Anda di halaman 1dari 23

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

KODE ETIK KESEHATAN (PERAWAT, TENAGA BIDAN,


TENAGA APOTEKER, TENAGA LABORATORIUM)

DOSEN PENGAJAR
dr. Ribka Wowor, M.Kes

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Rivaldo A. Ch. Soleman 19111101151
Benanda G. Salawaney 19111101170
Belinda B. I. Kawatu 19111101158
Trivena Lomban 19111101177

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
MANADO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
tuntunan-Nya kami kelompok 2 selaku mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi telah menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Etika dan Hukum Keseharan , juga sebagai media pembelajaran bagi
kita semua untuk mengetahui mengenai Kode Etik Kesehatan (Perawat, Tenaga
Bidan, Tenaga Apoteker, Tenaga Laboratorium).
Jika ada salah kata atau penulisan kami sebagai penulis sebelumnya minta
maaf yang sebesar – besarnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
pada pembaca dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Manado, September 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
1.3 TUJUAN............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 KODE ETIK PROFESI......................................................................................2
2.2.1 Pengertian Kode Etik Profesi......................................................................2
2.2.2 Fungsi Kode Etik Profesi............................................................................2
2.2.3 Tujuan Kode Etik Profesi...........................................................................3
2.2 KODE ETIK KEPERAWATAN........................................................................4
2.2.1 Pengertian Kode Etik Keperawatan............................................................4
2.2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan..................................................................4
2.2.3 Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI).............................................5
2.3 KODE ETIK KEBIDANAN..............................................................................7
2.3.1 Pengertian Kode Etik Kebidanan................................................................7
2.3.1 Kode Etik Kebidanan..................................................................................8
2.4 KODE ETIK APOTEKER...............................................................................10
2.4.1 Pengertian Kode Etik Apoteker................................................................10
2.4.2 Kode Etik Apoteker Indonesia (IAI).........................................................10
2.5 KODE ETIK TENAGA LABORATORIUM...................................................12
2.5.1 Pengertian Kode Etik Tenaga Laboratiuum..............................................12
2.5.2 Kode Etik Ahli Laboratorium (ATLM)...................................................13
BAB III............................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN................................................................................................18
3.2 SARAN............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Berdasarkan definisi “kode” dan “etika” dapat diartikan bahwa kode etik
merupakan sekumpulan atau ketentuan yang menjadi pedoman tingkah laku
masyarakat yang bersumber atau yang didasar pada moral. Menurut Abdulkadir
Muhammad, dalam kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena
dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan kejuruan, dsb)
tertentu (Alwi, dkk, 2002). Contohnya, dokter, dokter gigi, apoteker, wartawan,
hakim, pengacara, akuntan, bidan, perawat, dan lain-lain. Kode etik menjadi tolok
ukur bagi anggota profesinya agar anggota tidak melanggar etik. Kode etik profesi
berfungsi memberikan pedoman bagi setiap anggota tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan, sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan, dan mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Definisi,Tujuan dan Fungsi Kode Etik Profesi?
2. Apa itu Kode Etik Keperawatan?
3. Apa itu Kode Etik Kebidanan?
4. Apa itu Kode Etik Apoteker?
5. Apa itu Kode Etik Ahli Laboratorium?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, menjelaskan tentang definisi,tujuan dan
fungsi dari kode etik profesi. Dan tujuan lain yaitu untuk menjelaskan tentang
Kode Etik Kesehatan khususnya, Kode Etik Keperawatan, Kebidanan, Apoteker
dan Ahli laboratorium.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KODE ETIK PROFESI
2.2.1 Pengertian Kode Etik Profesi
Berdasarkan definisi “kode” dan “etika” dapat diartikan bahwa kode etik
merupakan sekumpulan atau ketentuan yang menjadi pedoman tingkah laku
masyarakat yang bersumber atau yang didasar pada moral. Dari sudut filsafat
kode etik sebagai asas yang diwujudkan dalam norma yang diterima sekelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku karena norma itu diturunkan dari asas.
Menurut Harlen Sinaga (2011).
kode etik dapat disimpulkan mengandung:
1. Sekumpulan asas yang bersumber dan berkaitan dengan akhlak atau moral
2. Asas tersebut diwujudkan dalam peraturan atau norma sebagai landasan
tingkah laku sekelompok masyarakat.
Menurut Abdulkadir Muhammad, dalam kode etik profesi merupakan
produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas
suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga anggota kelompok
profesi tidak akan ketinggalan zaman.

2.2.2 Fungsi Kode Etik Profesi


Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi kode etik profesi yaitu:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode
etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana dilapangan kerja (kalangan sosial).

2
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain
instansi atau perusahaan.
2.2.3 Tujuan Kode Etik Profesi
Pada dasarnya kode etik dirumuskan untuk kepentingan organisasi profesi
dan anggotanya. Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah:
1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Kode etik profesi melarang anggotanya untuk tidak mencemarkan nama
baik profesi dan disebut juga kode kehormatan.
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
Kesejahteraan ini adalah kesejahteraan material, mental dan spiritual.
Kode etik umumnya melarang bagi anggotanya melakukan perbuatan yang
merugikan kesejahteraan kode etik.
3. Yang dimaksud kesejahteraan adalah kesejahteraan material dan spiritual
atau mental. Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode etik
umumnya menerapkan larangan-larangan anggotanya melakukan perbuatan
yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga memuat peraturan yang
tidak pantas atau tidak jujur pada saat anggota profesi berinteraksi.
4. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Dalam tujuan ini
diharapkan anggota profesi dapat dengan mudah untuk mengetahui tugas
dan tanggung jawab pengabdian profesinya.
5. Untuk meningkatkan profesi Memuat tentang norma-norma dan anjuran
agar profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai
dengan bidang pengabdiannya dan bagaimana meningkatkan mutu
organisasi profesi.
6. Anggota profesi dan klien/pasien Anggota profesi dan sistem kesehatan,
anggota profesi dan profesi kesehatan dan anggota profesi dengan sesama
anggota profesi
7. Prinsip kode etik
a. Menghargai otonom
b. Melakukan tindakan yang benar

3
c. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
d. Memberlakukan manusia dengan adil
e. Menejelaskan dengan benar
f. Menepati janji yang telah disepakati
g. Menjaga kerahasiaan
8. Penetapan kode etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya.
Kode etik biasanya ditetapkan dalam munas atau kongres profesi masing-
masing.

2.2 KODE ETIK KEPERAWATAN

2.2.1 Pengertian Kode Etik Keperawatan


Menurut PPNI (2003), kode etik perawat adalah suatu pernyataan atau
keyakinan yang mengungkapkan kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan.
Kode etik keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan.Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam
melaksanakan tugas atau fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik
sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
Dengan adanya kode etik humas diharapkan para profesional perawat
dapat memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pasien. Adanya kode etik
akanmelindungi perbuatan yang tidak profesional. Kode etik keperawatan disusun
oleh organisasi profesi dalam hal ini Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional
Indonesia ( PPNI).

2.2.2 Tujuan Kode Etik Keperawatan


Kode etik bertujuan untuk memberikan alasan atau dasar terhadap
keputusan yang menyangkut masalah etika dengan menggunakan model-model
moralitas yang konsisten dan absolut. Menurut Hasyim dkk, pada dasarnya,  kode
etik keperawatan adalah upaya agar perawat dalam menjalankan setiap tugas dan
fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode
etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:

4
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat klien atau
pasien teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan
tugasnya.
3. Untuk mendukung profesi perawat yang dalam menjalankan tugasnya
diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan keperawatan
agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional
keperawatan.
5. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengguna jasa 
pelayanan keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam
melaksanakan tugas praktek keperawatan.

2.2.3 Kode Etik Keperawatan di Indonesia (PPNI)


1. Perawat dan Klien
Sebagai seorang perawat tentunya kita akan menghadapi pasien dengan
berbagai suku dan ras serta dengan segala keunikannya. Ada pasien kulit hitam,
pasien kulit putih, beragama Kristen, beraga Islam, tua, muda, kaya, miskin,
wangi, bau, diam, cerewet dan masih banyak segala keunikan pasien yang bisa
ditemui saat perawat merawat pasiennya. Perawat harus selalu siap sedia melayani
pasien dengan segala keunikannya dan penuh kasih.Berikut ini hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga hubungan antar perawat dan klien.
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat
dan martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna ulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. Artinya
perawat tidak pandang bulu dalam melayani pasiennya.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama klien.

5
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
2. Perawat dan Praktek
Sebagai seorang perawat tentunya harus selalu berupaya meningkatkan
kemampuan diri sebagai perawat agar mampu memberikan yang terbaik bagi
pasien.Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang perawat
terhadap praktek keperawatan.
a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang
keperawatan melalui belajar terus menerus
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang
bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
3. Perawat dan Masyarakat
Perawat juga bagian dari masyarakat artinya perawat juga bertanggung
jawab atas kesehatan masyarakat di sekitarnya. Perawat bisa menjadi pemrakarsa
untuk kegiatan-kegiatan di masyarakat yang mendukung upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit misalnya memberikan penyuluhan-
penyuluhan kesehatan, pelaksaan Posyandu Lansia, pelaksanaan Posyandu Balita,
melakukan Pelatihan Kader Kesehatan dan sebagainya. Berikut ini adalah hal
yang perlu anda perhatikan dalam meningkatkan hubungan anda sebgai perawat
dengan masyarakat.Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat
untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi

6
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat
Perawat senantiasan memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihata keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.Perawar bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
5. Perawat dan Profesi
Sebagai profesi, perawat tentunya perlu meningkatkan ilmu pengetahuan
dan keterampilannya dengan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.Perawat
harus selalu ter-update dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini di bidang keperawatan.Perawat juga harus selalu berupaya untuk
mengembangkan profesi dengan berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan.Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannnya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
a. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
b. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi.

2.3 KODE ETIK KEBIDANAN


2.3.1 Pengertian Kode Etik Kebidanan
Kode etik bidan adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap
anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya dan
dalam hidupnya dimasyarakat.
Umumnya kode etik ini terdiri atas 7 bab yang tersusun atas kerangka
yang dapat dibedakan menjadi tujuh bagian pokok. Perlu anda ketahui bahwa
butir-butir yang terkandung didalam kode etik memiliki makna dan filosofi yang
patut diperhatikan.

7
2.3.1 Kode Etik Kebidanan
1. Kewajiban Bidan Terhadap Klien dan Masyarakat
Untuk kode etik terkait kewajiban bidan terhadap klien dan masyarkat terdiri atas
6 butir, antara lain:
1. Setiap bidan senantiasa menjujung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumapah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung ringgi
harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan memlihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada.
Peran, tugas, dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyrakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan kliery menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban Bidan Terhadap Tugasnya
Untuk kode etik tentang kewajiban bidan terhadap tugasnya terdiri atas 3 butir,
antara lain:
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,
keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2. Setiap berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan atau rujukan.

3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.

8
3. Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan
Untuk kode etik terkait kewajiban bidan terhadap rekan sejawat dan tenaga
kesehatan terdiri atas 2 butir, antara lain:
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang sesuai.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya

Untuk kode etik terkait kewajiban terhadap profesinya terdiri atas 3 butir, antara
lain:
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra
profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan Kebidanan
Komunitas meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang iapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
5. Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri
Untuk kode etik tentang kewajiban seorang bidan terhadap diri sendiri terdiri atas
2 butir, antara lain:
1. Setiap bidan harus memeiihara kesehatannya agar dapat melaksanakan
tugas profesinya dengan baik.
2. Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
6. Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa Bangsa Dan Tanah Air
Untuk kode etik terkait kewajiban seorang bidan terhadap pemerintah,
nusa bangsa dan tanah air terdiri atas 2 butir penting, antara lain:

9
1. Setiap bidan dalam menjarankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuan-ketentuan pembrintah dalam bidang kesehatan, khususnya
dalam pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan
pemikirannya kepada pemeriniah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
Kode Etik Bidan
1986 Disusun pertama kali
1988 Disusun dalam KONAS IBI X surabaya
1991 Disempurnakan dan Disahkan dalam KONAS IBI XII di Denpasar Bali

2.4 KODE ETIK APOTEKER


2.4.1 Pengertian Kode Etik Apoteker
Kode etik apoteker merupakan salah satu pedoman untuk membatasi,
mengatur, dan sebagai petunjuk bagi farmasis dalam menjalankan profesinya
secara baik dan benar serta tidak melakukan perbuatan tercela.

2.4.2 Kode Etik Apoteker Indonesia (IAI)


MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya
serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan
dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya
berpedoman pada satu ikatan moral yang tertera pada hasil KEPUTUSAN
KONGRES NASIONAL XVIII/2009 IKATAN SARJANA FARMASI
INDONESIA NOMOR : 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009 TENTANG
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA, yaitu :
1. BAB I KEWAJIBAN UMUM
 Pasal 1
Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
Sumpah/Janji Apoteker.

10
 Pasal 2
Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
 Pasal 3
Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh
pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
 Pasal 4
Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
 Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri
dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat
dantradisi luhur jabatan kefarmasian.
 Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
 Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.
 Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di Bidang Kesehatan pada umumnya dan di Bidang Farmasi
pada khususnya.
2. BAB II KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA
 Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asazi penderita dan
melindungimakhluk hidup insani.
3. BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
 Pasal 10
Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.

11
 Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati
untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.
 Pasal 12
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara
keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling
mempercayai didalam menunaikan tugasnya.
4. BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA
 Pasal 13
Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan.
 Pasal 14
Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan
yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.
5. BAB V PENUTUP
 Pasal 15
Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode
Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker tersebut wajib
mengakui danmenerima sanksi dari pemerintah, Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi
yang menanganinya IAI dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 08 Desember 2009

12
2.5 KODE ETIK TENAGA LABORATORIUM

2.5.1 Pengertian Kode Etik Tenaga Laboratiuum


Etika bekerja di laboratorium adalah sekumpulan sikap dan perilaku yang
menjadi ciri tenaga laboratorium medik yang bertanggung jawab dan diperlukan untuk
memastikan bahwa seseorang bekerja sesuai dengan tingkat standar yang diakui. 
Secara profesional, etika profesi dapat meningkatkan motivasi serta
mengingatkan kita bahwa profesi laboratorium medis terutama ditujukan untuk melayani
orang sakit dan promosi perawatan kesehatan yang baik.

2.5.2 Kode Etik Ahli Laboratorium (ATLM)


Etika profesi tenaga ahli laboratorium pada dasarnya berhubungan erat dengan
etika terhadap pasien dan keluarganya serta etika terhadap rekan sejawat.Selain itu, etika
juga harus ditegakkan terkait dengan alat, reagen dan prosedur kerja.
Berikut adalah kode etik profesi laboratorium medik :
a. Etika terhadap pasien dan keluarga, serta sejawat
- Tempatkan kesejahteraan dan pelayanan orang sakit di atas kepentingan
Anda sendiri
- Jangan mengungkapkan hasil pemeriksaan kepada pasien atau orang yang
tidak berwenang.
- Bersikap simpatik dan berilah perhatian pada orang sakit dan keluarganya
- Perlakukan hasil pemeriksaan dan informasi pasien Anda dengan
kerahasiaan yang ketat.
- Menghormati rekan kerja dan bekerja secara harmonis
b. Etika terhadap profesi ATLM saat bekerja di laboratorium
1. Jadilah loyal terhadap profesi laboratorium medis Anda dengan
mempertahankan standar kerja yang tinggi dan dengan meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan profesional Anda.
2. Bekerja secara ilmiah dan dengan penuh kejujuran.
3. Jangan menyalahgunakan keahlian atau pengetahuan profesional Anda
untuk keuntungan pribadi.
4. Jangan pernah mengambil sesuatu dari tempat kerja yang bukan milik
Anda.

13
5. Mempromosikan perawatan kesehatan, pencegahan dan pengendalian
penyakit.
6. Ikuti tindakan pencegahan dan ketahui bagaimana menerapkan
pertolongan pertama pada kecelakaan di laboratorium.
7. Jangan mengkonsumsi alkohol atau bahan peledak lainnya selama jam
kerja atau saat dalam keadaan siaga darurat.
8. Gunakan peralatan dan bahan di laboratorium dengan benar dan hati-hati.
9. Jangan membuang reagen atau perlengkapan laboratorium lainnya
sembarangan.

Kode etik di atas adalah beberapa sikap dan perilaku yang wajib Anda
pahami dan laksanakan saat bekerja di laboratorium.Pada prakteknya, butir-butir
tersebut dapat bertambah, disesuaikan dengan kondisi yang ada di masing-masing
laboratorium tetapi tidak boleh dikurangi atau dihilangkan.
Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) berdasarkan hasil
Musyawarah Nasional (Munas) ke VIII Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan Indonesia disingkat PATELKI atau The Indonesian Association of
Medical Laboratory Technologists (IAMLT), ditetapkan di Surabaya 19 Mei
2017.
Kode Etik ATLM sebagai landasan moral dan etika profesi disusun
berdasarkan norma serta nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang senantiasa
mengutamakan prinsip beneficience, non maleficence, outonomy dan justice
diuraikan dalam pasal-pasal berikut ini:
1. BAB I KEWAJIBAN UMUM
 Pasal 1
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah profesi
 Pasal 2
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan praktik
profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
 Pasal 3
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-hak
pasien, hak-hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya.

14
2. BAB II KEWAJIBAN ATLM TERHADAP PROFESI
 Pasal 4
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi serta
memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran serta
dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan lingkungan.
 Pasal 5
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung tinggi
norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam
penyelenggaraanpraktik profesinya.
 Pasal 6
Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan
pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
 Pasal 7
Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP).
3. BAB III KEWAJIBAN ATLM TERHADAP TEMAN SEJAWAT DAN
PROFESI LAIN
 Pasal 8
Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma
yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan.
 Pasal 9
Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling
menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya.
 Pasal 10
Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling
menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan
utama untuk menjamin pelayanan senantiasa berkualitas tinggi.
4. BAB IV KEWAJIBAN ATLM TERHADAP PASIEN / PEMAKAI JASA
 Pasal 11
Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan harus bersikap adil dan
mengutamakan kepentingan pasien dan atau pemakai jasa tanpa membeda-

15
bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
 Pasal 12
Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan menjaga kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa secara profesional.
 Pasal 13
Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala sesuatu baik informasi dan
hasil pemeriksaan yang diketahui berhubungan dengan tugas yang
dipercayakannya kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berhak dan jika diminta
oleh pengadilan.
 Pasal 14
Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau pihak
yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat.
5. BAB V KEWAJIBAN ATLM TERHADAP MASYARAKAT
 Pasal 15
Setiap ATLM dalam menjalankan praktik profesinya harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan kesehatan serta nilai
budaya, adat istiadat yang berkembang di masyarakat.
 Pasal 16
Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan
kemampuan profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada masyarakat
luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
 Pasal 17
Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus
mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku serta norma-norma yang
berkembang pada masyarakat.
 Pasal 18
Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada saat itu
serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.
6. BAB VI KEWAJIBAN ATLM TERHADAP DIRI SENDIRI
 Pasal 19
Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

16
 Pasal 20
Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Pasal 21
Setiap ATLMberkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan
dan ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik maupun bidang lain
yang dapat menunjang pelayanan profesinya.
 Pasal 22
Dalam melakukan pekerjaannya, setiap ATLM harus bersikap dan
berpenampilan sopan dan wajar serta selalu menjaga nilai-nilai kesopanan.
 Pasal 23
Setiap ATLM harus memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja dan
melayani dengan baik.
7. BAB VII SANKSI
 Pasal 24
Sanksi profesi adalah hukuman yang memaksa ATLM untuk mentaati ketentuan
yang telah disepakati profesi.
JENIS SANKSI
 Pasal 25
Sanksi etik adalah sanksi moral berupa;
(a). Sanksi ringan berupa peringatan tertulis
(b).Sanksi berat berupa tugas menjalankan pelatihan/pendidikan tertentu sampai
pencabutan hak sebagai profesi atau direhabilitasi.
8. BAB VIII PENUTUP
 Pasal 26
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Kode Etik Ahli Teknologi
Laboratorium Medik ini akan diputuskan kemudian oleh Dewan PimpinanPusat
PATELKI dengan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan
etika.
Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Medik ini berlaku mulai tanggal
ditetapkan dan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

17
18
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kode etik merupakan sekumpulan atau ketentuan yang menjadi pedoman
tingkah laku masyarakat yang bersumber atau yang didasar pada moral. Dari
sudut filsafat kode etik sebagai asas yang diwujudkan dalam norma yang diterima
sekelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku karena norma itu diturunkan
dari asas. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan
berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
Ada 3 hal pokok yang merupakan fungsi kode etik profesi yaitu Kode etik
profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan, merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan, mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Pada dasarnya kode etik
dirumuskan untuk kepentingan organisasi profesi dan anggotanya.
Kode etik keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang digunakan
sebagai pedoman perilaku perawat dan menjadi kerangka kerja untuk membuat
keputusan. Kode etik bidan adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh
setiap anggota profesi yang bersangkutan didalam melaksanakan tugas profesinya
dan dalam hidupnya dimasyarakat. Kode etik apoteker merupakan salah satu
pedoman untuk membatasi, mengatur, dan sebagai petunjuk dalam menjalankan
profesi farmasis secara baik dan benar serta tidak melakukan perbuatan tercela.
Etika bekerja di laboratorium adalah sekumpulan sikap dan perilaku yang menjadi
ciri tenaga laboratorium medik yang bertanggung jawab dan diperlukan untuk
memastikan bahwa seseorang bekerja sesuai dengan tingkat standar yang diakui.

3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa bidang kesehatan, dan calon tenaga kesehatan, diharapkan dapat
menghormati hak-hak dari tenaga kesehatan lain, Memperlakukan setiap tenaga
kesehatan lain dalam batas-batas norma, Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam
melaksanakan profesi, Membina hubungan kerjasama yang baik antarsesama, dan saling
menjaga kerahasiaan organisasi profesi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abi. (2017, juni 4). Kode Etik Apoteker [dengan Tabel dan Pasalnya]. Dipetik
september 6, 2020, dari Alamipedia: http://alamipedia.com/kode-etik-
apoteker-dengan-tabel-dan-pasalnya/#:~:text=Kode%20etik%20apoteker
%20merupakan%20salah,serta%20tidak%20melakukan%20perbuatan
%20tercela.
https://poltekkes.id/kode-etik-atlm/.
https://poltekkes.id/kode-etik-bidan/.
https://www.scribd.com/doc/133559425/Definisi-Dan-Isi-KODE-ETIK-
Kebidanan, .
Keputusan Kores Nasional XVIII/2009 IKATAN SARJANA FARMASI
INDONESIA Nomor : 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009 Tentang kode
Etik Apoteker Indonesia.
Mardiana, Rahayu, & Gustiara, I. (2017). Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medis ; Pengantar Laboratorium Medik. Jakarta: BPPSDMKes.
Ngesti W Utami, d. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional.
Jakarta: BPPSDMKes.

https://poltekkes.id/kode-etik-bidan/

20

Anda mungkin juga menyukai