Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRAKTIK PROFESI NERS KOMUNITAS KEPERAWATAN


DI RT 30 KELURAHAN BAGAN PETE
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENALI BESAR

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I :
Wahyudi Ramadhan Pane G1B220020
Siska Hidayanti G1B220021
Dara Mayori Siregar G1B220022
Nisnaini Anggraini G1B220023
Nopita Jutni Manalu G1B220024
Nadya Syaphira G1B220025
Zunnurain G1B220026
Eva Dwifitria G1B220027
Fatimah Ariyanti Nasution G1B220028
Hanna Pramesti G1B220029
R Dilha Pradivta G1B220030

PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Nurlinawati, S.Kep,. M.Kep
Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep., Sp.Mat
Ns. Eva Maya Sari, S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.Kom

PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Marini, S.Kep
Ns. Wiwike Yanti Elfisa, S.Kep
Ns. Suci Nurfenidha, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

Tema : Kesehatan Reproduksi Pada Remaja dan Penyakit Menular Seksual


Sasaran : Remaja RT.30 Kelurahan Bagan Pete
Hari / Tanggal : Selasa / 14 Desember 2021
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Halaman rumah ketua RT.30
Pengajar : Mahasiswa Profesi Ners Universitas Jambi

A. Latar Belakang
Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia
pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual
dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis
mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting menyangkut, batasan remaja,
yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan
perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial.
Berdasarkan data dari komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) diketahui 32% remaja
usia 14 hingga 18 tahun terutama di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seksual
pranikah dan membuktikan 62,7% remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku
SMP, bahkan 21,2% dintaranya ekstrim, yakni pernah melakukan aborsi (KPAI,2013).
Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa
sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus
modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya
remaja pada saat ini. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan, ini dapat dilihat dari
beberapa hal yakni tingginya angka pemakaian narkoba dikalangan remaja, dan adanya seks
pranikah yang membuat remaja rentan untuk tertular PMS (Lumongga, 2013).
Data survey kesehatan reproduksi remaja Indonesia terakhir Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 5.912 wanita diumur 15-19
tahun secara nasional pernah melakukan hubungan seksual. Pria di usia yang sama berjumlah
6.578 atau 3,7% pernah melakukan hubungan seks. Kurangnya penyuluhan-penyuluhan yang
dilakukan oleh pemerintah dan badan-badan kesehatan lainya dan tidak adanya mata
pelajaran yang secara khusus yang mengajarkan dan memberikan informasi bagi murid SMA,
juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian penyakit menular seksual di
kalangan remaja (Surjadi, skk.2012).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung kepada
beberapa remaja di RT.30 didapatkan data bahwa sebanyak 35 orang dengan persentase
(62,5%) remaja yang tidak mengetahui mengenai penyakit menular seksual, serta 39 orang
remaja dengan persentase (69,6%) tidak mengetahui terkait alat kontrasepsi. Dengan
banyaknya kasus ketidak tahuan mengenai penyakit menular seksual dan pengetahuan
mengenai alat kontrasepsi maka kelompok mengangkat masalah tersebut yang telah disetujui
bersama oleh masyarakat pada kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk
dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
selama 1 x 45 menit diharapkan Remaja dapat mengetahui tentang cara menjaga dan
merawat kesehatan reproduksi.
2. Tujuan Khusus
a) Remaja mampu memahami pengertian kesehatan reproduksi
b) Remaja mampu memahami tentang tugas perkembangan pada masa remaja
c) Remaja mampu memahami cara memlihara organ reproduksi
d) Remaja mampu memahami pengertian pergaulan bebas
e) Remaja mampu memahami macam-macam pergaulan bebas pada remaja
f) Remaja mampu memahami cara mencegah pergaulan bebas pada remaja
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual
2. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada Remaja di RT 30
Kelurahan Bagan Pete.
3. Media
a) Power Point
b) Leaflet
c) Infokus
4. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Evaluasi
5. Pengorganisasian
Pemateri : Siska Hidayanti, S.Kep
Moderator : Dara Mayori Siregar , S.Kep
Notulen : Fatimah Ariyanti Nst, S.Kep
Dokumentasi : a. Wahyudi Ramadhan Pane S.Kep
b. Nadya Shapira, S. Kep
Fasilitator : a. Nopita Jutni Manalu, S. Kep
b. Eva Dwi Fitria, S. Kep
c. R. Dilha Pradifta, S. Kep
d. Zunnurain, S. Kep
e. Nisnaini Anggraini, S. Kep
f. Hanna Pramesti, S. Kep
6. Setting Tempat

Layar

Keterangan:

Fasilitator Pemateri
Dokumentasi Notulen

Moderator Peserta

7. Tugas Tim Pelaksana


a. Moderator
Uraian tugas :
1) Membuka acara penyuluhan dan memperkenalkan diri dan tim serta narasumber
kepada perserta.
2) Mengatur proses dan lama acara penyuluhan
3) Memimpin jalannya penyuluhan
4) Memfasilitasi audiens pada saat tanya jawab
5) Memimpin jalannya diskusi pada saat tanya jawab
6) Menutup acara penyuluhan
b. Pemateri
Uraian tugas :
1) Menyampaikan materi penyuluhan
2) Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan penyuluhan kesehatan sebelum
kegiatan dimulai
c. Fasilitator
Uraian tugas :
1) Ikut bergabung dan duduk bersama peserta
2) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
3) Menginterupsi kegiatan tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
d. Notulen
Uraian tugas :
1) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
2) Menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya
prosesp enyuluhan
3) Mengevaluasi hasil penyuluhan
4) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan
5) Mencatat nama dan jumlah peserta.
6) Mencatat pertanyaan yang diajukan perserta dan jawaban oleh tim.
Mencatat hasil dari diskusi dan tanya jawab dan membuat hasil laporan penyuluhan
8. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan  Mengucapkan salam
( 5 menit )  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
pendidikan kesehatan
 Menjawab salam
 Apersepsi dengan cara
 Mendengarkan
menggali pengetahuan yang
dimiliki Remaja tentang
kesehatan reproduksi pada
remaja
2. Pelaksanaan  Menjelaskan materi :
( 35 menit ) 1) Pengertian kesehatan
reproduksi
2) Tugas perkembangan
pada masa remaja
3) Cara memelihara organ  Mendengarkan
reproduksi  Bertanya
4) Pengertian pergaulan
bebas
5) Macam-macam pergaulan
bebas pada remaja
6) Cara mencegah pergaulan
bebas pada remaja
3. Penutup  Menyimpulkan materi  Mendengarkan
(5 menit)  Mengevaluasi Remaja  Menjawab salam
tentang materi yang telah
diberikan
 Mengakhiri pertemuan

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
3. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati.
4. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
5. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias dalam menyimak pemaparan materi yang diberikan oleh
narasumber.
2. Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan samapai selesai.
3. Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.
c. Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta mampu :
1) 13 dari 15 Remaja mampu memahami pengertian kesehatan reproduksi
2) 13 dari 15 Remaja mampu memahami tentang tugas perkembangan pada masa
remaja
3) 13 dari 15 Remaja mampu memahami cara memlihara organ reproduksi
4) 13 dari 15 Remaja mampu memahami pengertian Pergaulan bebas
5) 13 dari 15 Remaja mampu memahami macam-macam pergaulan bebas pada
remaja
6) 13 dari 15 Remaja mampu memahami cara pencegahan pergaulan bebas pada
remaja
LAMPIRAN
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
A. Pengertian Kesehatan Reprodukasi
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja
khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah
dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja perempuan dan
mimpi basah untuk laki-laki. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat
yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. 
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai
perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa
yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik
(organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-
emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang
mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan
lingkungan di sekitarnya, agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang
sehat baik jasmani, maupun mental dan psikososial.

B. Ciri-ciri perkembangan remaja


Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :
a. Lebih dekat dengan teman sebaya
b. Ingin bebas
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a. Mencari identitas dini
b. Timbulnya keinginan untuk kencan
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e. Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
a. Pengungkapan kebebasan diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra jasmani dirinya
d. Dapat mewujudkan rasa cinta
e. Mampu berpikir abstrak

C. Perubahan fisik pada masa remaja / Pubertas


Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks :
a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki
2. Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah
zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan (pubis).

D. Tugas Perkembangan pada masa remaja


Pada usia remaja, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih mendalam dengan teman sebaya baik
sesama jenis maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggung-jawabkan secara
sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku

E. Pemeliharaan Organ Reproduksi


1. Menurut Kusmiran (2012) cara memelihara alat-alat reproduksi secara umum yaitu
sebagai berikut:
a) Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari
b) Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin atau anus dengan
menggunakan air bersih atau kertas pembersih (tisu). Gerakan cara membersihkan
alat kelamin adalah dari arah vagina kearah anus, untuk mencegah kotoran anus
masuk ke vagina.
c) Dianjurkan untuk mencukur atau merapikan rambut kemaluan karena bisa
ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman.
d) Tidak menggunakan celana ketat bagi laki-laki dan perempuan, karena dapat
mengakibatkan permukaan penis atau vagina menjadi mudah berkeringat, lembab
dan menimbulkan tumbuhnya bakteri, jamur atau kuman. Celana ketat juga dapat
menganggu stabilisasi suhu skrotum sehingga dapat menganggu fungsi testis dalam
memproduksi sperma.
2. Pemeliharaan Organ reproduksi pada remaja perempuan
a) Tidak memasukkan benda asing kedalam vagina
b) Menggunakan celana dalam yang menyerap keringat 3. Tidak menggunakan celana
yang terlalu ketat
c) Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan (vagina) kebelakang
(anus). Jangan terbalik karena bakteri yang ada disekitar anus bisa membawa ke
dalam vagina. Setelah dibersihkan gunakan handuk bersih atau tissue kering untuk
mengeringgkannya.
d) Tidak perlu sering menggunakan sabun khusus pembersih vagina. vagina sendiri
sudah mempunyai organisme alami untuk mempertahankan keasamannya.
Keseringan menggunakan sabun dapat mematikan bakteri baik dan memicu
berkembang biaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.
e) Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian
dalam. Minimal mengganti pakaian dalam dua kali sehari.
f) Dianjurkan pada waktu haid harus sering mengganti pembalut karena pembalut
juga menyimpan bakteri jika lama tidak diganti. Maka pembalut diganti sebaiknya
3 jam sekali atau jika sudah terasa penuh.
3. Pemeliharaan organ reproduksi remaja laki-laki
Cara pemeliharaan organ reproduksi laki-laki diantaranya adalah tidak
menggunakan celana yang ketat karena dapat mempengaruhi suhu testis, sehingga
dapat menghambat produksi sperma. Dapat juga dilakukan sirkumsisi (sunat), untuk
mencegah adanya penumpukan kotoran atau cairan dalam kelenjar sekitar alat kelamin
dan sisa air seni sehingga alat kelamin menjadi bersih (Kusmiran, 2012).
F. Pergaulan Remaja
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok, seperti yang dikemukakan oleh
Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya
manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang
individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih
mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang
masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang
mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.
G. Macam-macam Pergaulan Bebas Pada Remaja
1) Pergaulan Bebas Pada Remaja
Pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja yang
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan perilaku
yang menyimpang”. Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh
Hamzah” pergaulan bebas merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan criminal”. Sedangkan dalam
pandangan Islam pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada
diri seseorang”, dan menurut B.Simanjuntak “ Pergaulan Bebas adalah sebuah proses
interaksi antara seorang dengan oran lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan
baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat kebiasaan. Berikut beberapa
pergaulan bebas yang marak terjadi ditengah remaja saat ini :
a. Penggunaan Narkoba
Narkoba adalah zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati
atau perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan
ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Faktor penyebab dari seorang remaja
menjadi pecandu narkoba :
 Ingin terlihat bergaya
 Solidaritas kelompok atau geng
 Coba-coba
 Menyelesaikan beban fikiran/stress
 Merasa ingin dianggap dewasa
Dampak dari penggunaan narkoba :
 Mudah membohongi dan memarahi orang tua
 Ada keinginan untuk mencuri
 Memicu halusinasi (membayangkan atau merasa melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak nyata)
 Mulai melakukan kebiasaan menyimpang (ugal-ugalan, seks bebas,
berkata kasar dan beresiko perilaku kekerasan dengan orang lain)
b. Narkolema (Narkoba Lewat
Mata)
Narkolema (Narkoba Lewat Mata) adalah pornografi yang dilihat oleh
seseorang yang memiliki efek kecanduan dan daya rusak sebagaimana pada
pengguna narkotika. Kerusakan yang dialami akibat kecanduan pornografi adalah
rusaknya otak bagian depan yang berfungsi sebagai pusat pertimbangan dan
pengambilan keputusan serta membentuk kepribadian seseorang. Pengkonsumsi
pornografi dapat menjadi kecanduan karena mengalami rasa senang, gembira dan
tenang. Dr. Mark Kasteleman menyatakan “The Drug of The New Melinnium”
yang mana mengandung makna bahwa bahwa pornografi merupakan “Narkoba
Millenium Baru atau Narkolema ”
Tingginya kejadian narkolema yang dialami oleh siswa dipengaruhi oleh
dampak negatif dari kemajuan teknologi komunikasi, seperti internet dan telepon
seluler yang secara langsung atau tidak langsung menyajikan konten-konten yang
berbau pornografi terutama koten video porno yang sedemikian cepat menyebar
dan meracuni kalangan remaja yang mayoritas adalah pelajar, sehingga tidak
dapat dihindari. Saat ini begitu besar pengaruh dan dampak negatif dari menonton
video porno bagi pelajar. Remaja yang terpapar pornografi akan mempengaruhi
sikapnya tentang gambaran seks pada dirinya, selanjutnya akan diwujudkan
dalam bentuk perilaku intimasi dengan pasangannya (Stulhofer, 2012).
c. Free Sex
Dunia remaja memang tidak lepas dari yang namanya percintaan dan tidak
dapat pula dipungkiri bahwa anak SD juga sudah mengenal cinta. Sehingga dari
situ timbullah yang namanya pacaran. Bahwa banyak anak SMP/SMA bahkan
yang tidak sekolah hanya berpacaran untuk senang-senang saja, bukan dianggap
sebagai suatu hal yang serius. Banyak kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh
remaja. Ini semua terjadi karena factor pergaulan.
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti.
Seks bebas pada remaja secara medis selain dapat memperbesar kemungkinan
terkena infeksi menular seksual dan virus HIV (Human Immuno Deficiency
Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja
perempuan. Sebab, pada remaja perempuan usia 12-17 tahun mengalami
perubahan aktif pada sel dalam mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya
juga dibarengi dengan penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja.
Sehingga hal ini akan semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja
terkait kesehatan reproduksi ini.
Dampak yang didapatkan dari seks bebas :
 Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-
mitos seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan
seksual dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa
berhubungan seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan.
Padahal hubungan seks sekalipun hanya sekali juga dapat
menyebabkan kehamilan selama si remaja perempuan dalam masa
subur.

 Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena kondisi si remaja perempuan
yang mengalami KTD (Kehamilan tidak diinginkan) umumnya
tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan
 Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi
kepada mitra seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan
salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak
menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan penyebab kedua
terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang
(Sarwono, 2011).
Penyakit menular seksual (PMS) disebut juga Infeksi Menular
Seksual (IMS) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual antara penis, vagina, anus, dan mulut (Zakaria
2012).
Macam-Macam Penyakit menular seksual :
a) Gonorea, Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang paling
sering terjadi. Gejala yang dirasakan : Rasa gatal dan panas pada
ujung kemaluan, Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
Pengeluaran nanah diujung kemaluan dan dapat bercampur darah.
Gejala klinis yang menonjol yaitu rasa
b) Sifilis dikenal dengan (raja singa), Karena penyakit ini bersifat
sistemik, maka sering dijumpai demam, myalgia, limfadenopati,
sakit flu, dan sakit kepala (Heffner, 2005 dalam Triningtyas,
2010).
c) HIV/AIDS, HIV kumpulan atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Sudoyono, 2006). Cara
Penularannya Penularan HIV/AIDS melalui cairan tubuh yang
mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik
homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik pada
penggunaan narkotika, transfusi komponen darah ( Sudoyono,
2006).
d) Herpen Gentitalia, herpes genital adalah penyakit menular seksual
pada pria dan wanita, yang menyebabkan luka melepuh di area
kelamin. Namun, penderita herpes genital juga bisa tanpa gejala. yang
terlihat berupa luka lepuh di area kelamin. Virus herpes simpleks (HSV)
adalah penyebab dari penyakit herpes genital atau herpes kelamin.
Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital dari ibu hamil
juga dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya.
H. Hal-hal yang diperlukan untuk mencegah pergaulan bebas
a) Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
b) Peningkatan penghargaan diri.
c) Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
d) Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2
atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang
anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga
dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia
jalani.
e) Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone,
dan lain-lain.
f) Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan
membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Andani, 2010. Perilaku Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS). Diakses 4
Februari 2019.
2. Bobak, Lowdermik, Jensen. (2004). ”Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
EGC: Jakarta
3. Caesarina Ancah. 2009. Kespro Remaja, disampaikan pada Seminar Nasional
Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP. Nuris. Juni 2009. Jember-Jawa
Timur.
4. Daili. 2009. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Depkes RI,
2006. Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) Bagi Remaja. Jakarta : Depkes
RI; 2006.
5. Depkes RI.(2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KKR). Jakarta : Depkes RI; 2007
6. Eriyani Linda Dwi. Kesehatan Reproduksi Remaja: Menyoal Solusi. 2006,
disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Remaja di PP. Nuris, Juni 2009. Jember-Jawa Timur.
7. Labibzamani. 2016. Kampanye Anti Narkolema Peringatan Ke-52 HKN Digelar
Serentak di 50 SMA/SMK di Solo
8. Potter & perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta
9. Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, PT Tiga Serangkai, Surakarta,
2009, h. 65
10. Simangunsong, Jimmy. (2015). Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Studi
Kasus pada Badan Narkotika Nasional Kota Tanjung pinang).
http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/gravity_forms/1-
11. Soekidjo, Notoatmodjo. (2007). Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka
Cipta
12. SDKI, 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Survei Demografi Kesehatan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai