Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TANDA & GEJALA BAHAYA MASA NIFAS

Pembimbing Klinik:

Neneng Huriyah, S.Tr.,Keb

Pembimbing Akademik:

Diah Eko Martini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh: Kelompok 06

1. Bagus Andika (2202032203)

2. Indah Luftatul (2202032152)

3. Indang Ayu Sulistiawati (2202032207)

4. Qonita Zahro T (2202032231)

5. Sayyida Ahmadah (2202032182)

6. Selica Cindy Istikomah (2202032282)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Pendidikan Kesehatan Tanda &Gejala Bahaya Masa


Nifas
Bidang Ilmu : Keperawatan Maternitas
Pelaksana : 1. Bagus Andika
2. Indah Lutfatul
3. Indang Ayu S
4. Qonita Zahro T
5. Sayyida Ahmadah
6. Selica Cindy
Tempat Pelaksanaan : Ruang tunggu keluarga Paviliun Sakinah RSM
Lamongan
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 21 Oktober 2022 jam 09.00 WIB - Selesai

Lamongan, 19 Oktober 2022

Telah diperiksa dan disetujui,

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik

Neneng Huriyah, S.Tr.,Keb Diah Eko M, S.Kep.,Ns.,M.Kep


SURAT KETERANGAN
No :

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Neneng Huriyah, S.Tr.,Keb

Jabatan : Kepala Ruang Paviliun Sakinah RSM Lamongan


Menerangkan bahwa nama-nama berikut :

No Nama Jabatan
1 Diah Eko Martini, S.Kep.,Ns.,M.Kep Dosen
2 Bagus Andika Mahasiswa
3 Indah Lutfatul Mahasiswa
4 Indang Ayu S Mahasiswa
5 Qonita Zahro T Mahasiswa
6 Sayyida Ahmadah Mahasiswa
7 Selica Cindy Mahasiswa

Telah melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 21 Oktober 2022
Tempat : Ruang tunggu keluarga Paviliun Sakinah RSM Lamongan RSM
Lamongan
Media : Leaflet dan lembar balik
Topik : Tanda & gejala bahaya masa nifas
Sasaran : Keluarga pasien Paviliun Sakinah

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Lamongan, 21 Oktober 2021


Kepala Ruangan

(Neneng Huriyah, S.Tr.,Keb)


DAFTAR HADIR

PESERTA PENYULUHAN

Topik : Tanda & Gejala Bahaya Masa Nifas


Hari/Tanggal : Jumat, 21 Oktober 2022
No. NAMA ALAMAT TTD
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Tanda & Gejala Bahaya Masa Nifas

Subtopik : Definisi masa nifas, definisi tanda bahaya nifas, tanda & bahaya

masa nifas

Sasaran : Keluarga pasien

Tempat : Ruang tunggu keluarga Paviliun Sakinah RSM Lamongan

Hari / tanggal : Jumat, 21 Oktober 2022

Waktu : 07.00 WIB - Selesai

1. Latar Belakang

Masa nifas (Puerpurieum) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal nifas

berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Ambarwati, 2017). Masa nifas

adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan,

dan pengembalian alat-alat kandungan atau reproduksi seperti sebelum hamil

yang lamanya 6 minggu atau 42 hari pasca persalinan (Jannah, 2019). Masa

nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi

setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi

pada 24 jam pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh adanya

komplikasi masa nifas. Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-

tanda bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, dikarenakan masih banyak

ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada nifas tidak mengetahui tentang

tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman

1
kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen

(kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh) dan endogen (darijalan lahir

sendiri). Selain itu perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian

ibu, namun dengan meningkatkan persediaan darah dan system rujukan, maka

infeksi menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan mobiditas ibu

(Purwoastuti, 2015).

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan

ibu dapat mengerti dan memahami tanda dan gejala bahaya yang harus

diperhatikan pada masa nifas.

3. Tujuan Khusus Instruksional (TIK)

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan diharapkan:

1. Peserta mampu menjelaskan definisi masa nifas

2. Peserta mampu menjelaskan definisitanda bahaya masa nifas

3. Peserta mampu menjelaskan tanda & gejala bahaya masa nifas

4. Sasaran

Keluarga pasien di Paviliun Sakinah RSM Lamongan

5. Materi

(Terlampir)

6. Metode

1) Ceramah

2) Diskusi/Tanya jawab

7. Media

2
1) Leaflet

8. Strategi Pelaksanaan

Hari dan tanggal Pelaksanaan : Jumat, 21 Oktober 2022

Waktu :07.00 WIB - Selesai

Tempat : Paviliun Sakinah RSM Lamongan

Fasilitator : Diah Eko Martini, S.Kep.,Ns.,M.Kes

CI : Neneng Huriyah, S.Tr.,Keb

Anggota Kelompok : 1. Bagus Andika : Penyusun Leaflet

: 2. Indah Luftatul : Penyaji

: 3. Indang Ayu S : Penyusun SAP

: 4. Qonita Zahro T : Moderator

: 5. Sayyida Ahmadah : Observer

: 6. Selica Cindy : Notulen

9. Pengorganisasian dan Uraian Tugas

1) Moderator:

Uraian tugas:

a. Menutup dan memulai acara

b. Memperkenalkan diri

c. Mengatur proses bertanya dan lamanya diskusi penyuluhan.

d. Menetapkan tata tertib acara penyuluhan

e. Menjaga kelancaran acara

f. Memimpin diskusi

2) Penyaji:

3
Uraian tugas:

a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh peserta.

b. Bersama fasilitator menjalin kerjasama dalam acara penyuluhan

3) Narasumber : Mereview materi penyuluhan dan laporan

4) Fasilitator dan CI

Uraian tugas:

a. Memberikan masukan, pengarahan atau feedback kepada mahasiswa

b. Memotivasi dalam pelaksanaan penyuluhan

c. Memantau jalannya penyuluhan

5) Observer

Uraian tugas:

a. Mempersiapkan alat tulis dan lembar kosong untuk mencatat bagian

kejadian yang penting dalam pelaksanaan penyuluhan.

b. Mengamati jalannya kegiatan

c. Mengevaluasi kegiatan

d. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

10. Pelaksanaan Kegiatan

Tahap Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien Media dan Alat


Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam -
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
penyuluhan
4. Menggali pengetahuan
peserta

4
5. Menjelaskan kontrak
waktu penyuluhan
Membagikan leaflet dan Membaca leaflet dan 1. Materi SAP
menjelaskan: mendengarkan 2. Leaflet
1. Menjelaskan definisi penjelasan
masa nifas
15 2. Menjelaskan definisi
Penyajian
menit tanda bahaya masa
nifas
3. Menjelaskan tanda &
gejala bahaya masa
nifas
1. Melakukan tanya jawab 1. Bertanya dan
tentang materi yang menjawab
10 telah disampaikan
Penutup -
menit 2. Menutup pertemuan 2. Menjawab salam
dan mengucapkan
salam

1. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

a. Lebih dari 75% peserta hadir / ikut dalam penyuluhan.

b. Alat dan media sesuai dengan yang telah direncanakan.

c. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan.

2) Evaluasi Proses

a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan tanda dan gejala bahaya

nifas

5
b. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan

selesai.

c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan

3) Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan:

a. Peserta mampu menjelaskan definisi masa nifas

b. Peserta mampu menjelaskan definisitanda bahaya masa nifas

c. Peserta mampu menjelaskan tanda & gejala bahaya masa nifas

6
Lampiran Materi

TANDA & GEJALA BAHAYA MASA NIFAS

1. Definisi Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu

pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama

kira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran anak (Hutahaean, 2009 dalam Jaya,

2016).

2. Definisi Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal


yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi
selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes, 2003 dalam Jaya 2016).
3. Tanda dan Gejala Bahaya Nifas
1) Perdarahan pasca persalinan (post partum)
a. Pengertian
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang
melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009 dalam Labaili
2017). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
1) Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama
adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan
jalan lahir.
2) Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub

7
involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005)
dalam Jaya (2016, perdarahan post partum merupakan penyebab
penting kematian maternal.
b. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum
1) Paritas lebih dari 5
2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala
uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008 dalam Jaya
2016).
c. Penanganan
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse darah,
pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada
kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008
dalam Jaya 2016).
2) Lochea yang berbau busuk
a. Pengertian
Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret
yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa
cairan seperti nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007 dalam
Sari, 2019).
b. Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau
akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.

8
Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat
(Manuaba, 2008 dalam Sari, 2019).
c. Penanganan
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis,
pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau
metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan
pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008).
3) Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
a. Pengertian
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim
dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60
gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau
terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009 dalam Sari, 2019).
b. Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau
akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat
pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.
Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat
(Manuaba, 2008 dalam Sari, 2019).
c. Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap
hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan
kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo,
2005 dalam Labaili, 2017).
4) Nyeri pada perut dan pelvis
a. Pengertian
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi
nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.

9
b. Faktor penyebab
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvika. Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada
sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan
menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007 dalam Sari, 2019).
Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :
1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis
umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum
tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses
(Prawirohardjo, 2007 dalam Sari, 2019).
2) Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen
dan merupakan penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi
cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire.
Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata
cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies
hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo,
2007 dalam Sari, 2019).
c. Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang
infuse intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam
selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6 jam, ditambah
gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena setiap 24 jam,
ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8 jam)
(Pamilih, 2006 dalam Tawakal, 2018).
5) Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005) dalam Sari (2019), pusing merupakan tanda-
tanda bahaya pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah
tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole >110 mmHg). Lemas yang

10
berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga
ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg dan diastol
<60 mmHg). Penanganan gejala tersebut adalah:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
c. Minum setidaknya 3 liter setiap hari
d. Pil zat besi harus diminum setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar
vitaminnya pada bayi.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
6) Suhu tubuh ibu > 380C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik
antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan
mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah
normal. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan
yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Mochtar, 2002 dalam dalam Sari, 2019).
Penanganan umum bila terjadi demam :
a. Istirahat baring.
b. Rehidrasi peroral atau infuse.
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d. Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002 dalam Sari, 2019).
7) Penyulit dalam Menyusui
Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan.Umumnya
produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3 pasca persalinan.Pada hari
pertama keluar kolostrum. Cairan yang telah kental lebih dari air susu,

11
mengandung banyak protein, albumin, globulin dan kolostrum. Untuk
dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan
melakukan massase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga
duktusnya tidak tersumbat. Untuk menghindari putting rata sebaiknya
sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap
menyusui agar putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari
putting lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting
harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi dan
menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting lecet dapat
disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak
benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas, menyusui 24-48 jam dan ASI
dikeluarkan dengan tangan atau dipompa. Pengeluaran ASI pun dapat
bervariasi seperti tidak keluar samasekali (agalaksia), ASI sedikit
(aligolaksia), dan terlalu banyak (poligalaksia) dam pengeluaran
berkepenjangan (galaktoria) (Sari, 2019).
Beberapa keadaan Abnormal pada masa menyusui yang mungkin
terjadi:
a) Bendungan ASI
Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktoferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna/karena kelainan pada putting susu.
1) Penyebab
(a) Penyempitan duktus laktiferus
(b) Kelenjar kelenja yang tidak dikosongkan dengan sempurna
(c) Kelainan pada puting susu. (Rukiyah, 2011 dalam dalam Sari,
2019)
2) Gejala
(a) Timbul pada hari ke 3-5
(b) Payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri
(c) Suhu tubuh naik.
3) Penatalaksanaan

12
(a) Susukan payudara sesering mungkin
(b) Kedua payudara disusukan
(c) Kompres hangat payudara sebelum disusukan
(d) Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
sangga payudara
(e) Kompres dingin pada payudara diantara menyusui.
(f) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg. Peroral setiap 4
jam
b) Mastitis
Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara biasanya terjadi
pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebab kuman terutama
stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui
peredaran darah (Suhemi, dkk, 2009 dalam Tawakal, 2018).
b. Tanda dan Gejala :
(1) Payudara membesar dan keras
(2) payudara nyeri, dan bengkak
(3) payudara memerah dan membisu
(4) suhu badan naik dan menggigil
c. Penatalaksanaan :
(1) Beri antibiotik 500 mg/6 jam selama 10 hari.
(2) Sangga payudara
(3) Kompres dingin
(4) Susukan bayi sesering mungkin
(5) Banyak minum dan istirahat yang cukup
c) Abses Payudara
Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras di bawah
kulit yang kemerahan terjadi karena mastistis yang tidak segera diobati.
Gejala sama dengan Mastistis terdapat bisul yang pecah dan
mengeluarkan pus (nanah). (Saleha, 2009 dalam Tawakal, 2018).
8) Sakit kepala, penglihat kabur dan pembengkakan di wajah

13
Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam
kepala kadang sakit dibelakang leher atau punggung bagian atas,disebut
juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-
keluhan penyakit yang sering diutarakan ( Tawakal, 2018).
Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala
yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan menyebabkan
resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejanng) dan gangguan
penglihatan (Tawakal, 2018).
Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah satu
gejala dari adanya preeklamsi walaupun gejala utamanya adalah protein
urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-akhir kehamilan dan terkadang
masih berlanjut sampai ibu post partum. Oedema dapat terjadi karena
peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan
dari pembesaran uterus pada vena cava inferior ketika berbaring (Tawakal,
2018).
9) Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan
perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran
bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa
lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik dan emosional
selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009 dalam Labaili, 2017).
Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Mengalami perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Khawatir mengenai sang bayi
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan
menjadi seorang ibu.

14
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008 dalam Jaya, 2016).
10) Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang
ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009 dalam Labaili, 2017).
Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b. Nafsu makan hilang
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.

15
DAFTAR PUSTAKA

Jaya, Hasim, Dkk. (2016). Satuan Acara Penyuluhan (Sap) “Tanda-Tanda Bahaya

Masa Nifas” Di Ruang Lontara Iv Bawah Belakang Rs Wahidin Sudirohusodo

Makassar. Uin Alauddin Makassar

Labaili, Suriani. (2017). Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa

Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

Tahun 2017. Poltekes Kendari

Sari, Defi, Dkk. (2019). Pengaruh Penyuluhan Tentang Tanda Bahaya Masa Nifas

Terhadap Tingkat Pengetahuanibu Hamil Di Puskesmas Wajak Malang.

Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Tawakal, Nadiyah. (2018). Identifikasi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda Bahaya

Nifas Di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Tahun 2018. Politekes Kendari

Anda mungkin juga menyukai