Anda di halaman 1dari 49

STUDI LITERATUR : KOMPRES HANGAT REBUSAN JAHE

TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN


GOUT ARTHRITIS

KTI STUDI LITERATUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Jurusan
Keperawatan Program D III Keperawatan Poso

DISUSUN OLEH :

MOH. FIRMAN
NIM : P00220217025

POLIKEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


J U R U S A N K E P E R A W A T A N
PRODI D-III KEPERAWATAN POSO
TAHUN 2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh tim penguji untuk diuji Poltekkes
Kementerian Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III
Keperawatan Poso.

Nama : Moh.Firman

Nim : P00220217025

Poso,

Pembimbing I

Agusrianto, S.Kep.Ns.MM

NIP. 197307271997031002

Poso,

ii
Pembimbing II

Dafrosia Darmi Manggasa,S.Kep.Ns.M.Biomed

NIP. 198106082005012003

Menyetujui

Ketua Program Studi

Agusrianto, S.Kep.Ns.MM

NIP. 197307271997031002

iii
LEMBAR TIM PENGESAHAN PENGUJI

Proposal Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes
Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan Poso.
pada tanggal Juni 2020.

Nama : Moh.Firman

Nim : P00220217025

Poso, Juli 2020

Tim Penguji

Penguji 1

Dewi Nurviana Suharto, S.Kep.Ns.M.Kep.Sp.Kep.MB

NIP. 198106082005012003

Penguji 2

iv
I Made Nursana, S.Kep,Ns,M.Kes

NIP. 197106231995031002

Penguji 3

Tasnim, S.Kep,Ns,MM

NIP. 196301401984032001

Mengetahui Menyetujui
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan Keperawatan

Nasrul SKM,M.KES SelviAlfridaMangundap,S.Kep.M,Si


Nip.196804051988021001 NIP. 196604191989032002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang

telah diberikan-Nya, sehingga KTI studi literatur yang berjudul “ Studi Literatur

kompres hangat rebusan jahe terhadap penurunan nyeri pada pasien gout

arthritis” ini bisa terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. KTI studi literatur ini

tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih banyak kepada berbagai pihak yang telah membantu

penulis, diantaranya :

1. Nasrul, SKM,M.Kes. Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Palu

2. Selvi Alfrida Mangundap,S.Kp.M,Si Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu

3. Agusrianto,S.Kep.Ns.MM. Ketua Program Studi Keperawatan Politekknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Palu Prodi D-III Keperawatan Poso.

4. Pembimbing 1 Agusrianto,S.Kep.Ns.MM. yang selalu sabar dan tidak pernah

lelah memberikan masukan dan bimbingannya.

5. Pembimbing 2 Dafrosia Darmi Manggasa ,S.Kep,Ns.,M.Biomed yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian penulisan proposal studi

kasus ini.

6. Agusrianto,S.Kep.Ns.MM.selaku Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama belajar di Poltekkes Kemenkes Palu Prodi Poso

vi
7. Bapak/Ibu dan Tenaga Kependidikan Program Studi Keperawatan Poso yang

selama ini telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

8. Kedua Orang Tua saya Amin Said dan ibu saya Maemunah Kelung yang

telah membesarkan dan mendidik saya sehingga menjadi seperti sekarang.

Selalu mendukung dan memberikan nasihat agar saya selalu sabar dan ikhlas

selama penyusunan Proposal ini.

9. Ulfiafebriani yang selalu memberikan semangat serta dukungan untuk selalu

sabar dan membantu selama penyusunan Proposal ini.

10. Teman satu tempat tinggal selama studi pembelajaran berjalan sampai dengan

selesai yang selalu menyemangati dan memberikan dukungan sehingga saya

dapat menyelesaikan Proposal Studi kasus ini.

Penulis menyadari dengan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan

yang dimiliki penulis maka Proposal Studi Kasus ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan penulis untuk dijadikan sebagai perbaikan dalam penyusunan hasil

penelitian.

Poso, Juli 2020

Moh.Firman

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI........................................iii

KATA PENGANTAR..........................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan.......................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Gout Arthritis


1. Definisi...................................................................................5
2. Etiologi................................................................................... 5
3. Manifestasi Klinis.................................................................. 7
4. Patofisiologi........................................................................... 8
5. Pathway.................................................................................. 9
6. Komplikasi........................................................................... 11
7. Pemeriksaan penunjang....................................................... 11

viii
8. Penatalaksanaan....................................................................12
B. Tinjauan Tentang Konsep Evidence Based Nursing (EBN)
1. Tinjauan Tentang Kompres Hangat Rebusan Jahe.............. 13
2. Tinjauan Tentang Nyeri .......................................................15

BAB III METODE PENULISAN

A. Metode Penelusuran....................................................................17
B. Alasan Pemilihan Jurnal.............................................................17
C. Subjek studi.................................................................................17
D. Fokus studi..................................................................................18
E. Etika penelitian...........................................................................18

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis.......................................................................................21
B. Pembahasan................................................................................26
C. Hambatan....................................................................................30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................31
B. Saran...........................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena

penimbunan kristal monosodium urat didalam tubuh. Asam urat merupakan

hasil metabolis akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang

terdapat dalam inti sel tubuh. Penyebab penumpukan kristal di daerah

persendian diakibatkan kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar asam

urat dalam darah antara 0,5 –0,75 g/ml purin yang dikonsumsi (Jaliana, 2017).

Berdasarkan data Worid Health Organization (WHO, 2018), Prevalensi

gout didunia mengalami kenaikan dengan jumlah 1370 juta jiwa (33,3%).

Prevalensi gout juga meningkat pada kalangan orang dewasa di Inggris

sebesar 3,2% dan Amerika Serikat sebesar 3,9%. Di Korea prevalensi asam

urat meningkat dari 3,49% per 100 orang pada Tahun 2007 menjadi 7,58% per

100 orang pada Tahun 2015. Prevalensi gout di Indonesia mengalami

penurunan. Pada tahun 2013 kejadian Gout Artritis di Indonesia sebesar

11,9% (Riskesdas, 2013) sedangkan pada tahun 2018 prevalensi kejadian

Gout Artritis di Indonesia sebesar 7,3% (Riskesdas, 2018). Hasil data

Riskesdas tahun 2018 mengatakan bahwa prevalensi penyakit sendi pada

lansia di Sulawesi Tengah sebanyak 7,72%. Menurut hasil data Rikesdas tahun

2018 prevalensi penyakit sendi berdasarkan wawancara yang di diagnosis

dokter meningkat seiring dengan bertambah nya umur, demikian juga yang

1
2

didiagnosis dokter atau gejala. Prevalensi tertinggi pada umur ≥75 tahun (33%

dan 54,8%). Prevalensi yang didiagnosis tenaga kesehatan lebih tinggi pada

perempuan (13,4%) di banding laki-laki (10,3%) namun jika dibandingkan

dengan hasil rikesdas pada tahun 2013 justru pernyakit sendi cenderung

menurun dibeberapa kota besar di Indonesia.

Penyakit gout artritis dapat menimbulkan banyak komplikasi yang dapat

mempengaruhi penderitanya. Komplikasi yang dapat terjadi akibat dari gout

artritis meliputi severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan

fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan

pada proses inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis

sehingga dapat menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi

tulang (Utami, P 2015).

Dampak nyeri gout artritis yang dapat ditimbulkan berupa menurunnya

kualitas hidup penderitanya karena nyeri yang sangat mengganggu aktivitas

sehari-hari. Muncul keluhan pada sendi dimulai dengan rasa kaku atau pegal

pada pagi hari kemudiaan timbul rasa nyeri pada sendi dimalam hari nyeri

tersebut terjadi secara terus menerus sehingga sangat mengganggu

penderitanya (Purnamasari, 2015).

Tindakan farmakologis untuk penderita gout athritis diantaranya adalah

dengan menggunakan obat-obatan seperti obat allopurinol yang berguna untuk

menurunkan kadar asam urat dan non farmakologis untuk penderita asam urat
3

diantaranya adalah kompres, baik itu kompres hangat dan kompres dingin.

Kompres hangat dapat meringankan rasa nyeri dan radang ketika terjadi

serangan asam urat yang berulangulang. Efek pemberian terapi kompres

hangat terhadap tubuh antara lain dapat meningkatkan aliran darah kebagian

tubuh yang mengalami cidera, meningkatkan pengiriman leukosit dan

antibiotik kedaerah luka, meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri

akibat spasme atau kekakuan, dan meningkatkan aliran darah (Potter dan

Perry, 2016).

Jahe memiliki kandungan yang bermanfaat mengurangi nyeri pada gout

arthritis karena jahe memiliki sifat pedas, pahit dan aromatic dari olerasin

seperti zingeron, gingerol dan shogaol. Jahe dapat diberikan dengan cara

kompres hangat maupun kompres parutan (Yuniarti , E. V 2017).

Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang studi literatur Kompres Hangat Rebusan Jahe

Pada Pasien Gout Arthritis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, reviewer mencoba melakukan studi

literatur pada beberapa jurnal penelitian untuk mengetahui lebih mendalam

yang berhubungan dengan Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis.


4

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Dapat mengidentifikasi studi literature yang berhubungan dengan

masalah penelitian

2. Tujuan Khusus

Dapat mengidentifikasi Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap

Penurunan Nyeri Pada Pasien Gout Arthritis

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi

Hasil ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi adik-adik

mahasiswa dan menambah keluasan ilmu dalam bidang keperawatan

2. Bagi Peneliti

Hasil ini diharapakan dapat meningkatkan pengalaman pengetahuan

tentang penyakit Gout Arthritis dan bagaimana Penerapan Kompres

Hangat Rebusan Jahe Terhadap Penurunan Nyeri untuk memperoleh

pengalaman dalam mengimplementasikan perawatan Nyeri pada Pasien

Gout Arthritis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Gout Arthritis

1. Definisi

Gout athritis menurut Brunner & Suddarth [2015] adalah sekumpulan

kondisi inflamasi kronis yang berhubungan dengan efek metabolisme

purin secara ginetik dan menyebabkan hiperurisemia. Gout arthritis adalah

penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak, berulang dan disertai

dengan rasa nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat atau

asam urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya

kadar asam urat di dalam darah hiperurisemia Junaidi.I 2016).

2. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit

/penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering

terjadipada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan

Kelainan metabolikdalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat

yang kurang dari ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung :

a. Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik):

6
7

1) Gout arthritis primer metabolik: terjadi karena sintesa atau

pembentukan asam urat yang berlebihan.

2) Gout arthritis metabolik: terjadi karena pembentukan asam urat

berlebihan karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama yang

diobati dengan sitostatika, psoriasis, polisitemia vera, dan

mielobrosis.

b. Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal):

1) Gout renal primer: terjadi karena gangguan ekskresi asam urat di

tubulidistal ginjal yang sehat.

2) Gout renal sekunder: disebabkan oleh ginjal yang rusak, misalnya

pada glomerulonefritiskronik, kerusakan ginjal kronis (chornic

renal failure).

c. Perombakan dalam usus yang berkurang. Serangan gout (arthritis gout

akut) secara mendadak, dapat dipicu oleh:

1) Luka ringan

2) Pembedahan

3) Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya

akan protein purin

4) Kelelahan

5) Stres secara emosional

6) Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat,

seperti salisilat dosis kecil, hidroklorotiazid (diuretik), furosemid,


8

asam-asam keton hasil pemecahan lemak sebagai akibat dari

terlalu banyak mengkonsumsi lemak.

7) Kedinginan [Iskandar Junaidi, 2016]

3. Manifestasi Klinis

Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan

rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan

kristal yang menumpuk dalam jaringan aritukuler, jaringan oseus,jaringan

lunak, serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan

asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit gout yang

di kenali :

a. Hiperutisemia asimtomatik

b. Artiritis gout yang kronis

c. Gout interkritikal

d. Gout tofaseus yang kronik

Biasanya, serangan gout pertama hanya menyerang satu sendi dan

berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang

secara bertahap, di mana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala

hingga terjadi serangan berikutnya. Namun, gout arthritis cenderung akan

semakin memburuk, dan serangan yang tidak diobati akan berlangsung

lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa sendi. Alhasil sendi

yang terserang bisa mengalami kerusakan permanen.

Lazimnya, serangan gout arthritis terjadi di kaki (monoarthritis).

Namun. 3-14% serangan juga bisa terjadi di banyak sendi (poliarthritis).


9

Biasanya, urutan sendi yang terkena serangan gout arthritis (poliarthritis)

berulang adalah ibu jari kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tanggan,

lutut, dan bursa olekranon pada siku.

Sendi yang terserang gout arthritis akan membengkak dan kulit di

atasnya akan berwarnah merah atau keunguan, kencang dan licin, serta

terasa hangat dan nyeri jika digerakan, dan muncul benjolan pada sendi

(yang disebut tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima), kulit diatasnya

akan berwarnah merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Gejala lainya

adalah muncul tofus di helix telinga/pinggiran sendi/ tendon.

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan

menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan

kristal dari kristal urat (tofi) diedapkan dibawah kulit disekitar sendi. Tofi

juga bisa berbentuk di dalam ginjal dan organ tubuh lainya, di bawah kulit

telinga atau di sekitar siku. Jika tidak di obati, tofi pada tangan dan kaki

bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang menyerupai kapur

Junaidi.I (2016).
10

4. Patofisiologi

Penyakit Gout Arthitis merupakan gangguan metabolisme asam urat

yang memuncak dengan terjadinya endapan garam monosodium urat

dalam sendi dan akhirnya dalam jaringan subkutan. Biasanya Gout

Arthitis di tandai dengan inflamasi sendi yang sangat nyeri dan endapan

urat di sekitar sendi, sering di sertai dengan kadar asam urat yang sangat

tinggi di dalam darah. Senyawa urat berasal dari purin dalam makanan dan

hasil daur ulang penguraian atau perbaikan jaringan.

Pada hiperurisemia, peningkatan pada kadar urat ada dalam cairan

ekstraselular lain, termaksut cairan synovial, dan juga pada plasma. Akan

tetapi cairan synovial merupakan pelarut yang buruk untuk urat dari pada

plasma. Kristal monosodium urat dapat terbentuk dalam cairan synovial

atau dalam membran synovial, kartilago, atau jaringan ikat sendi

lainnya.Kristal cenderung terbentuk pada jaringan perifer tubuh, sementara

itu suhu yang lebih rendah mengurangi kelarutan asam urat. Kristal juga

terbentuk di jaringan ikat dan ginjal. Kristal ini menstimulus dan

melanjutkan proses inflamasi, selama neutrophil berespon dengan ingesti

kristal. Neutrophil melepaskan fagolisosom, menyebabkan kerusakan

jaringan yang menyebabkan terjadinya inflamasi terus menerus dan pada

akhirnya proses inflamasi merusak kartilago sendi dan tulang yang

menyertai.(Lemone Priscilla, Dkk. 2015)

5. Pathway
Asam urat dalam
Diet tinggi purin Peningkatan pemecahan
serum
sel
11

Metabolisme purin Tdk di sekresi melalui


Asam urat dlm sel keluar
urin

Penyakit ginjal
Asam uarat dalam Kemampuan sekresi (glomerulonetritis
serum meningkat asam urat dan gagal ginjal)
( hiperurisemia ) terganggu/menurun

Hipersaturasi asam Peningkatan asam


urat dlm plasma laktat sebagai Konsumsi alcohol
dan garam urat di produk sampingan
cairan tubuh metabolisme

Terbentuk kristal Di bungkus oleh


monosodium urat berbagai protein Merangsang
(MSU) (termaksud IgG) ( leukosit PMN)

Di ginjal Di jaringan lunak dan Terjadi fagositosis


persendian kristal oleh leukosit

Penumpukan
dan Penumpukan dan
Terbentuk
pengendapan pengendapan MSU
fagolisosom
MSU

Pembentukan
Pembentukan topus
Merusak selaput
batu ginjal protein kristal
asam urat
Respon inflamasi
meningkat
Proteinuria,hiperte
nsi ringan,urin Terjadi ikatan hydrogen
asam,pekat antara permukaan
kristal dgn memberan
lisosom
Resiko
ketidakseimbangan
volume cairan Membran lisosom
robek, terjadi pelepasan
enzym dan oksida
radikal ke sitoplasma
(synovial)
12

hipetermia Pembesaran dan


penonjolan sendi

Peningkatan
kerusakan sendi
Nyeri akut Deformitas sendi

Kontraktur sendi Kekakuan sendi

Kerusakan Fibrosis atau


Hambatan
intergritas akilosis
mobilisasi fisik
jaringan tulang

Sumber :Nurarif Huda Amin, & Kusuma Hardhi. 2015

6. Komplikasi

Gout Arthritis dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga

komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal

akut dan kronis akibat gout arthritis. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25%

pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada

suasana pH urin yang basa.

Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, kristal asam urat akan

mengendap dan terbentuk batu.Gout dapat merusak ginjal sehingga

pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan ginjal akut gout

biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas

saat kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat

pengendapan asam urat pada duktus koledokus dan ureter dapat

menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang dari kristal


13

pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik (Kowalak

dkk,2012).

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Kowalak, dkk (2012), penegakan diagnosis gout arthritis

antara lain :

a. Kristal monosodium urat yang mirip jarum dalam cairan sinovial (yang

terlihat melalui aspirasi jarum suntik)

b. Hiperurisemia (kadar asam urat yang lebih dari 420 mmol kreatinin)

c. Kenaikan kadar asam urat dalam ureni 24 jam (biasanya lebih tinggi

pada gout sekunder dibandingkan pada gout primer)

d. Foto rontgen pada awalnya tampak normal, pada penyakit gou arthritis

yang kronis, foto rontgen memperlihatkan kerusakan pada kartilago

sendi dan tulang subkondrium. Pergeseran keluar bagian tepi yang

bergantung dari kontur tulang merupakan ciri khas penyakit gout

arthritis

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis

1) Kolkisin (oral parenteal), NSAID seperti indomerasin, atau

kortikosteroid diresepkan untuk meredakan serangan gout arthritis

akut.
14

2) Hiperurisemia, tofi, penghancuran sendi, dan masalah ginjal

diterapi setelah proses inflamasi akut redah.

3) Agnes urikosurik, seperti probenesid, memperbaiki hiperurisemia

dan melarutkan deposit urat.

4) Allopurinol efektif ketika beresiko terjadi insufisiensi ginjal atau

batu ginjal.

5) Kortikosteroid dapat digunakan pada pasien yang tidak berespon

terhadap terapi lain.

6) Terapi profilaksis dipertimbangkan jika pasien mengalami

beberapa episode akut atau terjadi pembentukan tofi.

b. Penatalaksanaan keperawatan

Dorong pasien untuk membatasi konsumsi makanan tinggi purin,

terutama daging organ (jeroan), dan membatasi asupan alkohol.

Dorong pasien untuk mempertahankan berat tubuh normal. Upaya ini

dapat membantu mencegah episode gout arthritis yang nyeri.

Pada episode gout arthritis akut, penatalaksanaan nyeri sangat

penting. Tinjaumedikasi bersama pasien dan keluarga. Tekankan

pentingnya men medikasi untuk mempertahankan efektivitas.

B. Tinjauan Tentang Konsep Evidence Based Nursing (EBN)

1. Tinjauan Tentang Kompres Hangat Rebusan Jahe

Pemberian Kompres hangat merupakan mekanisme penghambat

reseptor nyeri pada serabut saraf besar dimana akan mengakibatkan


15

terjadinya perubahan mekanisme yaitu gerbang yang akhirnya dapat

memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang sebelum sampai ke

kortes serebri menimbulkan persepsi nyeri dan reseptor otot sehingga nyeri

dapat berkurang (Potter & Perry,2016). Jahe memiliki efek antiradang

sehingga dapat digunakan untuk mengatasi peradangan dan mengurangi

rasa nyeri akibat asam urat. Efek aktif jahe terdiri dari

gingerol,gingerdione dan zingeron yang berfungsi menghambat

leukotriene dan prostaglandin yang merupakan mediator radang

(Herliana,2013).

Junaidi (2016) mengungkapkan manfaat kompres hangat jahe pada

asam urat dapat melancarkan peredaran darah, memberikan perasaan

nyaman, segar dan kehangatan pada tubuh, melemaskan otot dan

melenturkan jaringan ikat, mengurangi penekanan atau kompresi dan nyeri

pada sendi. Kompres dilakukan pada penderita asam urat karena dapat

mengurangi nyeri, menambah kelenturan sendi, mengurangi penekanan

atau kompresi dan nyeri pada sendi, melemaskan otot dan melenturkan

jaringan ikat. Selain itu menurut Rusnonto (2015), kompres hangat jahe

juga dapat digunakan pada perut kembung.

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)


KOMPRES HANGAT REBUSAN JAHE
Pengertian Terapi panas dan dingin merupakan terapi non
farmakologi yang menggunakan suhu untuk
meredahkan nyeri dengan menghambat reseptor nyeri
seperti nosiseptor dalam menghantarkan rasa ambang
nyeri.
Tujuan 1. Untuk menurunkan intensitas nyeri yang
16

dirasakan.
2. Sebagai terapi alternative selain terapi
farmakologis.
Alat dan bahan 1. Washlap/ handuk
2. Wadah atau mangkok
3. Air 1 liter (1000 cc)
4. Jahe 3-5 rimpang (±100 gram)
5. Air hangat rebusan jahe dengan suhu 37oC-40oC
Persiapan Klien Responden diberi penjelasan dari inform consent
Prosedur 1. Cuci bersih 5 rimpang jahe (±100 gram)
2. Lalu iris tipis-tipis jahe yang sudah di cuci bersih
3. Setelah itu masukkan irisan jahe kedalam 1 liter
air (1000 cc)
4. Rebus irisan jahe sampai air mendidih
5. Tuang rebusan jahe kedalam wadah/ mangkok
6. Kemudian tunggu hingga suhu rebusan jahe
menjadi hangat tanpa campuran air dingin (400
cc)
7. Masukkan washlap atau handuk kecil kedalam
wadah/ mangkok rebusan jahe hangat
8. Peras washlap/ handuk kecil sampai lembab dan
kemudian tempelkan pada area yang nyeri hingga
ke hangatan washlap/ handuk kecil terasa
berkurang
9. Ulangi langkah tersebut ± 15-20 menit.

2. Tinjauan Tentang Nyeri

Nyeri merupakan fenomena yang kompleks. Nyeri merupakan

mekanisme pertahanan tubuh manusia yang dapat mengindikasikan bahwa

tubuh seorang mengalami masalah. Nyeri dapat berasal dari fisik atau

psikologis. Asosiasi internasional untuk penelitian nyeri (Internasional

Assosiation For The Studi Of Pain), mendefinisikan nyeri sebagai suatu

sensorik subjektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan


17

berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual dan potensial atau yang

dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.

Alat ukur nyeri dapat digunakan untuk menilai skala nyeri dengan

indikasi pasien dapat berkomunikasi diantaranya Numerical Rating Scale

(NRS). NRS dianggap sederhana dan mudah dipahami. Skala penilaian

NRS (Numerical Ranting Scale) digunakan sebagai pengganti alat

pendiskripsinya. Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas

nyeri ringan pada skala 1 sampai 3 secara objektif klien dapat

berkomunikasi dengan baik, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6

secara objektif klien mendesis dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikannya dan dapat mengikuti perinta dengan baik, intensitas

nyeri berat pada skala 7 sampai 9 secara objektif klien terkadang tidak

dapat mengikuti perintah tapi masi berespon terhadap tindakan, dapat

menunjukan liokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat di

atasi dengan posisi napas panjang atau distraksi, dan 10 sangat berat

pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

Nyeri sendi pada penderita Artitis Gout terjadi karena adanya endapan

kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat

dari tingginya kadar Artitis Gout didalam darah. (Margowati Sri &

Priyanto Sigit. 2017 ).


18
19
BAB III
METODE PENULISAN
A. Metode Penelusuran

Penelusuran studi literature ini dilakukan melalu website google scholar

dengan menggunakan kata kunci Kompres Hangat Rebusan Jahe

B. Alasan Pemilihan Jurnal

Jurnal ini dipilih karena intervensi yang digunakan dalam penelitian

memuat tentang intervensi keperawatan mandiri dalam memenuhi masalah

keperawatan pada pasien Gout Arthritis. Selain itu, jurnal ini merupakan

jurnal publikasi terbaru (2015) Untuk jenis intervensi yang di lakukan adalah

non-farmakologi.

C. Subjek Studi

1. Jurnal Gout Arthritis

a. Khoiroh Umah & Ursula Fitria Anggreini (2018) Kompres Hangat

Rebusan Jahe Berpengaruh Pada Nyeri Sendi Lansia Penderita Asam

Urat

b. Sunarti & Alhuda (2018) “ Pengaruh Kompres Hangat Jahe Merah

(Zingiber Officinale Roscoe) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Artritis

Reumatoid Pada Lansia di UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan

Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

c. Lexy Oktora Wilda & Bentar Panorama (2020) “Kompres Hangat Jahe

Terhadap Perubahan Nyeri Pada Lansia Dengan Artritis Gout”.

20
21

d. Rita Merliana, Novita Elisabeth Daeli & Morlina Sitanggang (2019)

Perbedaan Kompres Air Hangat Dan Jahe Merah Terhadap Tingkat

Nyeri Gout Lansia.

e. Selawati, Lestari Eko Darwati & Santoso Tri Nugraha (2016) Kompres

Hangat Jahe Atau tanpa jahe Menurunkan Nyeri Sendi Lutut Lansia.

D. Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian studi kasus ini yaitu Asuhan Keperawatan

Keluarga dengan kasus Gout Arthritis dengan Penurunan Keperawatan Nyeri

dengan tindakan Keperawatan Kompres Hangat Rebusan Jahe.

E. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip – prinsip

etika dalam penelitian karena penelitian yang akan dilakukan menggunakan

subyek manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak masing-masing yang

tidak bias dipaksa. Beberapa etika dalam melakukan penelitian diantaranya

adalah :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Informed Consent adalah suatu persetujuan atau sumber izin, yang

diberikan setelah mendapatkan informasi atau pernyataan pasien/keluarga

yang berisi persetujuan atas rencana tindakan medis yang diajukan setelah

menerima informasi yang cukup untuk dapat penolakan atau persetujuan.


22

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah kiasan yang menggambarkan seseorang tanpa nama

atau tanpa identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan keperawatan

istilah Anonimity dipakai untuk menyembunyikan identitas pasien. Contoh

: nama klien tn. kamarudin, dapat pendokumentasian asuhan keperawatan

nama klien di tulis dalam inisial yaitu Tn. K.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka yang

tidak berkepentingan dapat mencapai informasi, berhubungan data yang

diberikan ke pihak lain untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan

untuk keperluan tertentu.

4. Prinsip Autonomi

Prinsip autonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu

berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Tidak ada paksaan

ataupun ancaman. kesediaan berasal dari keputusan klien setelah di

jelaskan prosedur dan tujuan dari pemberian tindakan keperawatan yang

akan dilakukan.

5. Prinsip Beneficience

Beneficience berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan

juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan

kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang

lain. Dalam penelitian ini diharapkan tindakan keperawatan yang diberikan

kepada klien untuk mencegah nyeri pada kasus Gout Arthritis.


23

6. Non Maleficience

Non malafiesien adalah Prinsip yang berarti segala tindakan

keperawatan yang dilakukan pada pasien Gout Arthritis menimbulkan

bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.

7. Prinsip Justice

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat

bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

tidak memilih pasien berdasarkan status sosial, RAS, suku dan agama

dalam memberikan tindakan keperawatan.


BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis
No Peneliti Tujuan Desain Responden Pengumpu Hasil
(Tahun Penelitian Penelitian lan Data Penelitian
& Judul)
1 Khoiroh Tujuan Desain Responden Data Hasil
Umah & dari penelitian ini pada Demografi penelitian
Ursula penelitian adalah Pra penelitian : Skala menunjukka
Fitria ini adalah Eksperimenta ini Nyeri n sebelum
Anggrei untuk l dalam satu berjumlah Sendi dilakukan
ni menurunk kelompok 16 Sebelum intervensi
(2018) an nyeri (One Group responden Intervensi, kompres
Kompre sendi pada Pre test-Post dengan Skala hangat
s Hangat lansia test Design. teknik Nyeri rebusan jahe
Rebusan penderita Kelompok purposive Sendi nilai rata-
Jahe asam urat. subyek sampling Sesudah rata nyeri
Berpeng diobservasi Intervensi, sendi 5,19
aruh sebelum Pengaruh dan sesudah
Pada dilakukan Kompres dilakukan
Nyeri intervensi, Hangat intervensi
Sendi kemudian Rebusan kompres
Lansia diobservasi Jahe hangat
Penderit lagi setelah di Terhadap rebusan jahe
a Asam intervensi. Penurunan nilai rata-
Urat Nyeri rata nyeri
Sendi sendi 2,44
Lansia nilai
Penderita signifikan
Asam (2-tailed) =
Urat 0,00 yang
berarti
bahwa (α
hitung) ≤
0,05 maka
H1 diterima
dan H0
ditolak
artinya ada
pengaruh
kompres
hangat
rebusan jahe
terhadap
penurunan

24
25

nyeri sendi
lansia
penderita
asam urat
2 Sunarti Jenis Jenis Teknik Data Berdasarkan
& penelitian penelitian ini pengambila Demografi hasil
Alhuda ini adalah n sampel : penelitian
(2018) “ bertujuan penelitian pre- dalam Distribusi skala nyeri
Pengaru untuk eksperiment penelitian Frekuensi setelah
h mengetah dengan ini adalah Kompres dilakukan
Kompre ui menggunakan dengan Hangat pemberian
s Hangat Pengaruh rancangan teknik Jahe kompres
Jahe Kompres one-group purposive Merah hangat jahe
Merah Hangat pre–post tes sampling. Terhadap merah dapat
(Zingibe Jahe design yaitu Purposive Penurunan dilihat
r Merah penelitian sampling Skala bahwa dari
Officina Terhadap yang mencoba adalah suatu Nyeri 20 orang
le Penurunan untuk teknik Artritis responden
Roscoe) Skala membuktikan penetapan Reumatoi mengalami
Terhada Nyeri pengaruh sampel d Pada penurunan
p Artritis tindakan pada dengan cara Lansia skala nyeri
Penurun satu memilih (n=20), setelah
an Skala kelompok sampel Pengaruh dilakukan
Nyeri subjek, diantara kompres kompres
Artritis kelompok populasi hangat hangat jahe
Reumat subjek sesuai jahe merah dari
oid Pada diobservasi dengan yang merah skala nyeri
Lansia sebelum dikehendaki (zingiber sangat berat
di UPT. dilakukan peneliti officinale menjadi
Pelayan intervensi, (tujuan/mas roscoe) nyeri berat
an kemudian alah dalam terhadap 20% (4
Sosial diobservasi penelitian), penurunan orang),
Lanjut kembali sehingga skala nyeri berat
Usia dan setelah sampel nyeri menjadi
Anak dilakukan tersebut artritis nyeri sedang
Balita intervensi dapat reumatoid 30% (6
Wilayah untuk mewakili pada orang),
Binjai mengetahui karakteristik lansia di nyeri sedang
dan akibat dari populasi UPT. ke nyeri
Medan. perlakuan yang telah Pelayanan ringan 40%
dikenal Sosial (8 orang),
sebelumnya Lanjut dan nyeri
Sampel dari Usia dan ringan 10%
penelitian Anak (2 orang) ke
ini adalah Balita tidak ada
20 orang Wilayah nyeri.
26

lansia yang Binjai dan


menderita Medan
artritis Tahun
reumatoid, 2015
yang sesuai (n=20)
dengan
kriteria
inklusi dan
kriteria
eksklusi
3 Lexy Penelitian Desain Populasi Data Hasil
Oktora ini adalah penelitian ini adalah Demografi penelitian
Wilda & untuk adalah pre seluruh lansia : ini
Bentar mengetahui eksperiment yang Perubahan menunjukka
pengaruh dengan terdiagnosa
Panoram Nyeri n bahwa
kompres pendekatan mengalami
a (2020) Artritis dari 15
hangat jahe One Group artritis gout,
“Kompr terhadap PrePost Test yaitu Gout orang
es perubahan Design. sebanyak 15 Sebelum sebelum
Hangat nyeri pada orang. dan diberi
Jahe lansia Sampel Sesudah kompres
Terhada dengan diambil Diberi hangat jahe,
p artritis gout dengan Kompres yaitu
Perubah di Prolanis teknik Total Hangat memiliki
an Nyeri Ngetos Sampling Jahe pada nyeri 5 dan
Pada Wilayah sehingga Lansia. setelah
Kerja diperoleh
Lansia diberikan
Puskesmas jumlah
Dengan kompres
Ngetos sampel
Artritis Kabupaten sebanyak 15 hangat jahe
Gout” Nganjuk. orang. mengalami
Variabel perubahan
independen nyeri
adalah menjadi 2.
kompres Hasil uji
hangat jahe Paired
dan variabel Sample T-
dependen Test p-value
adalah = 0,000 ≤ α
perubahan
(0,05),
nyeri artritis
gout. sehingga Ha
Instrumen diterima
penelitian yang berarti
adalah SOP ada
dan lembar pengaruh
observasi. kompres
Analisa data hangat jahe
menggunaka terhadap
27

n Paired perubahan
Sample T- nyeri pada
Test dengan lansia
α = 0.05. dengan
artritis gout
di Prolanis
Ngetos
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Ngetos
Kabupaten
Nganjuk.
4 Rita Tujuan Penelitian ini Populasi Data Kedua
Merlian penelitian merupakan dalam Demografi intervensi/
a, ini yaitu penelitian penelitian : Usia, terapi pada
Novita untuk kuantitatif ini yakni Jenis penelitian
Elisabet mengetah dengan lansia yang kelamin, ini sama-
h Daeli ui menggunakan mengalami Kadar sama
& Perbedaan eksperimen nyeri gout Asam direkomend
Morlina Kompres semu (quasi dengan Urat, asikan untuk
Sitangga Air exsperiment jumlah 42 Tingkat mengurangi
ng Hangat design) responden. Nyeri tingkat nyeri
(2019) Dan Jahe dengan Teknik (Pretest), gout. Tidak
Perbeda Merah rancangan pengambila Tingkat ada
an Terhadap time series n sampel Nyeri perbedaan
Kompre Tingkat design. dengan total (Posttest), anatara
s Air Nyeri Penelitian ini sampling kompres
Hangat Gout menggunakan dengan jahe merah
Dan Lansia analisis kriteria dan
Jahe bivariate inklusi kompres air
Merah dengan uji antara lain hangat
Terhada wilcoxon dan kadar asam dengan
p Mann- urat >7 pvalue=
Tingkat whitney. mg/dL (laki- 0,518,
Nyeri laki), 6> namun nilai
Gout mg/dL Mean rank
Lansia. (perempuan terapi
), tingkat kompres
nyeri (4-9 jahe merah
numerik), = (20,50),
lansia yang kompres air
bersedia hangat =
menjadi (22,50),
subjek yang artinya
penelitian. kompres
28

jahe merah
lebih efektif
dalam
mengurangi
tingkat nyeri
gout
5 Selawati Penelitian Penelitian ini Sampel Data Hasil
, Lestari ini merupakan penelitian Demografi penelitian
Eko bertujuan penelitian menggunak : menunjukan
Darwati untuk Quasi an total Umur, bahwa pada
& mengetah Experiment populasi Jenis pengukuran
Santoso ui dengan berdasarkan kelamin tingkat nyeri
Tri perbedaan rancangan kriteria dan sebelum dan
Nugraha efektivitas pretest postest inklusi dan Tingkat setelah
(2016) kompres (Pretest- kriteria Nyeri dilakukan
Kompre hangat Postest). eksklusi kompres
s Hangat tanpa yaitu hangat
Jahe tambahan sejumlah 40 rebusan jahe
Atau bahan responden mengalami
tanpa dengan dengan 20 penurunan,
jahe kompres responden sehingga
Menuru hangat mendapatka dapat
nkan rebusan n perlakuan disimpulkan
Nyeri jahe kompres bahwa
Sendi dalam hangat tanpa tindakan
Lutut menurunk tambahan kompres
Lansia an nyeri bahan dan hangat
sendi lutut 20 rebusan jahe
pada responden yang
lansia. lainnya dilakukan
mendapatka dapat
n perlakuan menurunkan
kompres tingkat nyeri
hangat sendi pada
dengan lansia.
rebusan Sebelum
jahe. dilakukan
kompres
hangat
rebusan jahe
responden
mayoritas
berada pada
tingkat nyeri
4 hingga 6,
tetapi
29

setelah
dilakukan
kompres
hangat tanpa
tambahan
bahan
tingkat nyeri
responden
berada pada
skala 3.

B. Pembahasan

Peningkatan kadar asam urat dalam darah sering di sebut dengan

Hiperurisemia yang mengakibatkan terjadinya endapan kristal monosodium

urat dan terjadi penumpukan di dalam sendi yang menyebabkan terjadinya

gout (Noor, 2016). Peningkatan asam urat dalam darah merupakan salah satu

manifestasi klinik dari penyakit gout. Gout dapat menyerang siapa saja

walaupun dalam keadaan normal sekalipun, wanita lebih sering mengalami

gout pada masa menopouse (Mumpuni dan Wulandari, 2016). Menurut Black

dan Hawks (2014), manifestasi klinis gout dapat menyebabkan penurunan

fungsi ginjal hingga terjadinya kecacatan, peradangan, pembengkakan,

kemerahan, dan rasa nyeri.

Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan sebagai

penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan

fantasi luka mengacu kepada teori dari asosiasi nyeri internasional,

pemahaman tentang nyeri lebih menitik beratkan bahwa nyeri adalah kejadian

fisik, yang tentu saja untuk penatalaksanaan nyeri menitik beratkan pada
30

manipulasi fisik. Nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional

yang penatalaksanaannya tidak hanya pengelolaan fisik semata, namun

penting juga untuk melakukan manipulasi (tindakan) psikologis untuk

mengatasi nyeri (Tamsuri, 2014).

Menurut Mumpuni (2016), penanganan asam urat secara farmakologi

adalah dengan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) seperti ibuprofen,

naproxen dan allopurinol. Upaya penunjang lain untuk mengatasi nyeri asam

urat adalah dengan pengobatan non farmakologis, yaitu dengan

memanfaatkan bahan-bahan herbal yang dikenal turun temurun oleh

masyarakat dapat berkhasiat menurunkan nyeri, salah satunya adalah jahe.

Secara alamiah kompres hangat rebusan jahe mempunyai dampak

fisiologis. Kompres hangat rebusan jahe adalah yang berhubungan dengan

komposisi terkandung dalam jahe senyawa– senyawa gingerol, shogaol,

zingeroled diary (heptanoid dan derivatnya) terutama paradol diketahui dapat

menghambat siklooksigenase sehingga terjadi penurunan pembentukan atau

biosintesis dari prostaglandin yang menyebabkan berkurangnya rasa nyeri

(Heriana, 2013). Upaya kompres hangat rebusan jahe ini dirasakan lebih

unggul dibandingkan tindakan nonfarmakologis lainnya dikarenakan tindakan

ini lebih efektif dan efisien serta di dapat hasil yang optimum dibandingkan

dengan teknik lainnya, selain itu juga pasien dapat mengerjakannya sendiri

tanpa bantuan oleh orang lain, selain obatobatan dan terapi untuk pertolongan
31

pertama.Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan kompres hangat rebusan

jahe untuk menurunkan nyeri sendi pada lansia yang menderita asam urat.

Berdasarkan hasil penelitian Khoiroh Umah & Ursula Fitria Anggreini

(2018) terdapat responden sesudah diberikan intervensi mengalami penurunan

tingkat nyeri ringan dengan diberikan kompres hangat rebusan jahe dapat

menurunkan nyeri sendi pada lansia penderita asam urat karena efek analgesik

kompres hangat jahe berhubungan dengan unsur-unsur yang terkandung

dalam jahe. Senyawa-senyawa gingerol, shogaol, zhingerole, diary

(heptanoids dan derivatnya) terutama paradol diketahui dapat menghambat

sikooksigenase sehingga terjadi penurunan pembentukan atau biosintesis dari

prostaglandin yang menyebabkan berkurangnya rasa nyeri.

Menurut hasil penelitian Sunarti & Alhuda (2018) terdapat pengaruh

yang signifikan antara kompres hangat jahe merah dengan penurunan skala

nyeri artritis reumatoid pada lansia. Hal ini sesuai dengan salah satu intervensi

non farmakologi yang dapat dilakukan perawat secara mandiri dalam

menurunkan skala nyeri stimulasi kutaneus, yaitu dengan melakukan kompres

hangat jahe merah pada lansia yang menderita artritis reumatoid untuk

menurunkan skala nyeri yang di alami oleh responden.

Sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan Lexy Oktora Wilda &

Bentar Panorama (2020) bahwa perubahan nyeri lansia dengan artritis gout di

Prolanis Ngetos Wilayah Kerja Puskesmas Ngetos Kabupaten Nganjuk


32

dikarenakan efek kompres hangat jahe yang dilakukan setiap kali nyeri datang

menyerang. Kandungan zat anti nyeri pada tanaman jahe dan didukung

dengan efek kompres hangat basah mampu menurunkan ambang batas sensasi

nyeri pada otak. Terapi ini sangat dianjurkan sebagai pertolongan pertama

yang mudah dan murah untuk dilaksanakan oleh lansia. Sedangkan tanaman

jahe yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe merah, karena memiliki

kandungan Zingerol paling tinggi. Namun jika jahe merah tidak tersedia tetap

bisa menggunakan jahe biasa, karena masih tetap mampu menurunkan sensasi

nyeri secara cepat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rita Merliana, Novita

Elisabeth Daeli & Morlina Sitanggang (2019) kedua intervensi/ terapi pada

penelitian ini sama-sama direkomendasikan untuk mengurangi tingkat nyeri

gout. Tidak ada perbedaan anatara kompres jahe merah dan kompres air

hangat dengan pvalue= 0,518, namun nilai Mean rank terapi kompres jahe

merah = (20,50), kompres air hangat = (22,50), yang artinya kompres jahe

merah lebih efektif dalam mengurangi tingkat nyeri gout.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Selawati, Lestari Eko

Darwati & Santoso Tri Nugraha (2016) menunjukan bahwa pada pengukuran

tingkat nyeri sebelum dan setelah dilakukan kompres hangat tanpa tambahan

bahan mengalami penurunan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan

kompres hangat yang dilakukan dapat menurunkan tingkat nyeri sendi pada

lansia. Sebelum dilakukan kompres hangat tanpa tambahan bahan responden


33

mayoritas berada pada tingkat nyeri 4 hingga 7, tetapi setelah dilakukan

kompres hangat tanpa tambahan bahan tingkat nyeri responden berada pada

skala 3.

C. Hambatan

Hambatan yang dialami oleh peneliti dalam menyusun studi literatur ini

yaitu sulitnya proses pencarian jurnal yang berhubungan dengan judul studi

literatur nasional maupun internasional. Selain itu, jaringan internet yang

kurang memadai juga menjadi hambatan dalam penyusunan studi literatur ini.
34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari 5 penelitian yang di peroleh analisis didapatkan bahwa sebelum

dilakukan kompres hangat rebusan jahe sebagian besar responden mengalami

nyeri sendi sedang.Sesudah dilakukan kompres hangat rebusan jahe sebagian

besar responden mengalami nyeri sendi ringan. Ada pengaruh sebelum dan

sesudah dilakukan kompres hangat rebusan jahe terhadap penurunan nyeri

sendi penderita asam urat.

B. Saran

Dari studi literatur ini penulis merekomendasikan perlunya pengetahuan

diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih baik dan hendaknya

peneliti mengkaji lebih dalam tentang faktor yang bisa diubah menyebabkan

nyeri sendi pada lansia penderita asam urat. Responden yang diberikan

kompres hangat rebusan jahe ditempat yang sama dapat menggunakan

kelompok pembanding.

35
36
DAFTAR PUSTAKA

Black, M.J, & Hawks H.J. 2015. Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen
Klinis Untuk Hasil Yang Diharapkan. edisi 8-buku 1. jakarta: CV Pentasda
Media Edikasi.

Heriana, Arif. 2016. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Seri 1. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Jaliana. 2017. “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asam Urat
Pada Usia 20-44 Tahun Di RSUD Bahtermas Provinsi Sulawesi Tenggara.”
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat 3(2).

Junaidi, I. 2016. Rematik Dan Asam Urat. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

Khoirul Umah & Ursula Fitria. 2018. “Kompres Hangat Rebusan Jahe
Berpengaruh Pada Nyeri Sendi Lansia Penderita Asam Urat.” Jurnals Of
Ners Community 09(02): 161–67.

Kowalak, Welsh & Mayer. 2013. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Lexy Oktora Wilda & Bentar Panorama. 2020. “Kompres Hangat Jahe Terhadap
Perubahan Nyeri Pada Lansia Dengan Arthritis Gout.” Jurnals Of Ners

37
38

Community 11(01): 28–34.

Margowati, Sri., Priyanto S. 2017. Pengaruh Penggunaan Kompres Kayu Manis


Terhadap Penurunan Nyeri Penderita Arthritis Gout. Yogyakarta: UAD.

Mampuni, Yekti & Wulandari, Ari. 2016. Cara Jitu Mengatasi Asam Urat.
Yogyakarta: Rapha Publishing.

Noor, Zairin. 2016. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Edisi 2. Jakarta:


Selemba Medica.

Nahariani, Lismawati, & Wibowo. 2015. “Hubungan Antara Aktivitas Fisik


Dengan Intensitas Nyeri Sendi Pada Lansia Di Panti Werdha.” 2(2).

Nurarif, Amin Huda, Hardi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc. Jilid 2. Yogyakarta:
Medication.

Potter & Perry. 2016. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses Dan
Praktik. 4th ed. jakarta: EGC.

Priscilia LeMone, Dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. jakarta:
39

EGC.

Purnamasari, Siti D, & Anita Dyah L. 2015. “Kompres Air Rendaman Jahe Dapat
Menurunkan Nyeri Pada Lansia Dengan Asam Urat Di Desa Cengkalsewu
Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.” Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Masyarakat 1(4).

Riskesdas. 2018. Prevalensi Penyakit Sendi Menurut Provinsi 2013-2018.

Rita Merliana, Novita Elisabeth Daeli & Morlina Sitanggang. 2019. “Perbedaan
Kompres Air Hangat Dan Jahe Merah Terhadap Tingkat Nyeri Gout Lansia.”
JKSP 2(2): 2615–6571.

Rusnoto, et al. 2015. “Pemberian Kompres Hangat Memakai Jahe Untuk


Meringkan Skala Nyeri Pada Pasien Asam Urat Di Desa Kedungwung
Kecamatan Tegawanu Kabupaten Geroban.” Skripsi Stikes Muhammadiyah
Kudus Jawa Tengah.

Savitri, Astrid. 2016. Tanaman Ajaib Basmi Penyakit Dengan TOGA (Tanaman
Obat Keluarga). Depok: Bibit Publisher.

Selawati, Lestari Eko Darwati & Santoso Tri Nugraha. 2016. “Kompres Hangat
Jahe Atau Tanpa Jahe Menurunkan Nyeri Sendi Lutut Lansia.” Jurnal Ilmiah
STIKES Kendal 6(2): 45–53.

Sunarti & Alhuda. 2018. “Pengaruh Kopres Hangat Jahe Merah (Zingiber
Officinale Roscoe) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Arthritis Reumatoid di
40

UPT. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dan Anak Balita Wilayah Binjai
Medan.” Jurnal Keperawatan Priority 1(1): 48–59.

Tamsuri, A. 2014. Konsep Dan Penatalaksanaan Nyeri. jakarta: EGC.

Utami, P. & Puspaingtyas, D. E. 2015. The Miracle of Herbs : Daun, Umbi, Buah,
Dan Batang Tanaman Ajaib Penakluk Aneka Penyakit. jakarta: PT. Agro
Media Pustaka.

World Health Organization. 2018. Penderita Asam Urat.

Yuniarti, E. V, Windartik, E., & Akbar, A. 2017. “Effect Of Red Ginger


Compress To Scale Of Pain Gout Arthritis Patients.” Jurnal Of Scientific &
Technology Research 6(10): 133–37.

Anda mungkin juga menyukai