JUDUL PROGRAM:
PENYULUHAN MENGENAI
“MENGENAL LEBIH JAUH PENYAKIT GUILLAIN-BARRÉ SYNDROME (GBS)”
BIDANG KEGIATAN:
PROMOSI KESEHATAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Kelompok 1 (Gelombang 2)
1. Dwi Utari Wahyuning P., S.Kep NIM. 132013143058
2. Desi Choiriyani, S.Kep NIM. 132013143059
3. Erlina Dwi Kurniasari, S.Kep NIM. 132013143060
4. Alfera Novitasari, S.Kep NIM. 132013143061
5. Angga Kresna Pranata, S.Kep NIM. 132013143062
6. Rizki Jian Utami, S. Kep NIM. 132013143063
7. Erva Yulinda Maulidiana, S.Kep NIM. 132013143064
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
1. Tujuan
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu memahami dan mampu
menerangkan tentang penyakit Guillain-Barré Syndrome
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapat penyuluhan, peserta diharapkan dapat:
1) Mengetahui definisi Guillain-Barré Syndrome
2) Mengetahui tanda dan gejala Guillain-Barré Syndrome
3) Mengetahui jenis-jenis penyakit Guillain-Barré Syndrome
4) Mengetahui penyebab Guillain-Barré Syndrome
5) Mengetahui pengobatan Guillain-Barré Syndrome
6) Mengetahui komplikasi Guillain-Barré Syndrome
2. Sasaran
Masyarakat dan Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
3. Materi
1) Definisi Guillain-Barré Syndrome
2) Tanda dan gejala Guillain-Barré Syndrome
3) Jenis-jenis penyakit Guillain-Barré Syndrome
4) Penyebab Guillain-Barré Syndrome
5) Pengobatan Guillain-Barré Syndrome
6) Komplikasi Guillain-Barré Syndrome
4. Metode
1) Posting Media Sosial
5. Media
1) Poster
6. Setting Tempat
Keterangan:
: Penyuluh : Media Penyuluhan
: Peserta : Fasilitator
0 : Moderator : Observer
,
8
: Notulen
7. Pengorganosian
Pembimbing akademik : Dr. Ninuk Dian K., S.Kep., Ns., MANP
Penyaji : Rizki Jian Utami, S.Kep
Moderator : Desi Choiriyani, S.Kep
Notulen : Alfera Novitasari, S.Kep
Observer : Erlina Dwi Kurniasari, S.Kep
Angga Kresna Pranata, S.Kep
Fasilitator : Dwi Utari Wahyuning Putri, S.Kep
Erva Yulinda M., S.Kep
Peserta : Masyarakat dan Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Fakultas
Keperawatan UNAIR
8. Job Description
9. Pelaksanaan
1. Definisi
Sindrom Guillain-Barre atau biasa dikenal sebagai penyakit GBS adalah kondisi
langka yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf. Kondisi
ini mungkin membuat saraf meradang yang mengakibatkan kelumpuhan atau kelemahan otot
jika tidak diobati secepatnya (MEIDIANTI 2017). Penyakit GBS (sindrom Guillain-Barre)
adalah kondisi darurat medis. Sebagian besar orang dengan kondisi ini harus dirawat di
rumah sakit untuk menerima perawatan khusus. GBS dapat menyerang semua usia, walaupun
lebih sering ditemukan pada orang dewasa dan lanjut usia. Perempuan dan laki-laki memiliki
risiko yang sama untuk terserang GBS. Diestimasikan GBS menyerang 100.000 orang setiap
tahunnya. (Febriani and Wahyudi 2019)
4. Penyebab
Belum diketahui secara pasti alasan sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang
sistem saraf perifer. Namun dengan adanya sebagian kasus sindrom Guillain-Barré yang
terjadi setelah sebelumnya penderita mengalami sakit tenggorokan, pilek, atau flu, maka para
ahli menyimpulkan bahwa autoimun dipicu oleh bakteri atau virus penyebab kondisi-kondisi
yang mendasari tersebut. (RIZKY YULIA YUDAWATI 2016). Jenis bakteri yang juga bisa
memicu sindrom Guillain-Barré adalah bakteri campylobacter yang sering ditemukan pada
kasus keracunan makanan. Sedangkan dari golongan virus adalah virus Epstein-Barr, virus
cytomegalovirus pada penyakit herpes, dan virus HIV. Karena sindrom Guillain-Barré
merupakan penyakit autoimun, maka kondisi ini tidak bisa ditularkan atau diturunkan secara
genetik. (MEIDIANTI 2017)
5. Pengobatan
Penyakit GBS adalah proses peradangan autoimun yang akan sembuh sendiri. Namun,
siapa pun dengan kondisi ini harus dirawat untuk dipantau dengan ketat. Gejala penyakit ini
dapat dengan cepat memburuk dan bisa berakibat fatal. Dikutip dari (Ramadhan 2020), tidak
ada obat untuk mengatasi penyakit GBS. Namun, beberapa jenis perawatan sindrom Guillain-
Barre dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi, mengurangi gejala dan mempercepat
penyembuhan.
Pada tahap awal penyakit, dokter menggunakan terapi untuk memisahkan antibodi
dari plasma, dan meresepkan immunoglobulin dalam dosis tinggi.
Pertukaran plasma (plasmapheresis). Dalam terapi yang memisahkan antibodi dari
plasma, sel darah merah dan sel darah putih akan terpisah dari plasma. Sesudahnya,
sel darah tanpa plasma akan kembali ke dalam tubuh.
Terapi imunoglobulin. Dalam immunoglobulin berdosis tinggi, dokter
menyuntikkan protein immunoglobulin (zat yang berguna untuk menyerang benda
asing) ke dalam pembuluh darah
Selain itu, beberapa pengobatan penyakit GBS (sindrom Guillain-Barre) yang bisa
digunakan, antara lain:
Obat pengencer darah
Menggunakan alat bantu pernapasan
Obat pereda rasa sakit
Fisioterapi
Orang dengan penyakit GBS membutuhkan bantuan dan terapi fisik sebelum dan sesudah
pemulihan. Terapi tersebut dapat termasuk (Setiari and Sudjud 2018):
Menggerakkan lengan dan kaki Anda oleh terapi sebelum pemulihan, untuk
membantu kelenturan dan kekuatan otot.
Terapi fisik selama pemulihan untuk membantu Anda mengatasi kelelahan dan
mendapatkan kembali kekuatan.
Pelatihan dengan perangkat, seperti kursi roda atau braces, untuk membantu Anda
bergerak.
6. Komplikasi
Penyakit GBS akan mengganggu sistem saraf, yang kemudian berdampak pada
kemampuan gerak dan fungsi tubuh. Komplikasi yang sering terjadi akibat penyakit GBS
meliputi (Saputra and Purwata 2019):
a) Kesulitan bernapas
Pelemahan otot dan kelumpuhan dapat menimpa kelompok otot yang mengendalikan
pernapasan. Kondisi ini termasuk komplikasi yang bisa berakibat fatal.Penderita
penyakit GBS yang mengalami komplikasi ini akan memerlukan bantuan mesin untuk
bernapas selama dirawat di rumah sakit.
b) Gejala sisa berupa kebas dan sensasi sejenisnya
Sebagian besar penderita penyakit GBS memang bisa pulih. Ttetapi ada juga pasien
yang masih memiliki gejala sisa berupa lemah otot, kebas, atau kesemutan di bagian
tubuhnya.
c) Masalah tekanan darah dan gangguan jantung
Komplikasi penyakit GBS bisa menyebabkan tekanan darah naik-turun, dan detak
jantung tak teratur (aritmia).
d) Nyeri
Sekitar separuh penderita GBS akan mengalami gangguan nyeri saraf yang cukup
parah. Kondisi ini umumnya bisa diatasi dengan obat-obatan tertentu.
e) Gangguan buang air kecil dan buang air besar
Proses pencernaan dan pembuangan kotoran yang menjadi lambat, serta retensi urine
seringkali dialami oleh penderita sebagai dampak penyakit GBS.
f) Penggumpalan darah
Kelumpuhan yang disebabkan penyakit GBS membuat penderita berisiko mengalami
penggumpalan darah akibat tidak bisa bergerak. Untuk mencegah komplikasi ini,
penderita disarankan mengonsumsi obat pengencer darah sampai bisa bergerak
kembali.
g) Decubitus
Karena tidak bisa bergerak dan berada dalam satu posisi dalam waktu lama, penderita
penyakit GBS berisiko terkena decubitus atau luka pada kulit dan jaringan di
bawahnya akibat tekanan yang terus-menerus di lokasi tersebut.Decubitus dikenal
juga dengan istilah luka tekan. Kondisi ini dapat dicegah dengan sering mengubah
posisi penderita penyakit GBS.
h) Relaps
Sebagian kecil penderita GBS dapat mengalami kekambuhan atau relaps.Penyakit
GBS adalah kondisi medis yang terjadi scara mendadak, dan bertambah parah dengan
cepat sampai menyebabkan kelumpuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, Husnia, And Hedi Wahyudi. 2019. “Studi Deskriptif Mengenai Resiliensi pada
Pasien Guillain Barre Syndrome Di CGC Kota Bandung.”
MEIDIANTI, AULIA RAHMI. 2017. “Studi Penggunaan Antibiotika pada Pasien Guillain-
Barre Syndrome (GBS) dengan Infeksi (Penelitian Di RSUD. Dr. Saiful Anwar
Malang).”
Ramadhan, Hariz Ghulam. 2020. “Pengaruh Kondisi Defisiensi Vitamin pada Masa Pandemi
COVID-19 terhadap Resiko Terjadinya Penyakit Guillain Barre Syndrome: Studi
Literatur.” Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan 7(3).
RIZKY YULIA YUDAWATI, NIM011310213012. 2016. “Terapi Latihan untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot pada Penderita Guillain Barre Syndrome.”
Saputra, Risky Ilona, And Thomas Eko Purwata. 2019. “Karakteristik Studi Konduksi Saraf
Pasien Sindrom Guillane-Barre di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.”
MEDICINA 50(1): 76–80.
Setiari, Tias Diah, And Reza Widianto Sudjud. 2018. “Sindroma Guillain-Barre dengan
Hospital Acquired Pneumonia di Unit Perawatan Intensif.” Majalah Anestesia Dan
Critical Care 36(3): 122–27.
Zahra, Aulia. 2015. “Resiliensi pada Penderita Guillain-Barre Syndrome.”
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK
MENGENAL LEBIH JAUH PENYAKIT GUILLAIN-BARRÉ SYNDROME (GBS)
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
DAFTAR PERTANYAAN
PELAKSANAAN PENYULUHAN KESEHATAN DENGAN TOPIK
MENGENAL LEBIH JAUH PENYAKIT GUILLAIN-BARRÉ SYNDROME (GBS)
MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVESITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PERTANYAAN JAWABAN