Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BATU GINJAL

Oleh:
Kelompok 4
Rifandi Hardianto (P172111860)

Ni Putu Devi Indriyani (P172111860)

Yaomil Dayu S. (P17211186031)

Rachmatul Hasanah (P17211186034)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan
uretra. Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran
kemih bagian bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah
karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia
prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan
perbedaan di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan
di negara maju lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal
dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas
sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 %
penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan
dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih,
dehidrasi dan keadaan-keadaan lainyang masih belum terungkap (idiopatik).

B. Tujuan
Umum : Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu
memahami tentang batu ginjal.
1. Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, keluarga
mampu
a. Menjelaskan kembali pengertian penyakit batu ginjal (nefrolitiasis).
b. Menyebutkan penyebab penyakit batu ginjal.
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit batu ginjal.
d. Menyebutkan komplikasi penyakit batu ginjal.
e. Menyebutkan pengobatan penyakit batu ginjal.
f. Menjelaskan pencegahan kekambuhan penyakit batu ginjal.
C. Materi Penyuluhan
Pengertian penyakit batu ginjal (nefrolitiasis).
Penyebab batu ginjal.
Tanda dan gejala batu ginjal.
Komplikasi batu ginjal.
Penatalaksanaan batu ginjal.
Pencegahan kekambuhan batu ginjal.
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
E. Media
1. Leaflet
2. PPT

F. Waktu
1. Hari/ tanggal : Jum’at, 19 April 2019
2. Tempat : Ruang Tunggu R. 19 RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
3. Alokasi waktu : 30 menit
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. - Mengucapkan salam. · Menjawab salam
2. - Memperkenalkan nama dan akademi · Mendengarkan
3. - Menjelaskan tujuan dari penyuluhan · Memperhatikan
4. - Menyebutkan materi yang diberikan. Memperhatikan
5. - Menanyakan kesiapan peserta Memperhatikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi · Mendengarkan
 Menjelaskan tentang Urinary
calculi (Batu Ginjal)
 Menjelaskan tentang etiologi dari
Urinary calculi (Batu Ginjal)
 Menjelaskan tentang manifestasi
klinis dari Urinary calculi (Batu
Ginjal)
 Menjelaskan tentang patofisiologi ·
Urinary calculi (Batu Ginjal)
 Menjelaskan tentang komplikasi
dari Urinary calculi (Batu Ginjal)

2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
3. 5 menit Evaluasi:
Menanyakan kepada peserta tentang· Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan·
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan

G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Keluarga & pasien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
- Penyelenggaraan penyuluhan yang dilakukan aula ruang
Hemodialisa.
2. Evaluasi proses
 Keluarga & pasien antusias terhadap materi penyuluhan.
 Keluarga & pasien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan
selesai.
 Keluarga & pasien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Keluarga & pasien dapat menjelaskan kembali dengan bahasa
sederhana tentang apa pengertian batu ginjal dan faktor-faktor
penyebabnya.

MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Penyakit Batu Ginjal (Nefrolitiasis)
Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan
batu di dalam ginjal (Sjamsuhidrajat, 2004). Batu terbentuk ketika
konsentrasi substansi tertentu seperti kalsium oksalat, kalsium fosgat, dan
asam urat meningkat.

1. Penyebab Batu Ginjal


Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi,
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya
batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor
intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor
ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya.
a. Faktor intrinsik antara lain :
1) Keturunan : Penyakit ini diduga diturunkan dari orang tua.
2) Umur : Penyakit ini paling sering dijumpai pada usia 30-50
tahun.
3) Jenis kelamin : Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak
dibandingkan dengan pasien perempuan
b. Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1) Geografis : Pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu
saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
2) Iklim dan temperatur
3) Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium pada air yang dikonsumsi.
4) Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu.
5) Pekerjaan : Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktifitas atau sedentary life.
2. Tanda dan Gejala Batu Ginjal
Manifestasi klinis tergantung pada adanya obstruksi, infeksi, dan edema.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal. Infeksi (pielonefritis
dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria).
Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat tumbuh mengikuti bentuk susunan
pelviokaliks sehingga bercabang seperti tanduk rusa. Kadang batu hanya
terdapat pada suatu kaliks. Nyeri di pinggang dapat dalam bentuk pegal
hingga kolik atau nyeri yang terus-menerus dan hebat karena adanya
pielonefrosis.
Batu di pielum ginjal, berkaitan dengan sakit yang dalam dan terus
menerus di area kostovetebral, adanya hematuria, oliuria, rasa terbakar. Nyeri
dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal
yang terkena . Nyeri menyebar secara anterior dan pada wanita ke bawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis. Nyeri
mendadak menjadi akut disertai nyeri tekan diseluruh area kostovertebral dan
muncul mual dan muntah (episode kolik renal). Dapat terjadi diare dan
ketidaknyaman abdominal, gejala GI akibat dari refleks renointestinal dan
proksimitas anatomik ginjal ke lambung, pankreas dan usus besar.

3. Komplikasi Batu Ginjal


a. Sumbatan atau obstruksi akibat adanya pecahan batu.
b. Infeksi, akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri
akibat obstruksi.
c. Kerusakan fungsi ginjal akibat sumbatan yang lama
sebelum pengobatan atau pengangkatan batu ginjal.

4. Penatalaksanaan atau Pengobatan Batu Ginjal


a. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu.
Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat
diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik. Jenis
batu yang memang dapat dilarutkan adalah dari batu asam urat. Batu ini
terjadi bila pH urin asam (pH: 6,2) sehingga dengan pemberian bikarbonas
natrikus disertai makanan alkalis, batu asam urat diharapkan larut. Hasil
lebih baik dilaporkan dengan pemberian alopurinol dan usaha menurunkan
kadar asam urat.
Batu struvit tidak dapat dilarutkan tetapi dapat dicegah dengan
pengasaman urin dan pemberian antiurease. Bila terdapat kuman harus
dibasmi. Akan tetapi pemberian antibiotic sukar membasmi kuman karena
kuman didalam batu susah dicapai oleh antibiotic.
b. Litotripsi
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara
ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Pembedahan terbuka itu antara lain: pielolitotomi yaitu pembedahan yang
dilakukan jika batu terletak di dalam piala ginjal atau nefrolitotomi yaitu
insisi pada ginjal untuk mengangkat batu yang terletak si dalam ginjal.
5. Pencegahan Kekambuhan Batu Ginjal
Diet pada Batu ginjal bertujuan membantu memperlambat pertumbuhan dan
mencegah pembentukan batu ginjal
a. Makanan yang tidak boleh dimakan:
1) Yang mengandung ragi seperti Tape singkong
2) Susu, keju, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardine
3) Bayam, buncis, daun mlinjo, daun pepaya, daun singkong, talas
4) Buah-buahan yang dikeringkan
5) Minuman soda, soft drink, teh kental, kopi
6) Salak, asparagus
b. Makanan yang dibatasi:
1) Tahu/ tempe maksimal 100 grm/hari
2) Kacang-kacangan kering max 25 grm/hari
3) Sayuran (kecuali yang dilarang) max 200 grm/hari
4) Buah (kecuali yang dilarang) max 100 grm/hari
c. Makanan yang diperbolehkan:
1) Beras, roti, mie, makaroni, bihun
2) Telur, daging, ikan tanpa tulang. Gula
d. Batasi Kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah
pembentukan kristalisasi garam-garam dapur. Batasi kalsium tinggi
seperti ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim. Anda bisa
mengkonsumsi satu porsi lobak, bayam, ikan kering dan cokelat.
e. Kurangi Oksalat Pembentuk Kristal
Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh, dari makanan yang
kita makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh karena itu pasien
batu ginjal disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari 1 gram
per hari dan penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena.kedua
penyebab tersebut dapat memicu peningkatan produk oksalat.
f. Kurangi Konsumsi Protein Hewani
Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat
dalam air kemih yang kemudian diikuti dengan menurunnya PH (tingkat
keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam jangka
lama memudahkan terbentuknya kristal.
g. Minum Air Putih
Semakin kurang seseorang minum air putih makin kurang pula air kemih
yang terbentuk. Jumlah yang dianjurkan adalah minimal 2 liter air per
hari. Umumnya penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per
harinya.
h. Batasi Garam
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan
25-30 mg kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemih karena
garam ini mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat
oleh natrium (sodium).
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran – EGC. 2004. 756-763
Smeltzer & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. 2003. 62-65.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BATU GINJAL

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah II di Ruang 19


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan (SAP) Batu Ginjal di Ruang 19 RSUD dr. Saiful
Anwar Malang telah diperiksa dan di setujui oleh:

Malang, April 2019

Preseptor Klinik Preseptor Akademik


(.........................................................) (......................................................)

DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Hari, tanggal : Jum’at, 19 April 2019


Waktu : Pukul 10.00
Tempat : Ruang Tunggu 19 RSUD dr. Saiful Anwar Malang

No. Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai