Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN PENYAKIT ISPA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS TONUSU KECAMATAN PAMONA


PUSELEMBA KABUPATEN POSO

DOSEN PEMBIMBING
FITRI ARNI HR,S.KMM.Kes

DISUSUN OLEH:
ELSINTA DUDA
115 018 009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA


PALU PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan penelitian berjudul “gambaran penyakit ispa di wilayah kerja puskesmas
tonusu kecamatan pamona puselemba kabupaten poso”.

Dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari kendala serta hambatan yang
kami hadapi, namun berkat dan kerja sama yang baik dari seluruh anggota
kelompok serta bimbingan dari dosen Pengajar, sehingga hampir semua kendala
serta masalah yang kami hadapi dapat teratasi dengan baik. Semua itu merupakan
pengalaman penting yang dapat di jadikan bekal dan acuan dalam menghadapi
tugas yang akan datang, serta menjadi ilmu yang sangat berharga ketika
menghadapi dunia kerja.
Selanjutnya, ucapan terima kasih kami ucapkan kepada ibu FITRI ARNI
HR,S.KM.M.Kes selaku dosen pembimbing. Juga dibalik penyusunan laporan ini,
tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari pihak Pemerintah Desa Tonusu dan
pihak instansi Kesehatan Puskesmas Tonusu yang telah memberikan kesempatan
dan tempat bagi kami untuk melaksanakan penelitian guna untuk memperoleh
data dalam rangka penyususnan laporan mata kuliah Pembangunan sektor
kesehatan, dan semua pihak yang telah mendukung kami dalam pembuatan
laporan ini yang tidak luput dari arahan dan bimbingan.
Akhirnya tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah banyak membantu dan kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan dalam penyelesaian laporan penelitian ini.

Palu, 23 Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

ISI HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan penelitian.............................................................................................2

D. Manfaat Penelitian...........................................................................................3

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Penyakit ISPA.....................................................................4

BAB III METODOLOGI

A; Desain.........................................................................................................10

B. Waktu dan lokasi penelitian........................................................................10

C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data............................................................10

D. Analisis Data...............................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian...............................................11

B. Hasil Penelitian..............................................................................................12

C. Pembahasan...................................................................................................13

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN DOKUMENTASI.............................................................................vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan


yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.Penyakit
ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang saluran pernapasan bagian atas dan
bagian bawah.Gejala yang ditimbulkan yaitu gejala ringan (batuk dan pilek),
gejala sedang (sesak danwheezing) bahkan sampai gejala yang berat (sianosis dan
pernapasan cuping hidung). Komplikasi ISPA yang berat mengenai jaringan paru
dapat menyebabkan terjadinya pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit
infeksi penyebab kematian nomor satu pada balita (Riskesdas, 2013).Beberapa
faktor risiko terjadinya ISPA adalah faktor lingkungan, ventilasi, kepadatan
rumah, umur, berat badan lahir, imunisasi, dan faktor perilaku.
Penyakit ISPA merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian
dunia sampai saat ini. Tahun 2016 didapatkan sebanyak 5,6 juta anak dibawah
lima tahun mengalami kematian dan 16% diantaranya diakibatkan oleh
pneumonia yang merupakan salah satu manifestasi dari ISPA isidensi kematian
terbanyak anak usia dibawah lima tahun terletak di sub-Sahara Afrika dimana satu
dari tigabelas anak meninggal sebelum dia ulang tahun yang ke lima (WHO,
2017).

Penyakit ISPA dapat terjadi di berbagai tempat di saluran pernafasan mulai


dari hidung sampai ke telinga tengah dan yang berat sampai keparu. Kebanyakan
ISPA muncul dari gejala yang ringan seperti pilek dan batuk ringan tetapi jika
imunitas anak rendah gejala yang ringan tersebut bisa menjadi berat. Anak yang
terkena infeksi saluran pernapasan bawah akan berisiko tinggi kematian (Dinkes
RI,2010). Penyakit ISPA merupakan salah satu dari banyak penyakit yang
menginfeksi di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini diperkuat
dengan tingginya angka kesakitan dan angka kematian akibat ISPA khususnya
pneumonia, terutama pada balita.
ISPA menempati 2 urutan pertama penyakit yang diderita pada
kelompok balita di Indonesia dan menjadi alasan tertinggi untuk datang ke
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas untuk mendapatkan
perawatan. Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) prevalensi ISPA di Indonesia
adalah 25,0% dengan prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada kelompok umur
satu sampai empat tahun yaitu sebesar 25,8%. Prevalensi menurut jenis
kelamin, tidak berbeda antara laki-laki (25%) dan perempuan (24,9%)
(Kementerian Kesehatan RI, 2013)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah kususnya di


kabupaten Poso di mana penyakit dengan jumlah kasus tertinggi yaitu Gastritis
dengan jumlah kasus sebesar 28.958, dari perbandingan data dinas kesehatan
provinsi dan kabupaten poso sulawesi tengah, ISPA menempati urutan kedua
dari sepuluh penyakit terbesar dengan jumlah sebesar 25.095 kasus.

Dari Hasil penelitian yang kami lakukan diwilayah kerja puskesmas Desa
Tonusu kecamatan pamona puselemba, terdapat sepuluh penyakit terbesar di
mana penyakit ISPA merupakan penyakit dengan jumlah kasus terbanyak yaitu
1.042 hasil ini diperoleh dari data sekunder puskesmas Tonusu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah peneliti dapat mengkaji “Gambaran ISPA. (infeksi saluran
pernafasan akut. Dipuskesmas tonusu, Kecamatan pamona Puselemba.
Kabupaten Poso”.

C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penyakit
ISPA di puskesmas Tonusu, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi pihak puskesmas tonusu kecamatan pamona puselemba kabupaten
poso sebagai bahan masukan bagi pihak puskesmas untuk merencanakan
program kesehatan dalam rang ka pencegahan dan pemberentas ISPA.
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya palu
Dapat di jadikan referensi bagi mahasiswa maupun kampus STIK-IJ
PALU sebagai bahan dari karya ilmiah.
3. Bagi Peneliti
Dapat membawah wawasan tentang pengetahuan dan sikap masyarakat
tentang ISPA di Puskesmas Tonusu Kecamatan Pamona Puselemba
Kabupaten Poso.
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjuan Umum Penyakit ISPA

1. Definisi ISPA

Menurut DepKes RI (1998) Istilah ISPA meliputi tiga unsur yaitu


infeksi, saluran pernafasan dan akut. Infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit. Saluran pernafasan adalah organ yang
dimulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-
sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang
berlangsung sampai dengan 14 hari. Dengan demikian ISPA adalah infeksi
salluran pernafasan yang dapat berlangsung sampai 14 hari, dimana secara
klinis suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap
bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan dengan saluran
pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan berlansungya proses akut. Menurut Corwin
(2001), infeksi saluran pernafasan akut adalah infeksi yang disebabkan
oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis, radang
tenggorokan, dan laringitis.

2. Klasifikasi ISPA

Klasifikasi ISPA Berdasarkan Lokasi Anatomi Berdasarkan lokasi


anatomik ISPA digolongkan dalam dua golongan yaitu : Infeksi Saluran
Pernafasan atas Akut (ISPaA) dan Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut
(ISPbA). Universitas Sumatera Utara 23
1) Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPA)

Infeksi Saluran Pernafasan atas Akut (ISPA) adalah infeksi


yang menyerang hidung sampai bagian faring seperti : pilek,
sinusitis, otitis media (infeksi pada telinga tengah), faringitis
(infeksi pada tenggorokan). Infeksi saluran pernafasan atas
digolongkan ke dalam penyakit bukan pneumonia.

2) Infeksi Saluran pernafasan bawah Akut (ISPA)

Infeksi Saluran Pernafasan bawah Akut (ISPaA) adalah


infeksi yang menyerang mulai dari bagian epiglotis atau laring
sanpai dengan alveoli, dinamakan sesuai dengan organ saluran
nafas, seperti : epiglotitis, laryngitis, laryngotrachetis, bronchitis,
bronchiolitis dan pneumonia.

3. Penyebab ISPA

Virus, jamur, atau parasit. Penularan kuman patogen ini bisa terjadi
saat seseorang menghirup percikan cairan dari saluran napas, salah
satunya droplet dari penderita infeksi saluran napas. Percikan cairan ini
bisa keluar saat seseorang batuk atau bersin.

Selain itu, penularan ini juga bisa terjadi saat seseorang menyentuh
benda-benda yang sudah terpapar virus atau bakteri penyebab infeksi
saluran pernapasan Infeksi saluran pernapasan disebabkan kuman patogen,
seperti bakteri, dan kemudian tanpa sengaja memegang hidung tanpa
mencuci tangan sebelumnya.

Infeksi saluran pernapasan disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,


atau parasit. Jika diuraikan lebih lanjut, berikut kuman patogen yang
paling sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan, yaitu:
a. Infeksi virus, seperti rhinovirus, virus Corona,
virus parainfluenza, adenovirus, respiratory
syncytial virus (RSV), virus influenza, Epstein-
Barr Virus (EBV), cytomegalovirus, virus herpes
simplex, hantavirus, atau paramyxovirus

b. Infeksi bakteri, seperti Streptococcus grup


A, Corynebacteroum diphteriae, Neiseria
gonorrhoeae, Mycoplasma
pneumoniae, Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus, Klebsiella
pneumoniae, E.coli, Pseudomonas aeruginosa,
Chlamydia, Mycobacterium tuberculosis, atau
bakteri anaerob lain

c. Infeksi jamur, seperti Candida, Histoplasma,


atau Aspergillus

d. Infeksi parasit, seperti Pneumocytis carinii

Jika dibagi menurut letak infeksinya, beberapa penyakit yang bisa terjadi saat
seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan, yaitu:

1.Infeksi saluran pernapasan atas, meliputi common cold ,


sinusitis, rhinitis,tonsihilnits, radang tenggorokan, laringitis.

2.Infeksi saluran pernapasan bawah, meliputi bronkitis


bronkiolitis, pneumonia , aspergilosis, atau tuberkolosis (TBC).

Faktor risiko infeksi saluran pernapasan. Selain karena bakteri atau virus,
ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita infeksi
saluran pernapasan, yaitu:
a. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
b. Memiliki riwayat penyakit jantung dan masalah paru-paru
c. Memiliki kebiasaan merokok 

d. Kurang menjaga kebersihan, seperti tidak rutin mencuci tangan


sebelum makan atau setelah memegang benda

e. Berada di tempat ramai, seperti di rumah sakit, sekolah, atau pusat


perbelanjaan

f. Melakukan perjalanan ke daerah yang sedang banyak kasus infeksi


saluran pernapasan

4. Gejala ISPA

Infeksi saluran pernapasan bisa menimbulkan gejala yang beragam.


Munculnya keluhan dan gejala biasanya bergantung pada kuman penyebab
infeksi, letak infeksi, kondisi sistem imun (kekebalan tubuh), usia, dan kondisi
kesehatan penderita.

Namun, saat seseorang mengalami infeksi saluran pernapasan akan muncul


keluhan dan gejala berupa:

a. Batuk
b. Bersin-bersin

c. Hidung tersumbat

d. Pilek

e. Sakit tenggorokan

f. Sakit kepala

g. Tidak enak badan

h. Nyeri otot

i. Kedinginan
j. Demam

Beberapa gejala lain yang bisa dialami oleh penderita infeksi saluran napas
adalah:

1. Sesak napas
2. Sulit bernapas

3. Mengi atau bengek

4. Keringat di malam hari

5. Turunnya kemampuan indera penciumanan

6. Mata gatal dan berair

Selain itu, jika infeksi saluran pernapasan terjadi pada anak-anak dan bayi,
gejala lain yang mungkin timbul adalah sulit makan, rewel, dan gangguan tidur.
Gejala-gejala bisa berlangsung selama 3–14 hari. Kapan harus ke dokter ?
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala infeksi
saluran pernapasan yang disebutkan di atas, terutama jika keluhan semakin parah
atau mengganggu aktivitas. Segera ke dokter jika gejala berlangsung lebih dari 14
hari yang disertai oleh demam dengan suhu 39 oC atau lebih dan mengigil, serta
kesulitan bernapas. Jika Anda sudah didiagnosis mengalami infeksi saluran
pernapasan, lakukan kontrol ke dokter secara rutin sesuai jadwal. Selain untuk
memantau hasil terapi, pemeriksaan rutin ini juga bertujuan untuk menurunkan
risiko terjadinya komplikasi.

5. Diagnosis ISPA

Dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala yang
dialami oleh pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan
menyeluruh, termasuk pada hidung, tenggorokan, leher, dan dinding dada.
Untuk memastikan penyebab infeksi saluran napas dan untuk
mengetahui tingkat keparahan kondisi pasien, dokter akan melakukan beberapa
pemeriksaan penunjang, seperti:

a. Pemeriksaan darah, untuk melihat peningkatan jumlah sel darah putih


dalam darah yang merupakan tanda infeksi
b. Pemindaian dengan Rontgen dan CT scan, untuk memeriksa kondisi paru-
paru serta jalan napas

c. Pemeriksaan dahak atau sputum, untuk mendeteksi kuman, termasuk


bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan, termasuk pneumonia atau
TBC

d. Pemeriksaan pulse oximetry, untuk mendeteksi adanya gangguan


pernapasan dan memeriksa banyaknya oksigen yang masuk ke paru-paru
BAB III

METODOLOGI

A; Desain
Penelitian di Desa terpencil dan terbatas, termasuk dalam jenis penelitian
masyarakat. Dimana dalam penyusunan laporan penelitian, kini dibuat secara
deskriptif yang menggambarkan kondisi yang ada pada saat kegiatan
dilakukan, dengan mengambil lokasi kegiatan di Puskesmas Desa Tonusu
kecamatam Pamona Puselemba Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

B. Waktu dan lokasi penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan pada 23 Mei 2021, Lokasi penelitian di
puskesmas Tonusu Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso.

C. Jenis dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia di instasi terkait
untuk menunjang latar belakang yaitu data yang diperoleh melalui cacatan
dan profil Dinas Kesehatana Kabupaten Poso dan Puskesmas Tonusu.
2. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data pada penelitian ini, data sekunder
disimpulkan atau di peroleh dari data Puskesmas Tonusu Kecamatan
Pamona Puselemba Kabupaten Poso.
D. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini mengunakan teknik analisa deskritif
untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data-data yang sudah
dikumpulkan kemudian dibuat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas desa Tonusu Kabupaten Poso
dengan batas wilayah Desa Tonusu sebagai berikut:

Sebelah barat berbatasan dengan: Desa Toinasa,Sebelah timur berbatasan dengan:


Desa Mayakeli.Sebelah selatan berbatasan dengan: Danau Poso,Dan sebelah utara
berbatasan dengan: Desa Wera.

Pukesmas desa Tonusu merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang


mempunyai wilayah kerja yang cukup luas dimana melayani 6 Desa yakni Desa
Buyumpondoli,Desa Mayakeli,Desa Soe,Desa Tonusu,Desa Leboni dan Desa
Wera, Dan letak Puskesmas sendiri berada di wilayah Dusun II Desa Tonusu.

Berdasarkan luas wilayah Desa Tonusu menurut penggunaan yaitu luas


pemukiman 70,80 Km2 sedangkan luas persawahan 74,015 ha/m2. Berdasarkan
data jumlah penduduk Desa Tonusu 1690 jiwa dengan 103 kepala keluarga,
sedangkan data jumlah kepala keluarga yang mempunyai balita di desa Tonusu
sejumlah 180 orang. Mayoritas penduduk desa Tonusu beragama Kristen
kewarganegaraan Indonesia, mata pencarian sebagai buruh tani serta nelayan.
Sebagian besar berpendidikan tamat SD sebanyak 126 orang, SMP sebanyak 108
orang dan SMA sebanyak 110 orang sedangkan perguruan tinggi sebanyak 186
orang. Desa Tonusu mempunyai sarana dan prasarana kesehatan yaitu 1
puskesmas, 3 unit posyandu di setiap dukuh dan 2 unit Pos kesehatan desa.
Pengambilan data ini dilakukan mulai dari tanggal 21-23 Desember 2020.
Dengan metode pengambilan data dengan cara mendatangi langsung Puskesmas
Desa Tonusu.

B. Hasil Penelitian
Dari data sekunder yang kami dapatkan dalam penelitian Di Puskesmas
Tonusu Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso, terdapat sepuluh
penyakit terbesar dari bulan januari-desember 2019 Di puskesmas Tonusu,
Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso.

DATA 4 PENYAKIT TERBESAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TONUSU TAHUN 2020

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH

1 ISPA 1.042
2 HIPERTENSI 587
3 GASTRITIS 478
4 DM 422
Sumber : data sekunder Puskesmas Tonusu
C. Pembahasan
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui terdapat sepuluh penyakit
terbesar diwilayah kerja puskesmas desa tonusu kecamatan pamona puselemba
,antara laian penyakit, Ispa sebesar 1.042 kasus, Hipertensi sebesar 587, Gastritis
sebesar 478, DM sebesar 422, Osteoatritis sebesar 317, Ruda paksa sebesar 215,
Bronkhitis sebesar 114, Mialgia sebesar 112, Farengitis akut sebesar 89,
Dermatitis sebesar 79, jadi dapat disimpulkan dari tabel di atas penyakit yang
paling dominan terjadi di Puskesmas Desa Tonusu adalah penyakit ISPA dengan
jumlah 97 kasus pada tahun 2019 (Data sekunder puskesmas Tonusu).

Jadi berdasarkan tabel sepuluh penyakit terbesar di wilayah kerja


puskesmas tonusu kecamatan pamona puselemba dapat diketahui bahwa
penyakit ISPA dengan jumlah kasus tertinggi yang diperoleh berdasarkan data
sekunder puskesmas Tonusu.

Salah satu faktor penyebab terjadinya ISPA diwilayah kerja puskesmas


Tonusu adalah perilaku masyarakat yang kurang baik, di mana masyarakat
memiliki kebisaan merokok yang berlebihan, dan pada dasarnya merokok adalah
tindakan menyulut rokok dengan api kemudian menghisap batang rokok tersebut
dan menghembuskan asapnya.Asap yang terhirup kemudian akan masuk kedalam
paru-paru, merokok juga memiliki dampak yang begitu besar terhadap perokok
pasif dimana hanya dengan menghirup asap dari perokok aktif dapat
menyebabkan gangguan saluran pernafasan. Keadaan tersebut sesuai dengan teori
yang dikemukakan Somantri (2009). bahwa penyebab tunggal yang penting
terjadinya ISPA adalah merokok. Hal ini didukung oleh penelitian Suhandayani
(2007), bahwa orang yang merokok berisiko 4,6 kali untuk menderita ISPA
dibanding dengan orang yang tidak merokok. Karena bahan kimia yang
terkandung didalam rokok akan dihisap dan merangsang permukaan sel saluran
pernafasan sehingga mengakibatkan keluarnya lendir atau dahak. Namun pada
perokok, bulu getar yang terdapat dalam hidung sebagian besar dilumpuhkan oleh
asap rokok sehingga lendir disaluran nafas tidak dapat keluar sepenuhnya,
sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya bakteri yang
menyebabkanbronkhitiskronis.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data, Sekunder,yang diperoleh dari petugas puskesmas
dan pengujian hasil penelitian, serta pembahasan, dapat diambil kesimpulan
bahwa status penyakit ISPA diwilayah kerja puskesmas Desa tonusu
kecamatan pamona puselemba kab poso pada tahun 2019 mengalami kenaikan
dengan jumlah 10.42 kasus.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, ada beberapa saran yang
dapat disampaikan yaitu:
1. Bagi Masyarakat agar lebih meningkatkan pengetahuan mengenai polah
hidup bersih dan sehat di lingkungan masyarakat terutama mengenai
kepedulian terhadap kesehatan khususnya dalam hal mengenai penyakit.
2. Bagi tim kesehatan atau puskesmas setempat agar lebih kompleks lagi
memperhatikan kondisi masyarakat Desa Tonusu kecamatan pamona
puselemba kabupaten poso.
DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff, Hood dkk, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Gramik Fakultas
Kedokteran Universitas Air Langga, Surabaya. Anonim, 1992, Pedoman
Penggunaan Antibiotik Rasional, Departemen
Anonima , 2002, Pedoman Program Pemberantasan Penyakit ISPA untuk
Penanggulangan Pneumonia pada Balita,. Dit.Jen.
Anonimb , 2000, Informasi Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan,
Jakarta
Data sekunder yang diperoleh oleh puskesmas tonusu.
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonima , 2000, kapita Selekta
Kedokteran, Edisi 3, Cetakan Pertama, Media Aesculaplus, Jakarta.
PPM-PLP, Jakarta. Anonimb , 2002, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi,
dan Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia, Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Anonim, 2005,
Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, (http://www.isfijatim.org)
Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pangawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Somantri,Irman,Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
pernafasan,Edisi 2,Salemba Medika,Jakarta;2009.
Syhandayi,Ike.Faktor-faktor ISPA dan penanggulangan peneumonia pada
balita,bada penelitian dan penegambangan kesehatan,Jakarta;008

Anda mungkin juga menyukai