Oleh :
Disusun oleh
1. Fadhilah Rahmawati 011913243002
2. Muhdhifah Husna 011913243039
3. Fitri Kurnia Rahayu 011913243004
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Program Studi profesi kebidanan Puskesmas medokan ayu
FK UNAIR Surabaya
KIA/Xg
Puskesms
Agustin indFivans.yT
Rize Budi Amalia, S. Keb. Bd, M.Kes
Nip 19841023201611201 NIP 19740811 200501 2 007
e
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Pubertas pada remaja
13. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Agustin Indryani, SST
Pembimbing Akademik : Rize Budi Aamlia, S. Keb., Bd., M. Kes
Moderator : Fadhilah Rahmawati
Pembicara : Muhdhifah Husna
Fasilitator : Fitri kurnia Rahayu
14. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Materi penyuluhan dan SAP sudah disiapkan
2) Laptop, LCD & sarana penunjang penyuluhan lainnya sudah siap 15
menit sebelum penyuluhan dimulai
3) Tempat penyuluhan dilakukan di SD MA
4) Peserta mengisi daftar hadir 5 menit sebelum penyuluhan
b. Evaluasi Proses
1) Acara dimulai dan diakhiri sesuai dengan jadwal kegiatan
penyuluhan
2) Peserta diharapkan antusias terhadap materi penyuluhan
3) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
acara penyuluhan selesai
4) Peserta yang hadir berjumlah minimal 40 orang
c. Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab dan menjelaskan secara singkat
pertanyaan tentang pubertas, cirri-ciri masa pubertas, dan perubahan
pada mas pubertas.
MATERI PENYULUHAN
PERSIAPAN PUBERTAS REMAJA
1. Pengertian
Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan fisik dan seksual terjadi
dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Pubertas adalah masa transisi dari
masa anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan munculnya tanda–tanda
seksual sekunder dan kemampuan bereproduksi dengan ditandai dengan
perubahan hormonal, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis dan sosial
(Styne, 2000). Puber berasal dari kata latin Pubescere berarti mendapat pubes
atau rambut kemaluan yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan
perkembangan seksual (Panuji & Umami, 1999).Menurut Chaplin (1993:408),
pubertas adalah periode-periode kehidupan dimana terjadi kematangan organ-
organ seks mencapai tahap menjadi fungsional terhadap variasi yang jelas sekali
diantara individu-individu yang berbeda, pada umumnya usia akhir periode untuk
anak perempuan adalah 13 tahun dan pada anak laki-laki 14 tahun.
Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-
perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada
seks primer (Primary Sex Characteristics) dan perubahan pada seks sekunder
(Secondary Sex Characteristics). Meskipun perkembangan ini biasanya
mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak
sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari
perubahanperubahan. Pubertas biasanya berlangsung pada umur 13-20 tahun dan
fase yang lebih matang dimana dari implus yang tenang menjadi menonjol
sehingga dinamis. Saat remaja pertumbuhan fisik baik laki-laki maupun
perempuan sangatlah cepat tumbuhnya. Perbedaan pertumbuhan fisik laki-laki
dan perempuan adalah pada organ reproduksinya, dimana akan diproduksi
hormone yang berbeda, penampilan yang berbeda, serta bentuk tubuh yang
berbeda akibat berkembangnya tanda seks sekunder.
Pubertas terjadi sebagai akibat dari pengeluaran hormon yang berasal
dari kelenjar pituitary dan gonad yang telah matang. Hormon akan merangsang
tubuh untuk mematangkan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Selain berakibat
pada keadaan fisik perubahan masa puber akan mempengaruhi sikap dan
perilaku. Remaja yang kurang komunikasi dan pengarahan dari orang tua,
pelajaran sekolah atau akses informasi yang minim, atau bahkan rasa malu untuk
bertanya akibat lingkungan yang menganggap pubertas merupakan suatu yang
tabu membuat remaja menjadi kurang mendapat pendidikan pubertas. Akibatnya
remaja yang menginjak masa pubertas cenderung ingin menyendiri, sering
membantah, menantang, emosi yang tidak stabil, bahkan akan kehilangan
kepercayaan diri. Seberapa serius perubahan masa puber akan mempengaruhi
perilaku sebagian besar bergantung pada kemauan anak puber untuk
mengungkapkan keprihatinan dan kecemasan kepada orang lain sehingga
dengan begitu ia dapat memperoleh pandangan yang baru dan yang lebih baik.
Anak yang merasa sulit atau tidak mampu berkomunikasi dengan orang lain
lebih banyak berperilaku negatif dari pada anak yang mampu berkomunikasi.
Akibat psikologis juga timbul karena kebingungan yang berasal dari harapan
sosial orang tua, guru dan orang lain untuk berbuat sesuai dengan standart yang
pantas untuk usia mereka. Hal ini mereka anggap relatif mudah kalau pola
perilaku mereka terletak pada tingkatan perkembangan yang sesuai. Namun anak
yang kematangannya belum siap untuk memenuhi harapan tersebut cenderung
akan mengalami masalah (Hurlock, 2012: 192). Orang tua dan guru dapat
bekerja sama untuk menyiapkan anak menuju masa puber dengan menceritakan
apa yang ingin dan perlu diketahui tentang proses kematangan sehingga ia tidak
akan membayangkan bahwa ada sesuatu yang salah pada dirinya bilamana
dirinya berbeda dari teman-temannya, membantu memperbaiki penampilan,
mendorong untuk bercita-cita secara relistik sehingga tidak kecewa dengan
prestasi yang dicapai, dan menerima kemurungan serta kenakalan sebagai
keadaan yang bersifat sementara. Adanya motivasi dan dukungan yang kuat dari
lingkungan untuk melakukan segala harapan yang menyenangkan untuk
mencapai status dewasa juga akan meringankan beban dan menjamin hasil akhir
yang baik. Selain itu pihak sekolah seyogyanya memberikan pendidikan
pubertas baik melalui pendidikan formal maupun informal sehingga anak
memiliki pengetahuan dan siap dalam menghadapi masa puber. Pubertas yang
dalam kehidupan masyarakat dianggap tabu seharusnya bukan menjadi halangan
namun menjadikan lecutan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pubertas
sehingga remaja yang awalnya merasakan dampak negatif pubertas menjadi
paham apa itu pubertas dan dapat menangani dampak negatif pubertas dengan
bijak (Hurlock, 2012: 202).
Pubertas bukan merupakan peristiwa yang tiba-tiba terjadi, tetapi
merupakan suatu refleksi maturasi yang bertahap dari aksis hipotalamus-
hipofisisgonad yang dimulai sejak masa janin sampai masa pubertas, dimana tiap
periode mempunyai karakteristik tertentu.Pubertas terjadi sebagai akibat dari
peningkatan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus
dan diikuti oleh sekuen perubahan sistem endokrin yang komplek serta timbulnya
sistem umpan balik negatif dan positif. Sekuen ini akan diikuti oleh timbulnya
tanda seks sekunder, pacu tumbuh dan kesiapan untuk bereproduksi. Masa puber
merupakan masa transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi karena pubertas
berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja dan
dikatakan tumpang tindih karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak
masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa
puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
Menjelang anak matang secara seksual, ia masih disebut anak puber, begitu
matang secara seksual ia disebut remaja atau remaja muda (Al Mighwar,
2006:70).
2. Ciri-ciri Pubertas
Anak yang mengalami masa pubertas selama dua tahun atau kurang
dianggap sebagai anak yang cepat matang, sedangkan yang memerlukan tiga
sampai empat tahun untuk menyelesaikan peralihan menjadi dewasa dianggap
sebagai anak yang lambat matang. Anak perempuan cenderung lebih cepat
matang dibandingkan anak laki-laki.Ciri-ciri anak yang mengalami masa pubertas
adalah sebagai berikut (Soetioe, 1982:5–6):
Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan
keluarga.
Adapun ciri-ciri fisik anak yang memasuki masa pubertas adalah sebagai berikut
(Sujanto, 1996:172–173):
Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-
sel sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai
menghasilkan sel telur.
Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan
lebih tampak membulat.
Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak
laki-laki dan anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak
lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung.
Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha
menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi
dengan malu-malu.
Masa pubertas terjadi secara bertahap yaitu masa prapubertas, pubertas dan
pascapubertas yang dijelaskan sebagai berikut (Wong et al, 2009:585):
2) Fase ovulasi
Pada puncak sekresi estrogen, hipofisis mensekresi LH lebih
banyak dan ovulasi terjadi 1 jam setelah peningkatan LH
3) Fase luteal
Pada fase luteal yang mengikuti fase ovulasi ditandai dengan
adanya korpus luteum yang dibentuk dari proses luteinisasi sel
folikel. Pada korpus luteum kolesterol dikonversi menjadi
estrogen dan progesterone. Progesterone ini mempunyai efek
berlawanan dengan estrogen pada endometrium yaitu
menghambat proliferasi dan perubahan produksi kelenjar
sehingga memungkinkan terjadinya implantasi ovum. Tanpa
terjadinya fertilisasi ovum dan produksi human chorionic
gonadotropic (HCG), korpus luteum tidak bisa bertahan. Regresi
korpus luteum mengakibatkan penurunan kadar progesterone dan
estrogen yang menyebabkan terlepasnya endometrium, proses
tersebut dikenal sebagai menstruasi. Menstruasi terjadi kira-kira
14 hari setelah ovulasi (Batubara, 2016)
Pada anak laki-laki, perubahan hormonal dimulai dengan
peningkatan LH, kemudian diikuti oleh peningkatan FSH. LH akan
menstimulasi sel Leydig testis untuk mengeluarkan testosteron yang
selanjutnya akan merangsang pertumbuhan seks sekunder,
sedangkan FSH merangsang sel sertoli untuk mengeluarkan inhibin
sebagai umpan balik terhadap aksis hipotalamushipofisis-gonad.
Fungsi lain FSH menstimulasi perkembangan tubulus seminiferus
menyebabkan terjadinya pembesaran testis. Pada saat pubertas
terjadi spermatogenesis akibat pengaruh FSH dan testosteron yang
dihasilkan oleh sel Leydig (Batubara, 2016)
Pada periode pubertas, selain terjadi perubahan pada aksis
hipotalamus-hipofisis-gonad, ternyata terdapat hormon lain yang
juga memiliki peran yang cukup besar selama pubertas yaitu hormon
pertumbuhan (growth hormone/GH). Pada periode pubertas, GH
dikeluarkan dalam jumlah lebih besar dan berhubungan dengan
proses pacu tumbuh selama masa pubertas(Batubara, 2016)
2) Perubahan Fisik
Pertumbuhan fisik dapat dinilai dari ukuran berat, panjang,
umur tulang, dan tanda-tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2015).
a) Pertumbuhan Berat Badan
Berat badan merupakan gambaran dari massa jaringan tubuh hal ini
diakibatkan karena meningkatnya masa otot pada laki-laki dan
meningkatnya masa lemak pada perempuan. Perubahan komposisi tubuh
terjadi karena pengaruh hormon steroid seks. Kenaikan berat badan dapat
bervariasi pada setiap rentan usia. Kenaikan berat badan selama masa
pubertas dapat sebesar 50%, saat mulainya akselerasi dan puncak berat
badan yang dinamakan peak weight velocity.
b) Pertumbuhan Tinggi Badan
Pada masa ini terjadi pacu tumbuh berat badan dan tinggi badan
yang disebut sebagai pacu tumbuh adolesen yang terjadi pada usia 11
tahun pada remaja laki-laki dan 9 tahun pada remaja perempuan. Alat-
alat kelamin juga mengalami pertumbuhan yang pesat dan timbulnya
tanda- tanda seks sekunder (Soetjiningsih, 2010). Kecepatan
pertumbuhan tinggi badan menurun segera sebelum pubertas, kemudian
terjadi akselerasi yang mendadak pada masa pubertas yang disebut pacu
tumbuh (height spurt). Kecepatan pertumbuhan tinggi remaja laki-laki
sebelum memulai pacu tumbuh adalah sekitar 5 cm/tahun (3,5-6,5 cm).
Pertumbuhan ini berlangsung terus sampai sekitar 2 tahun, dimana pada
saat itu remaja perempuan telah mengalami pacu tumbuh. Pada saat
remaja perempuan seusianya telah mulai deselerasi, remaja laki-laki
justru memulai akselerasi pertumbuhannya dan mencapai puncak
kecepatan tinggi badan 9 cm/tahun (7-12 cm/tahun) (Soetjiningsih,
2010).
Kecepatan tumbuh remaja perempuan sebelum memulai pacu
tumbuh adalah 5,5 cm/tahun (4-7,5 cm). Remaja perempuan mencapai
puncak kecepatan tinggi badannya dengan kecepatan 8 cm/tahun (6-10,5
cm) setelah 2 tahun mulai pacu tumbuh. Kecepatan maksimal dicapai 6-
12 bulan sebelum menarche, dipertahankan selama beberapa bulan,
kemudian terjadi deselerasi untuk 2 tahun selanjutnya atau lebih
(Soetjiningsih, 2010).
Daftar Pustaka
.
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAV BIDAN
J1. Mayjea Prof Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. 031-5020251, 030252-3
Website atp: HWTV ik urar ac.1d Email no Qit unair. acjd Fax (0:1) 5022472
Pada hari ini, Sabtu tanggal 14 Desember 2019 pukul 08.00 WIB di ruang kelas SDN
Medokan Ayu 2 Surabaya telah dilaksanakan penyuluhan mengenai "Persiapan Pubertas".
Penyuluhan dimulai pada pukul 08.00 WIB s/d 09.00 WIB yang dilanjutkan dengan sesi FGD
dengan siwi putri, dengan jumlah peserta yang hadir berjumlah 90 orang.
Pelaksanaan Penyuluhan:
1. Jumlah peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 90 orang dan telah memenuhi dari
target yaitu 40 orang.
2. Sasaran penyuluhan terpenuhi yaitu remaja dini yang dalam penyuluhan ini dadiri
oleh siswa kelas 6 SDN Medokan Ayu 2 Surabaya
3. Peserta memperhatikan penyuluhan dengan antusias dan respon yang diberikan
peserta sangat baik, dibuktikan dengan antusiasnya peserta pada saat sesi diskusi dan
tanya jawab hampir seluruh peserta antusias ingin menjawab pertanyan yang diajukan
pembicara. Pada sesi FGD juga lebih dari setengah peserta yang memberikan
dan primer.
dapat dilakukan dalam |3. An. H: tidak perlu panic, tetap tenang,
3. Apa saja yang
makanan
rajin berolahraga, makan
menghadapi masa pubertas?
bernutrisi, istrahat cukup, dan menjaga
kebersihan diri terutama organ
reproduksi
Pertanyaan Jawaban
1-2 tahun pertama setelah
Pada
1. Menstruasi masih belum teratur tiap | 1.
keluar, siklus
bulan apakah normal? menstruasi pertama
memang masih belum
normal. Karena
hormone masih belum stabil dan masih |
menyesuaikan dengan tubuh.
Cara mengatasi dilep atau nyeri perut | 2. Bisa dilakukan kompres hangat pada
| 2.
saat menstruasi bagaimana? perut, hangat terutama
minum minuman
keluar lebih banyak atau bagaimana? peredaran darah sehingga aliran darah ke
daerah uterus lancar. Olahraga tidak
berpengaruh pada banyak tidaknya|
darah yang keluar. Tiap orang memiliki
volume pengeluaran yang berbeda dan
biasanya juga tergaung dengan hari
menstruasi dimana hari-hari awal akan
dipersiapkan dengan baik sehingga acara penyuluhan dapat berjalan dengan susunan
Mengetahui,
Puskesmas/
Medokan Ayu
Rize Budi Amalia, S.Keb., Bd, M.Kes Agustin lndrivani, S.ST
NIK. 198410232016113201 NIP. 19470811 2005 01 2007
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
Kampus A JI. Mayjen Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131 Telp. (031) 5020251, 5030252,
S030253. Ext. 123 Fax (031) 5022472 website: http://www.fk.ac.id email: imfo@fk
unair.ac.id
|ADiu PrdhanaH2
2 AAirlangga MK|L2
3 Lintang whammad F 4
4 Febrnon du Ard-anto
5Celfamndo Tselin 6
6 MCCh harmtkut Fobamsa 1 2
7 abre Den Mateu 12|74u 8
8 6 NOABRYR EidwdA 12
99 Rizy Ganieny
1
10
| 10 Hanmdan BAR 12
11 Eth femllo 1 2
12 MiKo AKbar A. 14
3 MoCh kidho lLahad: 12
14 195h ahya Riak 3
15 ACriosehATa ArHe R.12 15 16 u n
16 i e a Ovl 18 9
174N4r AAnL 17
18MReznal-
19 8Ctkup 20
19 MBlqttelA- 12-
20 wden Haidar A 21
21 M p0Ct
22 2 A
23 Tristan P 12 23 24
24 hahgara ACYO_A12
25 ArKoon Viero KShoko I 25taan 26 es
26 ntha Sa
27N Ragfi Cunauan 12 27 28
28M. AiE_
29 0to gometo r 29 30
29 30
29Clementie Hotoriafedia RP
30 arna laMai yah 12
31 ndty Maulidyoa tua(2 (32
32 Maiul MaghfuOn 2 SRd
33 SaSabiia Putri Aaio
34 Narasya AUia . 19thn
33
34
35 A Tnrtuoru 35 36
36 onu farcdktaka b. atohh
37 NAYLA PAA P 2 2 tahu37 38 Ra
o
| 38 Ri2atullaili R.A 12 tha
39 Niela a C
40 S Don04u N
2
Ithn
thn 39 40*Pw
/2
12 thn 41
41 Nina.Do A
42 Nauila M. R
43 Thoriq Ar 2asyid 1tn
44 Arrencu
45 aicyah
2
rahma ayu
43
tol masuK asue
12 th 45 tdE
ue
46 tcl
46 Fajar dhi FOn t h masu masuE
47 47 48
48
49 49 50
50
Surabaya, 14 Desember 2019