Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA


DI PUSKESMAS LAPAI PADANG

OLEH :
KELOMPOK J’17

1. ANGGIA SIMILIKITI
2. MUTIA SUANDI
3. DWI NOVIYANI
4. HENITA EKA PUTRI
5. DINI HAYATI
6. LIVIA TESSA SURYA
7. RAHMAYUNI
8. SRI RATNA DEWI
9. YELZA NIGITA
10. YOKA MUTIA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pola Hidup Sehat pada Lansia


Hari/ Tanggal : Rabu, 16 Agustus 2017
Pukul : 09.00 s.d 10.00 WIB
Sasaran : Lansia
Tempat : Puskesmas Lapai Padang

A. LATAR BELAKANG
Usia lanjut merupakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999). Sedangkan menurut UU No.
13 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat (2) (3) (4) tentang kesehatan dikatakan usia
lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki
usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik
yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi
mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin
memburuk, gerakan lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional, semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian.
Perubahan-perubahan psikologis yaitu ingatan menurun, cemas, mudah
tersinggung, stress, dan depresi (Nugroho, 2006).
Perubahan fisik yang terjadi pada Lansia menyebabkan penurunan
produktivitas lansia, sehingga akan menyebabkan penurunan dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti makan, ke kamar mandi,
berpakaian , dll. Dengan keterbatasan yang dimilki oleh lansia tersebut tentu
akan mempengaruhi kualitas hidup lansia tersebut.
Seseorang Lansia dianggap berhasil menjalani proses penuaan jika
dapat menerapkan pola hidup sehat yaitu seperti terhindar dari berbagai
penyakit, organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, serta kemampuan
berfikirnya/ kognitif masih tajam, selain itu dari segi pola makan harus
seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupuin jenis
makanannya, seperti makan makanan tidak tinggi lemak, mengkonsumsi
sayuran dan buah. Dengan diterapkannya pola hidup sehat oleh lansia tersebut
dapat memghindarkan dari penyakit diabetes militus atau kencing manis,
penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dll.
Pada puskesmas Lapai Padang didapatkan data pada bulan Agustus
2017 rata-rata lansia yang datang berobat ke puskesmas Lapai menderita
penyakit hipertensi, rematik, diabetes melitus, katarak, gastritis dan
penurunan fungsi sensori.
Oleh sebab itu mahasiswa praktek profesi keperawatan gerontik
merasa perlu untuk memberikan penyuluhan kesehatan dengan topik “Pola
Hidup Sehat Pada lansia” agar diharapkan lansia mampu menerapkan pola
hidup sehat dalam mempertahankan kemandirian dan kualitas hidup untuk
mencapai kesejahteraan lansia.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, lansia yang hadir di Puskesmas Lapai
mengerti mengenai pola hidup sehat pada lansia.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan pasien mampu:
a. Menyebutkan apa itu lansia
b. Menyebutkan apa saja perubahan yang terjadi pada lansia
c. Menyebutkan tingkat kemandirian lansia
d. Menyebutkan kualitas hidup yang baik bagi lansia
e. Menyebutkan gaya hidup yang sehat bagi lansia
f. Menyebutkan cara mendapatkan pola hidup yang sehat bagi lansia
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik
Pola hidup sehat pada usia lanjut
2. Sasaran/Target
Lansia yang mengikuti prolaknis di Puskesmas Lapai
3. Metoda
Ceramah, diskusi dan demonstrasi
4. Media dan Alat
- Laptop
- LCD
- Leaflet
5. Waktu dan tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Agustus 2017
Waktu : 09.00 s.d10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Lapai Padang

D. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan
 Memberikan salam dan  Menjawab salam 5 menit
memperkenalkan semua  Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
 Menjelaskan topik  Mendengar dan
penyuluhan memperhatikan
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
2 Pelaksanaan 20 menit
 Menggali pengetahuan  Menjawab
peserta tentang defenisi pertanyaan
lansia
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
peserta tentang defenisi memperhatikan
lansia
 Menggali perubahan yang  Menjawab
terjadi pada lansia pertanyaan
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
peserta tentang perubahan memperhatikan
yang terjadi pada lansia
 Menggali pengetahuan  Menjawab
peserta tentang tingkat pertanyaan
kemandirian lansia
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
peserta tentang tingkat memperhatikan
kemandirian lansia
 Menggali pengetahuan  Menjawab
peserta tentang kualitas pertanyaan
hidup yang baik bagi lansia
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan

peserta tentang kualitas memperhatikan

hidup yang baik bagi lansia


 Menggali pengetahuan  Menjawab

peserta tentang gaya hidup pertanyaan


yang sehat bagi lansia
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
peserta tentang gaya hidup memperhatikan
yang sehat bagi lansia
 Menggali pengetahuan  Menjawab
peserta tentang cara pertanyaan
mendapatkan pola hidup
yang sehat bagi lansia
 Memberi reinforcement
positif
 Menjelaskan kepada  Mendengar dan
peserta tentang cara memperhatikan
mendapatkan pola hidup
yang sehat bagi lansia  Menjawab
pertanyaan
3 Penutup 5 Menit
 Memberi kesempatan  Menjawab
kepada peserta penyuluhan pertanyaan
untuk bertanya  Peserta merespon
 Evaluasi dengan jawaban
 Menyimpulkan materi yang benar
penyuluhan  Menjawab salam
 Menutup pertemuan dan
memberi salam
 Membagikan leaflet
E. SETTING TEMPAT PENYULUHAN

Keterangan :
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: pasien dan keluarga pasien
: Presentator
F. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Akademik :
Pembimbing Lapangan :
Presentator : Dwi Noviyani
Moderator : Anggia Similikiti
Observer : Livia Tessa Surya
Fasilitator : Rahmayuni
Mutia Suandi
Henita Eka Putri
Dini Hayati
Sri Ratna Dewi
Yoka Mutia
Yelza Nigita
Pembagian tugas
a. Peran Moderator
a) Membuka dan menutup acara.
b) Memperkenalkan diri.
c) Menetapkan tata tertib acara penyuluhan.
d) Menjaga kelancaran acara.
e) Memimpin diskusi.
f) Menanyakan bahasa yang digunakan
g) Menyampaikan kontrak waktu
h) Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan.
b. Peran Presentator
a) Menyampaikan materi penyuluhan
c. Peran observer
a) Mengamati jalannya kegiatan.
b) Mengevaluasi kegiatan.
c) Mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta kegiatan.
d. Peran fasilitator
a) Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi
penyuluhan.
b) Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya.
c) Menjadi contoh dalam kegiatan.

G. EVALUASI PROSES
1. Evaluasi Struktur:
a. Penggunaan media yang lengkap, kondisi tempat yang kondusif.
b. Penyuluh menguasai materi dan mampu menyampaikan informasi
kesehatan kepada peserta
c. Peserta berperan aktif selama proses penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat terlaksana sesuai dengan perencaan
b. Peserta penyuluhan tidak meninggalkan lokasi selama penyuluhan
c. Peserta aktif dalam penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. 75 % peserta dapat menyebutkan apa itu lansia
b. 75 % peserta dapat menyebutkan perubahan yang terjadi pada lansia
c. 75 % peserta dapat menyebutkan tingkat kemandirian lansia
d. 75 % peserta dapat menyebutkan kualitas hidup yang baik bagi
lansia
e. 75 % peserta dapat menyebutkan gaya hidup yang sehat bagi lansia
f. 75 % peserta dapat menyebutkan cara mendapatkan pola hidup yang
sehat bagi lansia
Lampiran Materi

A. PENGERTIAN LANSIA
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Proses penuaan adalah siklus kehidupan
yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi
organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap
berbagai serangan penyakit. Hal tersebut disebabkan seiring
meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan
fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.

B. PERUBAHAN PADA LANSIA

Perubahan Fisik
1) Rambut rontok warnanya berubah menjadi putih, kering dan tidak
mengkilat.
2) Sistem Indra
Biasanya terjadi penurunan fungsi pada indera pendengaran dan
penglihatan karena proses penuaan.
3) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak
elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga
menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula
sebasea dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada
kulit dikenal dengan liver spot.
4) Sistem Muskuloskeletal
- Jumlah otot berkurang, ukuran juga mengecil, volume otot secara
keseluruhan menyusut dan fungsinya menurun.
- Tulang-tulang menjadi keropos (osteoporosis).
- Akibat degenerasi di persendian, permukaan tulang rawan menjadi
kasar.
5) Sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
- Otot-otot jantung mengalami perubahan degeneratif, ukuran jantung
mengecil, kekuatan memompa darah berkurang.
- Pembuluh darah mengalami kekakuan
6) Sistem pernafasan
Perubahan pada otot, kartilago dan sendi torak (dada) mengakibatkan
gerakan pernapasan terganggu dan kemampuan peregangan toraks
berkurang.
7) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi
sebagai kemunduran fungsi yang nyata :
- Kehilangan gigi,
- Indra pengecap menurun,
- Rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun),
8) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi
yang mengalami kemunduran. Karena proses degenerasi maka jumlah
nefron (satuan fungsional di ginjal yang bertugas membersihkan darah)
menurun. Yang berakibat kemampuan mengeluarkan sisa metabolism
melalui air seni berkurang pula.
9) Sistem saraf
Lansia mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.

Perubahan psikososial
1. Penurunan Kondisi Fisik
Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang
sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan
kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada
usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya.
Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik,
misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.
2. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan
Tujuan ideal pensiun adalah agar lansia dapat menikmati hari tua atau
jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya,
karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan,
kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.
3. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
4. Kesepian
5. Gangguan cemas dan depresi

C. TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA

Menurut Maryam (2008) dengan menggunakan indeks kemandirian lansia


adalah berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien
dalam hal makan, mandi, toileting, kontinen (BAB/BAK), berpindah ke
kamar mandi dan berpakaian.

D. PERILAKU POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA


Berdasarkan prinsipnya maka lanjut usia merupakan usia
yang penuh kemandirian baik dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari,
bekerja maupun berolahraga. dengan menjaga kesehatan fisik, mental,
spiritual, ekonomi, dan sosial, seseorang dapat memilih masa tua yang lebih
membahagiakan, terhindar dari banyak masalah kesehatan.
Menurut Hanata (2010), faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola
hidup sehat pada lansia antara lain:
a. Faktor Makanan
b. Faktor Istirahat
c. Faktor Olahraga

E. POSYANDU LANSIA
Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum lansia yang
dilakukan dari, oleh, dan untuk lansia yang menitik beratkan pada upaya
promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
(Notoatmodjo, 2007).
Tujuan umum pembentukan posyandu lansia menurut Departemen
Kesehatan RI (2003) adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya
Tujuan khusus pembentukan posyandu lansia yaitu:
a. Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya.
b. Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat
dalam menghayati kesehatan lansia.
c. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.

Yang dilakukan pada posyandu lansia adalah:


a. Pemeriksaan : Tingkat kemandirian lansia, tekanan darah, asam urat, Hb,
dan lain-lain
b. Lansia yang mengalami masalah akan dirujuk ke puskesmas untuk
pemeriksaaan lanjutan
c. Penyuluhan kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Hardianto wibowo. (2003). Lanjut Usia dan olahraga, Jakarta: PT grafindo pesada
kotler
Maryam RS, ekasari, MF,dkk .2008. mengenal usia lanjut dan perawatannya.
Jakarta: salemba medika

Mu’rifah. (1991). Pendidikan kesehatan. Jakarta: buku kesehatan untuk PGSD


Tamher,s,noorkasiani.2009. kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan
keperawatan. Jakarta: salemba medika

Anda mungkin juga menyukai