Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)


DI RSUD KOTA TANGERANG

Dosen Pembimbing :
 
DISUSUN OLEH:
Kelompok
1.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TAHUN2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya
dengan masalah pendidikan, perekonomian, dan lain sebagainya. Usia balita dan
anak-anak merupakan usia yang rentan penyakit. Hingga saat ini salah satu
penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA( Insfeksi Saluran
Pernafasan Akut)
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) di negara berkembang masih
merupakan masalah kesehatan yang menonjol, terutama pada anak. Penyakit ini
pada anak merupakan penyebab kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas)
yang tinggi. Angka kematian ISPA di negara maju berkisar antara 10 -15 %,
sedangkan di negara berkembang lebih besar lagi.
Di Indonesia angka kematian ISPA diperkirakan mencapai 20 %. Hingga
saat ini salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) .ISPA masih merupakan masalah kesehatan
yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi
yaitu kira-kira 1 dari 4kematian yang terjadi. Setiap anak  diperkirakan mengalami
3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di puskesmas
adalah oleh penyakit ISPA.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit masyarakat mampu
mengerti tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengerti :
a. Pengertian ISPA
b. Tanda dan Gejala ISPA
c. Tata cara perawatan ISPA
C. Manfaat Penyuluhan
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu mengerti :
1. Memahami Pengertian ISPA
2. Memahami Tanda dan Gejala ISPA
3. Memahami Tata cara perawatan ISPA
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Kegiatan
Waktu dan Tempat Kegiatan Penyuluhan Kesehatan ini akan dilaksanakan
pada :
Hari/tanggal :  Sabtu, 08 April 2023
Waktu              :   s.d selesai
Tempat            : 
Topik kegiatan : Penyuluhan Kesehatan
B. Peserta
Mahasiswa/i Universitas Yatsi Madani
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
D. Media dan Alat
1. Leaflet
2. Mikrofon
E. Kepanitiaan
1. Ketua Pelaksana :
Tugas :
a. Memberikan sambutan di awal kegiatan penyuluhan kesehatan hipertensi.
b. Memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan.
c. Membagi, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan tugas
kepanitiaan penyuluhan kesehatan ISPA
d. Selalu berkoordinasi dengan dosen pembimbing mengenai konsep acara
penyuluhan kesehatan penyuluhan.
e. Menerima laporan kerja setiap divisi atau penanggung jawab dan membantu
mencapai solusi yang terbaik pada setiap hambatan yang ditemui.
2. Sekretaris :
Tugas :
a. Membantu ketua dalam melaksanakan pekerjaan teknis
b. Membuat surat-surat serta proposal untuk kegiatan penyuluhan kesehatan
penyuluhan.
c. Mengarsipkan dokumen yang telah dibuat
3. Pembawa Acara :
Tugas :
a. Memandu jalannya acara penyuluhan kesehatan hipertensi.
b. Memastikan pelaksanaan acara penyuluhan kesehatan ISPA berlangsung
tertib.
4. Penyaji :
Tugas :
Menyajikan dan menyampaikan ISPA
5. Notulen :
Tugas :
a. Mencatat segala hasil serta kejadian tentang jalannya kegiatan dari awal
sampa akhir.
b. Membantu moderator dalam menyimpulkan hasil dari kegiatan penyuluhan
kesehatan ISPA
6. Pembaca Doa :
Tugas :
Membacakan doa pada akhir acara penyuluhan kesehatan ISPA
7. Fasilitator :
Tugas :
a. Menfasilitasi masyarakat selama penyuluhan berlangsung
b. Memberimotivasi pada masyarakat untuk aktif dalam kegiatan penyuluhan
kesehatan ISPA
8. Sie. Dokumentasi dan Perlengkapan :
Tugas :
a. Melakukan pemotretan atau pendokumentasian di setiap kegiatan
penyuluhan kesehatan ISPA dari awal sampai akhir.
b. Menyediakan dan mempersiapkan peralatan dan perlengkapan dalam
memenuhi kesiapan jalannya acara penyuluhan kesehatan ISPA
9. Sie. Konsumsi :
Tugas :
Menyiapkan hidangan makanan maupun minuman dalam acara kegiatan
penyuluhan kesehatan ISPA
F. Setting Waktu danTempat
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
WIB Pembukaan
1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan
3. Mengingatkan Kontrak 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan Tujuan 4. Mendengarkan
WIB Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian ISPA 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan cara perawatan ISPA 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan cara pengobatan 4. Memperhatikan
tradisional ISPA
5. Memberikan kesempatan kepada
audien untuk bertanya.
WIB Evaluasi
1. Mengevaluasi perasaan peserta 1. Mengungkapkan
setelah penyuluhan perasaan setalah
2. Mengajukan beberapa pertanyaan penyuluhan
2. Bertanya tentang
materi penyuluhan
yang belum paham

G. Kesimpulan Akhir Kegiatan


1. Evaluasi
a. Struktur
Adapun persiapan sebelum dilaksanakan Penyuluhan Kesehatan ISPA,
diantaranya :
1) Konsultasi dengan pembimbing minimal 3 kali
2) Pembuatan undangan
3) Perlengkapan peralatan
4) Penyerahan undangan satu hari sebelum pelaksanaan
5) Menyediakan tempat
b. Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dengan kriteria sebagai berikut :
1) Pada saat acara berlangsung warga tidak ada yang meninggalkan tempat
2) Pada saat acara berlangsung warga sangat berantusias
3) Tanggapan warga postif terhadap acara yang dilaksanakan
4) Kehadiran 80% dari jumlah undangan
c. Hasil
1) Dari penyuluhan yang saya sampaikan, siapa yang bisa menjelaskan
lagi tentang pengertian ISPA?
2) Dari penyuluhan yang saya sampaikan, siapa yang bisa menjelaskan
lagi tentang tanda gejala ISPA ?
3) Dari penyuluhan yang saya sampaikan, siapa yang bisa menjelaskan
lagi tentang cara perawatan ISPA?
4) Dari penyuluhan yang saya sampaikan, siapa yang bisa menjelaskan
lagi tentang tentang cara pengobatan tradisional ISPA ?
BAB III
SAP DAN LP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian ISPA

2. Tanda dan gejala ISPA

3. Tata cara perawatan mengatasi ISPA

4. Tata cara perawatan tradisional ISPA

Sasaran :

Hari / tanggal : 

Waktu : 

Tempat :

A. Tujuan Umum
Kegiatan penyuluhan ini diharapkan seluruh peserta dapat memahami hal-
hal yang berkaitan dengan ISPA.

B. Tujuan Khusus
1. Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2. Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3. Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
5. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara pengobatan tradisonal ISPA
C. Materi ( Terlampir )
D. Metode
Kegiatan ini menggunakan metode diskusi dan tanya jawab.

a. Media
1. Leaflet
2. Microphone
E. Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
WIB Pembukaan
1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan Diri 2. Mendengarkan
3. Mengingatkan Kontrak 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan Tujuan 4. Mendengarkan
WIB Pelaksanaan
1. Menjelaskan pengertian ISPA 1. Memperhatikan
2. Menjelaskan tanda dan gejala ISPA 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan cara perawatan ISPA 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan cara pengobatan 4. Memperhatikan
tradisional ISPA
5. Memberikan kesempatan kepada
audien untuk bertanya.
WIB Evaluasi
1. Mengevaluasi perasaan peserta 1. Mengungkapkan
setelah penyuluhan perasaan setalah
2. Mengajukan beberapa pertanyaan penyuluhan
2. Bertanya tentang
materi
penyuluhan yang
belum paham
F. Susunan Organisasi

Penanggung jawab :
Moderator :
Penyaji :
Metode :
Dokumentasi :
LAMPIRAN

MATERI ISPA

A. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi akut yang terjadi pada
saluran napas termasuk adneksanya. Akut adalah berlangsung sampai 14 hari,
Adneksa yaitu sinus, rongga telinga dan pleura.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran


pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi
organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan


bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Sebagian besar dari infeksi
saluran pernapasan bersifat ringan, misalnya batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Namun demikian jangan
dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.

Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA


dibagi menjadi dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia.

Pneumonia dibedakan atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia


berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis,
faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan
sebagai bukan pneumonia.

B. KLASIFIKASI
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :

1.      ISPA atas : Rinitis, faringitis,Otitis

2.      ISPA bawah : Laringitis ,bronchitis,bronkhiolitis,pneumonia.


C. ETIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau
kuman golongan A streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae,
clamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumokokus yang menyerang dan
menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing, laring) dan memiliki
manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting, diare,
abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing,
stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.

Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu
terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/
neonatus, ukuran dari saluran pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut
terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley and Wong; 1991; 1419).

Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang
merupakan penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus,
staphylococus, haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma
dan pneumokokus.

Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh


didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin
sempit maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara
keseluruhan dari jalan nafas.

Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya


infeksi antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara
langsung mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta
kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan
musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong;
1991; 1420).

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah
virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman
Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati
dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat
antibiotic.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan
yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernapasannya.

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan


keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit
mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh
dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah
dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih
rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan
agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat
ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-
tanda laboratoris.

D. TANDA – TANDA ISPA


Tanda – Tanda Klinis ISPA
1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea),
retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas
lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
2. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi,
hypotensi dan cardiac arrest.
3. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang dan coma.
4. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda - Tanda Laboratoris ISPA

1.    Hypoxemia,

2.    Hypercapnia dan


3.    Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun


adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk,
sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan
adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang
dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
stridor,Wheezing.

E. FAKTOR RESIKO
Faktor diri (host) :
Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis, BBLR dan
premature.
Faktor lingkungan :
Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan   terhadap infeksi,
social ekonomi, cuaca dan polusi udara.

F. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :

1.    Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan


reaksi apa-apa.

2.    Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan


mukosa. Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.

3.    Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul


gejala demam dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat
yaitu dapat sembuh sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos
dan meninggal akibat pneumonia.

G. PENATALAKSANAAN  ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang
benar merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program
(turunnya kematian karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik
dan obat batuk yang kurang tepat pada pengobatan penyakit ISPA).

Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk


standar pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi
penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi
penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan
kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman
sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi pederita ISPA.

Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :

a. Upaya pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :

1.    Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.

2.    Immunisasi.

3.    Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.

4.    Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

b. Pengobatan dan perawatan


Prinsip perawatan ISPA antara lain :

1.    Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari

2.    Meningkatkan makanan bergizi

3.    Bila demam beri kompres dan banyak minum

4.    Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan
sapu tangan yang bersih

5.    Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak
terlalu ketat.
6.    Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak
tersebut masih menetek.

Pengobatan antara lain :

1. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan


kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan
diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih,
celupkan pada air (tidak perlu air es).
2. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh ,
diberikan tiga kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai