Anda di halaman 1dari 18

Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan Ibu Menyusui

Dosen Pembimbing : Yushida ,S.kep.M.kes

DISUSUN OLEHKELOMPOK : 5

Cut Nona Sulfia Sari

Della Vebi Ayu

Desi Nurjanah

Nurmi Yunita

Siti Hasanah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN MEULABOH
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok iniyang berjudul “Promosi Kesehatan

Ibu Menyusui. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang

tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kelompok kami selalu membuka diri untuk setiap

saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung ataupun

tidak langsung.

Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan yang

setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami

khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

Meulaboh 24 Maret 2020

kelompok 5
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................4

A. Latar Belakang.........................................................................................................4

B. Tujuan Masalah........................................................................................................4

C. Masalah....................................................................................................................4

D. Manfaat.....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................6

A. Pengertian Teknik Menyusui yang Benar................................................................6

B. Posisi dan Perlekatan Menyusui................................................................................6


C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI.............................................................12

D. Langkah-langkah menyusui yang benar................................................................12

E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar...................................................12

F. Teknik Melepaskan Hisapan Bayi..........................................................................13

G.  Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI....................................................14

H. ASI  Mengandung Zat-Zat Gizi Penting.................................................................14

BAB III PENUTUP.........................................................................................................17

A. Kesimpulan............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui
bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat
menyusui anaknya dengan baik.Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini
melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat
pemberian ASI.Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan
tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau
tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor
seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang
merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindaklanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat
luas (MaribethHasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya
karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnyasangatsederhana, seperti cara menaruh bayi
pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan putting terasa nyeri dan masih
banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya
dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui.Orang yang dapat membantunya terutama adalah
orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat
atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan.Untuk mencapai
keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar
(Soetjingsih, 1997).
B.     Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai tugas individu
2. Untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
3. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pemberian ASI

C.    Masalah
Masih terdapat ibu yang belum mengetahui cara-cara menyusui yang baik dan benar serta
masalah-masalah dalam pemberian ASI.

D.    Manfaat
Bagi Ibu Menyusui di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan ibu tentang
cara menyusui.

  
BAB II
KAJIAN TEORI

MATERI PENYULUHAN
“CARA MENYUSUI YANG BENAR”

A.   Pengertian Teknik Menyusui yang Benar


Teknik Menyusui yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar . Tujuan menyusui yang benar adalah untuk
merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.
Menyusui adalah sebuah pokok bahasan yang bermuatan emosional: sangatlah sulit untuk
tidak beraksi ketika anda mendengar kata ini. Kata ini memunculkan respon emosional yang kuat
dari wanita yang sedang hamil dan memikirkan cara memberi makanan bayinya ; dari para bidan
dan dokter yang merawat wanita ini, yang mungkin mempunyai pandangan dan pendapat yang
sama kuatnya.
Menyusui adalah seni yang hampir punah. Sekarang ini, sebagian besar dari kita hanya
ingat yang diberi susu dari botol . memang sulit untuk menghindari budaya menyusui dengan
botol. Menyusui telah menjadi sebuah isu yang kadang saja dibicarakan , dan bukan sesuatu yang
sering ditemukan . semakin jarang kita melihat wanita yang menyusui.

B.   Posisi dan Perlekatan Menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Contoh cara menyusui yang benar
sebagai berikut:
1. Posisi Cradle (Klasik) Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu menyusui.
Cara:
1. Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh
disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman). Jaga agar posisi tidak
membungkuk karena akan cepat lelah.
2. Punggung hingga bokong bayi pada lengan bawah ibu. Lengan yang digunakan adalah
lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan digunakan untuk menyusui
(lengan kanan saat akan menyusui dengan payudara kanan).
3. Kepala dan leher bayi ditempatkan pada lekuk siku.
4. Dekatkan kepala (bibir) bayi pada payudara dengan mengangkat lengan
(bukan membungkuk). ditempatkan

Tips: Untuk lebih nyaman, siku dapat ditumpangkan pada lengan kursi, atau dapat menggunakan
bantal pada pangkuan atau bantal menyusui sebagai penyangga.

Terbaik untuk:
1. Bayi secara umum: sehat, cukup bulan lahir spontan (normal). Wanita yang baru saja
operasi Caesar mungkin merasa agak sakit karena tekanan pada perut lebih tinggi
dengan posisi ini.
2. Lebih mudah dilakukan pada bayi berusia satu bulan atau lebih, karena otot leher lebih
kuat.
3. Menyusui saat sedang bepergian, karena tidak terlalu memerlukan bantal
atau penyangga
2. Posisi Cross-Cradle adalah kepala bayi disangga oleh tangan yang berlawanan arah terhadap
payudara yang disusukan. Posisi ini bias digunakan untuk bayi keci atau sakit.

Cara:
1. Ibu duduk pada kursi berlengan yang nyaman, punggung tegak (boleh
disangga dengan bantal agar dapat bersandar dengan nyaman).
2. Jaga agar posisi tidak membungkuk karena akan cepat lelah.
3. Tangan ibu pada sisi yang berseberangan dengan payudara yang
menyusui, memegang kepala dan leher bayi (tangan kanan digunakan bila akan
menyusui dengan payudara kiri, dan sebaliknya) Punggung dan bokong bayi disangga
dengan lengan bawah ibu pada tangan yang sama.
4. Tangan dapat digunakan untuk mengarahkan bayi ke payudara.

Tips:
1. Jangan mendorong kepala bayi terlalu kuat ke payudara karena kadang
bayi justru secara refleks akan melawan.
2. Duduk tegak, bayi didekatkan pada payudara, bukan sebaliknya Anda
membungkuk untuk mendekatkan payudara pada bayi
Terbaik untuk:
1. Hari-hari pertama setelah kelahiran
2. Ibu yang baru belajar menyusui
3. Bayi prematur dan berat lahir rendah yang refleks isap serta otot lehernya masih lemah,
serta sering terlepas dari puting. Dengan posisi ini telapak tangan Anda menyangga
kepala dan leher bayi dengan cukup baik
3. Posisi Football Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti
Memegang bola football (menurut saya kalau versi perempuan: tas tangan, mungkin
seharusnya dinamakan Handbag Position agar lebih komunikatif bagi para wanita), yaitu
pada sisi tubuh (di bawah ketiak).

Cara:
1. Punggung hingga bokong bayi ditempatkan pada lengan bawah ibu, dengan daerah
bokong pada lipat siku ibu.
2. Lengan yang digunakan adalah lengan pada sisi yang sama dengan payudara yang akan
digunakan untuk menyusui (lengan kanan saat akan menyusui dengan payudara kanan).
3. Lengan ibu tidak ditempatkan di depan tubuh, namun di samping (seperti mengempit
tas) Telapak tangan ibu menyangga kepala dan leher bayi, seluruh tubuh bayi
menghadap ke payudara (sisi tubuh) ibu Letakkan penyangga (bantal atau bantal
menyusui) pada sisi tubuh yang digunakan, di bawah lengan ibu dan tubuh bayi.

Tips:

1. Pada saat akan mulai menyusui, mungkin tangan sisi yang berseberangan perlu
menyangga payudara dengan membuat bentuk seperti huruf C, untuk membantu
mempertemukan mulut bayi dan puting.
2. Gunakan kursi yang agak lebar dengan sandaran tangan yang rendah. Posisi ini adalah
satu-satunya yang memungkinkan wajah bayi menghadap wajah Anda (bukan
tubuhnya), sehingga Anda dapat menjalin kontak mata yang mesra dengan bayi.
Terbaik untuk:
1. Ibu yang baru menjalani operasi Caesar (yang sudah boleh
duduk), karena bayi tidak menyentuh daerah luka, dan posisi ini tidak membuat tekanan
pada perut meningkat.
2. Bayi kembar Ukuran payudara sangat besar.
4. Posisi Berbaring Miring Posisi ini merupakan posisi favorit sebagian ibu, terutama saat
sedang sangat lelah dan mengantuk namun berjuang untuk tetap menyusui bayi secara
langsung.

Cara:
1. Berbaringlah miring pada satu sisi tubuh, tangan bagian
bawah dilipat ke atas atau menyangga kepala.
2. Kepala boleh berbaring pada bantal atau disangga oleh
telapak tangan. Dengan tangan bagian atas, posisikan tubuh bayi juga miring
menghadap tubuh Anda, perut bayi menempel pada perut Anda.
3. Arahkan kepala dan mulut bayi pada puting, dapat
menggunakan bantal bayi yang diletakkan di bawah kepala bayi atau di bawah
payudara, tergantung ukuran payudara, dengan tujuan agar mulut bayi sama tinggi
dengan puting.

Tips:
1. Anda dapat meletakkan guling untuk menyangga punggung
Anda, dan juga guling bayi di belakang bayi untuk menyangga punggungnya, sehingga
tangan Anda tidak perlu terus menahan tubuh bayi agar tetap miring. Tubuh Anda
sebaiknya tidak terlalu miring ke arah bayi, untuk berjaga-jaga bila Anda tertidur, agar
tidak menimpa bayi atau membuat hidungnya tertutup.
2. Bayi sebaiknya tidur di tempat tidur/boks tersendiri, untuk
meminimalkan risiko SIDS (sudden infant death syndrome). Jadi bila selesai menyusui,
segera kembalikan bayi ke boksnya.
Terbaik untuk:
1. Ibu pada 24 jam pertama setelah menjalani operasi Caesar,
saat masih disarankan berbaring.
2. Menyusui di malam hari, saat Anda sangat lelah dan
mengantuk setelah seharian mengurus bayi. Ibu yang harus bedrest (berbaring) karena
alasan kesehatan.

C.   Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
D.   Langkah-langkah menyusui yang benar
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar puting,
duduk dan berbaring dengan santai.
2. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu,
sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu,
menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
3. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
4. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai
bayi merasa kenyang. 
5. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang
telah direndam dengan air hangat. 
6. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawankan dulu supaya udara yang terhisap bisa
keluar. 
7. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, supaya dikeluarkan dengan alat pompa susu.
                              
E.   Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI
tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Bayi terlihat kenyang setelah minum ASI.
2. Berat badannya bertambah setelah dua minggu pertama.
3. Payudara dan puting Ibu tidak terasa terlalu nyeri.
4. Payudara Ibu kosong dan terasa lebih lembek setelah menyusui.
5. Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat Ibu mencubitnya
6. Bayi tidak rewel.                          
7. Bayi tampak tenang.
8. Badan bayi menempel pada perut ibu.
9. Mulut bayi terbuka lebar.
10. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
11. Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih  banyak yang masuk.
12. Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
13. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
14. Kepala bayi agak menengadah.

F.   Teknik Melepaskan Hisapan Bayi


Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan cara :
1. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
2. Menekan dagu bayi kebawah
3. Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
4. Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.
G.   Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawakan bayi sebelum menyusukan dengan payudara
yang lainnya dengan cara :
1. Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya sampai bayi bersendawa
2. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil di gosok punggungnya.

H. ASI  Mengandung Zat-Zat Gizi Penting

1. Karbohidrat

Karbohidrat utama dari ASI adalah laktosa (gula susu) yang sesuai dengna kondisi biologis atau
sistem pencernaan bayi. Laktosa berperan penting sebagai sumber energi. Laktosa mudah diurai
menjadi glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase yang sudah ada dalam mukosa
saluran cerna bayi sejak lahir.

Pada pencernaan bayi terdapat enzim yang mencerna laktosa tersebut.  Glukosa dan galaktosa
berperan dalam perkembangan sistem syaraf dan pertumbuhan otak, mielinisasi dan pematanagn
otak agar otak tumbuh optimal. Selain itu, zat gizi ini juga membantu penyerapan kalsium dan
magnesium di masa pertumbuhan bayi. Bahkan, membantu pertumbuhan bakteri usus yang baik
(lactobacillus bifidus) dan menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya
2. Protein

Kandungan protein ASI seimbang dengan kebutuhan bayi. Pada ASI, jenis proteinnya adalah
whey yang memiliki ukuran molekul lebih kecil. Protein jenis whey ini mempunyai sifat mudah
dicerna. Komponen dasar dari protein adalah asam amino yang berfungsi sebagai pembentuk
struktur otak.

Protein berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan sistem kekebalan tubuh dan untuk
pertumbuhan otak serta menyempurnakan fungsi pencernaan.  Protein juga memberi lapisan pada
dinding usus bayi baru lahir yang masih permeabel terhadap protein, serta berperan sebagai
proteksi terhadap berbagai risiko infeksi bakteri/virus yang dapat masuk melalui pencernaan. Ya,
protein dalam ASI dapat membantu menghancurkan bakteri dan melindungi bayi dari infeksi.

3. Lemak

Kandungan zat gizi terbesar di dalam ASI adalah lemak.  Lemak merupakan sumber kalori atau
energi utama yang terdapat dalam ASI.  Kadar lemak ASI berubah-ubah secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi dari hari ke hari. Lemak dapat diolah, dicerna dan diserap baik
karena dalam ASI sekaligus terdapat enzim lipase yang bertugas membantu proses metabolisme
lemak.

Ada sekitar 200 jenis asam lemak, yakni 80 persen asam lemak tak jenuh ganda, antara lain asam
linolenat omega 3, EPA dan DHA serta asam linoleat  omega-6 ARA yang berperan penting
dalam tumbuh-kembang otak, pertumbuhan sel-sel otak, mielinisasi jaringan saraf, serta
ketajaman penglihatan. Lemak rantai panjang atau long chain poly unsaturated fatty acid  (LC-
PUFA) merupakan jenis lemak yang sangat diperlu kan dalam perkembangan otak bayi.

4. VITAMIN DAN MINERAL

ASI mengandung vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan bayi. Zat
gizi mikro penting itu antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin D, zat besi, tiamin, riboflavin,
kalsium, fosfor, fluor.

a. Vitamin
b. Misalnya, vitamin D membantu bayi menggunakan kalsium dari ASI untuk tumbuh-
kembang tulang.Vitamin K yang diperlukan untuk proses pembekuan darah terdapat
dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

c. ZatBesi
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, bagian dari sel-sel darah merah
yang membawa oksigen ke seluruh tubuh, zat besi pun esensial untuk tumbuh-kembang
otak bayi. Zat besi yang terkandung dalam ASI juga mudah diserap.

d. Fluor
Fluor membantu membentuk gigi yang kuat dan mencegah gigi berlubang di kelak.

5. Zat protektif dalam ASI


a. Laktobasilus bifidus
Laktobasilus bifidus berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat.
Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat
pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri E.coli yang sering menyebabkan diare pada
bayi. Laktobasilus mudah tumbuh cepat dalam usus bayi yang mendapat ASI.
b. Laktoferin
Laktoferin adalah protein yang berikatan dengan zat besi. Laktoferin bermanfaat untuk
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan jamur kandida.
c. Antibodi
ASI terutama kolostrum mengandung immunoglobulin yaitu secretory IgA (SIgA), yang
berguna untuk pertahanan tubuh bayi.

Susunan zat makanan dalam 100 gram ASI :

Zat makanan     Kandungan gizi


Kalori  68 kalori
Protein   1,4 gram
Lemak 3,7 gram
Karbohidrat 7,2 gram
Zat kapur 30 mg
Fosfor 20 mg
Vitamin A 60 SI
Thiamin 30 mg

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknik Menyusui yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan

perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar . Tujuan menyusui yang benar adalah untuk

merangsang produksi susu memperkuat refleks menghisap bayi.Ada beberapa posisi dalam

menyusui yaitu :

1. Posisi Cradle (Klasik) Posisi ini adalah yang paling banyak dipraktekkan ibu menyusui.

2. Posisi Cross-Cradle adalah kepala bayi disangga oleh tangan yang berlawanan arah

terhadap payudara yang disusukan. Posisi ini bias digunakan untuk bayi kecil atau sakit.

3. Posisi Football Dinamakan football karena Anda memegang bayi seperti

Memegang bola football

Posisi Berbaring Miring Posisi ini merupakan posisi favorit sebagian ibu

Selain itu ASI  Mengandung Zat-Zat Gizi Penting untuk bayi, langkah-langkah menyusui yang

benar pada ibu dan bayi , dan serta cara persiapan memperlancar pengeluaran ASI.
DAFTAR PUSTAKA

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/18/teknik-menyusui-yang-benar-2/ 22 Juli 2008 pkl.09.50


WIB.
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/18/teknik-menyusui-pada ibu bekerja dan teknik
memerah ASi/ 22 Juli 2008 pkl.09.50 WIB.
http://www.breastfeeding.com.Sacharina Marzuki, Nanis. 2007. ASI Ekslusif.

Anda mungkin juga menyukai