Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang Masalah

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius yang biasanya menyerang parenkim paru. Tuberkulosis
dapat menyerang organ lain seperti meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Penyebab TB Paru itu
adalah mycobacterium Tuberkulosis, bakteri yang tumbuh dengan lambat dan sensitif terhadap panas
dan sinar ultraviolet (Smeltzer & Bare, 2013).

Tingginya kasus penularan TB Paru dibuktikan dengan bertambahnya jumlah penderita TB. Menurut
WHO (2015) pada tahun 2013 terdapat 9 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB Paru dan pada
tahun 2014 meningkat menjadi 9,6 juta penduduk dunia terinfeksi kuman TB Paru. Peningkatan kejadian
penularan TB Paru juga disebabkan oleh ketidakpatuhan penderita TB Paru terhadap pengobatan yang
dapat menyebabkan penderita menjadi resisten terhadap pengobatan dan dapat menambah penderita
TB Paru baru akibat dari penularan kuman TB Paru tersebut (Rizana, 2016).

Cara yang paling efektif untuk mencapai keduanya adalah dengan melakukan penyuluhan terhadap klien
maupun keluarga mengenai bagaimana cara memutus rantai penularan infeksi dengan menutup mulut
ketika batuk, bersin atau ketawa secara benar dan penggunaan masker yang baik. Menurut Sudoyo
(2013) perawat diharapkan dapat menginstruksikan kepada klien dan keluarganya tentang prosedur
pencegahan penularan infeksi dengan membuang tisu basah dengan baik dan mencuci tangan.

B. Pengertian

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri microbacterium
tuberkulosis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar
bakteri tuberkulosis masuk kedalam jaringan paru melalui udara dan selanjutnya mengalami proses yang
dikenal sebagai fokus primer dari ghon (Wijaya, 2013).

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium Tuberkulosis yanng hampir seluruh organ
tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru. Tuberkulosis adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis dengan gejala yang sangat bervariasi (Padila,
2013).

C. Tanda dan Gejala

Keluhan yang timbul pada penderita TB Paru bermacam-macam pada setiap orang. Namun menurut
Setiati (2014) yang sering timbul adalah gejala sebagai berikut :

1. Demam : biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40 - 410C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul
kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam influenza ini, sehingga klien merasa tidak pernah
terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh klien
dan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.

2. Batuk/batuk berdarah : gejala ini banyak di temukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada
bronkus. Batuk ini di perlukan untuk membuang produk – produk radang keluar. Karena terlibatnya
bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang
dalam jaringan paru yakni setelah berminggu – minggu atau berbulan – bulan peradanngan bermula.
Sifat batuk bermula dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi
produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat
pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi
dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.

3. Sesak napas : pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas. Sesak napas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian
paru-paru.

4. Nyeri dada : gejala ini agak jarang yang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu klien menarik /
melepaskan napasnya.

5. Malaise : penyakit tuberkulosi bersifat radang yang menahun.Gejala malaise sering ditemukan berupa
anoreksia tidak nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot,
keringat malam dll. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak
teratur.

D. Komplikasi
Apabila TB Paru tidak ditangani dengan benar maka akan menimbulkan komplikasi. Ada dua komplikasi,
yaitu komplikasi dini dan komplikasi lanjut :

1. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empisema, laringitis, usus, poncet’s orthropathy

2. Komplikasi lanjut : obstruksi jalan napas -> SOPT (sindrom obstruksi pasca tuberkulosis ), kerusakan
parenkim berat -> fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa
(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB (Setiati, 2014).

E. Faktor-faktor penyebab

Menurut Setiati (2014) faktor penyebab TB paru yaitu sebagai berikut :

1) Umur : biasanya umur menjadi penyebab perbedaan jenis penyakit. Manusia yang memiliki risiko
tinggi mengalami TB paru ialah mereka yang berusia kurang dari 3 tahun, remaja serta dewasa muda.

2) Seks : frekuensi dan jenis penyakit pada laki – laki lebih banyak dibandingkan dengan wanita.
3) Ras : hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi , adat istiadat dan perkembangan
kebudayaan, selain itu juga ada penyakit yang hanya dijumpai pada daerah itu.

4) Genetik : ada beberapa penyakit yang diturunkan oleh generasi sebelumnya.

5) Pekerjaan : status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan jenis penyakit akibat pekerjaan,
seperti keracunan, kecelakaan kerja, silikosis dan lainnya.
6) Status nutrisi : gizi yang buruk juga akan mempengaruhi kesehatan seseorang yaitu dapat
mempermudah seseorang dapat menderita TBC.
7) Status kekebalan : reaksi tubuh terhadap infeksi sangat tergantung pada kekebalan tubuh yang
dimiliki.

8) Adat istiadat : ada beberapa adat istiadat yang menimbulkan penyakit, seperti kebiasan memakan
ikan mentah yang dapat menyebabkan penyakit cacing hati.
9) Gaya hidup : kebiasaan dan gaya hidup yang buruk seperti minum minuman yang beralkohol, narkoba
dan merokok dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
10) Psikis : faktor kejiwaan seperti emosional, stress, dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi,
depresi, insomnia dan lainya.

F. Pencegahan penyakit TB paru

1) Makan dengan diet yang seimbang, diit yang diperlukan adalah diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi
Protein), dikenal juga dengan diit ETPT (Energi Tinggi Protein Tinggi) yaitu diit yang mengandung energi
dan protein di atas kebutuhan normal. Diit di berikan dalam bentuk makanan biasa ditambah dengan
bahan makanan sumber protein tinggi seperti susu, telur, dan daging, atau dalam bentuk minuman
enteral (Almatsier, 2014).

2) Cukup tidur dan istirahat

3) Menghindari keramaian pada saat timbulnya gejala – gejala infeksi,

4) Melakukan imunisasi yang telah di sediakan di pelayanan kesehatan.

5) Isolasi : upaya di lakukannya isolasi bertujuan untuk mencegah penyebaran bakteri Tuberkulosis dan
juga melindungi orang lain dari kemungkinan penularan infeksi tersebut. Jenis isolasi untuk penderita
Tuberkulosis adalah isolasi penyakit saluran pernafasaan atau isolasi respirasi. Menurut Darmadi (2018)

6) tidak berdahak sembarangan tempat

7) Batuk dengan benar : pada saat batuk atau bersin hendaklah menggunakan saputangan / tisu untuk
menutup mulut dan hidung agar tidak menyebarkan kuman – kuman penyakit kepada orang lain atau
menggunakan lengan bagian dalam. Setelah itu cuci saputangan atau bakar tisu dan segeralah untuk
mencuci tangan (Irianto, 2014) .

8) Penggunaan Masker : menurut Darmadi (2018) masker perlu digunakan untuk menahan partikel yang
tersebar saat batuk atau bersin maupun berbicara. Masker yang digunakan harus cukup lebar karena
harus menutupi hidung, mulut hingga rahang bawah. Usahakan pemakaian masker pada posisi yang
tepat dengan ikatan tali yang cukup kuat.

Daftar pustaka
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner &
Suddarth vol 1 edisi 8. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. (2015). Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah Brunner &
Suddarth edisi 12. Jakarta : EGC

Darmadi. (2018). Infeksi Nosokomial. Jakarta : Salemba Medika

Irianto, Kus & Kusno Waluyo. 2014. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama Widya

Almatsier, Sunita. 2014. Penuntun Diet. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Setiati, Siti, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi VI. Jakarta : Interna Publishing

Rizana, Novia, dkk. (2016). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Penularan
Tuberkulosis Paru (online) http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/download/6386/5243

Sudoyo, Aru W, dkk. (2013). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai