Disusun oleh:
Kelompok 5
1. Amalia Fardiana, S.Kep 131813143010
2. Aprhodita Emawati G, S.Kep 131813143017
3. Bella Nabila Wijaya K, S.Kep 131813143079
4. Desy Ratna Sari, S.Kep 131813143061
5. Devi Noaritasari, S.Kep 131813143047
6. Elvanda Vandina R, S.Kep 131813143073
7. Evi Nur Laili Rahma K, S.Kep 131813143049
8. Hafida Oktavia, S.Kep 131813143013
9. Haris Arganata, S.Kep 131813143044
10. Irsa Alfiani, S.Kep 131813143002
11. Latansa Hayyil Islam, S.Kep 131813143087
i
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga “Proposal Kegiatan Role Play Penerimaan Pasien Baru dan
Sentralisasi Obat” telah selesai disusun oleh kelompok profesi manajemen
keperawatan di Ruang Bobo II RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Proposal ini dibuat
untuk melaporkan proses kegiatan Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat
dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional pada profesi manajemen.
Kami juga berterima kasih pada pembimbing klinik Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga yang telah memberikan waktu luang untuk membimbing,
memberi saran dan masukan atas laporan supervisi yang kami buat. Terima kasih
juga kami ucapkan pada pembimbing klinik di Bobo II yang telah membantu dalam
penyusunan dan pemberian data serta informasi sehingga laporan kegiatan role play
Penerimaan Pasien Baru dan Sentralisasi Obat sampai selesai, serta terima kasih
pada pasien dan keluarga. Proposal ini dibuat dengan mengerahkan tenaga dan
pikiran semua anggota kelompok yang telah membantu proses penyelesaian
proposal penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat. Penyusun berharap agar
proposal ini dapat memberikan pengetahuan dan bermanfaat bagi perawat dan
masyarakat pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam laporan kegiatan yang kami buat, baik dari segi isi maupun penulisan. Kritik
dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal kami
selanjutnya.
ii
Daftar Isi
Cover ........................................................................................................................ i
iii
2.2.1 Pengertian Sentralisasi Obat ............................................................. 9
iv
BAB 6 PENUTUP............................................................................................... 28
LAMPIRAN : ........................................................................................................ 30
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
ketidakefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan (Nursalam, 2015). Pengetahuan tentang konsep
2
2
manajemen penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat ini penting untuk
diketahui oleh mahasiswa calon perawat. Sehingga ketika memasuki dunia kerja di
rumah sakit perawat siap dan bekerja secara professional.
Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi
Ners (P3N) Angkatan B19 mencoba mengoptimalisasikan penerimaan klien baru
dengan cara meningkatkan koordinasi antara perawat ruangan dengan perawat IGD
ataupun perawat rawat inap lain di Ruang Bobo II RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana aplikasi perawat dalam penerimaan pasien baru dan sentralisasi
obat di ruang Bobo II ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam penerimaan pasien baru sesuai
standar di Ruang Bobo II RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
Menurut Nursalam (2015) dalam buku Manajemen Keperawatan: Aplikasi
dalam Praktik Keperawatan Profesional, tujuan penerimaan klien baru adalah:
4
3. Menurunkan tingkat kecemasan klien saat MRS.
5
6
Pra
PN menyiapkan:
Terminasi
Terminasi (mengakhiri penerimaan pasien baru)
Evaluasi
2. Menggunakan obat mahal dan bermerk, padahal terdapat obat standar yang
lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki efektifitas dan keamanan
yang sama.
3. Resep obat dibuat sebelum diagnosis pasti ditegakkan “hanya untuk
mencoba”.
4. Dosis yang digunakan lebih besar dari yang diperlukan.
5. Memberikan obat kepada klien yang tidak mempercayainya dan akan
membuang atau lupa untuk minum.
6. Obat dipesan lebih dari yang dibutuhkan, sehingga masih tersisa banyak
setelah batas kadaluarsa.
7. Tidak ada lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi tidak efektif.
8. Obat diletakkan pada tempat yang lembab, terkena cahaya atau panas.
9. Obat dikeluarkan terlalu banyak dari tempat penyimpanan pada suatu
waktu, sehingga dipakai berlebihan atau dicuri.
Menurut Siregar (2004) keuntungan sistem distribusi obat resep individual
sentralisasi adalah:
1. Semua resep/order dikaji langsung oleh apoteker, yang juga dapat memberi
keterangan atau informasi kepada perawat berkaitan dengan obat penderita.
2. Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-perawat-
penderita.
3. Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan.
4. Mempermudah penagihan biaya obat penderita.
Keterbatasan sistem distribusi obat resep individual sentralisasi adalah:
5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu jenis obat
setiap minggu pada waktu pertemuan staf.
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana di
perpustakaan (Mc Mahon 1991 dalam Nursalam, 2015).
2.2.5 Metode Sentralisasi Obat
1. Pengawasan nama obat, jumlah, rencana pemakaian, penerima dan pemberi
obat sesuai dengan identitas pasien dan dicatat dalam buku serah terima.
2. Pengawasan dan pencatatan nama obat, dosis, frekuensi, jadwal dan jam
pemberian obat, jenis pemberian obat oral atau injeksi, sesuai dengan
identitas pasien pada format control dan pemakaian obat (Nursalam, 2015)
3. Instrumen Sentralisasi Obat
a. Informed consent penerimaan obat.
b. Format kontrol dan pemakaian obat.
c. Buku sentralisasi obat (buku serah terima obat).
d. Lemari obat dan kotak sentralisasi obat.
2.2.6 Menyimpan Persediaan Obat
1. Memeriksa ulang atas obat dan jenis obat, jumlah obat, serta menulis etika
dan alamat pasien. Penyimpanan stok (persediaan) yang teratur dan baik
merupakan bagian penting dari menejemen obat. Obat yang diterima dicatat
dalam buku besar persediaan atau dalam kartu persediaan (Mc Mahon, 1999
dalam Nursalam, 2015).
2. Sistem kartu persediaan.
Kartu persediaan atau kartu stok kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan persediaan buku besar. Kartu ini berfungsi sebagai buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
barang yang diterima dan mengurangi dengan jumlah barang yang
dikeluarkan. Dalam buku besar persediaan, masing-masing barang
ditempatkan pada halaman yang terpisah tetapi dalam sistem kartu
persediaan masing-masing barang dituliskan dalam kartu terpisah.
3. Lemari Obat
Periksa keamanan mekanisme kunci dan penerangan lemari obat serta
lemari pendingin. Periksa persediaan obat, pemisahan antara obat untuk
15
penggunaan oral (untuk diminum) dan obat luar. Perlu disediakan tempat
khusus untuk obat-obatan yang mempunyai resiko salah (high alert),
misalnya LASA (look alike sound alike), elektrolit konsentrasi tinggi dan
obat sejenis narkotika (Nursalam, 2015). Manajemen rumah sakit perlu
dilengkapi dengan manajemen farmasi yang sistematis karena obat sabagai
salah satu bahan yang dapat menyembuhkan penyakit tidak dapat diadakan
tanpa sistematika perencanaan tertentu. Obat harus ada dalam persediaan
setiap rumah sakitsebagai bahan utama dalam rangka mencapai misi
utamanya sebagai health provider. Manajemen farmasi rumah sakit adalah
seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan di bidang farmasi sebagai
salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan serta sasaran didirikannya
sebuah rumah sakit. Upaya dan kegiatan ini meliputi: penetapan standar
obat, perencanaan pengadaan obat, penyimpanan, pendistribusian atau
saran/informasi tentang obat, monitoring efek samping obat.
4. Faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pelayanan kepada pasien
meliputi pelayanan yang cepat, ramah disertai jaminan tersedianya obat
dengan kualitas yang baik. Obat yang baik akan memberi manfaat kepada
para pengguna dan juga bermanfaat dalam pengendalian biaya rumah sakit.
Persediaan obat, baik dari segi jenis maupun volume, harus selalu
mencukupi kebutuhan tanpa ada efek samping seperti kadaluarsa dan rusa.
Tujuan sistem manajemen obat adalah penggunaan obat yang tepat untuk
pasien yang memerlukan pengobatan. Obat-obat dikeluarkan dari tempat
penyimpanan yang terkunci atau dari lemari penyimpanan, oleh orang yang
bertugas menangani persediaan obat kepada bagian yang menggunakan obat
itu. Obat digunakan secara teratur dan dalam jumlah yang diketahui, hal ini
memungkinkan pemantauan (observasi) dan pengawasan penggunaan obat.
Kegiatan yang dilakukan dalam mengawasi pengeluaran obat akan
memungkinkan perawat mengetahui kapan melakukan pemesanan ulang,
mencocokan pemakaian obat dengan pengobatan pasien, segera sadar
dengan ketidakcocokan dalam pemberian obat, memeriksa perubahan
pemakaian obat.
16
1. Individual Prescription
Pada sistem ini obat didistribusikan ke pasien sesuai dengan resep dokter
pada kertas resep yang diberikan oleh keluarga pada apoteker.
1. Sentralisasi
Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi sentral
dan tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita.
2. Desentralisasi
Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan farmasi
sehingga lebih cepat menjangkau penderita (Siregar, 2004).
17
Dokter
Koordinasi dengan perawat
Klien/keluarga
Surat persetujuan
Farmasi/apotek
sentralisasi obat dari
perawat.
Klien/keluarga Lembar serah terima obat.
Buku serah terima/masuk
obat.
PP/perawat yang menerima
Klien/keluarga
2.3 Lampiran
1. Lembar serah terima pasien baru.
2. Lembar penerimaan pasien baru.
3. Format pengkajian keperawatan.
4. Buku panduan pasien.
5. Surat persetujuan dilakukan sentralisasi obat.
6. Kartu pengunjung.
BAB 3
PERENCANAAN
3.3 Metode
Role play
3.4 Media
1 Lembar catatan perpindahan pasien
2 Lembar penerimaan pasien baru
3 Status pasien
4 Nursing kit
5 Kartu penunggu pasien
6 Informed consent pengelolaan sentralisasi obat
7 Format kontrol dan pemakaian obat
18
8 Buku sentralisasi obat/serah terima obat, lemari/ kotak sentralisasi obat
19
20
4.1 Persiapan
1. Menunjuk penanggung jawab kegiatan penerimaan pasien baru dan
sentralisasi obat
2. Menyiapkan format lembar penerimaan pasien baru, lembar catatan
perpindahan pasien, informed concent sentralisasi obat, format
pengkajian, nursing kit, buku status pasien, lembar kuisioner tingkat
kepuasan, welcome book, lembar medication chart dan kartu pengunjung
pasien.
3. Mengidentifikasi pasien baru setiap pergantian shift jaga.
4. Persiapan penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat dilakukan di
nurse station yang dilaksanan oleh KARU dan PP.
5. Implementasi yang dilakukan diruangan adalah mengidentifikasi pasien
baru dan keluarga di ruangan dan memberikan Informed consent kepada
orang tua pasien karena akan menjadi bagian dari role play mahasiswa.
4.2 Pelaksanaan
Pelaksanaan role play penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 November 2018 dan dimulai jam 10.00
WIB. Pelaksanaan dimulai dengan setting di ruang Karu, dimana karu
menginformasikan ke kepada PP untuk melakukan PPB SO terhadap pasien baru.
Pasien baru sudah ada di kamarnya, sehingga PP kemudian mendelegasikan PA
untuk menyiapakan peralatan untuk pemeriksaan fisik, sedangkan PP menyiapkan
berkas-berkas penerimaan pasien baru. Setelah semuanya siap, Karu, PP dan PA
mendatangi pasien di ruangan. Karu memperkenalkan diri dan anggota timnya
termasuk PP dan PA. setelah itu Karu kembali ke ruangan, PP melakukan
pengkajian, dan PA mulai melakukan pemeriksaan fisik. Setelah pemberian
informasi dilakukan dengan mengajak keluarga pasien ke ruang edukasi. Di ruang
edukasi, PP menjelaskan tentang visi misi rumah sakit, hak dan kewajiban,
24
25
peraturan dirumah sakit, oeriontasi ruangan, dan sentralisasi obat dengan media
welcome book.. Setelah diberikan informasi, keluarga menandatangani lembar
penerimaan pasien baru, lembar edukasi dan lembar sentralisasi obat. Setelah
selesai, keluarga pasien kembali ke kamar pasien. PA melaporkan hasil
pemeriksaan fisiknya ke PP. dan PP mendokumentasikan hasil pengkajian dan
pemeriksaan fisik. Setelah selesai, PP memberitahukan kepada Karu bahwa
Penerimaan pasien baru dan sentralisasi obat sudah selesai.
EVALUASI
Waktu Kegiatan
26
27
PENUTUP
6.1 Simpulan
Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan pasien
baru (pasien dan atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan. Khususnya pada
rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan
beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan
serta penyakit pasien. Penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat ketika ada
klien atau pasien yang baru datang dari rumah sakit, baik rujukan dari rumah
maupun rujukan dari rumah sakit atau puskesmas sebelumnya yang menjadi tempat
berobat Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolahan sepenuhnya oleh perawat.
Dengan pengelolaan mekanisme yang baik antara penerimaan pasien dan
sentralisasi obat, diharapkan dapat memberikan kepuasan pada pasien yang
nantinya akan mampu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
6.2 Saran
Kami selaku penulis sangat menghimbau kepada teman-teman sekalian,
pembaca maupun perawat agar dapat melakukan tindakan penerimaan pasien baru
dan sentralisasi obat sesuai prosedur yang benar.
28
29
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran :
Dokumentasi Kegiatan
31
Informed Consent
32
Daftar Hadir
33