DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I :
Wahyudi Ramadhan Pane G1B220020
Siska Hidayanti G1B220021
Dara Mayori Siregar G1B220022
Nisnaini Anggraini G1B220023
Nopita Jutni Manalu G1B220024
Nadya Syaphira G1B220025
Zunnurain G1B220026
Eva Dwifitria G1B220027
Fatimah Ariyanti Nasution G1B220028
Hanna Pramesti G1B220029
R Dilha Pradivta G1B220030
PEMBIMBING AKADEMIK:
Ns. Nurlinawati, S.Kep,. M.Kep
Dr. Muthia Mutmainnah, M.Kep., Sp.Mat
Ns. Eva Maya Sari, S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.Kom
PEMBIMBING LAPANGAN:
Ns. Marini, S.Kep
Ns. Wiwike Yanti Elfisa, S.Kep
Ns. Suci Nurfenidha, S.Kep
A. Latar Belakang
Remaja adalah anak berusia 13-25 tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia
pubertas pada umummnya, yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual
dan usia 25 tahun adalah usia ketika mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis
mampu mandiri. Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting menyangkut, batasan remaja,
yaitu mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan
perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial.
Berdasarkan data dari komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) diketahui 32% remaja
usia 14 hingga 18 tahun terutama di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seksual
pranikah dan membuktikan 62,7% remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku
SMP, bahkan 21,2% dintaranya ekstrim, yakni pernah melakukan aborsi (KPAI,2013).
Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa
sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus
modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya
remaja pada saat ini. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan, ini dapat dilihat dari
beberapa hal yakni tingginya angka pemakaian narkoba dikalangan remaja, dan adanya seks
pranikah yang membuat remaja rentan untuk tertular PMS (Lumongga, 2013).
Data survey kesehatan reproduksi remaja Indonesia terakhir Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan sebanyak 5.912 wanita diumur 15-19
tahun secara nasional pernah melakukan hubungan seksual. Pria di usia yang sama berjumlah
6.578 atau 3,7% pernah melakukan hubungan seks. Kurangnya penyuluhan-penyuluhan yang
dilakukan oleh pemerintah dan badan-badan kesehatan lainya dan tidak adanya mata
pelajaran yang secara khusus yang mengajarkan dan memberikan informasi bagi murid SMA,
juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kejadian penyakit menular seksual di
kalangan remaja (Surjadi, skk.2012).
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner dan wawancara secara langsung kepada
beberapa remaja di RT.30 didapatkan data bahwa sebanyak 35 orang dengan persentase
(62,5%) remaja yang tidak mengetahui mengenai penyakit menular seksual, serta 39 orang
remaja dengan persentase (69,6%) tidak mengetahui terkait alat kontrasepsi. Dengan
banyaknya kasus ketidak tahuan mengenai penyakit menular seksual dan pengetahuan
mengenai alat kontrasepsi maka kelompok mengangkat masalah tersebut yang telah disetujui
bersama oleh masyarakat pada kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD) untuk
dilakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi pada remaja
selama 1 x 45 menit diharapkan Remaja dapat mengetahui tentang cara menjaga dan
merawat kesehatan reproduksi.
2. Tujuan Khusus
a) Remaja mampu memahami pengertian kesehatan reproduksi
b) Remaja mampu memahami tentang tugas perkembangan pada masa remaja
c) Remaja mampu memahami cara memlihara organ reproduksi
d) Remaja mampu memahami pengertian pergaulan bebas
e) Remaja mampu memahami macam-macam pergaulan bebas pada remaja
f) Remaja mampu memahami cara mencegah pergaulan bebas pada remaja
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual
2. Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada Remaja di RT 30
Kelurahan Bagan Pete.
3. Media
a) Power Point
b) Leaflet
c) Infokus
4. Metode
a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Evaluasi
5. Pengorganisasian
Pemateri : Siska Hidayanti, S.Kep
Moderator : Dara Mayori Siregar , S.Kep
Notulen : Fatimah Ariyanti Nst, S.Kep
Dokumentasi : a. Wahyudi Ramadhan Pane S.Kep
b. Nadya Shapira, S. Kep
Fasilitator : a. Nopita Jutni Manalu, S. Kep
b. Eva Dwi Fitria, S. Kep
c. R. Dilha Pradifta, S. Kep
d. Zunnurain, S. Kep
e. Nisnaini Anggraini, S. Kep
f. Hanna Pramesti, S. Kep
6. Setting Tempat
Layar
Keterangan:
Fasilitator Pemateri
Dokumentasi Notulen
Moderator Peserta
9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
2. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
3. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati.
4. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
5. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Evaluasi Proses
1. Peserta antusias dalam menyimak pemaparan materi yang diberikan oleh
narasumber.
2. Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan samapai selesai.
3. Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.
c. Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta mampu :
1) 13 dari 15 Remaja mampu memahami pengertian kesehatan reproduksi
2) 13 dari 15 Remaja mampu memahami tentang tugas perkembangan pada masa
remaja
3) 13 dari 15 Remaja mampu memahami cara memlihara organ reproduksi
4) 13 dari 15 Remaja mampu memahami pengertian Pergaulan bebas
5) 13 dari 15 Remaja mampu memahami macam-macam pergaulan bebas pada
remaja
6) 13 dari 15 Remaja mampu memahami cara pencegahan pergaulan bebas pada
remaja
LAMPIRAN
1. Kesehatan Reproduksi Remaja
A. Pengertian Kesehatan Reprodukasi
Kesehatan reproduksi pada remaja adalah kondisi kesehatan pada remaja
khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia yang kesiapanya sudah
dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja perempuan dan
mimpi basah untuk laki-laki. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat
yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.
Masa remaja merupakan masa transisi yang unik dan ditandai oleh berbagai
perubahan fisik, emosi, psikis. Masa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, merupakan masa
yang khusus dan penting, karena merupakan periode pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja merupakan periode peralihan
dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa remaja terjadi perubahan fisik
(organobiologik) secara cepat, yang tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental-
emosional). Perubahan yang cukup besar ini dapat membingungkan remaja yang
mengalaminya. Karena itu mereka memerlukan pengertian, bimbingan, dan dukungan
lingkungan di sekitarnya, agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa yang
sehat baik jasmani, maupun mental dan psikososial.
Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan
sebelum waktunya. Hal ini terjadi karena kondisi si remaja perempuan
yang mengalami KTD (Kehamilan tidak diinginkan) umumnya
tertekan secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap
menjalani kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan
berdampak pula pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk
melangsungkan kehamilan
Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, parasit atau jamur, yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual dari seseorang yang terinfeksi
kepada mitra seksualnya. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan
salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit yang tidak
menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan penyebab kedua
terbesar pada dewasa muda perempuan di negara berkembang
(Sarwono, 2011).
Penyakit menular seksual (PMS) disebut juga Infeksi Menular
Seksual (IMS) adalah sekelompok infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual antara penis, vagina, anus, dan mulut (Zakaria
2012).
Macam-Macam Penyakit menular seksual :
a) Gonorea, Gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang paling
sering terjadi. Gejala yang dirasakan : Rasa gatal dan panas pada
ujung kemaluan, Rasa sakit saat kencing dan banyak kencing,
Pengeluaran nanah diujung kemaluan dan dapat bercampur darah.
Gejala klinis yang menonjol yaitu rasa
b) Sifilis dikenal dengan (raja singa), Karena penyakit ini bersifat
sistemik, maka sering dijumpai demam, myalgia, limfadenopati,
sakit flu, dan sakit kepala (Heffner, 2005 dalam Triningtyas,
2010).
c) HIV/AIDS, HIV kumpulan atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV. AIDS
merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Sudoyono, 2006). Cara
Penularannya Penularan HIV/AIDS melalui cairan tubuh yang
mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik
homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik pada
penggunaan narkotika, transfusi komponen darah ( Sudoyono,
2006).
d) Herpen Gentitalia, herpes genital adalah penyakit menular seksual
pada pria dan wanita, yang menyebabkan luka melepuh di area
kelamin. Namun, penderita herpes genital juga bisa tanpa gejala. yang
terlihat berupa luka lepuh di area kelamin. Virus herpes simpleks (HSV)
adalah penyebab dari penyakit herpes genital atau herpes kelamin.
Penyebaran HSV paling sering terjadi melalui hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital dari ibu hamil
juga dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya.
H. Hal-hal yang diperlukan untuk mencegah pergaulan bebas
a) Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
b) Peningkatan penghargaan diri.
c) Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
d) Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2
atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang
anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga
dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia
jalani.
e) Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone,
dan lain-lain.
f) Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan
membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik
DAFTAR PUSTAKA
1. Andani, 2010. Perilaku Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS). Diakses 4
Februari 2019.
2. Bobak, Lowdermik, Jensen. (2004). ”Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
EGC: Jakarta
3. Caesarina Ancah. 2009. Kespro Remaja, disampaikan pada Seminar Nasional
Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP. Nuris. Juni 2009. Jember-Jawa
Timur.
4. Daili. 2009. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. Depkes RI,
2006. Dampak Infeksi Menular Seksual (IMS) Bagi Remaja. Jakarta : Depkes
RI; 2006.
5. Depkes RI.(2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Pusat Informasi dan Konseling
Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KKR). Jakarta : Depkes RI; 2007
6. Eriyani Linda Dwi. Kesehatan Reproduksi Remaja: Menyoal Solusi. 2006,
disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi
Remaja di PP. Nuris, Juni 2009. Jember-Jawa Timur.
7. Labibzamani. 2016. Kampanye Anti Narkolema Peringatan Ke-52 HKN Digelar
Serentak di 50 SMA/SMK di Solo
8. Potter & perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC: Jakarta
9. Roli Abdul Rahman, Menjaga Akidah dan Akhlak, PT Tiga Serangkai, Surakarta,
2009, h. 65
10. Simangunsong, Jimmy. (2015). Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Studi
Kasus pada Badan Narkotika Nasional Kota Tanjung pinang).
http://jurnal.umrah.ac.id/wpcontent/uploads/gravity_forms/1-
11. Soekidjo, Notoatmodjo. (2007). Kesehatan masyarakat,edisi ke 11.Jakarta : Rineka
Cipta
12. SDKI, 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : Survei Demografi Kesehatan
Indonesia.