Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Puti Zunina ( G1D122042)
2. Intan Azluni (G1D122053)
3. Anggita Basauli (G1D122055)
4. Wiwin Astry Pasaribu (G1D122059)
5. Hasya Fariha (G1D122081)
6. Sonia Dwi Syahrani (G1D122034)
7. Shirin Ebadi Rinaldi (G1D1221350)
8. Rts. Nurul Hafizhoh (G1D122211)
9. Fahrul Rusdianto (G1D122222)
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Karena rahmat-Nya lah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kesehatan reproduksi yang ditugaskan oleh Ibu Sri Astuti Siregar,
S.ST., M.Kes yang merupakan dosen mata kuliah Kesehatan Reproduksi.
Makalah ini kami susun dalam berbagai rintangan waktu baik yang datang dari kami
maupun yang datang dari luar. Terima kasih kami haturkan kepada dosen pengampu yang
senantiasa membimbing kami di dalam kelas dan penyusunan makalah ini. Tanpa adanya
bimbingan beliau, kami kiranya tidak akan mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
”Kesehatan Neonatal Bayi dan Balita” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan
Reproduksi.
Jika ada beberapa kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, kami meminta
permohonan maaf. Sebab, makalah ini tiada sempurna dan masih memiliki banyak kelemahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Adapun, kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR REFERENSI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Bagaimana mengklasifikasikan neonatal, bayi dan anak balita
2. Bagaimana determinan kematian neonatal, bayi dan anak
3. Bagaimana prinsip dan strategi penurunan kematian neonatal, bayi dan anak balita
4. Bagaimana konsep asi ekslklusif dan masalah menyusui pada ibu dan bayi
5. Bagaimana konsep tumbuh kembang anak
6. Bagaimana stimulasi tumbuh kembang pada anak
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini adalah:
1. Menjelaskan klasifikasi neonatal, bayi dan anak balita
2. Menjelaskan determinan kematian neonatal, bayi dan anak
3. Menjelaskan prinsip dan strategi penurunan kematian neonatal, bayi dan anak balita
4. Menjelaskan konsep asi eksklusif dan masalah menyusui pada ibu dan bayi
5. Menjelaskan konsep tumbuh kembang anak
6. Menjelaskan stimulasi tumbuh kebang anak
D. Manfaat
Adapun manfaat penulisan pada makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui klasifikasi neonatal, bayi dan anak balita
2. Dapat mengetahui determinan kematian neonatal, bayi dan anak
3. Dapat mengetahui prinsip dan strategi penurunan kematian neonatal, bayi dan anak
balita
4. Dapat mengetahui konsep asi eksklusif dan masalah menyusui pada ibu dan bayi
5. Dapat mengetahui konsep tumbuh kembang anak
6. Dapat mengetahui stimulasi tumbuh kembang anak
BAB II
PEMBAHASAN
2) Klasifikasi bayi
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini bayi sangat peka terhadap
lingkungan dan dikatakan masa keemasan karena masa bayi berlangsung sangat
singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen Kesehatan, 2009).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan,
bersifat kontinyu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan
(Wong, 2009). Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi.
Bayi harus dapat melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetap hidup yaitu
penyesuaian perubahan suhu, menghisap dan menelan, bernafas danpembuangan
kotoran. Kesulitan penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami
penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan bahkan bisa sampai
meniggal dunia. Usia 3–12 bulan. Ukuran bayi sering ditunjukkan dengan rentang
usia dalam bulan (3–12). Dibawah 1 tahun disebut bayi. Saat usia bayi maupun
balita masih sangat bergantung pada orang tuanya (Sutomo, 2010).
c. Penolong persalinan
Faktor lain dimana masyarakat lebih memilih dukun karena lebih bisa
memberikan pelayanan menyeluruh seperti memijat bayi, dan perawatan bayi
sampai dengan pelaksanaan upacara adat seperti mencukur rambut dan juga
dukun tidak pernah menetapkan tarif persalinan sehingga bagi masyarakat
ekonomi rendah lebih memilih dukun dibanding tenaga kesehatan, meskipun
secara teori dikatakan bahwa banyak efek negatifnya.
Pada sepsis neonatorum terjadi infeksi secara vertikal dari penyakit ibu
atau infeksi yang diderita ibu selama persalinan atau kelahiran. Infeksi pada
awal minggu pertama kehidupan berhubungan dengan mikro-organisme yang
ditularkan dari ibu kepada janin dan memiliki epidemiologi yang berbeda
dengan infeksi yang didapat setelah periode neonatal. Pada beberapa
kasus dilaporkan terjadinya inflamasi membran janin, tali pusat, dan plasenta.
e. Aksesibilitas
Tanda dan gejala masalah kesehatan pada neonates sering kali tidak
kelihatan sehingga anggota keluarga tidak mengetahui bahwa bayinya sedang
dalam keadaan bahaya. keterlambatan dalam memutuskan untuk mencari
pengobatan bahkan setelah tanda dan gejala diketahui, keluarga tidak segera
mencari pengobatan dengan berbagai alasan Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan keterlambatan keluarga dalam mengambil keputusan untuk
mencari pertolongan salah satunya adalah kurang pahamnya keluarga tentang
kegawatan kondisi ibu hamil maupun bayi ketika muncul gejala sehingga
keluarga tetap menganggap ini sebagai masalah yang biasa meskipun ternyata
masalah ini mengancam jiwa bayi.
a. Faktor ibu
- umur ibu
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang berumur <20 tahun lebih dapat terjadi
kelahiran premature, berat badan lahir rendah, disstres janin, cacan bawaan
sehingga menyebabkan kematian neonatal (Manuaba, 2010).
Bayi yang dilahirkan pada umur ibu lebih dari 35 tahun dapat mengalami
kematian karena adaptasi fisiologis ibu terhadap perubahan pada kehamilan
menjadi lebih berat, fisik dan alat reproduksi sudah mengalami kemunduran
meskipun mental dan sosial ekonomi lebih mantap. Usia kehamilan diatas 35
tahun meningkatkan risiko kejadian placenta previa karena pertumbuhan
endometrium kurang subur sehingga menyebabkan komplikasi pada janin dan
menyebabkan kematian neonatal (Manuaba,2010).
- Pendidikan ibu
Ibu yang memiliki pendidikan formal atau informal rendah dapat
mengalami kesulitan dalam menerima informasi kesehatan dan memilih
fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat untuk memeriksakan kehamilan dan
persalinan
- Pekerjaan
Status pekerjaan suami dan istri juga mempengaruhi kondisi kehamilan
dan bisa menyebabkan kematian ibu atau bayi karena berkaitan dengan faktor
sosial ekonomi keluarga. Faktor sosial ekonomi berpengaruh terhadap akses
seorang perempuan dalam mendapatkan pendidikan, gizi yang baik, dan
pelayanan kesehatan yang baik pula. Apabila ketiga akses tersebut tidak dapat
terpenuhi maka meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dan bayi.
- Kunjungan ANC
Pemeriksaan antenatal care (ANC) dilakukan untuk mengetahui keadaan
ibu ataupun janin yang dikandungnya, sehingga dapat melakukan deteksi dini
apabila terjadi komplikasi ataupun masalah pada masa kehamilan, persalinan
ataupun masa nifas (Oktarina, 2017).
- Jarak Kehamilan
Anak yang lahir dengan jarak kelahiran dekat akan menderita kekerdilan
atau kekurangan berat badan, bahkan berdampak pada kematian pada bayi baru
lahir.
b. Faktor bayi
- Jenis kelamin
Bayi laki-laki cenderung lebih rentan terhadap penyakit dibandingkan
dengan bayi perempuan. bayi laki-laki lebih rentan terhadap kejadian lahir
mati atau kematian neonatal (Ima Azizah dan Oktiaworo, 2017).
-Kelainan kongenital
Kelainan kongenital atau cacat bawaan merupakan kelainan yang terlihat
pada saat lahir bukan akibat proses persalinan. Beberapa kelainan kongenital
dapat menyebabkan kematian langsung pada bayi seperti anensefali dan atresia
ani. Sedangkan kelainan kongenital yang tidak langsung menyebabkan
kematian tetapi dapat menyebabkan kecacatan yaitu bibir sumbing,
hidrosefalus, meningoensefalokel, kaki pengkor, fokomelia, dan lain-lain (Ima
Azizah dan Oktiaworo, 2017).
- Sepsis
Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk ke tubuh bayi dari
ibu selama masa kehamilan dan persalinan. Beberapa komplikasi selama
kehamilan yang meningkatkan risiko sepsis pada bayi baru lahir, antara lain:
a) Demam pada ibu selama persalinan.
b) Infeksi pada uterus atau placenta.
c) Ketuban pecah dini
-BBLR
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir /kurang dari 2500
gram. Kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan sangat erat hubunganya
dengan berat badan lahir, hal ini berkaitan dengan pertumbuhan dan
pematangan (maturasi) organ dan alat-alat tubuh belum sempurna, akibatnya
bayi dengan berat badan lahir rendah sering mengalami komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian (Ima Azizah dan Oktiaworo, 2017).
- Asfiksia
Asfiksia merupakan kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur setelah saat lahir, hal tersebut dikarenakan adanya
gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, pada
masa kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir.
-Jenis
-Tipe kelahiran
Variabel tipe kelahiran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kematian balita, kelahiran anak kembar mempunyai kecenderungan 4,598 kali
lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan tipe kelahiran tunggal.
-Tempat tinggal
Pengaruh yang nyata terhadapKematian bayi antara daerah pedesaan dan
perkotaan. Daerah pedesaan mempunyaikecenderungan lebih tinggi untuk
mengalami kematian balita dibandingkan dengan daerah perkotaan. Hal ini
bisa ditelaah lebih jauh tentang ketersediaan fasilitas kesehatan, berapa
banyak pelayanan kesehatan yang ada di daerah tersebut serta jarak atau
jangkauan dari tempat tinggal apakah mudah atau susah dijangkau.
-Usia
Persalinan pertama variabel usia persalinan pertama ibu berpengaruh
secara nyata terhadap statuskematian balita, ibu dengan usia >35 tahunsaat
persalinan pertamanya mempunyaikecenderungan kematian balita 2,411 kali
lebih besar dibandingkan dengan kelompokibu dengan usia 20 – 35 tahun.
Liu et al,2011 menyatakan bahwa semain tua usia perempuan semakin turun
tingkatkesuburannya, dan melahirkan di atas 35tahun meningkatka resiko
terjadinyakomplikasi kehamilan.
- Pendidikan ibu
Bidan sebagai salah satu anggota tim kesehatan berkewajiban untuk ikut
serta dalam upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkatan kualitas
hidup anak Indonesia. Hal ini sesuai dengan kompetensi yang harus di kuasai
seorang bidan berkaitan dengan kesehatan bayi dan balita, terutama berkenaan
dengan bermutu tinggi dan komprehensif pada bayi baru lahir sehat sampai usia 1
bulan dan kompetensi ke 7 yaitu : bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi
dan komprehensif pada bayi dan balita sehat usia 1 bulan sampai 5 tahun.