TENTANG
DISUSUN OLEH:
POSKO 30
TENTANG
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktik
Belajar Lapangan I dan II (PBL I dan II) dan dapat menyelesaikan laporan PBL I
dan II dengan baik. Laporan ini dapat disusun dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan serta dorongan
sebagai bahan masukan untuk kami. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. dr. Diana V. D. Doda, MOHS, PhD, AIFM, sebagai Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.
2. Ahmad Alhaid, S.HI, sebagai Camat Kecamatan Kotabunan.
3. Ahmad A. Damopolii, sebagai Kepala Desa Kotabunan.
4. Irawan Mangkialo, sebagai Kepala Desa Bulawan Dua.
5. Novita Aryanti Hala, S.Kep, Ns, sebagai Kepala Puskesmas.
6. dr. Budi T. Ratag, MPH, sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik dan
Kerjasama.
7. dr. Ribka Elisabeth Wowor, M.Kes, sebagai Wakil Dekan II Bidang
Umum dan Keuangan serta Dosen Penguji PBL I dan II.
8. dr. Ricky C. Sondakh, M.Kes, sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni.
9. Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes, MPH, sebagai Ketua Panitia dan Dosen
Pembimbing Lapangan PBL I dan II.
10. Yulianty Sanggelorang, SKM, MPH, sebagai Sekretaris Panitia PBL I dan
II.
11. dr. Ester C. Musa, M.Gizi, Sp.GK, sebagai Dosen Supervisi selama
pelaksanaan PBL I dan II.
12. Seluruh masyarakat Desa Kotabunan yang telah menerima kami dengan
baik selama pelaksanaan PBL I dan II.
13. Seluruh Orang Tua kami yang membantu dalam doa, dukungan moril dan
dukungan materiil.
ii
Dalam pembuatan laporan ini kami sadar bahwa masih banyak kekurangan
yang terdapat di dalamnya, sehingga saran dan kritikan yang membangun sangat
kami butuhkan guna untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat di dalam isi
laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
penyusun pada khususnya serta pembaca pada umumnya.
Posko 30
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... .ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ..vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... .viii
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan PBL I dan II ........................................ .1
1.2 Maksud Pelaksanaan PBL I dan II .................................................... .2
1.3 Tujuan Pelaksanaan PBL I dan II...................................................... .3
1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan PBL I dan II.................................... .3
1.5 Pengorganisasian Pos Koordinasi (Posko) ........................................ .3
BAB VI PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 44
4.2 Saran................................................................................................. 45
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Nama-nama Pengorganisasian Posko Kordinasi (posko) ........................ .3
Tabel 2. Data Perangkat Pemerintahan Kecamatan Kotabunan. ............................ .7
Tabel 3. Sarana dan Prasarana Tempat Ibadah ...................................................... .8
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................................................ .9
Tabel 5. Sarana Kesehatan ..................................................................................... .9
Tabel 6. Prasarana Kesehatan ................................................................................ .9
Tabel 7. Rincian Jumlah Penduduk Kecamatan Kotabunan Tahun 2019 ............ 10
Tabel 8. Data pemantauan Covid-19 PKM Kotabunan ........................................ 10
Tabel 9. Distribusi Jenis Kelamin, Umur dan Pendidikan Terakhir Responden . 12
Tabel 10. Kepemilikan Asuransi Kesehatan ......................................................... 12
Tabel 11. Topik Tindakan Pencegahan ................................................................. 13
Tabel 12. Topik Pemberdayaan Masyarakat ......................................................... 14
Tabel 13. Topik Kebijakan Pemerintah Desa/Kelurahan ...................................... 15
Tabel 14. Topik Law Enforcement ...................................................................... 17
Tabel 15. Topik Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan .......................... 18
Tabel 16. Topik Kesehatan Lingkungan ............................................................... 19
Tabel 17. Metode USG dalam menentukan prioritas masalah .............................. 29
Tabel 18. Prioritas Masalah yang Diperoleh Berdasarkan Metode USG.............. 31
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Persentase Rumah yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tahun 2019 .. 11
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Struktur ............................................................................................. 48
Lampiran 2. Peta Wilayah ..................................................................................... 50
Lampiran 3. Dokumentasi ..................................................................................... 51
Lampiran 4. Berita Acara ...................................................................................... 59
Lampiran 5. Administrasi Posko 30 ...................................................................... 60
Lampiran 6. Plan Of Action .................................................................................. 63
viii
DAFTAR ISTILAH
1. Advokasi
Bentuk komunikasi persuasif yang bertujuan untuk mempengaruhi pemangku
kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan.
2. Balita
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu
periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari dua sampai
dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60
bulan.
3. Covid-19
Penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2).
4. Critically Assess
Menilai secara kritis.
5. Define
Mendefinisikan.
6. Intervensi
Sebuah tindakan terhadap sebuah permasalahan.
7. KK
Kartu Keluarga adalah Kartu Identitas Keluarga yang memuat data tentang
susunan, hubungan dan jumlah anggota keluarga. Kartu Keluarga wajib
dimiliki oleh setiap keluarga. Kartu ini berisi data lengkap tentang identitas
Kepala Keluarga dan anggota keluarganya.
8. Kontak Erat
Kontak Erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probable atau konfirmasi Covid-19.
9. Kuesioner
Sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi atau dijawab.
10. Observasi
Aktivitas terhadap suatu proses atau objek untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan untuk suatu penelitian.
ix
11. Pamflet
Tulisan yang disertai dengan gambar dan dicantumkan pada selembar kertas di
satu sisi atau kedua sisinya.
12. PBL (Praktek Belajar Lapangan)
Suatu bentuk pengalaman belajar bagi mahasiswa diantara berbagai macam
pemahaman belajar lainnya.
13. PKM
Pelayanan kesehatan masyarakat (PKM).
14. POA (Plan Of Action)
Perencanaan persiapan awal sebelum menuju tindakan.
15. Probable
Probable atau konfirmasi yang bergejala (simptomatik), untuk menemukan
kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum kasus timbul gejala
dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
16. Problem Solving
Menentukan pemecahan masalah-masalah.
17. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
18. Stakeholders
Pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang yang memiliki
kepentingan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tindakan secara
keseluruhan.
19. Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria yaitu orang dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia
yang melaporkan transmisi local. Dan orang dengan salah satu gejala/tanda
ISPA, dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.
x
20. Terkonfirmasi Positif
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 yang dibuktikan
dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi
2, yakni kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik), dan kasus konfirmasi
tanpa gejala (asimptomatik).
21. Time Schedule
Jadwal waktu untuk menyelesaikan masing-masing item pekerjaan atau
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek.
22. USG (Urgent, Seriousness, Growth)
Salah satu alat untuk menyusun urutan masalah prioritas isu yang harus
diselesaikan.
23. UPTD
Unit Pelaksana Teknis Dinas.
24. Usila
Usia lanjut (Usila) adalah kelompok orang dengan umur diatas 60 tahun.
25. Wusu
Wanita Usia Subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun.
.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
tiga prioritas masalah kesehatan yaitu tidak selalu ada sosialisasi/penyuluhan
kesehatan tentang pencegahan Covid-19 secara langsung di wilayah tempat
tinggal, tidak selalau ada keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi pencegahan
Covid-19 di desa/ kelurahan tempat tinggal dan tidak selalu ada teguran atau
sangsi bagi warga masyarakat yang tidak memakai masker. Maka perlu
dilaksanakanya PBL II untuk memecahkan masalah dengan melakukan intervensi
baik fisik maupun nonfisik, adapun program yang dilaksanakan melibatkan
perangkat pemerintah dan masyarakat setempat. Sehingga diharapkan dapat
menggerakan potensi yang ada di masyarakat serta sumber daya yang dimiliki
daerah setempat untuk dapat mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat
terhadap pencegahan dan pengendalian Covid-19 untuk mengoptimalkan status
derajat kesehatan masyarakat di Kecamatan Kotabunan khususnya di Desa
kotabunan dan Desa Bulawan.
2
5. Berkontribusi dalam upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di
Indonesia.
3
Berikut Merupakan nama-nama pengorganisasian posko kordinasi (posko):
Tabel 1. Nama-nama pengorganisasian posko kordinasi (posko)
No. Nama NIM Jabatan
1 Muhammad A. Sineke 18111101034 Koordinator posko
2 Astria Manoppo 18111101085 Sekretaris dan bendahara
3 Sahara Idris 18111101052 Seksi penyusunan laporan,
perlengkapan dan dokumentasi
4 Christina T. Dumgair 18111101012 Seksi analisis, pengolahan data
dan penyuluhan
Aktualisasi dari seluruh kegiatan posko yang telah dilaksanakan baik yang
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota posko maupun secara
individu dicatat dalam buku, dan kelengkapan serta administrasi posko yang
terdiri dari:
1. Struktur Organisasi
2. Jadwal waktu (time schedule) kegiatan posko
3. Daftar hadir posko
4. Daftar hadir supervisi
5. Buku kegiatan harian mahasiswa
6. Buku kegiatan harian posko
7. Buku bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) posko
8. Buku bimbingan dosen pembimbing lapangan (DPL) mahasiswa
9. Buku Tamu
10. Jadwal Piket
4
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI
5
Pertambangan Galian Emas dan diresmikan oleh Gubernur terpilih Bapak E. E.
Mangindaan sesuai SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu Sulut No. 95
Tahun 1995 pada tanggal 25 Maret 1995. (Profil Desa Kotabunan, 2020).
Desa Bulawan adalah sebuah Desa yang mana pada zaman dahulu kala
Desa Bulawan adalah Desa Kotabunan, yang Penduduk Desa ini berasal dari
Kotamobagu. Menurut cerita, orang yang pertama kali menjadi Kepala Desa
(Sangadi) adalah Limbalo-Mokodompit pada tahun 1901, tahun demi tahun
berjalan desa semakin berkembang dan pada masa Pemerintahan sangadi H. T.
Potabuga dan Sekdes S. Lendongan. Pada waktu itu masyarakat bermaksud
membuat pemekaran desa diprakarsai oleh para Tokoh masyarakat dan Tokoh
agama yang pada waktu itu memandang perlu pemekaran mengingat luas
teritorial dan jumlah penduduk sudah memungkinkan untuk dimekarkan, dengan
perjalanan yang cukup panjang dan kendala yang dihadapi cukup banyak
akhirnya pada tahun 1993 Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
mengabulkan keinginan tersebut sehingga terbentuklah desa baru Desa
Kotabunan dimekarkan menjadi dua Desa dengan batas wilayah Sungai Togulu
sebelah Selatan Desa Kotabunan dan Sebelah Utara menjadi Desa Bulawan.
Nama Desa Bulawan diambil dari Bahasa Mongondow yang artinya Emas sebab
sebagian besar pembangunan perumahan penduduk Desa Bulawan adalah dari
hasil Pertambangan Galian Emas dan diresmikan oleh Gubernur terpilih Bapak
E. E. Mangindaan sesuai SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat Satu Sulut No.
95 Tahun 1995 pada tanggal 25 Maret 1995. Pada Tahun 2012, Bulawan
dimekarkan menjadi 3 Desa, yaitu Desa Bulawan yang dipimpin oleh Sangadi
Sulaeman Lendongan sampai dengan sekarang tahun 2017, Bulawan Satu
dipimpin oleh Sangadi Haris Lasambu dan Bulawan Dua dipimpin oleh Naini
Mohamad (Profil Desa Bulawan, 2017).
6
2.1.2 Struktur Pemerintah Kecamatan Kotabunan
Untuk bagan stuktur Pemerintah Kecamatan Kotabunan dapat dilihat pada
lampiran 1. Berikut nama-nama Pemerintah Kecamatan Kotabunan 2020:
Tabel 2. Data Perangkat Pemerintahan Kecamatan Kotabunan
No. Nama Jabatan
1. Ahmad Alheid, S.Hi Camat
2. Lam Paputungan Sekretaris
3. Irawan Mangkialo, S.IP Kepala Sub Bagian Keuangan Umum dan
Kepegawaian
4. Deybi I. Ayuba, SE Kepala Sub Bagian Perencanaan Program
Evaluasi dan Pelaporan
5. Masri Manangin, SH Kepala Seksi Pemerintahan
6. Idris Paputungan, S.Pd Kepala Seksi Pemerintahan dan Ketertiban
7. Jods Prids Kepala Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan
Mokoagow,S.IP Masyarakat
8. Srida Pontoh, S.IP Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan
Pemberdayaan Perempuan
9. Serly R. S. Linu, S.A.P Kepala Seksi Pelayanan Umum
(Sumber: Struktur Organisasi Kecamatan Kotabunan, 2019)
7
ke Ibu Kota Kabupaten ±40 menit. Dan berjarak 200 Km dari Ibukota Propinsi
Sulawesi Utara yaitu Manado. Kecamatan Kotabunan memiliki luas wilayah
159,152 Km2 yang terbagi dalam 15 Desa. (Profil Daerah Kabupaten Boltim,
2019).
2.2.2 Keadaan Demografi Kecamatan Kotabunan
Berdasarkan data sekunder yang berhasil diperoleh, Kecamatan Kotabunan
memiliki jumlah Kepala Keluarga yaitu 2.393 KK dengan jumlah Penduduk
8.288 jiwa yang terbagi menurut jenis kelamin yaitu laki-laki 4340 jiwa dan
perempuan 3948 jiwa serta semua merupakan kwarganegaraan Indonesia.
(Profil Puskesmas Kotabunan, 2019).
8
Tabel 4. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sarana Jumlah
Sekolah Menengah Atas/sederajat 2
Sekolah Menengah Pertama/sederajat 4
Sekolah Dasar 8
Taman Kanak-kanak 10
Total 24
Sarana Jumlah
Dokter umum 5
Dokter gigi 1
Dokter spesialis lainnya 1
Paramedis 13
Bidan 18
Perawat 27
Perawat Gigi 3
Total 68
(Sumber: profil Puskesmas Kotabunan, 2019)
Tabel 6. Prasarana Kesehatan
Prasarana Jumlah
Posyandu 8
Puskesmas 1
Total 9
9
BAB III HASIL PENDATAAN DAN PEMBAHASAN
10
Cakupan Rumah Sehat di wilayah kerja Puskesmas Kotabunan yaitu:
400 371
350 331
300 284
273
244238
250 228
210204
199193
200 183 185182
150
150 129
97.54 96.13 96.98 97.14 98.38
86.00 89.22
100 80.26
50
0
BULAWAN BULAWAN I BULAWAN II KOTABUNAN KOTABUNAN KOTABUNAN PARET TIMUR PARET INDUK
INDUK INDUK BARAT SELATAN
11
Tabel 9. Distribusi Jenis Kelamin, Umur dan Pendidikan Terakhir Responden
12
3.1.2.2 Gambaran Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Dan
Penanggulangan Penyebaran Covid-19
3.1.2.2.1 Topik Tindakan Pencegahan
Tidak selalu
No. Pertanyaan Selalu Total
Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang Pernah
N % n % n % n % n % n %
1. Mencuci 42 47,73 21 23,86 21 23,86 4 4,55 0 0 88 100
tangan dengan
sabun di air
mengalir atau
menggunakan
hand sanitizer
untuk
pencegahan
Covid-19
2. Menggunakan 47 53,41 24 27,27 12 13,64 5 5,68 0 0 88
00 100
masker saat
keluar rumah,
baik pagi,
siang dan
malam hari
3. jarak minimal 30 34,09 15 17,05 31 35,23 10 11,36 2 2,27 88 100
1 meter ketika
berkomunikas
i dengan
orang lain
4. Menghindari 24 27,27 25 28,41 22 25.00 12 13,64 5 5,68 88 100
kerumunan
massa
5. Membuka 54 60,67 16 17,98 12 13,48 4 4,55 2 2,27 88 100
jendela
rumah/kamar
setiap pagi
6. Mengonsumsi 10 11,36 16 18,18
16 41 46,59 19 21,59 2 2,27 88 100
buah setiap
hari
7. Mengonsumsi 35 39,77 26 29,55 23 26,14 4 2,55 0 0 88 100
sayuran
13
8. Mengonsumsi 17 19,32 18 20,45 43 48,86 10 11,36 11,36
0 0 88 100
buah dan juga
sayuran
9. Melakukan 30 34,09 13 14,77 27 30,68 16 18,18 2 2,27 88 100
aktivitas fisik
(menggerakan
tubuh) atau
berolahraga
secara teratur
minimal 30
menit setiap
hari
(sumber: data primer)
Tidak selalu
No. Pertanyaan Selalu Total
Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang Pernah
n % N % n % n % n % n %
1. Dilibatkan 5 5,68 10 11,36 15 17,05 10 11,36 48 54,55 88 100
dalam
sosialisasi
pencegahan
Covid-19 di
desa/ kelurahan
tempat tinggal
2. Berpartisipasi 6 6,82 15 17,05 24 27,27 9 10,23 34 38,64 88 100
dalam
pengambilan
kebijakan
pemerintah
14
setempat terkait
pencegahan
Covid-19
3. kesempatan 5 5,68 13 14,77 13 14,77 15 17,05 42 47,73 88 100
oleh pemerintah
setempat untuk
memberikan
masukan
tentang upaya
pencegahan
Covid-19
didesa/keluraha
n tempat tinggal
4. Dillibatkan 4 4,55 14 15,91 9 10,23 7 7,95 54 61,36 88 100
dalam
pengawasan
alur keluar
masuk warga
diwilayah
kerja/kelurahan
tempat tinggal
(sumber: data primer)
Berdasarkan tabel 12 menunjukan bahwa dari empat pertanyaan yang
terdapat pada topik pemberdayaan masyarakat dengan keseluruhan responden
sebanyak 88 orang yang selalu paling banyak terdapat pada Berpartisipasi
dalam pengambilan kebijakan pemerintah setempat terkait pencegahan Covid-
19 sebanyak 6 responden dengan persentase 6,83% sedangkan yang tidak
selalu paling banyak terdapat pada dillibatkan dalam pengawasan alur keluar
masuk warga diwilayah kerja/kelurahan tempat tinggal sebanyak 84 responden
dengan persentase 95,45%.
3.1.2.2.3 Topik Kebijakan Pemerintah Desa/Kelurahan
Tidak selalu
No. Pertanyaan Selalu Total
Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang Pernah
n % N % n % n % n % n %
1. Melakukan 22 25,00 21 23,86 15 17,05 7 7,95 23 26,14 88 100
sosialisasi (dalam
bentuk
pengumuman/pe
15
nyuluhan atau
distribusi media
informasi dsb)
terkait
pencegahan
COVID-19
2. Melakukan 28 31,82 13 14,77 10 11,36 10 11,36 27 30,68 88 100
pengawasan di
wilayah
perbatasan desa
bagi warga atau
masyarakat luar
yang keluar
masuk
desa/kelurahan
3. Melakukan 23 26,14 15 17,05 7 7,95 9 10,23 34 38,64 88 100
pemeriksaan fisik
berupa tes suhu
tubuh atau
pemakaian
masker warga
yang keluar
masuk
4. Memeriksa 19 21,59 17 19,32 10 11,36 8 9,09 34 38,64 88 100
dokumen berupa
surat keterangan
sehat dari
instansi
kesehatan seperti
puskesmas dari
warga yang
keluar masuk
(Sumber: data primer)
Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa dari empat pertanyaan yang
terdapat pada topik Kebijakan Pemerintah Desa/Kelurahan dengan keseluruhan
responden sebanyak 88 orang yang selalu paling banyak terdapat pada
melakukan pengawasan di wilayah perbatasan desa bagi warga atau masyarakat
luar yang keluar masuk desa/kelurahan sebanyak 28 responden dengan
persentase 31,82% sedangkan yang tidak selalu paling banyak terdapat pada
Memeriksa dokumen berupa surat keterangan sehat dari instansi kesehatan
seperti puskesmas dari warga yang keluar masuk sebanyak 69 responden
dengan persentase 78,41%.
3.1.2.2.4 Topik Law Enforcement
17
Memberikan teguran atau sangsi bagi warga masyarakat yang tidak memakai
masker sebanyak 74 responden dengan persentase 84,09%.
3.1.2.2.5 Topik Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan
Berdasarkan kuesioner yang telah dijalankan pada topik Pelayanan Kesehatan
oleh Petugas Kesehatan di dapatkan data sebagai berikut:
Tabel 15. Topik Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan
Tidak selalu
No. Pertanyaan Selalu Total
Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang Pernah
n % n % n % N % n % n %
1. Melakukan 15 17,05 1 20,45 14 15,91 10 11,24 31 35,23 88 100
sosialisasi/peny
uluhan
kesehatan
tentang
pencegahan
Covid-19
secara
langsung di
lapangan/wilay
ah tempat
tinggal
2. Memberikan 26 29,55 16 18,18 15 17,05 6 6, 82 25 28,41 88 100
edukasi
/informasi
lewat media
online seperti
media
sosial,website
puskesmas/din
as kesehatan
ataupun dalam
bentuk
poster/brosur/le
aflet/flyer/benn
er
3. Melakukan 4 4,55 8 9,09 22 25,00 21 23,86 33 37,50 88 100
pendataan atau
tugas lainnya
(selain
sosialisasi/peny
uluhan) terkait
Covid-19
18
(sumber: data primer)
Berdasarkan tabel 15 menunjukan bahwa dari tiga pertanyaan yang
terdapat pada topik Pelayanan Kesehatan oleh Petugas Kesehatan dengan
keseluruhan responden sebanyak 88 orang yang selalu paling banyak terdapat
pada Memberikan edukasi /informasi lewat media online seperti media
sosial,website puskesmas/dinas kesehatan ataupun dalam bentuk
poster/brosur/leaflet/flyer/benner sebanyak 26 responden dengan persentase
29,55% sedangkan yang tidak selalu paling banyak terdapat pada Melakukan
pendataan atau tugas lainnya (selain sosialisasi/penyuluhan) terkait Covid-19
sebanyak 84 responden dengan persentase 95,45.
3.1.2.2.6 Topik Kesehatan Lingkungan
Tidak selalu
N Pertanyaan Selalu Total
o. Sering Kadang- Jarang Tidak
kadang Pernah
n % N % n % n % n % n %
1. Disediakan 30 34,09 8 9,09 17 19,32 7 7,95 26 29,55 88 100
sarana
mencuci
tangan yang
dilengkapi
sabun
dilingkungan
oleeh
pemerintah
setempat
2. Rumah 49 55,68 22 25,00 9 10,23 5 5,68 3 3,41 88 100
memiliki
ventilasi yang
memadai
3. Bisa dengan 45 51,14 17 19,32 20 22,73 4 4,55 2 2,27 88 100
mudah
memebeli
masker
4. Warga di 10 11,36 11 12,50 32 36,36 17 19,32 18 20,45 88 100
desa/keluraha
n
melaksananka
19
n acara
kegiatan yang
menghimpun
massa lebih
dari 30 orang
5. Warga 17 19,32 15 17,05 32 36,36 10 11,36 14 15,91 88 100
didesa/kelura
han
berkumpul
tanpa
memperhatika
n jarak
6. Warga di 6 6, 82 15 17,05 35 39,77 19 21,59 13 14,77 88 100
desa/keluraha
n berkumpul
tanpa
menggunakan
masker
dengan benar
21
BAB IV IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
22
e. Berdasarkan tabel 16 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 34
responden yang tidak selalu membuka jendela rumah/kamar setiap pagi
dengan persentase 39,33% dibandingkan dengan yang selalu membuka
jendela rumah/kamar setiap pagi sebanyak 54 responden dengan
persentase 60,67%.
f. Berdasarkan tabel 17 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 78
responden yang tidak selalu mengkonsumsi buah setiap hari dengan
persentase 88,64% dibandingkan dengan yang selalu mengkonsumsi
buah setiap hari sebanyak 10 responden dengan persentase 11,36%.
g. Berdasarkan tabel 18 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 53
responden yang tidak selalu mengkonsumsi sayuran setiap hari dengan
persentase 60,23% dibandingkan dengan yang selalu mengkonsumsi
sayuran setiap hari sebanyak 35 responden dengan persentase 39,77%.
h. Berdasarkan tabel 19 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 71
responden yang tidak selalu mengkonsumsi buah dan sayur (kedua-
duanya) setiap hari dengan persentase 80,68% dibandingkan dengan
yang selalu engkonsumsi buah dan sayur (kedua-duanya) setiap hari
sebanyak 17 responden dengan persentase 19,32%
i. Berdasarkan tabel 20 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 58
responden yang tidak selalu melakukan aktivitas fisik (menggerakkan
tubuh) atau berolahraga secara teratur minimal 30 menit dengan
persentase 65,91% dibandingkan dengan yang selalu melakukan
aktivitas fisik (menggerakkan tubuh) atau berolahraga secara teratur
minimal 30 menit sebanyak 30 responden dengan persentase 34,09%.
23
b. Berdasarkan tabel 21 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 82
responden yang tidak selalu berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan
pemerintah setempat terkait pencegahan Covid-19 dengan persentase
93,18% dibandingkan dengan yang selalu berpartisipasi dalam
pengambilan kebijakan pemerintah setempat terkait pencegahan Covid-
19 yaitu 6 responden dengan persentase 6,82%.
c. Berdasarkan tabel 22 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 83
responden yang tidak selalu diberikan kesempatan oleh pemerintah
setempat untuk memberikan masukan tentang upaya pencegahan Covid-
19 didesa/kelurahan tempat tinggal dengan persentase 94,32%
dibandingkan dengan yang selalu diberikan kesempatan oleh pemerintah
setempat untuk memberikan masukan tentang upaya pencegahan Covid-
19 didesa/kelurahan tempat tinggal yaitu 5 responden dengan persentase
5,68%.
d. Berdasarkan tabel 23 dari 88 responden menunjukan bahwa terdapat 84
responden yang tidak selalu dillibatkan dalam pengawasan alur keluar
masuk warga diwilayah kerja/kelurahan tempat tinggal dengan
persentase 95,45% dibandingkan dengan yang selalu dillibatkan dalam
pengawasan alur keluar masuk warga diwilayah kerja/kelurahan tempat
tinggal yaitu 4 responden dengan persentase 4,55%.
26
poster/brosur/leaflet/flyer/benner oleh petugas kesehatan yaitu 62
responden dengan persentase 70,45%.
c. Berdasarkan table 34, ada 84 responden yang selalu terlibat dalam
pendataan atau tugas lainnya (selain sosialisasi/penyuluhan) terkait
Covid-19 yang dilakukan oleh petugas kesehatan dengan persentase
95,45% dibanding dengan yang tidak selalu terlibat dalam pendataan
atau tugas lainnya (selain sosialisasi/penyuluhan) terkait Covid-19 yang
dilakukan oleh petugas kesehatan yaitu 4 responden dengan persentase
4,55%.
1. Urgency:
Berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
2. Seriousness:
Berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap
organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
28
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa
manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah
tersebut.
3. Growth:
Berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang
masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu
masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut
Untuk mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah
prioritas, maka perlu menetapkan kriteria untuk masing-masing unsur
USG tersebut. Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya
penggunaan skor skala 1 -5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius, atau
pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk
masingmasing unsur tersebut.
Tabel 17. Metode USG dalam menentukan prioritas masalah
No Masalah U S G Total Ket
1 Tidak selalu ada 5 5 5 15 I
sosialisasi/penyuluhan
kesehatan tentang pencegahan
Covid-19 secara langsung di
wilayah tempat tinggal
2 Tidak selalu ada keterlibatan 4 5 5 14 II
masyarakat dalam sosialisasi
pencegahan Covid-19 di desa/
kelurahan tempat tinggal
3 Tidak selalu ada teguran atau 5 5 3 13 III
sangsi bagi warga masyarakat
yang tidak memakai masker
29
4 Tidak selalu ada kesempatan 3 4 4 11 IV
oleh pemerintah kepada
masyarakat untuk
memberikan masukan
tentang upaya pencegahan
Covid-19 didesa tempat
tinggal
5 Tidak selalu ada pengawasan 4 4 2 10 V
oleh aparat desa di wilayah
perbatasan desa bagi warga
atau masyarakat luar yang
keluar masuk desa/kelurahan
6 Tidak selalu ada larangan atau 3 3 3 9 VI
sangsi keluar rumah oleh
aparat desa bagi masyarakat
yang menunjukan gejala
Covid-19
7 Tidak selalu ada partisipasi 2 3 3 8 VII
masyarakat dalam
pengambilan kebijakan
pemerintah setempat terkait
pencegahan Covid-19
8 Tidak selalu ada pendataan 2 3 2 7 VIII
atau tugas lainnya (selain
sosialisasi/penyuluhan) oleh
petugas kesehatan terkait
Covid-19
9 Tidak selalu ada pemeriksaan 2 2 2 6 IX
dokumen oleh aparat desa
berupa surat keterangan sehat
dari instansi kesehatan seperti
puskesmas dari warga yang
30
10 Tidak selalu ada pemeriksaan 2 1 2 5 X
fisik oleh aparat desa berupa
tes suhu tubuh atau
pemakaian masker warga
yang keluar masuk
11 Tidak selalu ada keterlibatan 1 2 1 4 XI
masyarakat dalam
pengawasan alur keluar
masuk warga diwilayah
kerja/kelurahan tempat tinggal
12 Tidak selalu ada tidak 1 1 1 3 XII
mengizinkan warga yang baru
bepergian keluar daerah
masuk ke desa/kelurahan
31
3 Tidak selalu ada teguran atau 13 III
sangsi bagi warga masyarakat
yang tidak memakai masker
32
4.5 Tinjauan Teoritis
4.5.1 Sosialisasi/penyuluhan kesehatan tentang pencegahan Covid-19
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), yaitu Covid-19 merupakan penyakit
yang tingkat penularannya cukup tinggi, sehingga perlu dilakukan upaya
perlindungan kesehatan masyarakat dalam pencegahan penyebaran Covid-19
yang lebih luas
33
g. Hindari kontak tangan dengan orang lain serta tidak bersalaman
h. Gunakan uang elektronik ketika akan bertransaksi
i. Pastikan untuk selalu melindungi anggota keluarga dirumah dari
ancaman virus yang kemungkinan kita bawah dari luar rumah dengan
langsung mandi dan berganti pakaian bersih setibanya dirumah
34
e. Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
f. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik
minimal 30 menit sehari, istirahat yang cukup termasuk pemanfaatan
kesehatan tradisional. Pemanfaatan kesehatan tradisional, salah satunya
dilakukan dengan melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional
melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA) dan akupresur,
yang meliputi;
1) Cara kesehatan tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh
2) Cara kesehatan tradisional untuk meningkatkan nafsu makan
3) Cara kesehatan tradisional untuk mengatasi susah tidur
4) Cara kesehatan tradisional untuk mengatasi stress
5) Cara kesehatan tradisional untuk mengurangi keinginan merokok
6) Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol
7) Mengelola kesehatan jiwa dan psikososial
8) Apabila sakit menerapkan etika batuk dan bersin. Jika berlanjut
segera berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan.
9) Menerapkan adaptasi kebiasaan baru dengan melaksanakan protocol
kesehatan dalam setiap aktivitas.
4. Unsur penanganan secara cepat dan efektif (respond)
Melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya penyebaran yang lebih
luas, antara lain berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat atau
fasyankes untuk melakukan pelacakan kontak erat, pemeriksaan
laboratorium serta penanganan lain sesuai kebutuhan. Penanganan kesehatan
masyarakat terkait respond adanya kasus Covid-19 meliputi:
a. Pembatasan Fisik dan Pembatasan Sosial
Pembatasan fisik harus diterapkan oleh setiap individu. Pembatasan fisik
merupakan kegiatan jaga jarak fisik (physical distancing) antar individu
yang dilakukan dengan cara:
35
1) Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jaga
jarak minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan
berciuman
2) Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan
angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika
berpergian
3) Bekerja dari rumah (Work from Home), jika memungkinkan dan
kantor memberlakukan ini
4) Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
5) Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-
tempat wisata
6) Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk
berkunjung/bersilaturahmi/mengunjungi orang sakit/melahirkan tatap
muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi mereka dengan
telepon, internet, dan media social
7) Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter
atau fasilitas lainnya
8) Jika anda sakit, dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika
anda tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi
langsung dengan mereka dan pakai masker kain meski di dalam
rumah
9) Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain bersama
keluarganya sendiri di rumah
10) Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah
11) Jika terpaksa keluar harus menggunakan masker kain
12) Membersihkan /disinfeksi rumah, tempat usaha, tempat kerja, tempat
ibadah, kendaraan dan tempat tempat umum secara berkala
13) Dalam adaptasi kebiasaan baru, maka membatasi jumlah pengunjung
dan waktu kunjungan, cek suhu pengunjung, menyediakan tempat
cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, pengecekan masker dan
desinfeksi secara berkala untuk mall dan tempat tempat umum
lainnya
36
14) Memakai pelindung wajah dan masker kepada para
petugas/pedagang yang berinteraksi dengan banyak orang
b. Penerapan Etika Batuk dan Bersin
Menerapkan etika batuk dan bersin meliputi:
1) Jika memiliki gejala batuk bersin, pakailah masker medis. Gunakan
masker dengan tepat, tidak membuka tutup masker dan tidak
menyentuh permukaan masker. Bila tanpa sengaja menyentuh segera
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan
pembersih tangan berbasis alcohol
2) Jika tidak memiliki masker, saat batuk dan bersin gunakan tisu lalu
langsung buang tisu ke tempat sampah tertutup dan segera cuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan pembersih
tangan berbasis alcohol
3) Jika tidak ada tisu, saat batuk dan bersin tutupi dengan lengan atas
bagian dalam
4.5.3. Teguran atau sanksi bagi masyarakat yang tidak memakai masker
Berdasarkan Instruksi Presiden atau Inpres no.6 tahun 2020 tentang peningkatan
disiplin dan penegakan hukum protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian corona virus disease 2019 maka perlu adanya sanksi dan
kewajiban mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian
Corona Virus Disease 2O19 (Covid-I9) dikenakan kepada perorangan, pelaku
usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat darr fasilitas
umum.
Sanksi terhadap pelanggaran penerapan protokol kesehatan dalam
pencegahan dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang
dilakukan oleh perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau
penanggung jawab tempat dan fasilitas umum. Sanksi dimaksud berupa:
a. teguran lisan atau teguran tertulis;
b. kerja sosial;
c. denda administratif; atau
d. penghentian atau penutupan sementara penyelenggaraan usaha.
38
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini berupa tokohtokoh masyarakat
(formal dan informal) yang umumnya berperan sebagai narasumber (opinion
leader), atau penentu kebijakan (norma) atau penyandang dana. Juga berupa
kelompok-kelompok dalam masyarakat dan media massa yang dapat berperan
dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan dorongan (pressure) bagi
terciptanya PHBS masyarakat. Advokasi merupakan upaya untuk
menyukseskan bina suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan PHBS
secara umum.
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui
advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi
umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari
adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan
masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu
alternatif pemecahan masalah dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat dan
tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu:
a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi
b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah
c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah
d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based
e. Dikemas secara menarik dan jelas
f. Sesuai dengan waktu yang tersedia
Sebagaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi juga akan lebih
efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan. Yaitu dengan membentuk
jejaring advokasi atau forum kerjasama. Dengan kerjasama, melalui pembagian
tugas dan saling-dukung, maka sasaran advokasi akan dapat diarahkan untuk
sampai kepada tujuan yang diharapkan. Sebagai konsekuensinya, metode dan
media advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehingga kerjasama dapat
berjalan baik.
39
BAB V HASIL KEGIATAN INTERVENSI
40
lisan maupun tulisan. Dengan didukung Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor
44 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat
Produktif dan Aman Corona Virus Disease dengan pencegahan penularan
COVID-19 yang dapat dilakukan seperti pemasangan spanduk, poster, banner,
whatsapp/sms blast, dan lain sebagainya. Dengan adannya penyuluhan tersebut
diharapkan dapat mengubah perilakun masyarakat untuk melakukan pola hidup
sehat dan bersih, mendapat informasi yang benar terkait virus Corona serta
bersama-sama memutus rantai penyebaran virus tersebut. Agar masyarakat
dapat hidup kembali normal, roda ekonomi tetap berjalan dan dapat hidup
sejahtera.
5.2.2 Advokasi
Advokasi yang dilakukan kepada pemerintah desa kotabunan dan kepada pihak
kepolisian di polsek urban kotabunan dikarenakan dibutuhkan ketegasan dari
pemerintah yang bekerjasama dengan pihak kepolisian terhadap kebijakan atau
sanksi yang dibuat kepada masyarakat yang tidak memakai masker saat keluar
rumah berdasarkan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2020 yang mengatur tentang
sanksi terhadap pelanggar protokol kesehatan. Dalam Inpres tersebut, protokol
kesehatan yang diatur termasuk perlindungan kesehatan individu. Dimana poin
pertama menyebut penggunaan masker. "Menggunakan alat pelindung diri
berupa masker yang menutupi hidup dan mulut hingga dagu, jika harus keluar
rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahui status
kesehatannya," tulis Inpres tersebut. Sanksi dapat diberikan kepada perorangan,
pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab tempat dan
fasilitas umum jika didapati melanggar protokol kesehatan.
Advokasi dan pemberdayaan merupakan isu yang tidak lepas dari konteks
pengembangan wilayah, dalam advokasi dan pemberdayaan, komunitas
masyarakat menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Advokasi dapat
diartikan sebagai pembelaan atau kegiatan pembelaan kasus di pengadilan.
Dalam konteks pemberdayaan masyarakat miskin, advokasi tidak hanya berarti
mebela orang miskin, tetapi juga bersama-sama dengan mereka melakukan
upaya-upaya perubahan sosial secara sistematis dan strategis (Suharto, 2006).
41
Advokasi dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu advokasi kasus (case
advocacy) dan advokasi kelas (class advocacy) (Sheafor, Horejsi dan Horejsi,
2000; DuBois dan Miley, 2005 dalam Suharto 2006). Advokasi kasus ialah
kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk membantu klien dalam
mencapai hak-haknya, baik itu berupa sumber atau pelayanan sosial. Untuk itu,
advokasi ini sering disebut sebagai advokasi klien. Sedangkan advokasi kelas
adalah kegiatan yang dilakukan atas nama kelas atau sekelompok orang untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak warga. Fokus dalam advokasi ini adalah
memengaruhi kebijakan publik maupun melakukan perubahan hukum pada
tingkat lokal maupun nasional.
5.2.3 Pemberdayaan
Sementara itu, pemberdayaan didefinisikan sebagai proses dalam membantu
individu, keluarga, sekelompok orang, organisasi, dan komunitas untuk
meningkatkan kekuatan interpersonal, personal, politik, dan sosial ekonomi
sehingga mereka dapat meningkatkam keadaan atau kondisi hidupnya (Zastrow,
2015).
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat merupakan
bagian yang sangat penting dan bahkan dapat dikatakan sebagai ujung tombak.
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga
atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi
mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice). Oleh sebab itu, sesuai dengan sasaran (klien)nya
dapat dibedakan adanya (a) pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarga
dan (c) pemberdayaan kelompok/masyarakat.
Dalam mengupayakan agar klien tahu dan sadar, kuncinya terletak pada
keberhasilan membuat klien tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya
Diare) adalah masalah baginya dan bagi masyarakatnya. Sepanjang klien yang
bersangkutan belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan
masalah, maka klien tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apa pun
lebih lanjut. Saat klien telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka
42
kepadanya harus diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang
bersangkutan.
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan
fakta-fakta dan mendramatisasi masalah. Tetapi selain itu juga dengan
mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau diatasi. Di
sini dapat dikemukakan fakta yang berkaitan dengan para tokoh masyarakat
sebagai panutan (misalnya tentang seorang tokoh agama yang dia sendiri dan
keluarganya tak pernah terserang Diare karena perilaku yang dipraktikkannya).
43
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi lapangan pengambilan data sekunder dan data primer,
maka dapat disimpulkan beberapat hal sebagai berikut :
1. Dimasa pandemi saat ini masalah kesehatan masyarakat yang paling besar
adalah Covid-19 yang kasus positifnnya semakin bertambah setiap hari, maka
protokol pencegahan dan pengendalian Covid-19 di Kecamatan Kotabunan
khususnnya Desa Kotabunan dan Desa Bulawan harus dilaksanakan sesuai
dengan arahan dari pemerintah.
2. Berdasarkan penentuan proritas masalah dengan menggunakan metode USG
maka diperoleh tiga prioritas masalah yang didapat dari PBL I yaitu :
a. Tidak selalu ada sosialisasi/penyuluhan kesehatan tentang pencegahan
Covid-19 secara langsung di wilayah tempat tinggal.
b. Tidak selalau ada keterlibatan masyarakat dalam sosialisasi pencegahan
Covid-19 di desa/ kelurahan tempat tinggal.
c. Tidak selalu ada teguran atau sanksi bagi masyarakat yang tidak memakai
masker.
3. Program intervensi yang telah dilakukan pada PBL II di kecamata kotabunan
khususnya di desa kotabunan dan bulawan yaitu :
a. Pelaksanaan program fisik yaitu: pemasangan 3 baliho tentang adaptasi
kebiasaan baru, pembuatan tempat cuci tangan yang diletakan di depan
rumah salah satu responden dan pembagian masker kepada responden.
b. Pelaksanaan program non fisik yaitu : penyuluhan mengenai adaptasi
kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19 menggunakan corong/pengeras
suara yang ada di desa, sosialisasi tentang pencegahan dan pengendalian
covid-19 di ibadah pemuda jemaat musafir kotabunan, penyuluhan online
dalam bentuk video dan pamflet menganai pencegahan dan pengendalian
Covid-19, advokasi berupa komunikasi dengan pemerintah desa kotabunan
dan advokasi berupa komunikasi dengan pihak kepolisian di Polsek Urban
Kotabunan.
44
6.2 Saran
1. Rekomendasi terkait dengan hasil
a. Pemerintah melakukan sosialisasi/penyuluhan kepada masyarakat.
b. Masyarakat terlibat dalam sosialisasi/penyuluhan.
c. Adanya sanksi atau teguran dari pemerintah bagi masyarakat yang
keluar rumah tidak menggunakan masker.
2. Rekomendasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki daerah tempat PBL
yaitu jaringan yang lebih memadai, diaktifkannya kembali pos jaga covid-
19 di setiap desa.
3. Rekomendasi tentang hal-hal yang perlu diperbaiki oleh program studi
yang dirasakan sebagai kelemahan yang berkontribusi pada keterbatasan
mahasiswa saat PBL yaitu surat yang dikeluarkan pada saat PBL I dan II
yang sebaiknya dikeluarkan sebelum pelepasan PBL I dan II.
45
DAFTAR PUSTAKA
46
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas . (online).
(http://www.bphn.go.id/data/documents/16pmkes044.pdf di akses 12
september)
47
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur
Struktur Organisasi Posko 30 Puskesmas Kotabunan
Bolaang Mongondow Timur
KOORDINATOR POSKO
Muhammad Azrulliansyah Sineke
18111101034
48
Struktur Pemerintah Kecamatan Kotabunan
CAMAT
JABATAN FUNGSIONAL
SEKRETARIS
KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI
PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PELAYANAN
PEMERINTAHAN PEMBERDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
PEMERINTAHAN UMUM
MASYARAKAT PEREMPUAN
49
Lampiran 2. Peta Wilayah
Lampiran 3. Dokumentasi
51
Pengambilan data sekunder di Puskesmas Kotabunan
52
Pengambilan data sekunder di Kantor Desa Kotabunan
53
Gambar 6. Penyuluhan di tempat Ibadah
54
Gambar 8. Pemasangan baliho di Kantor Desa Kotabunan
55
Penyuluhan melalui pengeras suara
56
Advokasi kepada pemerintah
57
Supervisi posko 30 via zoom meeting
58
Lampiran 4. Berita Acara
Berita Acara Pelaksanaan Penyuluhan Melalui Pengeras Suara
59
Lampiran 5. Administrasi Posko 30
Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing Lapangan
60
Catatan Harian Kegiatan Posko 30
Absen Posko 30
61
Jadwal Piket Posko 30
Time schedule
62
Lampiran 6. Plan Of Action
63