terapi Cognitive Behavior Therapy
Aaron T. Beck (1964) mengatakan CBT merupakan pendekatan
konseling yang dirancang untuk menyelesaikan pemasalahan konseli pada
saat ini dengan cara melakukan restrukturisasi kognitif dan perilaku yang
menyimpang. Proses konseling didasarkan pada konseptualisasi
ataupemahaman konseli atas keyakinan khusus dan pola perilaku konseli.
Harapan dari CBT yaitu munculnya restrukturisasi kognitif yang
menyimpang dan sistem kepercayaan untuk membawa perubahan emosi
dan perilaku ke arah yang lebih baik.
4. Teknik Thought Stopping
Menurut Bakker teknik thougth stopping merujuk pada sekolompok
prosedur yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang agar
bisa memblokir secara kognitif serangkaian tanggapan yang diterima.
Teknik ini merupakan salah satu contoh dari teknik CBT yang digunakan
untuk membantu konseli mengubah proses berpikir. Teknik ini
dimaksudkan karena pikiran yang negatif dapat menyebabkan adanya
perilaku yang negatif sehingga perlu adanya penghentian pikiran negatif
dari konseli/klien.
5. Detoksifikasi Racun
Detoksifikasi racun adalah salah satu cara yang wajib dilakukan
dalam penanganan kecanduan. Membersihkan racun dari alkohol
membantu pasien untuk menghilangkan halangan terbesar dari
kecanduannya. Teknik dilakukan dengan cara penghentian asupan alkohol
secara tiba-tiba, proses ini sering digabungkan dengan substitusi
obat-obatan yang toleran silang dan memiliki efek mirip dengan efek
alkohol untuk mencegah penarikan alkohol. Kelompok obat yan paling
umum digunakan untuk detoksifikasi ini adalah Benzodiazepin.
6. Tempat Rehabilitasi
Setelah proses detoksifikasi selesai maka langkah selanjutnya adalah
memulai rehabilitasi. Rehabilitasi dilengkapi sesi terapi dan workshop
untuk mengetahu akar permasalahan terjadinya alkolohisme dan dengan
adanya tempat rehabilitasi akan memfokuskan pasien untuk mengatasi
kecanduannya dan menghindarkan pasien dari pengaruh luar untuk
10
sementara waktu yang dapat memunculkan perilaku kecanduaannya
kembali.
7. Tempat Pemulihan Jangka Panjang
Untuk pasien yang menderita kecanduan dalam konteks yang sangat
parah, maka diperlukan tempat pemulihan jangka panjang yang akan
memberikan mereka konseling, terapi yang berkelanjutan dan
mengajarkan sudut pandang baru tentang dunia tanpa alkohol. Tempat
pemulihan seperti ini biasanya ditujukan untuk orang-orang yang
menderita kecanduan selama bertahun-tahun.
8. Rawat Jalan
Rawat jalan ditujukan kepada pasien yang sudah tidak terlalu
membutuhkan banyak penanganan khusus terhadap adiksinya dan tahap
ini bisa diaplikasikan kepada pasien yang ingin memulai hidup barunya
secara normal. Walaupun sudah tidak dirawat secara medis, pasien masih
harus melakukan konsultasi dengan terapis setidaknya enam minggu sekali
untuk mengontrol perkembangan pasien.
11
LAPORAN HASIL WAWANCARA
A. Identitas
Nama : TN
Umur : 26 Tahun
Jenis kelamin : Laki –laki
B. Hasil Wawancara
Wawancara kami lakukan kepada salah seorang mantan pecandu alcohol
yang bernama TN dengan usia 26 tahun. Beliau adalah salah satu mantan
residivis dan mantan pasien rehabilitasi di salah satu kota Depok. Baru satu
tahun belakangan TN memilih pindah ke Padang untuk berkumpul kembali
bersama keluarga.
Status praesens ketika pertama bertemu dengan TN sama sekali tidak
menandakan bahwa TN adalah mantan pecandu alcohol, karna beliau memiliki
badan tinggi dan cukup berisi,penampilan rapi dengan kemeja hitam dan sepatu
wing tip, Kulit bersih serta mata berbinar, jauh sekali dari kesan alcoholic.
Ketika dilakukan wawancara TN tampak terbuka sekali dengan cerita
kehidupannya. TN mengaku menggunakan alcohol sejak usia 10 tahun. Awal
mulanya pada usia 8 tahun ia dibawa merantau orang tuanya dari kota padang
ke Depok, sehingga telah terbiasa dengan kehidupan keras disana. Lingkungan
sekelilingnya atau tetangganya setiap malam sering mengkonsumsi alcohol,
dan TN mengaku ia ditawari oleh tetangganya setiap malam. Ini berlangsung
sampai TN berusia 13 tahun. Lalu berlanjut usianya ia mulai mencoba berbagai
jenis minuman alcohol bersama teman teman sepermainannya dengan harga
yang murah. Pada usia 18 tahun karan kebiasaannya mengkonsumsi alcohol dan
menuntutnya untuk terus membeli, TN pernah tertangkap oleh pihak kepolisian
dalam kasus pencurian motor. TN mengaku mencuri motor untuk dijual dan
hasilnya untuk pesta miras. Pada usia 22 tahun hal itu kembali terulang, namun
kali ini yang dicuri adalah kambing tetangga.
Ketika usia 23 tahun pula setelah ia keluar dari penjara TN kembali lagi
dengan kebiasaan meminum miras, namun kali ini miras yang diminumnya
adalah miras oplosan yang akhirnya membuat ia overdosis( untung saja masih
selamat, ungkapnya). Dan berkat hal ini membuat TN dibawa ke panti
12
rehabilitasi, disana ia mendapat perawatan baik kognitif(CBT) maupun
obat-obatan. Beliau mendapat perawatan selama 8 bulan lamanya sampai
benar-benar bersih.
13
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR REFERENSI
Budi, P. F. (2018). Pengaruh terapi SEFT dan terapi keagamaan untuk menurunkan
kecanduan alkohol pada remaja di kalangan karangtaruna desa ngijo, tasikmadu
karanganyar (unpublished undergraduate thesis). Institut Agama Islam Surakarta
Taylor. S. E., Peplau. L. A., Sears. D.O. (2009). psikologi sosial. JAKARTA: Kencana.
15