DISUSUN OLEH:
Ruang Al-Basia 1
Anggota :
1. Janiah (23030001)
2. Ubaydilah (23030007)
3. Fachrul aulia (23030020)
4. Ibnu Rizal Syarifudin (23030025)
5. Sopian Sauri (23030027)
6. Dwi Sagita Apriyani (23030050)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulisan Proposal “penyuluhan infeksi saluran
pernapasaan akut (ispa)” dapat di selesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Sholawat beriring salam semoga dilimpahkan kepada Baginda
Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan orang yang istiqamah di
jalan-Nya hingga akhir zaman.
Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas inovasi
profesi ners keperawatan dasar pprofesi. Selain itu, agar pembaca dapat
memperluas ilmu yang berkaitan dengan judul makalah.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait, terutama
kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
pengajaran dalam penyelesaian proposal ini.
Semoga proposal ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Dan kami menyadari masih banyak kekurangan yang
mendasar dalam proposal ini. Oleh karena itu, kami memohon
keterbukaan dalam pemberian saran dan kritik agar lebih baik lagi
untuk kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1. Tujuan umum....................................................................................................1
2. Tujuan khusus...................................................................................................1
2.1 Pengertian...............................................................................................................3
2.2 Klasifikasi...............................................................................................................3
2.3 Etiologi....................................................................................................................4
2.4 Tanda-tanda ISPA...................................................................................................5
2.5 Faktor resiko...........................................................................................................6
2.6 Patofisiologi............................................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan ISPA............................................................................................6
ii
3.8 Evaluasi...................................................................................................................12
MATERI PENYULUHAN`........................................................................................13
KUESIONER...............................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Manfaat Penyuluhan
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengerti :
1. Memahami Pengertian ISPA
2. Memahami Tanda dan Gejala ISPA
3. Memahami Tata cara perawatan ISPA
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi
pada saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung
sampai 14 hari, Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura. Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan
yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran
pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian
besar dari infeksi saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk
pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun
demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati
dengan antibiotik dapat menyebabkan anak menderita pneumoni yang
dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit
ISPA dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan
pneumonia. Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu
pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek
seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas
lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia.
2.2 `Klasifikasi
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1. ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis
2. ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis, bronkhiolitis, pneumonia.
3
2.3 Etiologi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau
kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae,
clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang
dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan
memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia,
vomiting, diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan
suara nafas wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu;
usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan
tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and
Wong; 1991; 1419).
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab
dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman
yang merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc
streptococus, staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia
trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus. Ukuran dari lebar
penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat
keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit maka
dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari
jalan nafas. Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses
terjadinya infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan
yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu
alergi, asthma serta kong sti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya
terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada
musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
4
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini
ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus
diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus
mendapat antibiotic. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh
orang sehat kesaluran pernapasannya. Pada umumnya suatu penyakit
saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala
yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi
lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan
pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan
pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar
yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat
ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan
tanda-tanda laboratoris.
5
3. Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5
tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor
dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur
kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa
diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor,Wheezing.
2.6 Patofisiologi
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum
menunjukkan reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya
tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi
empat yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan
atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat pneumonia.
6
penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada
pengobatan penyakit ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk
standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi
penatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian
makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang
penting bagi pederita ISPA.
Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai
berikut :
a. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2. Immunisasi.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
b. Pengobatan dan perawatan
Prinsip perawatan ISPA antara lain :
1. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
2. Meningkatkan makanan bergizi
3. Bila demam beri kompres dan banyak minum
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung
dengan sapu tangan yang bersih
5. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup
tipis tidak terlalu ketat.
6. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila
anak tersebut masih menetek.
c. Pengobatan antara lain :
1. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol
atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam
7
harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam
`untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai
dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan.
Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
2. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan
kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
8
BAB III
9
3.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan pasien
mengetahui dan memahami kondisi lingkungan polusi yang
tercemar agar tidak terserang ISPA, dan bisa mencegah dari
penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar pasien
bisa cepat sembuh dan pulang kerumah bersama keluarga.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran
pernapasan akut.
b. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran
pernapasan akut.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang
yang terinfeksi saluran pernapasannya akut dan dapat
menyebutkan upaya pencegahan dari infeksi saluran
pernapasan akut.
d. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu
menggunakannya.
e. Mengetahui cara untuk mencegah paparan infeksi dengan
terapi latihan pernapasan.
3.2 Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu, 8 April 2023
Tempat : RSUD Kota Tangerang, Ruang Al-Basia 1
3.3 Sasaran
Pasien di Ruang Al-basia 1 dengan ISPA, PPOK dan Asma
10
3.4 Metode
Ceramah dan tanya jawab
3.6 Kegiatan
11
kesempatan
bertanya
4. Menjawab
pertanyaan
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab 20
2. Menyimpulkan 2. Aktif bersama menit
hasil penyuluhan menyimpulkan
3. Memberi salam 3. Membalas salam
4. Penutup
3.7 Evaluasi
a. Evaluasi Persiapan
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
3. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1. Pasien mendengarkan dengan seksama saat penyuluhan
2. diharapkan mengerti apa yang disampaikan dan bisa di praktek
kan saat setelah penyuluhan
c. Evaluasi Hasil
1. Menyebutkan kembali pengertian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut.
2. Menyebutkan kembali penyebab Infeksi Saluran Pernapasan
Akut.
3. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
4. Menyebutkan kembali upaya pencegahan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut.
5. Menyebutkan kembali penatalaksanaan ISPA.
12
Materi Penyuluhan
1. Definisi
Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernapasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru
yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur
saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian
saluran atas dan bawah secara stimulant atau berurutan. (Nurrijal,
2009)
Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran
pernapasan, dan akut. Dengan pengertian sebagai berikut: infeksi
adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung hingga
alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga
tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup
saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah
(termasuk jaringan paru- paru) dan organ adneksa saluran pernapasan.
Sesuai dengan batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk saluran
pernapasan. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14
hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun
untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses
ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. (Depkes, 2010).
2. Penyebab
Depkes (2004) menyatakan penyakit ispa dapat disebabkan oleh
berbagai penyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain-
lainnya. Ispa bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan
ispa bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, umumnya
13
mempunyai manifestasi klinis yang berat sehingga menimbulkan
beberapa masalah dalam penanganannya
Bakteri penyebab ispa antara lain adalah genus streptococcus,
stapilococus, pneumococus, haemophyllus, bordetella dan
corynobacterium. Virus penyebab ispa antara lain golongan
paramykovirus (termasuk didalamnya virus influenza, virus
parainfluenza dan virus campak), adenovirus, coronavirus,
picornavirus, herpesvirus, dan lain-lain. Di Negara-negara berkembang
umumnya kuman penyebab ispa adalah streptococcus pneumonia dan
haemopylus influenza.
3. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya
virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran
pernapasan menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran
napas bergerak keatas mendorong virus kearah faring atau dengan
suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut gagal
maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
pernapasan
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya
batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan
menyebabkan kenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat
pada dinding saluran napas, sehingga terjadipengeluaran cairan
mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan berlebihan tersebut
menimbulkan gejala batuk sehingga pada tahap awal gejala ispa paling
menonjol adalah batuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi
terjadinya infeksi sekunder bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi
kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupakan mekanisme
perlindungan pada saluran pernapasan terhadap infeksi bakteri
sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada
saluran pernapasan atas seperti streptococcus menyerang mukosa yang
14
rusak tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi
mucus bertambah banyak dan dapat menyumbat saluran napas
sehingga timbul sesak napas dan juga menyebabkan batuk yang
produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya factor-faktor
seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian
menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada
saluran napas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan
anak.
Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar
ketempat- tempat yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan
kejang, demam, dan juga bisa menyebar kesaluran napas bawah.
Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa menyerang saluran napas
bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya ditemukan
dalam saluran pernapasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat
menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri
Penanganan penyalit saluran pernapsan pada anak harus
diperhatikan aspek imunologis saluran napas terutama dalam hal
bahwa system imun disaluran napas yang sebagian besar terdiri dari
mukosa, tidak sama dengan system imun sistemik pada umumnya.
System imun sluran napas yang terdiri dari folikel dan jaringan limfoid
yang tersebar, merupakan cirri khas system imun mukosa. Cirri khas
berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran napas
bawah, diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan
dalam mempertahankan integritas mukosa saluran napas.
Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyekit ispa ini dapat dibagi
menjadi 4 tahap, yaitu:
a. Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum
menunjukkan reaksi apa-apa
b. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan tubuh
sebelumnya memang sudah rendah
15
c. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul
gejala demam dan batuk
d. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronis dan dapat
meninggal akibat pneumonia (Nurrijal, 2009)
4. Manifestasi Klinik
Ispa merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian
saluran pernapasan atas maupun bawah, yang meliputi
infiltrate peradangan dan edema mukosa, kongestif vaskuler,
bertambahnya sekresi mucus serta perubahan struktur fungsi siliare.
(Muttaqim, 2008)
Depkes RI membagi tanda dan gejala ISPA menjadi tiga yaitu :
a. Gejala dari ispa ringan : Seorang dinyatakan menderita ISPA
ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan
suara
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C
b. Gejala dari ispa sedang : Seorang anak dinyatakan menderita
ISPA sedang jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala
sebagai berikut:
1) Pernapasan cepat ( fast breathing) sesuai umur
2) Suhu tubuh lebih dari 39 C
3) Tenggorokan berwarna merah
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak
campak
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
6) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
16
c. Gejala dari ispa berat : Seorang anak dinyatakan menderita
ISPA berat jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
1) Bibir atau kulit membiru
2) tidak sadar atau kesadaran menurun
3) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak
gelisah
4) Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas
5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
6) Tenggorokan berwarna merah
17
PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)
DI RSUD KOTA TANGERANG
Kode responden :
Tanggal pengisian :
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
a) Identitas Responden
1. Nama responden :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
b) Identitas Wali Responden
1. Nama Wali :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Petani
PNS
Wiraswasta
B. PENGETAHUAN TENTANG INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN