Anda di halaman 1dari 23

SURVEILANS PENYAKIT DIARE DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULILI


TAHUN 2021

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

SARMIN R.BUTUDOKA 115 018 036


NURUL RIZKI 115 018B 034
EVU DEWY SUFRIYANI 115 020 009
JUWITA HALE 115 018 019
MOH.SAHLAN 115 018 027
LATAR BELAKANG
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT), studi mortalitas dan riset
kesehatan dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab
utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah
tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk
menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat.
Departemen Kesehatan menerapkan strategi kerja yaitu : menggerakan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, meningkatkan system surveilans,
monitoring dan informasi kesehatan, serta meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Namun, strategi surveilans belum berjalan dengan baik sehingga diperlukan banyak
perbaikan agar tercapainya system surveilans yang efektif di Indonesia.
• Menurut WHO, Penyakit diare adalah penyebab utama kematian kedua pada anak
di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab untuk membunuh sekitar 525.000
anak setiap tahun.
• Di Indonesia menurut KEMENKES RI 2018, penyakit diare merupakan penyakit
endemis dan juga merupakan penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa
(KLB) disertai dengan kematian. Pada tahun 2018 terjadi 10 kali KLB yang
tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota dengan jumlah penderita 756 orang dan
kematian 36 orang (CFR 4,76%). Angka kematian (CFR) diharapkan <1%, saat
KLB angka CFR masih cukup tinggi (>1%), sedangkan pada tahun2018 CFR
Diare mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 yaitu menjadi 4,76%.
• Di Sulawesi Tengah menurut Profil Dinkes Sulteng 2019 Cakupan pelayanan
penderita diare semua umur selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun 2015 -
2019 cenderung menurun dan belum mencapai target. Capaian cakupan kasus
diare dilayani tahun 2018 untuk semua umur dilayani sebesar 73,48 % menurun
menjadi 64,16% pada tahun 2019.
• Di wilayah kerja Puskesmas Bulili, penyakit menular juga masih menjadi
masalah. Untuk kejadian penyakit diare, sepanjang tahun 2020 dengan jumlah
195 kasus. angka kejadian diare tidak pernah hilang dari data surveilans
Puskesmas Bulili.
TINJAUAN PUSTAKA
1.Tinjauan Umum Tentang Penyakit Diare
a. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali/lebih dalam sehari).
b. Jenis Diare
Berdasarkan lama sakit :
 Diare Akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (pada umumnya
kurang dari 7 hari). Akibat diare akut dapat terjadi dehidrasi yang merupakan
penyebab utama kematian.
 Diare kronik/persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara
terus menerus yang dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.
c.Penyebab Diare
• Infeksi (bakteri ,virus,dan parasit)
• Keracunan Bahan kimia
• Alergi makanan dan obat
d. Pencegahan Dan Penanggulangan Diare
Sebagian besar kasus diare terjadi karena infeksi virus dan bakteri. Jadi, cara
terbaik untuk mencegah diare adalah menjaga kebersihan diri dan makanan yang
akan kita konsumsi. Berikut tips agar terhindar dari diare:
 selalu cuci tangan sebelum makan, setelah menyentuh atau bersentuhan dengan
hewan, dan setelah ke kamar mandi
 cuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik
 berhati-hatilah saat bepergian ke negara lain - jangan minum air atau makan
makanan segar kecuali sudah terjamin kebersihannya.
 jauhkan semua makanan yang berpotensi terkontaminasi, seperti daging
mentah, dari makanan lain
 cuci semua buah dan sayuran sebelum dimasak atau dimakan
 pastikan semua makanan sudah dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi
hindari mengonsumsi telur mentah
2. Tinjauan Tentang Surveilans
a. Pengertian Surveilans
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan atau penularan penyakit/masalah kesehatan.agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses
pengumpulan data,pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi.
b.Gambaran komponen surveilans
1) Kegiatan pokok surveilans puskesmas
 Pengumpulan data
 Tabulasi dan analisis data
 Penyebarluasan hasil dan informasi

2) Sumber data surveilans puskesmas


 Laporan (Kematian,Kesakitan,Laboratorium,Kejadian Luar Biasa/Wabah,Kasus
individu dan Laporan penelitian (eksperimen atau observasi)
 Survei khusus terhadap penyakit tertentu atau screening
 Laporan vektor binatang (reservoir)
 Data lingkungan (sanitasi, geografi termasuk curah hujan, ketinggian)
 Data penduduk (termasuk social budaya, komposisi umur, dll)
3) Peran dan mekanisme kerja surveilans terpadu (STP) di puskesmas
 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Unit surveilans Puskesmas mengumpulkan dan mengolah data STP Puskesmas


harian bersumber dari register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan puskesmas
dan kader kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data tersebut dimanfaatkan
untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak lanjut serta distribusi data.
 Analisis serta rekomendasi tindak lanjut

Unit surveilans Puskesmas melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit


potensial KLB di daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan grafik
kecenderungan penyakit mingguan, kemudian menginformasikan hasilnya kepada
Kepala Puskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah setempat (PWS) atau
sistem kewaspadaan dini penyakit potensial KLB di Puskesmas. Apabila
ditemukan adanya kecenderungan peningkatan jumlah penderita penyakit potensial
KLB tertentu, maka Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi dan
menginformasikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
 Umpan Balik
Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan absensi laporan
dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu di daerah kerjanya.
 Laporan

Setiap minggu Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana formulir PWS KLB. Setiap bulan,
Puskesmas mengirim data STP Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan jenis penyakit dan variabelnya sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data
PWS penyakit potensial KLB dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data unit
pelayanan kesehatan bukan puskesmas dan data kader kesehatan. Setiap minggu,
Unit Pelayanan bukan Puskesmas mengirim data PWS penyakit potensial KLB ke
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
HASIL
1.Gambaran umum wilayah
a. Letak Geografis
Puskesmas Bulili terletak di kelurahan birobuli selatan .kecamatan palu selatan
dengan jarak tempuh dari pusat kota palu sejauh ± 6 Km dan jarak dari pusat
kecamatan sejauh 2 Km.memiliki luas wilayah 14.15 Km2 dan secara
administrative pemerintahan terdiri 2 kelurahan, 15 RW dan 56 RT. Dengan batas-
batas wilayah sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Kelurahan Birobuli Utara
 Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Desa Mpanau Dan Desa Kalukubula
 Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Kelurahan Tinggede
 Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Kecamatan Desa Ngatabaru

b. Keadaan Suhu dan Kelembaban Udara


Secara umum suhu dan kelembaban rata-rata di wilayah kerja UPTD Urusan
Puseksmas Kamonji secara umum berkisar antara 20-30 derajat celcius untuk
daratan tinggi dan 26-32 derajat untuk daratan rendah dengan kelembaban udara
berkisar antara 68%-81%
c. Pertumbuhan Penduduk
Pada tahun 2019 jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas
Bulili berjumlah 22.439 jiwa.berdasarkan data dari BPS terjadi
peningkatan jumlah penduduk sebanyak 1,07 % dari tahun 2017 di
mana jumlah rumah tangga sebanyak 3.775 dengan rata-rata jiwa per
rumah tangga 5,19 jiwa dengan kepadatan penduduk sebanyak 1.580
jiwa per Km2.
d. Akses dan mutu pelayanan kesehatan
Pada tahun 2019 puskesmas bulili memiliki cakupan kunjungan
rawat jalan sebanyak 40.374 jiwa.dengan jumlah laki-laki 17.942
jiwa dan perempuan 22.432 jiwa, sedangkan cakupan kunjungan
rawat inap 46 jiwa dengan jumlah pasien laki-laki 17 jiwa dan
perempuan 29 jiwa.
2. Gambaran Epidemiologi Tentang Diare
a. Distribusi Penyakit Diare menurut variabel orang

104
102
100
98
96
94
92
90
88
laki-laki perempuan

(Data sekunder ,2020)

Dari tabel di atas Penyakit Diare Berdasarkan Jenis Kelamin Di Puskesmas


Bulili Tahun 2020 berjumlah 195 jiwa yang terdiri dari 102 jiwa (52,3% ) terjadi
pada Laki-laki dan 93 jiwa (47,7%) terjadi pada perempuan.
70
60
50
40
30
20
10
0

(Data sekunder ,2020)

Dari tabel diatas Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Golongan Umur


Di Puskesmas Bulili Tahun 2020,kasus tertinggi pada umur 20-44 tahun yakni
59 kasus (30,2%) dan yang kasus paling rendah pada umur 10-14 tahun yakni
0 kasus (0%)
b.Distribusi Penyakit Diare menurut variabel waktu
40
35
30
25
20
15
10
5
0

(Data sekunder ,2020)

Dari data diatas Distribusi Penyakit Diare perbulan Di Puskesmas Bulili


Tahun 2020,kasus tertinggi pada bulan maret yakni 36 kasus (18,5%) dan yang
kasus paling rendah pada bulan oktober dan November yakni 6 kasus (3,1%)
 
b.Distribusi Penyakit Diare menurut variabel waktu

1200

1000

800

600

400

200

0
2017 2018 2019 2020

(Data sekunder ,2020)

Dari data diatas Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan Tahun Puskesmas


Bulili Dari Tahun 2017-2020,kasus tertinggi pada tahun 2018 yakni 1.031 kasus
(46,3%) dan yang kasus paling rendah pada tahun 2020 yakni 195 kasus (8,7%)
b.Distribusi Penyakit Diare menurut variabel tempat

78 kasus (40%)
birobuli selatan
117 kasus (60%) petobo

(Data sekunder ,2020)


Dari data diatas Distribusi Penyakit Diare Berdasarkan kelurahan
Puskesmas Bulili Tahun 2020,kasus tertinggi terjadi di kelurahan birobuli selatan
yakni 117 kasus (60%) dan yang kasus paling rendah terjadi di kelurahan petobo
yakni 78 kasus (40%)
Data surveilans penyakit puskesmas Bulili tahun 2020
NO JENS PENYAKIT JENIS KELAMIN TOTAL

L P

1 DIARE 102 93 195

2 DIARE BERDARAH 6 7 13

3 TIFUS PERUT KLINIS 9 6 15

4 TBC PARU BTA (+) 12 6 18

5 TERSANGKA TBC PARU 41 37 78

6 KUSTA MB 5 5 10

7 MALARIA KLINIS 1  2 3

8 DEMAM BERDARAH DENGUE 9 6 15

9 PNEUMONIA 10 6 16

10 HIPERTENSI 23 19 42

11 DIABETES MELITUS 3 6 9

(Data sekunder,2020)
PEMBAHASAN
Dari hasil surveilans yang ada di Puskesmas Kamonji Tahun 2020 terdapat 11
kasus penyakit. kasus yang paling tinggi adalah kejadian diare yaitu sebanyak 195
kasus terjadi pada 102 jiwa (52,3% ) terjadi pada Laki-laki dan 93 jiwa (47,7%)
terjadi pada perempuan.dan kasus terendah adalah penyakit diabetes melitus
dengan jumlah 9 kasus,yakni terjadi pada laki-laki dengan jumlah 3 kasus dan 6
kasus terjadi pada perempuan.
Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang
frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali/lebih dalam sehari).dan juga
perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air di dalam
tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan peningkatan frekuensi defekasi lebih
dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Kamonji pada tahun 2020
dipengaruhi oleh kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga
di lingkungan sekitar, karena jika lingkungan tidak sehat (karena tercemar kuman
diare) dan berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat (melalui
makanan dan minuman), maka akan mengakibatkan Kejadian Diare.
Evaluasi sistem surveilans di Puskesmas Bulili

a. Input
Dalam pelaksanaan program surveilans tidak memadai karena petugas surveilans
hanya satu orang saja dan petugas tersebut merangkap sebagai pemegang atau
penanggung jawab program lain.sehingga terjadi keterlambatan pelaporan.serta
masalah sarana dan prasarana yang masih kurang memadai seperti komputer yang
hanya terdapat 1 buah dan di gunakan juga sebagai tempat pembuatan surat
menyurat
b. Proses
Dalam proses pelaksanaan program surveilans di puskesmas Bulili,tidak
melaksanakan pengawasan program surveilans padahal dalam pelaksanaan
program surveilans seperti perencanaan program surveilans, pengorganisasian,
pergerakan dan pengawasan program surveilans harus terlaksana dengan
menyeluruh dan terpadu agar dapat menunjang dalam pelaksanaan program
surveilans.
c. Output
Hasil output dari program surveilans di puskesmas Bulili antara lain:
 Masalah sumber daya manusia (petugas surveilans)
 Masalah sarana dan prasaran yang kurang memadai
Sehinga pada akhirnya pelaksanaan program surveilans di puskesmas bulili belum
berjalan semestinya.
CONTOH FORMULIR SURVEILANS
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga (SKRT), studi mortalitas dan
riset kesehatan dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi
penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat
diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang
cepat dan tepat.
b. Saran
• Bagi tenaga pihak puskesmas Diharapkan pihak Puskesmas untuk
mensosialisasikan atau mengadakan penyuluhan tentang
kesehatan,khusunya bahaya dan penanggulangan dini diare.
• Bagi masyarakat agar dapat lebih meningkatkan kesadaran pentingnya
menjaga di lingkungan sekitar tempat tinggal.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai