NIM : 1702202022 M.K : TOKSIKOLOGI DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
EFEK SUMBER TOKSIKAN LOGAM BERAT (MERKURI)PADA
TANAH TERHADAP MAKHLUK HIDUP A. Pengertian Merkuri Merkuri atau air raksa adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80 serta mempunyai masa molekul relatif (MR =200,59). Air raksa dalam bentuk logam tidak beracun, serbuk dan uap air raksa yang beracun. Jenis garam air raksa yang paling beracun adalah mercuri kloridaBentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), titik bekunya paling rendah (-39°C). B. Pencemaran Merkuri Secara Alamiah Pemajaan jangka pendek terhadap uap merkuri unsur dapat menyebabkan beberapa gejala dalam beberapa jam; anatara lain mual, muntah, diarae, badan lemah, kedinginan, rasa logam, dyspnea, batuk dan rasa sesak di dada. Toksisitas pada pulmonal dapat memburuk menjadi pneumonitis interstisial yang sangat membahayakan fungsi pernafasan
MEKANISME MERKURI MASUK KE TUBUH MANUSIA
Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil merkuri (CH3Hg+dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuric khlor (HgCl2). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di dalam tubuh 10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai makanan, misal merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang telah tercemar merkuri. Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia, terutama dari pembakaran sampah rumah tangga, limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung merkuri dapat ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu oleh enzim katalase. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan : 1. Memperlambat pertumbuhan janin 2. Keguguran dan mandul 3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakin bertambah parah 4. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat pemakaian kosmetik tersebut dihentikan 5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul flek yang sangat parah 6. Dapat menyebabkan kanker kulit Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel darah merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang sebagian akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan. Senyawa phenyl mercury (C6H5Hg+dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini dapat berubah bentuk menjadi merkuri organik dengan cepat pada lingkungan. Metil merkuri 50 kali bersifat racun daripada merkuri organik. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan, kadar maksimum merkuri di dalam aor adalah 0,001 mg/l (Hutabarat, 1992) Proses metabolisme sebagian dari alkil merkuri akan diubah menjadi senyawa merkuri anorganik dan akan terakumulasi pada organ hati dan ginjal. Senyawa alkil merkuri dalam tubuh selama 70 hari dan dikeluarkan dari dalam tubuh sebagai hasil samping metabolisme. Jumlah hasil alkil merkuri yang dikeluarkan sebagai hasil samping metabolisme tubuh hanyalah mencapai 1 % dari total alkil yang masuk, 99 % terakumulasi dalam berbagai organ dalam tubuh. Pembuangan senyawa merkuri organik dari dalam tubuh berkaitan erat dengan system urinaria atau sistem pembuangan. Merkuri yang masuk ke dalam hati akan terbagi 2: 1. Sebagian akan terakumulasi pada hati 2. Sebagian lainnya akan dikirim ke empedu Dalam kantung empedu senyawa merkuri organik akan dirombak untuk dapat dihancurkan dan dimusnahkan daya racunnya, hasil perombakan berupa senyawa merkuri anorganik yang kemudian dikirim lewat darah ke ginjal. Pada ginjal, senyawa merkuri anorganik ini mengalami proses pemilahan akhir, dimana akan terakumulasi pada ginjal dan lainnya dibuang bersama urin. • Wanita hamil yang terpapar oleh senyawa alkil merkuri dapat menyalurkan pada janin yang dikandungnya. Senyawa alkil merkuri masuk bersama makanan melewati plasenta dibawa oleh peredaran darah ke janin. Kontaminasi yang disebabkan oleh alkil merkuri dapat merusak otak janin sehingga bayi menjadi cacat. Wanita menyusui yang terpapar oleh senyawa metil merkuri dapat mengakibatkan keracunan merkuri pada bayi yang disusui (Masriani,2003) • Mekanisme kerja suatu bahan kimia terhadap suatu organ sasaran pada umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan menjadi 3 fase utama, yaitu fase eksposisi, fase toksokinetik dan fase toksodinamik. Fase eksposisi adalah ketersediaan biologis suatu polutan di lingkungan dan hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat fisikomikianya. Selama fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi kimia atau fisika menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur intoksikasinya lewat oral, saluran pernafasan dan kulit. Polutan pada fase eksposisi di lingkungan industri memiliki sifat fisik berupa padatan, larutan dan gas.
Jenis Toksikan dan sumbernya
Jenis Toksikan Berupa Logam Berat logam beracun yaitu raksa/merkuri (Hg) Sumber toksikan • Sumber Tersebar ( nonpoint source ) : Limpasan air lahan pertanian/pertambangan, air tanah terkontaminasi, buangan udara dari transportasi, dan lain-lain. • Sumber Menetap ( point source ) : pembuangan effluent limbah industri, tempat pembuangan sampah, instalasi pengolahan air limbah, dan lain-lain. Fase Eksposisi Bersumber dari pertambangan sisa bahan kimia berupa merkuri mengalir kesungai yang mana sehari-harinya warga memakai air tersebut untuk keperluan sehari hari,dari situ terjadilah dampak toksikan ke dalam tubuh manusia melalui, pernafasan dan kontak dengan kulit. Fase Toksokinetik Merkuri yang dari sungai tersebut memberikan gangguan pada warga yg memakai air untuk memasak dan lainnya mengakibatkan masuknya kedalam tubuh dan di absorbsi. Proses absorpsi toksikan dalam tubuh.seperti melalui kulit yang berdampak gatal-gatal setelah terpapar air sungai. FaseToksodinamik Merkuri yang sudah masuk kedalam tubuh direspon oleh Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. gejala yang timbul adalah Gangguan saraf sensorik: paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha Efek Toksik a. Keracunan Akut Gejala akut akibat keracunan merkuri dapat timbul dalam beberapa jam, yaitu berupa rasa lemah, menggigil, rasa logam, mual dan muntah, diare, batuk dan sesak napas. Gejala muncul setelah menghirup uap merkuri. Keracunan ini dapat berkembang menjadi pneumonia intersistel disertai dengan gangguan fungsi paru yang berat. b.Keracunan Kronis Gejala yang timbul terjadi secara lambat berupa gejala neurologis, yang disebut sindrom vegetatif kronik astenik. Sindrom ini terdiri atas gejala neurastenik disertai dengan tiga atau lebih gejala, yaitu peningkatan ambilan (intake) iodium radioaktif oleh kelenjar tiroid, takikardia, nadi labil, gingivitis, dermografia, dan peningkatan merkuri dalam urin.