Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh
Cucu Kurniawati (043-315-15-0-009)

PROGRAM STUDI D3 TINGKAT 2 KEPERAWATAN


STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENTINGNYA PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI

Pokok Bahasan : Pentingnya pemberian kolostrum pada bayi


Subpokok Bahasan : Definisi kolostrum, kandungan yang terdapat
dalam kolostrum, manfaat kolostrum, fungsi
kolostrum, dan kapan waktu terbaik diberikan
kolostrum.
Sasaran : Keluarga klien Ny. D
Tempat : Rumah Ny. D
Hari/ Tanggal : Sabtu, 27 Mei 2017
Waktu : .

I. Latar Belakang
Kolostrum atau jolong berasal dari bahasa latin colostrum adalah jenis
susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan
beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum manusia warnanya
kekuningan dan kental. Kolostrum penting bagi bayi mamalia (termasuk
manusia) karena mengandung banyak gizi dan zatzat pertahanan tubuh.
Kolostrum (IgG) mengandung banyak karbohidrat, protein, antibody dan
sedikit lemak (yang sulit dicerna bayi). Bayi memiliki sistem pencernaan
kecil, dan kolostrum memberinya gizi dalam konsentrasi tinggi. Kolostrum
juga mengandung zat yang mempermudah bayi buang air besar pertamakali
yang disebut meconium. Hal ini membersihkannya dari bilirubin, yaitu sel
darah merah yang mati yang di produksi ketika kelahiran (Proverawati, 2010).
WHO (World Health Organization) merekomendasikan pada ibu di
seluruh dunia untuk menyusui secara eksklusif pada bayinya dalam 6 bulan
pertama setelah lahir untuk mencapai pertumbuhan yang optimal,
perkembangan dan kesehatan (WHO, 2011). Hasil penelitian menunjukkan
penurunan penggunaan kolostrum (ASI stadium 1) di Indonesia. Berdasarkan
hasil Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia pada tahun 1997 bayi yang
mendapatkan kolostrum hanya 8% sedangkan pada tahun 2002 terjadi
penurunan menjadi 3,7% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002).
Sedangkan pemberian ASI pada satu jam pertama di tahun 2007 sebesar
44% (SDKI, 2007). Hal ini sungguh sangat jauh dari harapan yang ingin
dicapai dan menjadi pertanyaan serius terhadap program pemerintah yang
telah membuat program penyuksesan pemberian ASI.
Maka dari itu, dibuatlah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) tentang
pentingnya pemberian kolostrum pada bayi supaya pada pelaksanaan
penyuluhan dapat tersampaikan secara tersusun dan dapat dipahami, serta
hasilnya sesuai dengan harapan.

II. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai pentingnya pemberian kolostrum
pada bayi ini, diharapkan keluarga Ny. D dapat memahami tentang
kolostrum dan mampu melaksanakan tindakan pemberian kolostrum
pada saat memiliki bayi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang kolostrum selama 15
menit, maka diharapkan keluarga Ny. D dapat:
1) Memahami pengertian kolostrum
2) Menyebutkan kandungan yang terdapat dalam kolostrum
3) Memahami manfaat kolostrum
4) Menyebutkan fungsi kolostrum
5) Mengetahui kapan waktu terbaik kolostrum diberikan.

III. Materi (Terlampir)


1. Pengetian kolostrum
2. Kandungan yang terdapat dalam kolostrum
3. Manfaat kolostrum
4. Fungsi kolostrum
5. Kapan waktu terbaik kolostrum diberikan.
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi

V. Media dan Alat Penyuluhan


1. Satuan Acara Penyuluhan
2. Leaflet

VI. Strategi Pelaksanaan


1. Persiapan
a. Survei karakter dan lokasi sasaran
b. Koordinasi dengan pihak keluarga
c. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Pelaksanaan

Meotde
No Tahap Kegiatan Respon
Penyuluhan
1. Pendahuluan Pembukaan: Menjawab salam Ceramah
(3 menit) Memberikan salam Memperhatikan
Memperkenalkan diri dan mendengarkan
Mengingatkan Menyepakati
kontrak kontrak
Menjelaskan tujuan Menyimak.
dan pokok bahasan
yang akan
disampaikan
2. Penyajian Menjelaskan materi Menyimak dan Ceramah dan
(7 Menit) tentang definisi mencatan diskusi
kolostrum, penjelasan yang
kandungan yang disampaikan
terdapat dalam penceramah
kolostrum, manfaat Menanyakan hal
kolostrum, fungsi yang kurang jelas
kolostrum, dan Menyimak
kapan waktu terbaik jawaban
kolostrum diberikan. penceramah.
Memberi
kesempatan pada
keluarga untuk
bertanya.
Menjawab
pertanyaan dari
keluarga.
3. Penutup Terminasi: Aktif menjawab Diskusi dan
(5 menit) Evaluasi kegiatan Mendengarkan ceramah
berupa tanya jawab Menyepakati
Menyimpulkan kontrak
kegiatan Menjawab salam.
Kontrak untuk
pertemuan
selanjutnya
Mengucap salam.

VII. Evaluasi
1. Struktur
a. Ruangan kondusif untuk kegiatan
b. Peralatan memadai dan berfungsi, serta SDM memadai
c. Media (leaflet) dan materi tersedia
2. Proses
a. Ketepatan waktu pelaksanaan
b. Peran serta aktif audiens
c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluh
d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan.

PENTINGNYA PEMBERIAN
KOLOSTRUM PADA BAYI
PROGRAM STUDI D3 TINGKAT 2 KEPERAWATAN
STIKEP PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
MEI, 2017
Lampiran: (MATERI KOLOSTRUM)

1. Pengertian Kolostrum
Kolostrum adalah jenis susu yang diproduksi pada tahap akhir kehamilan
dan pada hari-hari awal setelah melahirkan. Menurut Astutik (2014),
Kolostrum merupakan cairan piscous kental dengan warna
kekuningkuningan dan lebih kuning dibandingkan susu yang matur.
Kolostrum juga dikenal dengan cairan emas yang encer berarna kuning (dapat
pula jernih) dan lebih menyerupai darah daripada susu karena mengandung sel
hidup menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.
Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum melapisi
usus bayi dan melindunginya dari bakteri. Dapat dikatakan bahwa kolostrum
merupakan urusurus untuk membersihkan saluran pencernaan dari kotoran
bayi dan membuat saluran tersebut siap menerima makanan.
Pembentukan Kolostrum pada tubuh ibu, mulai memproduksi kolostrum
pada saat usia kehamilan tiga sampai empat bulan. Tapi umumna para ibu
tidak memproduksi nya kecuali ASI ini bocor sedikit menjelang akhir
kehamilan. Pada tiga sampai empat bulan kehamilan, prolaktin dari
adenohipofise (hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu ibu
untuk menghasilkan kolostrum. Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih
dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi jumlah prolaktin meningkat
hanya aktivitas dalam pembentukan kolostrum yang ditekan. Sedangkan pada
trimester kedua kahamilan, laktogen plasenta mulai merangsang pembuatan
klostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap pengeluaran air
susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang
melahirkan bayi berumur empat bulan diman bayinya meninggal tetap keluar
kolostrum. (Notoatmodjo, 2007).
Pada seorang ibu yang menyusui dikenal 2 refleks yang masingmasing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu refleks
prolaktin. Seperti yang telah dijelaskan bahwa menjelang akhir kehamilan
terutama hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum,
namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang kadarnya mememang tinggi. Setelah
melahirkan berhubung terlapasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus
luteum, maka estrogen dan progesteron sangat berkurang. Ditambah lagi
dengan hisapan bayi yang merangsang ujung syaraf sensorik yang berfungsi
sebagai reseptor mekanik (Idrus, 2011).
Rangsangan ini berlanjut ke hypothalamus yang akan menekan
pengeluaran factorfactor yang mengahmabt prolaktin dan sebaliknya,
merangsang adenohypofise (hipofise anterior) sehingga keluar prolaktin.
Hormone ini merangsang selsel alveoli yang berfungsi membuat air susu.
Pada ibu menyusui kadar prolaktin akan normal tiga buat setelah melahirkan
(Purwanti, 2008).
Refleks ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu
dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus,
masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjarkelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI (Roesli, 2008).
Let down reflex (reflex milk ejection). Refleks ini membuat memancarkan
ASI keluar. Bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar
kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara
ibu disebut rooting reflex (refleks menoleh). Bayi secara otomatis meghisap
putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let down reflex mudah sekali
tertanggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa
dan gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI
tidak keluar (Roesli, 2008).

2. Kandungan Kolostrum
Kolostrum penuh dengan zat antibody (zat pertahanan tubuh untuk
melawan zat asing yang masuk) dan immunoglobulin (zat kekebalan tubuh
untuk melawan infeksi penyakit). Kolostrum mengandung zat kekebalan
1017 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang
terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit diare. Kandungan dari
kolostrum antara lain:
a. Protein: 8,5 %
b. Lemak: 2,5%
c. Karbohidrat: 3,5%
d. Garam dan mineral (K, Na, dan Cl): 0,4%
e. Air: 85,1%
f. Vitamin A,B,C,D,E dan vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit.
g. Leukosit (sel darah putih)
Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya kandungan zatzat dan
vitamin yang terdapat pada air susu ibu tersebut, serta volume kolostrun yang
meningkat dan ditambah dengan adanya isapan bayi baru lahir secara terus
menerus. Hal ini yang mengharuskan bayi segera setelah lahir ditempelkan ke
payudara ibu, agar bayi dapat sesering mungkin menyusui.
Kandungan kolostrum inilah yang tidak diketahui oleh ibu sehingga
banyak ibu dimasa setelah persalinan tidak memberikan kolostrum pada
bayinya karena pengetahuan tentang kolostrum itu tidak ada.

C. Manfaat Kolostrum
1. Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan
nutrisi yang diterima bayi selama di dalam rahim.
2. Untuk mengenyangkan bayi pada harihari pertama hidupnya
3. Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan
terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya)
4. Kolostrum juga mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan
membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium
5. Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan
bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.
6. Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk
pencernaan.

D. Fungsi Kolostrum
Fungsi kolostrum adalah memeberikan gizi dan proteksi, yang terdiri atas zat
sebagai berikut:
1. Imunoglobulin untuk melapisi dinding usus yang berfungsi untuk
mencegah penyerapan protein yang mungkin menyebabkan alergi.
2. Laktoferin merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap zat besi. Kadar laktoferin yang tertinggi pada kolostrum dan air
susu ibu adalah pada tujuh hari pertama postpartum (setelah melahirkan).
Kandungan zat besi yang rendah pada kolostrum dan air susu ibu akan
mencegah perkembangan bakteri pathogen.
3. Lisosom berfungsi sebagai antibakteri dan menghambat pertumbuhan
berbagai virus.
4. Faktor antitripsin berfungsi menghambat kerja tripsin sehingga akan
menyebabkan immunoglobulin pelindung tidak akan dipecah oleh tripsin.
5. Lactobasillus ada di dalam usus bayi dan menghasilkan berbagai asam
yang mencegah pertumbuhan bakteri pathogen. Untuk pertumbuhannya,
Lactobasillus membutuhkan gula yang mengandung nitrogen yaitu faktor
bifidus. Faktor bifidus ini yang terdapat di dalam kolostrum dan air susu
ibu.

E. Kapan Kolostrum Diberikan


Berdasarkan penjelasan di atas yang mendeskripsikan manfaat penting
susu kolostrum dengan semua kandungan zat yang berfungsi vital untuk
kehidupan awal dari bayi, maka penting juga mengetahui kapan susu
kolostrum diberikan pada bayi.Sel telur (ovum) setelah dibuahi oleh sperma
menjadi zygot kemudian menjadi janin di dalam rahim ibu, sudah memperoleh
nutrisi makanan dan oksigen melalui plasenta. Setelah lahir bayi tidak lagi
memperoleh makanan dari plasenta. Maka kolostrum (ASI) menjadi sumber
makanan utama bagi bayi pada awal kehidupan bayi. Oleh karenanya,
kolostrum sebaiknya sesegera mungkin setelah bayi lahir dan maksimal
pemberian kolostrum 4 jam setelah bayi lahir.Mengapa pemberian kolostrum
sebaiknya kurang dari 4 jam pada awal kelahiran? Keterlambatan pemberian
kolostrum akan memperbesar resiko kematian untuk bayi. Hal ini disebabkan
karena kemampuan absorbsi usus bayi terhadap immunoglobulin semakin
menurun seiring dengan lamanya rentang waktu dari kelahiran. Jadi, semakin
lama usus bayi semakin sulit untuk menyerap Immunoglobulin.Pada 9
jam post partus(setelah melahirkan) sekitar 50% Immunoglobulin dapat
diserap dan pada 12 jam setelah kelahiran usus hanya mampu
menyerap sekitar 30% Immunoglobulin

Daftar Pustaka

Astutik, Y. Reni. (2014). Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.


Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: Andi Yogy akarta.
Roesli, Utami. (2010). Menyusui (http://www.webcache.googleusercontent.com.
Diakses oleh: Evierny Cikita Simatupang, 10 Mei 2010, 06.11 WIB).
Setiadji, Andi. 2010. Sumber Informasi, (http://mediavet.blogspot.com, diakses
oleh : Evierny Cikita Simatupang, 23 Mei 2010, 16:22 WIB).
Anna, sudariana. (2014). Sumber informasi,
(https://annasudariana1993.wordpress.com/2014/05/25/sap/. Diakses
oleh: Andi Saputra, 22 February 2017, 21:22 WIB).

Anda mungkin juga menyukai