Menurut Hartono (2006) dalam Saga (2011), makanan yang dikonsumsi setiap hari
tersusun dari unsur-unsur gizi atau nutrien yang dapat diklasifikasikan sebagai makronutrien
dan mikroutrien. Makronutrien terdiri atas karbohidrat, lemak serta protein dan dinamakan
demikian karena dibutuhkan dalam jumlah besar (jumlah makro) mengingat ketiga nutrien ini
umumnya terpakai habis dan tidak didaur ulang. Sebaliknya mikronutrien yang terdiri atas
vitamin dan mineral diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (jumlah mikro) karena dapat
didaur ulang. Di samping nutrien yang disebutkan di atas, tubuh juga membutuhkan air,
a) Makronutrien
Makronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang memberikan energi bagi tubuh yang
diperlukan tubuh dalam jumlah besar (makro = besar) untuk bertahan hidup.
1. Jenis-Jenis Makronutrien
a) Karbohidrat
b) Protein
c) Dan Lemak
jumlah berbeda. Karbohidrat memberikan energi sekitar 4 kalori per gram. Protein
memberikan energi sekitar 4 kalori per gram. Lemak memberikan energi sekitar 9
kalori per gram. Jadi jika pada suatu kemasan makanan terdapat kandungan gizi sbb:
10 gram karbohidrat, 0 gram protein, dan 0 gam lemak, maka jumlah kalori dalam
makanan tersebut adalah 40 kalori untuk setiap porsinya.
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat
b). Mikronutrien
Nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil disebut
mikronutrien. Mereka termasuk vitamin dan mineral. Vitamin adalah senyawa organik
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik. Beberapa vitamin dijelaskan
pada Tabel di bawah ini. Vitamin memainkan banyak peran dalam kesehatan yang baik,
mulai dari menjaga visi yang baik untuk membantu bekuan darah. Vitamin B12
diproduksi oleh bakteri dalam usus besar. Vitamin D disintesis oleh kulit ketika terkena
sinar UV. Kebanyakan vitamin lainnya harus diperoleh dari makanan seperti yang
1) Vitamin
2) Mineral
Mineral adalah unsur kimia yang penting untuk proses tubuh. Mereka termasuk
kalsium, yang membantu bentuk tulang dan gigi yang kuat, dan kalium, yang
diperlukan untuk saraf normal dan fungsi otot. Sumber yang baik dari mineral
Vitamin dan mineral tidak memberikan energi, namun mereka masih penting
untuk kesehatan yang baik. Jumlah yang diperlukan biasanya dapat bertemu dengan
makan seimbang. Namun, orang-orang yang tidak makan cukup dari makanan yang
1) Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi;
selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel;
3) Air
ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan
dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel
yang rusak.
c) Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein
organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke
dalam tubuh.
kalorinya.
2) Usia. Anak-anak dan remaja butuh kalori lebih tinggi dibanding orang dewasa atau
3) Jenis kelamin. Laki –laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori karena
fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyk otot dan juga lebih aktif.
4) Aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan kalori dan
protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang maupun ringan. Besarnya
kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang dipergunakan untuk bekerja serta
lamanya penggunaan otot-otot tersebut. Selain itu protein yang diperlukan juga lebih
tinggi dari normal karena harus mengganti atau membentuk jaringan baru yang lebih
banyak dari keadaan biasa untuk mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara
normal.
5) Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit, wanita hamil akan
1. Latar Belakang
Angka kecukupan gizi (AKG) berguna sebagai patokan dalam penilaian dan
perencanaan konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan label gizi. Angka
kecukupan gizi mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan Iptek gizi dan
kecukupan energi (AKE) dan kecukupan protein (AKP) bagi pendudukIndonesia, kini
saatnya ditinjau ulang dan disempurnakan. Kajian ini bertujuan merumuskan angka
kecukupan karbohidrat.
Kecukupan gizi untuk bayi akan mendorong perkembangan bayi secara
degeneratif otak serta gangguan mental. Orang tua harus memahami standar
Badan Pangan dan Gizi Dewan Riset Nasional Amerika Serikat sejak tahun
merupakan standar yang mencapai gizi baik bagi penduduk (National Research
Council,2008).
komsumsi energi dan zat-zat esensial, yang berdasarkan ilmu pengetahuan mutakhir
dinilai cukup memenuhi kebutuhan gizi untuk pemeliharaan hampir semua penduduk
sehat di suatu populasi. AKG ditetapkan untuk berbagai kelompok umur, gender, dan
a. Berat Badan
Data yang digunakan untuk perhitungan rata-rata berat badan dan tinggi
badan normal orang Indonesia adalah data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2014 dan 2016 yang dikumpulkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Data yang diolah meliputi umur, jenis
kelamin, berat badan (BB), panjang badan (PB) untuk anak berumur di bawah 2
tahun dan tinggi badan (TB) untuk yang berumur 2 tahun ke atas.
menjadi nilai Z-Score (standardized value) menurut umur dan jenis kelamin
denganmenggunakan baku pertumbuhan WHO 2016 untuk anak umur 0-59 tahun dan
baku WHO 2017 untuk anak dan remaja berumur 5-19 tahun. Indikator status gizi
umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U). Selanjutnya ditetapkan status gizi normal digunakan batasan
WHO yaitu bila nilai Z-Score setiap indikator status gizi membentang antara -2 SD
disepakati untuk Asia Tenggara. Batas kelompok umur yang digunakan untuk
AKG tahun 2015mengalami penambahan jika dibandingkan pada AKG tahun 2004.
Batas atas kelompok umur pada AKG tahun 2004 adalah 65 tahun keatas, sedangkan
untuk AKG tahun 2015 adalah 80 tahun keatas karena umur harapan hidup Indonesia
semakin meningkat.
istilah Recommended Energy and Nutrient Intakes (RENI). Amerika Serikat dan
Allowance, RDA),
energi dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai BMR
ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara sederhana nilai
BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai berikut
Keterangan :
BB = Berat Badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/norma tergantung tujuan)
Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari protein
dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8 gram/kgBB/hari.
Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal. Pada kondisi tertentu, seperti
gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein dapat ditingkatkan antara 1,2-1,8
gram/kgBB/hari. Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani
dengan perbandingan. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG bagi
orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein, sebagai
berikut:
AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang dewasa
umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4
potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan dalam
Berbagai faktor yang mempengaruhi kecukupan energi adalah berat badan, tinggi
badan, pertumbuhan dan perkembangan (usia), jenis kelamin, energi cadangan bagi anak dan
remaja, serta thermic effect of food (TEF). TEF adalah peningkatan pengeluaran energi
karena asupan pangan yang nilainya 5-10% dari Total Energy Expenditure (TEE)
(Mahan & Escoot-stump 2008). Angka 5 % digunakan bagi anak-anak yang tekstur
makanannya lembut dan minum ASI/susu (umur <3 tahun) ; dan 10% pada usia selanjutnya.
Perhitungan kecukupan energi yang terkini didasarkan model persamaan IOM (2005) dari
meta analisis tim pakar Institute of Medicine (IOM 2002). Model ini diperoleh dari data
energi basal (EB) yang diukur dengan metode doubly labeled water yang lebih valid
Kecukupan energi pada anak berbeda dengan kelompok usia lainnya. Pada kelompok
usia lanjut (lansia) hasil perhitungan AKE dari persamaan Henry (2005) perlu dikoreksi
karena jumlah subyek yang kecil dan overestimasi berdasarkan hasil kajian Krems C et al
(2005), yaitu overestimasi 9% pada lansia laki-laki dan 11% pada lansia perempuan mulai
usia 65 tahun. Pada lansia juga dilakukan koreksi penurunan kebutuhan energi dengan
bertambahnya umur yaitu 5% pada usia 50-64 tahun, 7,5 % pada usia 65-79 tahun, dan 10%
pada usia >=80 tahun sebagai akibat penurunan jumlah sel-sel otot, beragam kompleks
a. Energi
kalori,sedangkan untuk perempuan 1850 kalori. Komposisi zat gizi harian yang
b. Protein
Kebutuhan protein per hari dalam kondisi sehat adalah 0,8 g/kgBB atau 15-25% dari
manusia akan protein dapat dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen yang
hilang. Nitrogen yang dikeluarkan oleh tubuh merupakan buangan hasil metabolisme
protein, karena itu jumlah nitrogen yang terbuang mewakili jumlah protein yang
harus diganti. Setiap harinya nitrogen yang keluar bersama urin berkisar 37mg/kg
BB, dan dalam feses 12 mg/kgBB sedangkan yang keluar melalui kulit dan keringat
5 mg/kgBB sehingga total seluruhnya 54 mg/kgBB. Karena itu, nitrogen yang dibuat
oleh tubuh dapat dijadikan pedoman untuk menentukan kebutuhan minimal protein
c. Lemak
Asupan lemak harian tidak melebihi 15% kebutuhan energi. Konsumsi lemak terlalu
2.Kebutuhan Energi
a. Karbohidrat
tubuh (berat badan), usia atau tahap pertumbuhan dan perkembangan, dan aktifitas
fisik. Ukuran tubuh dalam arti masa otot yang semakin besar dan aktifitas fisik yang
Kecukupan Karbohidrat = Keb energi (kal) Keb protein(g) x 4) kal-keb lemak(9)x 9 kal
bagi perempuan dan laki-laki remaja atau dewasa adalah 130 g/orang/hari. Dalam
b. Protein
esensial, protein juga mensuplai energi dalam keadaan energi terbatas dari karbohidrat
dan lemak.Asamaminoesensialmeliputi Histidine, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methio
nine, Cysteine,Phinilalanine,Tyrosine,ThreonineTryptophandanValine.Pada umumnya
adalah Lysine, Methionine+Cysteine,Threonine
+Tryptophan(FAO/WHO, 1985). Protein atau asam amino esensial berfungsiterutama
pertumbuhan (WHO, 2009)
kilogram berat badan menurut umur dan jenis kelamin berdasarkan hasil review yang
dilakukan IOM (2005);demikian pula untuk tambahan kecukupan protein bagi ibu
menyusui (IOM, 2005), dengandata berat badan rata-rata sehat penduduk Indonesia
menurut kelompok umur dan jeniskelamin, seperti halnya pada perhitungan AKE.
protein penduduk Indonesia berasal dari serealia terutama beras yangmenurut WHO
Keterangan :
Faktor koreksi mutu protein umum = 1.3 bagi dewasa dan 1.5 bagi anak dan remaja
Faktor koreksi mutu protein Perempuan hamil = 1.2Kisaran distribusi energi gizi
Indonesia berdasarkan analisis data Riskesdas 2010 adalah 9-14% energi protein (Tab
dan perkembangan
Cara menghitung kebutuhan protein, lemak dan karbohidrat menurut WHO adalah
Sebagai Berikut :
energy yang telah dikurangi dengan energy yang berasal dari protein dan lemak.
d. Melengkapi Tabel
Kelompok :
gram 6 gram
Contoh Perhitungan
aktivitas sehari – sehari termasuk ringan. Hitung kebutuhan zat gizi perempuan
tersebut.
Kebutuhan Energi
Ø Protein = 10 -15 % x 2142 kkal = 214,2 – 321,3 kkal dalam ukuran gram 53,55
Ø Lemak = 10 – 15 % 2142 kkal = kkal214,2 – 535,5 kkal dalam ukuran gram 23,8 –
Anda. Lalu, ubah ke gram agar Anda dapat lebih terbayang seberat apa yang Anda
Contoh, jika hasil dari Kalkulator Kebutuhan Kalori Anda adalah 2000 kalori, maka:
1. Kebutuhan protein Anda: 15% x 2000 kalori = 300 kalori. Diubah menjadi
gram dengan cara: kalori protein dibagi 4. Hasilnya adalah 75 gram protein.
2. Kebutuhan lemak Anda: 20% x 2000= 400 kalori. Diubah menjadi gram
3. Kebutuhan karbohidrat Anda: 65% x 2000= 1300 kalori. Diubah menjadi gram
Kesimpulannya, kebutuhan kalori Anda setiap hari adalah 2000 kalori, dengan
kebutuhan karbohidrat sebanyak 325 gram, protein 75 gram, dan lemak 44 gram
dalam sehari.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk
karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2008) Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang
yang berlebihan, lebih dari 1% kali dalam jam atau setiap saat,sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari. Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak
dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan
(Benzion, MD )
2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti beberapa faktor yang
kehamilan ganda dan Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan
faktor organik
2) Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tanggaretak, ke
3. Patofisiologi
hamilmuda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
terpakai untuk keperluan energi, karena oksidasi lemak yang tidak sempurnaterjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseton 3 asetik, asam hidroksi butirik dan aseton
dalam darah.
menyebabkandehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang
natrium dan
khloridadarah dan khlorida air kemih turun selain itu juga dapat menyebabkanhemoko
lewatginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak hati
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung ( Sindroma Mallory-
1. Diet Hiperemesis I
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus,
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.
Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan
2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara
berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang
tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet
diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan.
Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang
mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna,
a. Dasar
lama.
diantaranya :
2) Faktor Psikologi
3) Faktor Gastrointestinal
b. Pada kehamilan Normal ditemukan keluhan mual dan muntah yang akan berkurang
c. Pada Hyperemesis Gravidarum ditemukan keluhan mual dan muntah yang berlebihan
sehingga menyebabkan keadaan umum ibu hamil buruk jika hal ini sampai terjadi
d. Pengelolaan Penderita :
3) Terapi psikologis
7) Memberikan makanan yang cukup kalori dan nutrisi lainnya (secara berangsur)
3) Makanan dalam bentuk kering, mudah cerna, tidak merangsang, porsi kecil dan
sering.
a) Pre eklamsia
dengan dijumpainya protein dalam urin dalam kadar berlebih, dan pembengkakan
tubuh akibat penimbunan cairan setelah kahamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan), terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan bentuk berat. Di Indonesia, setelah
perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu,
dan sebab kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini pre
perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
dijumpainya protein dalam urin dalam kadar berlebih, dan pembengkakan tubuh
persalinan), terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan bentuk berat. Di Indonesia, setelah
perdarahan dan infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu,
menurunkan angka kematian ibu dan anak Preeklampsia (penyakit dengan gejala
peningkatan tekanan darah disertai dengan dijumpainya protein dalam urin dalam
kadar berlebih, dan pembengkakan tubuh akibat penimbunan cairan setelah kahamilan
20 minggu atau segera setelah persalinan), terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan
bentuk berat.
dengan dijumpainya protein dalam urin dalam kadar berlebih, dan pembengkakan tubuh
akibat penimbunan cairan setelah kahamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan),
terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan bentuk berat. Di Indonesia, setelah perdarahan dan
infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab kematian
perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia yang merupakan
tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk
Pre eklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai
dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,edema, dan proteinuria.
Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil
atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria
b). Penyebab
Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada
teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
c). Pencegahan
a. Diet-makanan Makanan rendah protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah
lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan
berorientasi pada empat sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein
b. Cukup istirahat Istirahat yang cukup pada saat hamil semakin tua dalam arti bekerja
kearah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan
c. Pengawasan antenatal (hamil) Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
e) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah
b). Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung janin, pemantauan
air ketuban
a. Tujuan Diet
6) Mengurangi atau mencegah timbulnya faktor risiko lain atau penyulit baru pada
1) Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara
hamil.
2) Garam diberikan rendah sesuai dengan berat-ringannya retensi garam atau air
1kg/minggu.
4) Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak
jenuh ganda
8) Cairan diberikan 2500 ml sehari. Pada keadaan oliguria, cairan dibatasi dan
disesuaikan dengan cara yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan
pernafasan.
preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring atau
lunak dan diberikan sebagai diet rendah garam I. makanan ini cukup energi dan zat
gizi lainnya.
dari preeklampsia I atau kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu
berat. Makanan berbentuk saring atau lunak dan diberikan sebagai diet rendah
Makanan ini mengandung protein tinggi dan garam rendah, diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi. Jumlah energi harus
disesuaikan dengan kenaikan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap bulan
II
Protein (g) 20 56 80
Lemak (g) 19 44 63
(g)
(RE)
(mg)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Helena, 2013). Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi
kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada
wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi
kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein
(untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Gizi kurang kronik
disebabkan karena tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan
yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein
dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau penyakit kronis lainnya.
B.Etiologi
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang
dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang
dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin yang dikandungnya
yaitu meliputi:
2) Kesemutan
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
Lingkar Lengkar Atas Jenis antropometri yang digunakan untuk mengukur resiko
KEK kronis pada wanita usia subur (WUS) / ibu hamil adalah lingkar lengan atas (LILA).
Sasarannya adalah wanita pada usia 15 sampai 45 tahun yang terdiri dari remaja, ibu hamil,
menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK
adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko
1. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek.
2. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas
ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat
digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA, artinya remaja putri
mempunyai resiko KEK. Bila remaja putri menderita resiko KEK segera dirujuk ke
(Djamaliah, 2018) antara lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil,
penjelasannya :
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan wanita yang
tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan
penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian
dalam menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan.
Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang
dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi
yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri,
juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur tua
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari
20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3) Beban kerja/Aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang otomatis
memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya duduk diam saja.
Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang
dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu
hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi selain untuk
aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk perkembangan janin yang ada
dikandungan ibu hamil tersebut. Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat
ditentukan sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan berat
4) Penyakit /infeksi
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga infeksi akan
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya absorbsi dan
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah dan
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit atau parasit
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap
makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi
Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka
pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih
makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang
mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada
70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20
persen dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan
Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan kunjungan
dengan teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk menghindarkan
kesulitan melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat membahayakan
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik
pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Pemberian suplemen asam folat dimulai
dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan.
b. Energy
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan
gizi seimbang energy juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian
BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan energy ibu hamil adalah 285 kalori untuk
c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutukan protein sebesa 910
gram dalam 6 bullan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sinesa darah otot. Kenaikan
volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi. Jumlah zat besi
yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah
500 mg.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sebesar
a. Berat badan dilihat dari quatelet atau body massa index (Index Masa Tubuh = IMT) Ibu
hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan dengan abnormalitas
kehamilan, berat bada lahir rendah. Sedangkan berat badan overweight meningkatkan
resiko atau komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi
b. Ukuran Lingkar Lengann Atas (LILA) Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan
atas pada wanita dewasa adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm maka
c. Kadar Hemoglobin (Hb) Ibu hamil yang mempunyai Hb kurang dari 10,0 akan
Pada kehamilan trimester pertama pertumbuhan janin lambat, mulai trimester dua dan
seterusnya, pertumbuhan janin terjadi dengan laju lebih cepat. Sejak menginjak bulan
keempat, umumnya ibu hamil sudah bebas dari gangguan morning sicknes, sehingga ibu
merasakan nafsu makan kembali. Sekalipun demikian pada trimester ini anda harus mulai
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester
kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin belangsung sangat cepat. Hal lain yang
perlu diperhatikan meskipun nafsu makan meningkat, tetaplah berpegang pada pola makan
dengan gizi seimbang. Status gizi ibu hamil yang baik selama proses kehamilan, harus
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 10-12 kg. yaitu pada trimester pertama
kenaikan kurang lebih dari 1 kg, sedangkan pada trimester kedua kurang lebih 3 kg dan
pada trimester ketiga kurang lebih mencapai 6 kg. Sebaiknya ibu hamil menghindari
makanan berkalori tinggi . makanan dengan gizi seimbang dapat diperoleh dari
karbohidrat, dan lemak sebagai sumber tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu : penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Pengetahuan yang
Tahu diartikan sebagai kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk diantaranya adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tau apa yang telah dipelajari antara lain, menyebutkan,
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang
objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi sebenarnya Aplikasi dapat diartikan juga sebagai penggunaan
atau aplikasi hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan untuk
Evaluasi yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu
materi atau objek Penelitian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
kriteria-kriteria yang telah ada. Apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh
pengetahuan, kesadaran , dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting), sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan
Pengetahuan dan kognitif merupakan hal yang Sangat penting Untuk terbentuknya
pengetahuan jika membentuk kepercayaan seseorang serta sikap terhadap sesuatu hal
perilaku yang didasari pengetahuan lebih langsung dari prilaku yang tidak didasari
Notoatmodjo (2014) mengatakan pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indra diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
yang baik tentang gizi pada seseorang membuat orang tersebut akan semakin
memperhitungkan jumlah dan jenis makan yang dipilihnya untuk di konsumsi. Orang yang
pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilah makanan yang menarik panca
indera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Sebaliknya
mereka yang memiliki pengetahuan gizi tinggi cenderung lebih banyak menggunakan
pertimbangan rasioanl dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut (Helena, 2013)
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap
makanan dan praktek/ perilaku pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.
Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif
Ketersediaan (food availability) yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup
aman dan bergizi untuk semua orang baik yang berasal dari produksi sendiri, impor,
cadangan pangan maupun bantuan pangan. Ketersediaan pangan ini diharapkan mampu
mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai jumlah kalori yang dibutuhkan untuk
Hasil penelitian Nora (2015) tentang Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Yang
energi kronis (KEK) sebanyak 15 orang (50%), sebagian besar responden memiliki tingkat
pendidikan tamat SMA sebanyak 15 orang (50%), dan sebagian besar ibu hamil yang
menderita kekurangan enegi kronik (KEK) memiliki status ekonomi yang tinggi yaitu
pendidikan tamat SMA dan mempunyai status ekonomi yang tinggi. tidak semua ibu hamil
yang menderita kekurangan energi kronis (KEK) mempunyai tingkat pendidikan rendah
dan status ekonomi yang rendah juga,Pendidikan adalah upaya persuatif atau pembelajaran
perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama dan menetap, karena didasari oleh
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, akhlaq mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat (UU No.20/2003). Pendidikan ibu memberikan
pengaruh terhadap perilaku anak khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Ibu
yang berperilaku tinggi tidak akan membiasakan diri untuk berpantang atau tabu terhadap
bahan makan yang ada (Helena, 2013). Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi
dengan makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi (Helena,
2013). Dalam arti sederhana pendidikan gizi merupakan suatu proses belaar tentang
kesehatan. Pendidikan gizi mengarah pada perubahan perilaku perbaikan konsumsi pangan
dan status gizi. Perilaku konsumsi memilih dan menggunakan pangan. Perilaku kosumsi
pangan berasal dari proses sosialisasi dalam sistem keluarga melalui proses pendidikan
b. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pada
pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-
80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen
dipenuhi oleh sumber energy lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
Dan Budaya Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil didapatkan
bahwa 67,2% responden mempunyai pengetahuan yang baik, 67,2% berpenghasilan < Rp.
450.000,-, 50,7% budaya responden baik dan 37,3% mengalami KEK. Didapatkan
kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan, penghasilan dan budaya dengan kejadian
KEK. Ketersediaan pangan artinya pangan tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu, dan keamanannya.
Ketersediaan pangan mencakup kualitas dan kuantitas bahan pangan untuk memenuhi
standart energy bagi individu agar mampu menjalankan aktifitas sehari-hari (Dinkes
Propsu, 2016). Upah Minimum Provinsi (disingkat UMP) adalah upah minimum yang
berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Dahulu Upah Minimum Provinsi
dikenal dengan istilah Upah Minimum Regional Tingkat I. Dasar hukum penetapan UMP
adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 tentang
Dewan Pengupahan Provinsi. Untujk daerah Provinsi Aceh upah minimum tahun 2014
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang sehat.
Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin,
baik. Namun dengan adanya perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan
persalinan, kehamilan dan proses persalinan pun dapat berjalan dengan baik (Maulana,
2013).
1. Pengertian ANC
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2014). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa
komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk.,
2013).
Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya
pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan untuk
2. Tujuan ANC
Tujuan Antenatal Care Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita
hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternyata angka mortalitas serta
morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah
menyiapkan ia sebaikbaiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum
sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan
kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
Keuntungan Antenatal Care Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit.
b. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan
c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah
yang terjadi.
Cara Pelayanan Antenatal Care Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar
6) Pemeriksaan obstetric
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta
9) Penyuluhan/konseling.
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh
karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal:
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 11 dan sesudah
c. Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.
1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
5) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya
b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan
khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda.
c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal
d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi
yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil Kontak ibu hamil dan petugas yang
mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu
ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 1997:57). Pelayanan/asuhan
3. Kerangka Teoritis
Faktor–faktor yang menyebabkan KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit infeksi dan
asupan makanan, sedangkan faktor tidak langsung meliputi persediaan pangan keluarga,
2011).
a. Faktor langsung
tetapi yang paling utama adalah akibat konsumsi makanan yang kurang memadai, baik
kualitas maupun kuantitas dan adanya penyakit yang sering diderita. Antara status gizi
dan infeksi terdapat interaksi yang bolak balik. Infeksi dapat mengakibatkan gizi kurang
melaui berbagai mekanisme. Infeksi yang akut mengakibatkan kurangnya nafsu makan
dan toleransi terhadap makanan. Orang yang mengalami gizi kurang mudah terserang
penyakit infeksi (Suhardjo, 2012). Menurut Pudjiaji (2013) terdapat interaksi sinergis
antara malnutrisi dan infeksi. Sebab malnutrisi disertai infeksi, pada umumnya
mempunyai konsekuensi yang lebih besar daripada malnutrisi itu sendiri. Infeksi derajat
mempunyai pengaruh negative pada daya tahan terhadap infeksi. Dampak infeksi
terhadap pertumbuhan, seperti menurunnya telah lama diketahui. Keadaan demikian ini
disebabkan oleh hilangnya nafsu makan penderita infeksi. Sehingga masukan (intake)
Asupan makanan adalah jenis dan banyaknya makanan yang dimakan seseorang yang
dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau energi atau zat gizi. Asupan makan
Kebiasaan makan adalah kegiatan yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi
setempat. Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti : bagaimana pangan dipengaruhi, apa
yang dipilih, bagaimana menyiapkan dan berapa banyak yang dimakan (Suhardjo,
2012)
a. Ketersediaan Pangan
pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun
b. Pendidikan
Pendidikan ibu memberi pengaruh terhadap prilaku kepercayaan diri dan tanggung
jawab dalam memilih makanan. Seseorang yang berpendidikan tinggi tidak akan
memperhatikan tentang pantangan atau makanan tabu terhadap konsumsi makanan yang
ada. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga
pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan yang rendah akan lebih
c. Pendapatan Keluarga
keluarga tersebut. pola pembelanjaan makanan antara kelompok miskin dan kaya
d. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah akses atau jangkauan anak dan kelurga terhadap upaya
kesehatan (karena jauh atau tidak mampu membayar), kurangnya pendidikan dan
pelayanan kesehatan yang tersedia. Hal ini dapat berdampak juga pada status gizi
Pendapatan
Masyarakat
Kurang Pemberdayaan Wanita dan Keluarga, kurang
Masalah di
pemanfaatan Sumber Daya Masyarakat
Masyarakat
Gambar 1. Kerangka Teoritis Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil. Di
Pengetahuan
1. Latar Belakang
kehamilan tetapi dapat juga berlanjut meski sudah tidak hamil lagi. Menurut penelitian
sekitar 40-60 persen ibu yang mengalami diabetes mellitus pada kehamilan dapat
masyarakat. Diabetes mellitus merupakan keadaan dimana kadar gula dalam darah
tinggi (hyperglikemia) yang sifatnya kronis dan disertai berbagai kelainan metabolik
dilaporkan prevalensi diabetes mellitus pada kehamilan adalah sebesar 1,9%-3,6% pada
kehamilan umum. Pada ibu hamil dengan riwayat keluarga menderita diabetes mellitus,
mobiditas dan mortilitas pada maternal dan prenatal tinggi. Akan tetapi dengan
pengelolaan dan penatalaksanaan yang baik maka hasilnya dapat menjadi lebih
Gestasional (DMG). Gejala utama dari kelainan ini pada umumnya hampir sama
dengan diabetes lainnya, yaitu merasa haus (polydipsi), sering buang air kecil (polyuri),
dan sering merasa lapar (polyfagi). Yang membedakannya adalah keadaan ini terjadi
kehamilan memang sangat penting artinya bagi janin. Bukti penelitian terbaru pun
menunjukkan, kebiasaan para ibu menyantap sayuran menjauhkan bayi mereka dari
dipublikasikan dalam jurnal Pediatric Diabetes menyatakan, ibu hamil yang makan
sayur setiap hari cenderung memiliki anak yang terbebas dari diabetes tipe 1.
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil tanpa
membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada kehamilan
trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan
respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin. Sebagian besar DMG
pemeriksaanrutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang
pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap
Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test
toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi
200 mg%. Jika didapatkan nilai dibawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya
Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test
tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glikosa darah
diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi
140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test toleransi glukosa oral-1.
5) Polihidramnion
Pada penderita dengan faktor risiko tinggi seperti di atas, pemeriksaan penyaring
dapat dilakukan lebih awal dilakukan dimulai pada usia kehamilan 18-22 minggu. Jika
hasilnya negatif maka pemeriksaan dapat diulang kembali pada kehamilan 26-30
minggu3.
Dependent DM)
2)DM yang baru saja ditemukan pada saat kehamilan (DM Gestasional = DMG).
1) Sebenarnya sudah mengidap DM sebelumnya, tetapi baru diketahui pada saat hamil
Ke dua sub kelompok ini baru dapat dibedakan setelah dilakukan tes toleransi
glukosa oral (TTGO) ulangan pasca persalinan. Untuk sub kelompok DMH, hasil TTGO
pasca persalinan masih tetap abnormal, sedangkan untuk DMG hasil akan kembali
normal. Menurut O'Sullivan dan Mahan, diagnosis DMG dibagi dalam dua tahap, yaitu :
Test Tantangan Glukosa (Glukosa Challenge Test) dan Test Toleransi Glukosa Oral. Test
tantangan glukosa dilakukan tanpa harus berpuasa yaitu pada saat ibu hamil berkunjung
ke poliklinik diberikan 50 gr glukosa yang dilarutkan dalam air 1 gelas. Contoh darah
vena diambil setelah 1 jam pembebanan. Test ini disebut positif bila kadar glukosa
plasma sama dengan atau lebih dari 140 mg%. Test toleransi glukosa oral dilakukan
dengan cara penderita makan cukup kalori minimal 3 hari sebelum pemeriksaan,
kemudian semalam sebelum hari pemeriksaan harus berpuasa selama 8-12 jam. Setelah
persiapan dalam keadaan berpuasa, contoh darah diambil pada pagi hari dan penderita
diberi beban glukosa 75 gram dalam 200 ml air. Contoh darah berikutnya diperiksa dua
jam setelah beban glukosa. Contoh darah yang diperiksa adalah plasma vena.
Kriteria diagnosis WHO (1980 dan 1985) sama dengan kriteria diagnosis DM
pada keadaan tidak hamil. Kriteria diagnosis modifikasi WHO-PERKENI (1997) adalah
sebagai berikut:
Sesuai anjuran WHO, pada temuan TGT (gala darah 2 jam pp 140-200 mg/dl)
ditangani juga sebagai kasus DMG, sehingga penderita dengan kadar gula yang lebih
Pada wanita hamil normal terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan metabolik
untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal. Pada kehamilan normal,
kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah secara bermakna, karena:
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga
berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiper insulinemia sehingga janin juga
b. Gejala
c. Faktor Resiko
b) Obesitas
c) Hipertensi
d. Klasifikasi
4) DM Gestasional.
5) Jouvenil DM
Kriteria
Pemeriksaan/
Hasil
Gula darah puasa 80 – 109 mg/dL 110 – 125 mg/dL > 126 mg/dL
Gula darah 2 jam 80 – 144 mg/dL 145 – 179 mg/dL > 180 mg/dL
PP
· Diet
trombosis vena renalis. Komplikasi pada usia anak atau dewasa adalah gangguan
terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian berat badan ibu.
c. Pengaruh DM
1). Selama hamil : abortus & prematur, preeklampsi, kesakitan janin karena
2). Dalam persalinan : distosia bahu, bayi besar, kelahiran mati, mudah terjadi
7. Prinsip penanganan
Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan lahir
lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi kematian janin
memdadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila mungkin diberikan melalui
drips. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.Lakukan upaya
a. Diet
yang lebih mudah. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal =(TB-
diperhitungkan dari:
normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105
mg/dl dan 2 jam pp dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera
dimulai.
umumnya, dengan ditambahkan sejumlah 300-500 kalori per hari untuk tumbuh
kembang janin selama masa kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai.
persalinan maka kontrol semakin sering. Hb glikosilat diperiksa secara ideal setiap 6-8
minggu sekali . Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester
pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir kehamilan,
kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal ibu (ibu BB
kurang14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
c. Pengobatan\
4) Mencegah hipoglikemi
dan kelainan metabolik.
kompleks.
dibatasi.
DM Arang (gr)
I 1100 50 30 160 Diberikan
gemuk
IV 1700 65 45 260 Diberikan
dengan berat
badan
normal
VI 2100 80 55 325 Diberikan
yang kurus,
DM pada
anak dan
remaja, ibu
hamil.
Bahan Makanan
Nasi/Penukar 2 3 3,5 4,5 5,5 6 6,3 7,5
Sayuran A / Penukar A S S S S S S S S
Sayuran B / Penukar B 2 2 2 2 2 2 2 2
Buah / Penukar 4 4 4 4 4 4 4 4
Susu / penukar - - - - - 1 1 1
Minyak / penukar 2 3 3 4 5 6 6 6
Makanan dan minuman yang diolah dengan gula murni, yang terdapat pada, antara lain :
Ø Sirop, jelly, jam, buah – buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis,
dan es krim.
c. Preskripsi Diet
1. Makan secara teratur (3 kali makan utama dan 3 kali selingan) dengan waktu yang
2. Makan dengan jumlah kalori yang memadai untuk pertumbuhan yang normal
6. Konsumsi buah berserat dengan kulitnya, seperti apel, jambu biji, peer.
darah dalam menu minimal 3 kali seminggu, misalnya : buncis, gambas, pare,
terong.
9. Biasakan sarapan dengan sereal tinggi serat, seperti kacang hijau, havermouth,
jagung rebus.
10. Biasakan membuang lemak sebelum memasak daging merah, selingi konsumsi
jenisintermediate atau long acting harus disesuaikan dengan waktu saat insulin
bekerja. Bila makanan terlambat diberikan, maka saat insulin bekerja, tidak ada
makanan atau makanan kurang dari seharusnya, sehingga terjadi hipoglikemia (kadar
sekitarmulut dan bibir, bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sebaliknya bila
makanan terlalu banyak, tidak sesuai dengan jumlah insulin yang diberikan, makaakan
Seringkali, menumakanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah
rendah.Kandungan lemak tidak boleh lebih dari 30% dari total energi
denganperbandingan antara asam lemak jenuh dan tak jenuh 1:1, dan
mengkonsumsi serat dalam jumlah yangcukup. Serat dalam jumlah cukup akan
serum, sehingga dapat menekankenaikan kadar gula darah setelah makan. Selain itu
juga dapat menekan kenaikankadar kolesterol yang diekskresikan ke dalam usus dari
empedu.
Pada penderita DM tipe II, pengaturan makanan merupakan hal yang sangat
tujuan utama dari pengaturan makanan adalah menurunkan berat badan ke berat badan
ideal. Untuk itu penderita diberi diet rendah kalori atau rendah energi. Dengan diet
pembatasan jumlah energi yang ketat. Akan tetapi, semua penderita diabetes tipe
II harus mengurangi lemak dan kolesterol serta meningkatkan rasio asam lemak
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat
timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang
lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca
melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat
bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat ( < 4 gr% ) dapat menyebabkan
dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama
pada trimester 2 (Cunningham. F, 2011). Wanita 8 hamil butuh zat besi sekitar 40 mg
perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam
waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik
minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti,
2006). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut
dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi
Anemia adalah kondisi dimana kadar Hb kurang dari normal (< 11gr%)
Faktor diit yang diperlukan untuk sintesa normal sel darah merah antara lain: Protein, Fe,
· Anemi dalam kehamilan merupakan satu penyebab potensial morbiditas dan mortalitas ibu
dan anak.
Hasil penelitian oleh Indriyani dan Amirudin (2007) menunjukkan bahwa faktor
risiko anema ibu hamil <11 gr% mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian
partus lama. Ibu yang mengalami kejadian anemia memiliki risiko mengalami partus lama
1,681 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia tapi tidak bermakna
secara statistik. Ini diduga karena terjadi ketidak seragaman pengambilan kadar Hb dan
pada kontrolnya ada yang kadar Hb nya diambil pada trimester 1 dan bisa saja pada saat
itu ibu sedang anemia. Ibu hamil yang anemia bisa mengalami gangguan his/gangguan
mengejan yang mengakibatkan partus lama. Kavle et al, (2008). Pada penelitianya
menyatakan bahwa perdarahan pada ibu setelah melahirka berhubungan dengan anemia
pada kehamilan 32 minggu. Kehilangan darah lebih banyak pada anemia berat dan
kehilangan meningkat sedikit pada wanita anemia ringan dibandingkan dengan ibu yang
tidak anemia.
penurunan Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume darah 50% meningka dari 4
dan nilai hematokrit. Penurunan 17 ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang
mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah waktu
melahirkan. Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin memerlukan aliran darah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Smith et al., 2012). Pertumbuhan janin yang
lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang
rendah, yaitu sebesar 38,85% ,merupaka penyebab kematian bayi. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim
(hipoksiaintrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau
beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa
66,82% kematian perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika dilihat dari
golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2005 adalah disebabkan
penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu56,09% (Depkes, 2008).
Ahmad Rofiq (2008) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan
prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2
tahun menunjukkan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang
terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang
terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu 18
b. Penyebab
Meskipun saat sebelum hamil Ibu tidak pernah mengalami anemia, Ibu bisa saja
mengalami anemia ketika hamil. Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya asupan
gizi, terutama zat besi. Kebutuhan zat besi pada tubuh ibu hamil terus-menerus meningkat
sesuai dengan usia kehamilan. Zat besi adalah zat gizi penting untuk membentuk
hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Selama masa kehamilan, jumlah darah dalam tubuh Ibu
meningkat hingga 50% lebih banyak dibandingkan dengan kondisi tubuh dalam keadaan
normal, sehingga Ibu memerlukan banyak zat besi yang membentuk hemoglobin untuk
mengimbangi kenaikan volume darah. Juga untuk memenuhi kebutuhan zat besi bagi
perkembangan janin dan plasenta. Sayangnya, kebanyakan ibu hamil tidak menyadari
adanya peningkatan kebutuhan zat besi yang diperlukan tubuh, terutama pada trimester
kedua dan ketiga saat kebutuhan tubuh akan sel darah sangat meningkat drastis. Jika Ibu
berada dalam kondisi kekurangan zat besi untuk membentuk hemoglobin yang diperlukan,
1. Umur Ibu Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu 9 hamil yang
berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang berumur kurang
dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil,
karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya,
2. Paritas Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko 1.454
kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah. Adanya
kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin
3. Kurang Energi Kronis (KEK) 41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi.
Timbulnya masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari
keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui resiko
Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS). Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran
lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi Kurang
Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA
<23,5 cm. Deteksi KEK denganukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan
energi dan protein dalam intake makanan 10 sehari hari yang biasanya diiringi juga
dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil
4. Infeksi dan Penyakit Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya
tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan
kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah
pula. Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat
menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing tambang, malaria,
TBC) (Anonim, 2004). Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan
penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan.
Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat kehamilan. Hal
itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada kondisi terinfeksi penyakit,
ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006).
Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan
dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan
janin apabila plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun janin
tidak langsung menderita 11 penyakit, namun Demam yang menyertai penyakit infeksi
sudah cukup untuk menyebabkan keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus
dapat menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular dapat
2006).
5. Jarak kehamilan Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada
ibu dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak
kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak
kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk
memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu
hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena
cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang
dikandungnya.
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan
jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social ekonomi
rendah (Manuaba, 2010). Menurut penelitian Amirrudin dkk (2007), faktor yang
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodelusi
5) Patofisiologi
Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat besi dan biasanya
1) Stadium 1 Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan cadangan dalam tubuh
2) Stadium 2 Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan
4) Stadium 4 Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah baru yang sangat
kecil (Mikrositik).
5) Stadium 5 Semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia maka timbul
gejala - gejala karena anemia semakin memburuk (Anonim, 2004). Ibu hamil
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah, janin dan plasenta. Kenaikan volume darah selama
kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe dan zat besi (Zulhaida Lubis, 2003).
menjadi:
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi untuk
wanita hamil, tidak hamil dan dalam 14 laktasi yang dianjurkan. Untuk menegakkan
diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese. Hasil anamnesa
didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan
mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folat (pteryglutamic acid) dan
vitamin B12 dengan dosis 100- 1000 mikrogram sehari, baik per os maupun
parenteral.
Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel
darah baru.
3) Anemia Hemolitik sebanyak 0,7% Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil
dengan anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam
folat dan viamin B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan anemia
pada dasarnya ialah memberikan makanan yang banyak mengandung protein, zat besi
Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal : berat badan kurang,
plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi
tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat
terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus : premature,
apgar scor rendah, gawat janin. Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat
pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosisdan mudah
terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).
Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan gangguan his
primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi
karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
kelelahan sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi (Smith
et al., 2012). Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan hiskekuatan
mengejan, Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantar, Kala II berlangsung
lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala
III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV
dapat 16 terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas : Terjadi
persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006)
1). Abortus
2) Persalinan prematuritas
4) Mudah infeksi
6) Perdarahan antepartum
1) Abortus
6) Cacat bawaan
j. Pencegahan anemia
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain : a) Mengkonsumsi pangan lebih
banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani,
terutama hati. b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,
mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Suplemen zat besi
memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat
zat besi selama kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin
ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat
besi pada awal kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun
untuk mengisi kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen
Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih
cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan
yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan
(tahu, oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu tambahkan
substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam
dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut
I. Pola makan yang buruk, sehingga kebutuhan zat besi tidak tercukupi.
J. Jumlah darah yang Ibu keluarkan saat menstruasi pada pra-kehamilan, terlalu banyak.
Selain kekurangan zat besi, anemia juga dapat disebabkan karena kekurangan suplai
asam folat atau vitamin B12, atau karena penyakit tertentu, misalnya meiliki kelainan darah
karena faktor keturunan. Inilah alasannya mengapa suplemen zat besi belum tentu dapat
mengatasi masalah anemia. Cara penanganan anemia pada masa kehamilan harus sesuai
dengan penyebabnya
1. Kurang intake makanan sumber pembentukan sel darah merah dikarenakan muntah,
pantangan, tidak suka pada suatu jenis makanan dan faktor alergi terhadap makanan.
1. Pembentukan sel darah merah, cadangan Fe pada bayi yang baru lahir.
2. Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan dan
3. Ikatan Fe dan protein dalam otot menyimpan oksigen yang sewaktu-waktu digunakan
oleh sel.
1. Pengaruh pada ibu hamil, baik dalam masa kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan : abortus, partus prematur, partus lama, pendarahan post partus, infeksi,
anemia, dll.
2. Pengaruh terhadap janin: kematian janin, kematian perinatal, prematur, cacat bawaan,
1) Energi sesuai kebutuhan secara bertahap sejumlah 2200 kalori + 300 – 500 kalori/hari
5) Bentuk maknan dan porsi disesuaikan dengan keadaan kesehatan ibu hamil.
Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada wanita adalah
jarak kelahiran pendek Hal ini disebabkan kekurangan nutrisi yang merupakan
berpengaruh terhadap kejadian anemia pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu
singkat akan mengurangi cadangan zat besi ibu. Pengetahuan jarak kehamilan yang baik
minimal 2 tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk
menerima janin kembali tanpa harus mengurangi cadangan zat besi. Jarak kehamilan yang
berdekatan juga dapat memicu pengabaian pada anak pertama secara fisik maupun psikis,
yang dapat menimbulkan rasa cemburu akibat ketidaksiapan berbagai kasih sayang dari
1. Jarak Kehamilan
a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai sejak
prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata 21 jarak kurang dari
2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang
terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi
rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang
terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu
hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya Ammirudin
(2007). Kematian maternal menjadi resiko tinggi jika terlalu rapat jarak kelahiran. jarak
kelahiran kurang dari 2 tahun dan anemia beresiko tinggi terhadap kematian maternal
karena seorang ibu setelah melahirkan memerlukan 2 atau 3 tahun untuk dapat
memulihkan kondisi tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk persalinan yang berikutnya
Ammirudin (2007). Menurut Ammirudin (2007) resiko untuk menderita anemia berat
dengan ibu hamil dengan jarak kurang dari 24 bulan dan 24 – 35 bulan sebesar 1,5 kali
Hal ini dikarenakan terlalu dekat jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap
kesiapan organ reproduksi ibu. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian
anemia pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan
zat besi ibu (Ammirudin,2007). Pengetahuan jarak kehamilan yang baik minimal 2 tahun
menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin
kembali tanpa harus menghasilkan cadangan zat bezi.Selepas masa nifas (masa setelah
dilakukan. Secara fisiologis, kondisi alat reproduksi wanita sudah pulih. Tapi semuanya
kembali pada kesiapan fisik dan psikis, terutama dan pihak wanita. Tiga bulan setelah
melahirkan, wanita sudah bisa hamil lagi.Wanita yang melahirkan dengan jarak yang
sangat berdekatan (dibawah 2 tahun) akan mengalami peningkatan resiko perdarahan pada
trimester ke-3, placenta previa, anemia, ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas, dan
bahwa anak-anak yang dilahirkan 3-5 tahun setelah kelahiran kakaknya, memiliki
kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari pada yang berjarak kelahiran kurang
dan 2 tahun.
Jarak kelahiran yang berdekatan juga dapat memicu pengabaian pada anak pertama
secara fisik maupun psikis, yang dapat menimbulkan rasa cemburu akibat ketidaksiapan
berbagi kasih sayang dan orang tuanya. Selain itu, pelepasan sel telur (ovulasi) sering
mendahului peristiwa haid pertama kali (menarche) pada remaja yang masuk masa puber.
Hal ini dapat menyebabkan kehamilan pada gadis remaja yang telah masuk ke dalam
aktivitas seksual (Ammirudin,2007). Angka kehamilan dalam setahun pada wanita subur
dengan aktivitas seksual normal berkisar 90%. Jadi perencanaan kehamilan sangat
diperlukan untuk ibu dan juga untuk anak. Jangan sampai si anak merasa dan
1. Definisi Obesitas
Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal (
brownel, 1984 ). Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi
kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan
kalori (energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang
kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-
Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada
keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam
jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas
ogan-organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa
kelebihan berat badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan
2007)
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang
di inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Inedeks masa tubuh
federal untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung
dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam
meter (kg/ ) atau mengalihkan berat badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi
Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT
untuk menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.
Kriteria IMT
Berat Badan Kurang < 18,5 kg/m2
Pada hakikatnya derajat lemak tubuh (IMT) merupakan cerminan dari interaksi
perkembangan, linkungan dan genetik. Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti
dari adanya risiko obesitas sekitar dua sampai tiga kali lebih tinggi pada individu dengan
1. Faktor demografi
a. Umur : meningkat sesuai dengan umur paling sedikit sampai umur 55 pada laki-
2. Faktor sosiokultural
a. Tingkat pendidikan :
b. Penghasilan / profesi :
di Eropa lebih tinggi prevalensinya pada mereka dengan penghasilan rendah.
3. faktor biologi : paritas (IMT lebih tinggi dengan makin meningkatnya jumlah anak)
4. faktor perilaku
berat badan
d) aktivitas fisik : mereka yang tidak aktif lebih berat dari yang aktif secara
fisik (Seidell, 2005).
Pada dasarnya obesitas yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa
hal yaitu :
A. Genetik
Apabila kita lihat sekilas, orang tua yang gemuk akan memiliki anak yang gemuk
pula. Hal ini didasarkan alasan yaitu pada saat ibu sedang hamil maka unsure sel
lemak yang ada didalam tubuh ibu yang berjumlah besar dan melebihi normal secara
otomatis akan diturunkan pada sang bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan
System pengontrol suatu makan di dalam tubuh manusia terletak pada hippocampus
(menghentikan nafsu makan). Apabila terjadi kerusakan pada salah satu system ini
Orang obesitas biasanya lebih responsive terhadap makanan dari pada orang normal.
Hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan terhadap makanan , rangsang bau
makanan, ataupun mendengar makanan. Orang obesitas akan makan sesuatu jika ia
merasa ingin makan, bukan karna kebutuhan akibat lapar. Itulah sebabnya mengapa
Pada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
tingkat dan aktifitas olahraga secara umum dan angka metabolisme basal atau
Orang dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur,
sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila disimpan dalam tubuh dapat
E. Emosi
kestabilan hormone setiap orang itu berbeda-beda dan dipengaruhi oleh kadar mood
seseorang. Begitu juga dengan cara orang yang berbeda-beda dalam mengatasi
sedih atau juga sebaliknya. Apabila orang dengan mood yang tidak menentu tersebut
dan mereka menggunakan makanan untuk mengurangi apa yang ia rasakan, maka
didalam tubuh tidak mungkin bisadihindari jika akan terjadi kelebihan kalori dari
yang biasanya. Inilah yang akhirnya jika berlangsung lama akan menyebabkan
kegemukan.
F. Faktor lingkungan
apabila seseorang itu hidup didalam kebudayaan yang menyatakan bahwa seseorang
yang gemuk itu makmur dan sejahtera ,maka seseorang tidak akan peduli dengan apa
yang menyertai.
Para ahli kesehatan dan masyarakat sendiri telah menyadari bahwa salah satu faktor
lingkungan yang penting adalah perubahan pola makan. Perubahan jenis makanan
dari yang 'tradisional' beralih ke makanan siap saji yang lebih banyak lemak, rendah
serat dan tinggi kalori merupakan pemicu meningkatnya obesitas di semua negara,
termasuk di Indonesia.
( Bali post)
meningkat sebesar 1.9 kali baik pada laki-laki maupun pada perempuan yang mempunyai
berat badan diatas 40% rata-rata. Peningkatan kematian pada orang obese karena obesitas
terkait dengan beberapa penyakit yang mengancam jiwa seperti Diabetes Mellitus Tipe 2,
gastrointestinal. Risiko penyakit non-fatal lain juga dihubungkan dengan obesitas, seperti
nyeri punggung, radang sendi, intertilitas, dan gangguan psikososial. Dalam kaitannya dengan
Obesitas dibagi menjadi dua yaitu: tipe android (obese sentral, tipe laki-laki,
buncit) dan ginoid/ ginekoid (obese perifer). Tipe android lebih banyak dihubungkan
dengan risiko penyakit kardiovaskuler, karena pada tipe ini dihubungkan dengan
Van Gaal, 1994). Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik, namun juga
dengan masalah kejiwaan. Pada perempuan muda dengan umur 18-25 tahun yang tinggal
di Drenden, Jerman ditemukan bahwa dibandingkan mereka yang bukan obese, pada
mereka yang obese ditemukan adanya peningkatan kelainan mental terutama kelainan
Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil karena
Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makanan.banyak orang yang
percaya bahwa ibu hamil makan untuk dua orang yang menjadikan para ibu hamil makan
dengan porsi yang berlebihan. Akhirnya terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan
energy yang berujung pada diabetes. Mitos tersebut keliru , sebenarnya kebutuhan makan
Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin
ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan
menginjak minggu ke 24-28.oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengatur berat
badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama
memang relative sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah.
Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah
perlu dilakukan pemantauan ekstra terhadap berat badan. Obesitas juga sangat
membahayakan persalinan karena banyaknya pembuluh darah ibu yang tersumbat oleh
lemak dan kolesterol. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan
media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin
terjadi. Risiko lainnya, plasenta ynag berfungsi menyuplai oksigen dapat merusak sel-sel
otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa menjadi berkurang. Kemungkinan buruk
lain adalah janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.
Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak trimester 1 yaitu
pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini
diulang lagi di akhir diabetes dan hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap
perkembangan janin.
Langkah yang lain yaitu dengan membatasi kalori. Namun hal ini masih menjadi
perkembangan janin. Namun pada intinya, komposisi makanan harus seimbang. Sekaub
mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik. Jalan pagi sangat baik
untuk menjaga kondisi ibu tetap sehat. Bila asupan nutrisi dari makanan yang
enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka
asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi. Bila saat kehamilan mengalami obesitas,
perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibu pun harus bersikap tenang karena sikap
tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit
dengan fasilitas lengkap. Hal ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis
salah satunya adalah kelebihan berat badan. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu
drastic pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh
karena itu, untuk para ibu hamil yang diharuskan diet, hendaknya mengikuti diet makan
sehat khusus untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi
protein, kalori (untuk energi) sebanyak 300 kalori perhari, vitamin dan mineral sperti asam
folat dan zat besi untuk perkembangan bayi. Beberapa prinsip makanan yang baik selama
kehamilan dengan melakukan cara dan diet makanan yang sehat, diantaranya :
1. Selalu sarapan
Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan.
Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan untuk makan lebih banyak pada
waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebabkan
Ini dilakukan dengan tujuan agar tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan dan
Pada ibu hamil konsumsi gula yang berlebihan cenderung menimbulkan perasaan
mudah lapar. Sediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai makanan
selingan. Konsumsi ikan, unggas, daging tanpa lemak, keju, susu skrim, brokoli, wortel,
dan labu.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau dikukus
Ini sangat bermanfaat karena buah kaya akan vitamin yang sangat bermanfaat bagi
Pada waktu hamil seringkali dehidrasi disalah artikan dan dianggap sebagai rasa lapar.
Akibatnya, terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Perlu diingat apabila sudah
memenuhi kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi masih merasa lapar berarti yang
Masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil harus banyak
makan. Sebenarnya, pandangan itu tidak benar. Jangan ragu untuk mengatakan tidak,
saat diminta untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak. Katakana secara
8. Makanlah makanan dengan nutrisi tertinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu
10. Konsumsi makanan yang cukup mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga
membuat kenyang.
Latar Belakang
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan
seringkedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat pulatimbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
6 minggu setelahhari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu. Mual dan muntahterjadi pada 60-80% primi gravida dan 40 -60% multi gravida.
Satu diantara seribukehamilan, gejala- gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
desebabkan oleh karenameningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada
umumnya wanita dapatmenyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual
dan muntah yang beratdapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari- hari menjadi
terganggu dan keadaanumum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita
Hipermesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah lebih
(Arief.B, 2009)
a. Etiologi
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda hal inimenim
2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubaha
nmetabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap
perubahanini.Alergi juga disebut sebagai salah satu faktor organik karena sebagai
3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupunhubu
b. Patofisiologi
habisterpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna,
Natrium danklorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi
c. Diagnosa
1) Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus
2) Pemeriksaan fisik : KU = lemah
a. Kesadaran= apatis sampai koma
c. Tekanan darah menurun.
d. Suhu meningkat
3) Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun
d. Klasifikasi
(tiga)tingkatan yaitu :
a. Tingkat I
b) Nafsu makan berkurang
esofagus
b. Tingkat II
a. Kardiovaskuler
a) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/meniT
b. Liver
c. Ginjal
a) Oliguria
b) Anuria
c) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan
3) Tingkat III
b. Muntah berhenti
a) Nistagmus
b) Diplopia
c) Gangguan mental
e. Pencegahan
Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi hiperemesis adalah:
1). Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi
2). Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)
3). Hindari makanan berminyak dan berbau
4). Defekasi teratur
f. Penatalaksanaan
1). Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1
2) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran
hilang tanpa pengobatan.
a. Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takutoleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan
4). Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
Glukosa 5%dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kaliumdan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada
5). Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
diambil, oleh karena di satu pihak tidak bolehdilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejalaireversibel pada organ vital.
6). Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersamamakanan tetapi 1-2 jam
mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidakdiberikan bersama
makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin Adan D.
g. Prognosis
a. Komplikasi
1) Komplikasi ringan:
psikologis.
Mual dan muntah dapat dialami oleh 50-80% ibu hamil. Mual dan muntah
pada ibu hamil normal terjadi di awal minggu ke empat kehamilan kemudian
meningkat kejadiannya antara minggu kelima dan sepuluh kemudian menurun pada
diperberat oleh stress yang biasanya dialami oleh ibu hamil. Progesteron dapat
2) Sebagai cara alami tubuh untuk mecegah penyerapan bahan yang berbahaya untuk
dan muntah.
1) Sebelum bangkit dari tempat tidur, makanlah sedikit roti bakar atau biscuit (boleh
diolesi dengan selai, tetapi jangan menggunakan margarin dan mentega karena
2) Ketika bangun, bangunlah secara perlahan 5-6 menit (jangan bangun mendadak).
Beberapa saat kemudian, makanlah lebih banyak roti panggang atau biscuit.
3) Dalam waktu sehari, untuk mengurangi rasa ingin muntah, makanlah sedikit-sedikit
tetapi sering.
4) Hindari bahan makanan yang memliki bau dan tekstur yang dapat memicu mual
5) Sebaiknya tidak langsung tidur setelah selesai makan karena dapat menambah rasa
7) Bila terasa haus dan ingin muntah, cobalah mengulum potongan es.
8) Minum air sesering mungkin diantara dua waktu makan. Dihindari minum air
selagi makan, air mulai diminum 30 menit sebelum makan dan 30 menit sesudah
makan.
9) Makanan tinggi karbohidrat dan protein dapat menurunkan rasa mual dan muntah
d. Makanan yang dibatasi dan dihindari pada Ibu hamil Mual dan Muntah:
1) Makanan berminyak dan digoreng seperti mentega, margarin, minyak, daging babi,
saus salad, kue kering, kue tart, dan kuah daging karena dapat menimbulkan rasa
mual.
2) Bumbu yang tajam seperti bawang merah dan bawang putih, merica, cabe, serta
bumbu-bumbu lainnya.
3) Makanan yang menimbulkan gas seperti ketimun, brokoli, kol, bawang, lobak,
kacang kering sebaiknya tidak disantap untuk menghindari timbulnya rasa mual.
4) Jangan minum atau makan sup pada waktu makan (dianjurkan makan makanan yang
1) Saat bangun tidur, bangun dengan perlahan hindari bangun secara langsung agar
2) Jadwalkan waktu untuk tidur siang sebagai cara untuk mengembalikan tingkat energi
3) Tidur malam diusahakan lebih cepat untuk kembali menyimpan tenaga untuk
esok hari.
4) Untuk ibu hamil yang mengalami mual muntah diusahakan tidak banyak bergerak
1) Vitamin B6
Vitamin B6 dapat menurunkan gejala mual dan muntah pada ibu hamil. Vitamin
petunjuk dokter.
Selain dalam bentuk suplemen, vitamin B6 juga dapat ditemukan di dalam bahan
makanan seperti:
d. Kacang-kacangan
Berikut adalah contoh menu makanan sehari-hari untuk ibu hamil muda :
F. Penkes / Konseling tentang Pemenuhan Gizi bagi Ibu Hamil dengan Pre- Eklamsi
1. Latar Belakang
Kejadian Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi, menurut data yang
didapatkan dari data Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa Angka Kematian
Ibu pada tahun 2016 sebanyak 4912 per 100.000 kelahiran hidup kemudian mengalami
penurunan pada tahun 2017 sebanyak 1712 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun telah
mengalami penurunan namun belum memenuhi target yang telah ditetapkan MDGS yaitu
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dan target SDGs sebesar 70 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 di Indonesia. Di Kota Semarang kejadian Angka
Kematian Ibu mengalami peningkatan dari jumlah 22 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2016 menjadi 23 per 100.000 angka kelahiran hidup pada tahun 2017 pada trimester pertama
dan sebanyak 5 per 100.000 kelahiran hidup Angka Kematian Ibu pada tahun 2018 trimester
kandungan termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu
maupun janin. Pada Kota Semarang penyebab terbesar terjadinya Angka Kematian Ibu pada
tahun 2017 hingga 2018 yaitu Preeklamsi sebesar 80 orang ibu dan 7 diantaranya mengalami
kematian. Penyebab lain Angka Kematian Ibu di Kota Semarang yaitu perdarahan, sepsis,
penyakit serta lain-lain.Dinas Kesehatan Kota Semarang Terdapat beberapa faktor resiko
yang dapat menyebabkan preeklamsi diantaranya hubungan umur dengan preeklamsi. Pada
ibu hamil yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun memiliki resiko 2.94 kali
dibandingkan ibu hamil usia 20-35 tahun untuk mengalami preeklamsi. Adanya hubungan
digunakan untuk mengetahui dan mengatasi tanda dan gejala serta masalah yang dapat
menyertai kehamilan, sehingga ibu hamil tidak cemas dalam menghadapi kehamilan dan
segera melaporkan ke petugas kesehatan apabila terjadi masalah kehamilan pada ibu.
Status gravida juga berhubungan dengan kejadian preeklamsi, pada ibu hamil primigravida
mempunyai risiko 2.173 kali mengalami kejadian preeklamsi dibandingkan ibu hamil
bahwa 2.618 kali ibu hamil yang memiliki riwayat keturunan mempunyai risiko preeklamsi
dibandingkan yang ibu hamil yang tidak memiliki riwayat keturunan kejadian preeklamsi
Hubungan pemeriksaan Antenatal dengan kejadian preeklamsi didapatkan hasil bahwa ibu
hamil yang tidak melakukan pemeriksaan antenatal memiliki risiko 17.111 kali mengalami
preeklamsi. Hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsi didapatkan hasil bahwa
ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi 6.026 kali mempunyai resiko mengalami
preeklamsi. Diambil dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
faktor resiko penyebab preeklamsi yaitu usia ibu, pengetahuan, status gravida, riwayat
penelitian yang dilakukan Nuke (2014) mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
preeklamsi di Puskesmas Kota Semarang sebanyak 23.7% ibu hamil mempunyai pengetahuan
baik, 52.6% ibu hamil yang memiliki pengetahuan cukup, serta pengetahuan kurang 23.79%
mengenai preeklamsi dari 100 responden. Pengetahuan yang kurang pada ibu hamil terkait
preeklamsi perlu adanya perhatian. Ibu hamil perlu mendapatkan informasi tentang
preeklamsi, dengan informasi tersebut diharapkan pencegahan serta pengambilan sikap yang
tepat dapat dilakukan oleh ibu hamil sehingga terjadi penurunan Angka Kematian Ibu di Kota
Semarang. Pemberian informasi tentang kesehatan merupakan salah satu peran perawat yaitu
perawat sebagai penyuluh atau edukator. Perawat membantu memecahkan masalah kesehatan
Penyuluhan merupakan salah satu metode implementasi yang dapat diberikan perawat selain
konseling atau membantu aktivitas klien sehari-hari. Melalui upaya pencegahan primer yang
Pengetahuan merupakan sebuah awal dari terbentuknya perilaku yang dimiliki oleh
setiap individu. Perilaku seseorang dapat juga dipengaruhi oleh pola pikir sehingga
hasil dari proses berpikir yang menimbulkan rasa ingin tahu pada subjek maupun objek
tertentu. Kehamilan adalah salah satu tugas perkembangan yang didambakan oleh
sebagian besar perempuan yang telah memasuki kehidupan berumah tangga. Secara
preeklamsi adalah suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah
minggu ke-20 atau segera setelah persalinan pada wanita yang sebelumnya memiliki
tekanan darah normal.20 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
ibu hamil mengenai preeklamsi merupakan hasil tahu ibu hamil mengenai suatu kondisi
spesifik kehamilan dimana hipertensi atau tekanan darah menjadi 140/90 mmHg pada
1. Tingkat Pengetahuan
a) Tahu (know) Tahu merupakan sebuah pengingat bagi seseorang tentang hal yang telah
dipelajari. Setelah seseorang menjadi tahu materi yang telah didapatkan dapat diulang
kembali untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Seseorang dikatakan tahu
ketika ia mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan mengenai
materi yang telah diberikan. Misalnya ibu hamil mampu menjelaskan, menguraikan
dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi dan proteuinuria. Suatu kondisi spesifik
kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 atau segera setelah
persalinan pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Apa yang
menjadi penyebab preeklamsi sampai sekarang belum jelas dketahui. Telah terdapat
banyak teori yang mencoba 4 menerangkan penyebab preeklamsi, akan tetapi tidak
ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Beberapa teori mengemukakan
penyebab preeklamsi ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat
b) Memahami (comprehention)
c) Faktor Resiko
(1) Usia ibu pada saat kehamilan kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Nutrisi adalah hal yang penting untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Salah satunya
adalah untuk ibu-ibu yang hamil anak pertama dengan resiko preeklamsi.
Preeklamsi adalah suatu kondisi yang terjadi pada kehamilan yang membahayakan
hidup ibu dan bayinya. Disebut hipertensi bila tekanan darah sistolik lebih dari 130 mmHg
Salah satu justifikasi pelayanan antenatal adalah untuk menurunkan risiko preeklamsi.
Selama satu abad yang lalu, pelayanan antenatal meliputi berbagai strategi, termasuk
pantangan terhadap udara dingin dan pengurangan konsumsi garam, untuk mencegah
preeklamsi. Pada masa yang lebih belakangan, ada yang menyatakan bahwa pre eklamsi
Layanan antenatal harus ditujukan hanya untuk penanganan penyakit jika penyakit
tersebut sudah muncul. Namun, kemungkinan untuk upaya pencegahan preeklamsi tetap
diteruskan, dan kemungkinan ada faktor-faktor penting yang belum diketahui.Ada suatu
pendapat bahwa preeklamsi tidak dapat dicegah, namun penelitian membuktikan, bahwa
diet yang tepat akan mengurangi resiko preeklamsi. Sebuah petunjuk tentang pencegahan
preeklamsi melalui “faktor gizi telah muncul”. Sebuah tim dari Seattle melaporkan hasil
sebuah penelitian kasus kontrol tentang hubungan vitamin C dengan preeklamsi. Para
peneliti menilai adanya paparan terhadap asam askorbat melalui pengukuran level dalam
plasma darah dan melalui kuesioner intake makanan. Kedua metode tersebut menunjukkan
bahawa perempuan dengan preeklamsi memiliki tingkat konsumsi asam askorbat yang
kurang. Perempuan pada kelompok sepuluh persen terbawah kadar asam askorbat plasma
Pada penelitian yang dilakukan oleh Norwegian Insitute didapatkan kesimpulan bahwa
mengkonsumsi sayur, buah dan minyak sayur akan mencegah preeklamsi, sedangkan
konsumsi daging olahan, minuman manis dan makanan kecil yang gurih meningkatkan
resiko preeklamsi.
preeklamsi melalui intervensi diet menjadi suatu yang mungkin. Namun, hasil ini harus
diletakkan dalam konteks intervensi-intervensi gizi pada masa lalu, yang pada suatu saat
Pre-eklamsi ialah suatu gangguan kehamilan yang menjadi penyebab kematian ibu dan
bayi. Preeklamsi terbagi menjadi dua yaitu preeklamsi ringan dan preeklamsi berat.
Penyebab terjadinya prekklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti. Itulah
diasumsikan pada teori. Pre-eklamsi ringan ditandai dengan kehamilan lebih dari 20
minggu; kenaikan tekanana darah 140/90 mmHg atau lebih dangan pemeriksaan 2 kali
selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali setelah
istirahat 10 menit); edema tekan pada tungkai (pretibia), dinding perut, lumbosakral, wajah
dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg,diastolik > 110 mmHg, peningkatan kadar
enzim hati atau ikterus, trombosit <100.000/ mm3,oliguria< 400 ml/24 jam, protein urine >
3 gr/liter, nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat,
perdarahan retina, odem pulmonum. Jika preeklamsi ringan dan berat tidak dapat ditangani
dengan baik pada ibu hamil, maka akan dapat mengakibatkan terjadinya eklamsi pada ibu
hamil.
Eklamsi adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang
ditandai dengan timbulnya kejang (bukan karena kelainan neorologik) atau koma dimana
2. Pengetian
menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan,dan
masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah
apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan
kedua sampai triwulan ketiga) atau bisalebih awal terjadi. Pre eklamsi adalah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria dan edema yang ditimbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3 pada kehamilan, tetapi dapat terjadi
Preeklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa
nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi, proteinuria dan edema yang kadang-kadang
disertai konvulsi sampai koma, ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan
dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia, serta
superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Pre eklampsi adalah gejala
keracunan kehamilan yang biasanya terjadi pada minggu ke 20 dengan pertambahan berat
badan ≥ 3 kg / bulan.
3. Etiologi
Sampai saat ini, etiologi pasti dari pre-eklampsi/eklampsia belum diketahui. Penyakit
c) Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre-
eklampsi/eklampsi.
4. Faktor Risiko :
a. Kehamilan pertama
d. Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
e. Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan
darah tinggi)
f. Kehamilan kembar
5. Tanda dan Gejala Pre Eklamsi
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi rebah terlentang/tidur
berbaring, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30
b. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif 1+atau 2+ pada urin kateter
atau midstream
Untuk memperoleh pengetahuan terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk
1) Cara Tradisional
Cara ini dilakukan dengan memecahkan sebuah permasalahan secara coba-coba, jika
cara yang telah dicoba tidak berhasil maka akan beralih pada cara selanjutnya
b. Otoritas
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara mewariskan atau mempelajari hal yang sama
c. Experience
Pembelajaran berdasarkan pengalaman yang telah dialami di masa lalu. Kemudian
d. Idea
berupaya untuk mencari keterkaitan dari beberapa masalah yang ada. Hal ini
2) Cara Modern
Digunakan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis dan ilmiah yang
biasa disebut dengan penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Pendidikan kesehatan
merupakan cara ilmiah atau cara modern yang digunakan untuk menolong individu atau
kesehatan secara optimal. Pada pendidikan kesehatan terjadi penggabungan cara pemikiran
yang deduktif (rasional) dan induktif (empiris) yang didukung oleh fakta dan teori
keilmuan sehingga ilmu pengetahuan yang didapatkan dapat dinyatakan benar. Informasi
yang diperoleh juga akan lebih sistematis, logis, serta valid berdasarkan fakta dan
a. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh pada saat pemberian respon pada
sebuah objek maupun subjek. Tingkat perbedaan pengetahuan antara ibu hamil
dengan pendidikan tinggi sebesar 8 kali lebih baik daripada dan ibu hamil yang
b. Usia
Semakin bertambah usia seseorang maka proses perkembangan mentalnya juga akan
semakin baik. Selain itu usia juga berpengaruh pada daya ingat seseorang. Semakin
cukup umur ,tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih baik. Pada ibu
hamil usia 20-35 tahun dapat lebih baik dalam memahami suatu informasi daripada
ibu hamil usia 18 tahun. Hal ini diakibatkan oleh pengalaman dan kematangan jiwa
seseorang. Namun apabila informasi yang disampaikan dengan metode dan porsi
yang sama pada rentang usia 18-36 tahun 17 maka tidak menghalangi seorang ibu
c. Media Informasi
masa modern pendidikan informal dapat diperoleh dari media masa seperti internet
,televisi, radio dan media cetak. Pemaparan media dengan metode yang baik dan
d. Budaya
memperdulikan baik dan buruk. Hal ini dapat menjadikan seseorang mengetahui
bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya.18 Salah satu hal terkait budaya
adalah mitos kehamilan yang merupakan sebuah anggapan tentang larangan maupun
anjuran yang belum tentu benar adanya. Terdapat berbagai macam mitos kehamilan
seperti minum es membuat janin besar, ibu hamil tidak boleh makan dua kali lipat
serta buah-buahan tertentu. Hal ini menyebabkan ibu hamil cukup sulit untuk
menerima informasi baru terkait kehamilan yang mungkin dapat bermanfaat bagi ibu
maupun janin.
e. Lingkungan
Adanya interaksi timbal balik antar individu pada lingkungan sekitar dapat
seseorang, dimana seseorang akan mengetahui baik dan buruk sesuatu dengan cara
seseorang
8. Pendidikan Kesehatan
sebagai suatu upaya kesehatan yang bertujuan untuk menjadikan kesehatan sebagai
sesuatu yang bernilai di masyarakat. Pendidikan kesehatan juga dapat menolong dan
kegiatan dalam upayan mencapai hidup sehat. (WHO, 1945). Ada pendapat lain terkait
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong
diri sendiri. Serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Kemkes RI). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan
publik.
pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan
berperan aktif dalam upaya kesehatan. Adapun tujuan dan manfaat dari pendidikan
3). Mendorong penngembangan dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan yang ada
secara tepat
4). Agar klien mempelajari apa yang dapat dilakukan sendiri dan bagaimana caranya
5). Terciptanya suasana yang kondusif dimana individu, keluarga, kelompok dan
pendekatan individu atau kelompok serta belajar atau kerja individu maupun kelompok.
kesehatan selesai maka tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi baik psikomotorik,
pembelajaran, serta intervensi yang telah diberikan. Untuk penilaian kognitif dapat
dilakukan observasi perilaku serta memberikan tes atau pertanyaan kepada klien.
Penyebab Angka Kematian Ibu salah satunya adalah preeklamsi sebesar 24 dari tahun
2015 hingga tahun 2017. Salah satu penyebab dapat dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan ibu hamil mengenai preeklamsi. Upaya yang dapat dilakukan adalah
Pemberian pendidikan kesehatan akan dipersiapkan dengan tepat sehingga klien mudah
memahami dan mengingat informasi serta berpedoman pada pemilihan topik, metode
,strategi, maupun media yang memadai dalam upaya peningkatan pengetahuan dan
merubah pengetahuan dan sikap seseorang. Upaya peningkatan pengetahuan dan sikap
memanfaatkan media slide power point dan leaflet. Pemberian pendidikan kesehatan
dengan menggunakan media slide powerpoint dan leaflet memiliki nilai rata-rata post-
test sebesar 9.24 dan 8.84 dari sebelumnya 7.86 dan 7.60.
Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina perilaku baru,
atau membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau
2) Wawancara
1) Kelompok besar Apabila jumlah peserta lebih dari 15 orang metode yang dapat
a) Ceramah
b) Seminar
2) Kelompok kecil Apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang maka metode
a) Diskusi Kelompok
b) Brain Strorming
c) Snow Balling
d) Role Play
e) Simulation Game
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
1) . Definisi Media
Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan yang digunakan oleh
lebih sering disebut sebagai alat peraga yang berfungsi untuk membantu dan
disampaikan.
2). Manfaat Media Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
d. Penyampaian pesan melalui media akan lebih mudah dipahami sehingga tujuan
pembelajaran tercapai
lain-lain
mengajar diantaranya :
a. Media Auditif Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
seperti leaflet, slide, foto gambar atau lukisan, serta cetakan. Ada pula yang
yaitu media yang dapat menampilkan unsur-unsur suara dan gambar yang
a. Media Cetak
memahami dan belajar mandiri serta praktis karena tidak perlu lagi mencatat.
Meskipun leaflet mudah rusak dikarenakan bahan yang terbuat dari kertas
kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Booklet sebagai media, sarana
dan sumber daya 26 pendukung yang berisi tentang materi yang telah
c. Flip chart Flip chart merupakan media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk buku dimana dalam tiap lembar berisi gambar
peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang
berkaitan dengan gambar. Flip chart mudah dibawa, fleksibel (dapat dilipat
d. Media Elektronik
Video dan film strip Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah dapat
memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan
untuk sasaran yang jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali. Media
video dan fillm strip mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan yang
e. Slide Media slide dapat memberikan berbagai realita namun terbatas, cocok
relatif murah. Peralatan terkait cukup mudah untuk digunakan dan tidak
memerlukan ruangan yang gelap pada saat penayangan. Slide juga dapat
Penggunaan media slide power point dinilai efektif dengan ditunjukkan hasil
rata-rata penilaian post test yang dilakukan oleh Nur Dani (2014). Hal ini
7.60.14,15,16 7.
perawat dapat berperan aktif dalam kegiatan tersebut. Beberapa peran perawat yang dapat
a.Bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam merencanakan program
pendidikan kesehatan
c. Bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain untuk menilai hasil pelaksanaan
2) Sebagai pengelola
medik
d. Menciptakan dan memelihara hubungan pribadi dan hubungan kerja sama dengan
3) Sebagai Pendidik
atau tenaga kesehatan lainnya dalam hal kesehatan, pendidikan kesehatan dan
lainnya, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan tugas penyuluhan
b. Memberi pendidikan, bimbingan dan pelatihan kepada para kader kesehatan, kader
4) Sebagai Peneliti
a. Bersama dengan tenaga kesehatan lainnya atau secara sendiri menyusun rencana
c. Bersama dengan tenaga kesehatan lain atau secara mandiri melaksanakan evaluasi
A. pengertian
Menurut Depkes RI (2012) dalam Program Perbaikan Gizi Makro menyatakan bahwa
Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang
berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. KEK
dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil (bumil). Pada ibu hamil
lingkar lengan atas digunakan untuk memprediksi kemungkinan bayi yang dilahirkan
memiliki berat badan lahir rendah. Ibu hamil diketahui menderita KEK dilihat dari
pengukuran LILA, adapun ambang batas LILA WUS (ibu hamil) dengan resiko KEK di
Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah
pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan
berat bayi lebih rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Lingkar lengan atas merupakan indicator
status gizi yang digunakan terutama untuk mendeteksi kurang energi protein pada anak-anak
dan merupakan alat yang baik untuk mendeteksi wanita usia subur dan ibu hamil dengan
B.Penyebab
1) Pendapatan Keluarga
Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makanan. Orang dengan tingkat ekonomi
sedangkan dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan.
hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang
diperoleh, dengan kata lain semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula persentase
dari penghasilan tersebut untuk membeli buah, sayuran dan beberapa jenis makanan
lainnya.
2) Pendidikan Ibu
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat
(hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non heme (nabati), menu makanan juga
banyak mengandung serat dan fitat yang merupakan faktor penghambat penyerapan
4) Faktor Perilaku
Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, pada umumnya wanita lebih
memberikan perhatian khusus pada kepala keluarga dan anak-anaknya. Ibu hamil
harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 3000 kalori / hari Jika ibu tidak punya
kebiasaan buruk seperti merokok, pecandu dsb, maka status gizi bayi yang kelak
2. Faktor Biologis
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu (Baliwati, 2004: 3).
Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995: 96).
Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun,
b. Jarak Kehamilan
Ibu dikatakan terlalu sering melahirkan bila jaraknya kurang dari 2 tahun. Penelitian
menunjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur jarak antara kelahiran anaknya
lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki probabilitas hidup lebih tinggi dan
kondisi anaknya lebih sehat dibanding anak dengan jarak kelahiran dibawah 2 tahun.
Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah
dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan
3).
3. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (viable).
a. Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu kali dengan janin
yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat janinnya hidup atau mati pada
waktu lahir.
b. Multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami dua atau lebih kehamilan yang
c. Grande multipara adalah seorang wanita yang telah mengalami lima atau lebih
kehamilan yang berakhir pada saat janin telah mencapai batas viabilitas.
Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang dari 2 tahun /
kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan gizi kurang karena dapat menguras
cadangan zat gizi tubuh serta organ reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari pada berat badan rata-rata untuk umur
tertentu merupakan faktor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan
agar kehamilannya berjalan dengan lancar. Di Negara maju pertambahan berat badan
Jika ibu kekurangan gizi pertambahannya hanya 7-8 kg dengan akibat akan melahirkan
Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I
pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg.
Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin.
4. Jika hamil cenderung akan melahirkan anak secara prematur atau jika lahir secara normal
bayi yang dilahirkan biasanya berat badan lahirnya rendah atau kurang dari 2.500 gram.
1. Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain: Anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal dan terkena
2. Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan prematur / sebelum waktunya, perdarahan post partum, serta persalinan
3. Janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
asfiksia intra partum, lahir dengan berat badan rendah (BBLR) (Zulhaida, 2003).
a. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat
jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi ini agar pertumbuhan janin
optimal. Protein dapat Anda dapatkan dengan mengkonsumsi tahu, tempe, daging, ayam,
ikan, susu, dan telur. sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan,
c. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur – sayuran.
d. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi
secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji – bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau,
e. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya
f. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-
g. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada
sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan,
asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama
hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan
asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf
h. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada
sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
i. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil
dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan
kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan
kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya.
Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.
a. Pemberian makakanan tambahan yang mengandung tinggi kalori dan protein dan
Kebutuhan ibu hamil terhadap energi, vitamin maupun mineral meninhgkat sesuai
dengan perubahan fisiologis ibu yang membutuhkan suplemen vitamin dan zat besi.
G.Pencegahan Kekurangan Energi Kalori Pada Kehamilan
b) Memberikan pengertian bagi mereka dengan profesi yang menuntut memiliki tubuh
kurus tentang bahaya tubuh yang terlalu kurus apalagi jika mereka menguruskan badan
d) Mendeteksi secara dini tanda dan gejala kekurangan energi kalori pada kehamilan.
2. Penkes / Konseling tentang Pemenuhan Gizi bagi Ibu Hamil dengan Diabetes Mellitus
Diabetes merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh adanya
didefinisikan sebagai intoleransi karbohidrat dengan tingkat keparahan bervariasi dan pertama
kali diketahui saat kehamilan. Sebagian besar wanita dengan diabetes gestasional sudah
menderita diabetes overt yang belum terdeteksi. Wanita dapat didignosis diabetes overt jika
kadar GDS > 200 mg/dl atau GDP >125mg/dl disertai tanda gejala klasik seperti polidipsi,
Diabetes Melitus (DM) adalah merupakan penyakit Global endemik (Shaw, Sicre, Zimmet,
2010). Saat ini diperkirakan 171 juta pasien menderita DM seluruh dunia dan diperkirakan
tahun 2030 akan menjadi dua kali lipatnya (Wild et al, 2014). Penderita Diabetes Melitus
(DM) di Indonesia secara epidemiologi diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi mencapai
21,3 juta orang atau merupakan negara urutan keempat dengan jumlah perkiraan penderita
DM didunia (Wild et.al, 2014). Sedangkan hasil Riset kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2007, diperoleh bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54
tahun di daerah perkotaan menduduki ranking ke-2 yaitu 14,7%. Dan daerah pedesaan, DM
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8%. Semua pasien tersebut beresiko mengalami komplikasi
baik mikrovaskular maupun makrovaskular. Salah satu resiko yang menyebabkan yang
kerugian banyak adalah komplikasi Diabetic Foot Ulcer yang merupakan faktor predisposisi
Pengertian Menurut WHO (2016) Diabetes Melitus adalah gangguan metabolik yang ditandai
dengan tingginya kadar gula dalam darah yang disebut Hiperglikemia dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena kerusakan dalam
produksi insulin dan kerja dari insulin tidak optimal. Diagnosis dan Kriteria Diagnosis
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar gula darah, tidak dapat ditegakkan
hanya atas dasar glukosuria saja. Untuk diagnosis DM pemeriksaan yang dianjurkan adalah
pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah plasma vena. Sedangkan
Diagnosis Klinik menurut WHO (1999) ditandai dengan meningkatnya pengeluaran urine,
rasa haus, infeksi berulang, kehilangan berat badan yang tidak dapat diketahui penyebabnya
secara jelas, bahkan sampai coma. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan klasik DM seperti : Keluhan klasik DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa :
lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
1. Gejala klasik DM dan hasil pemeriksaan gula darah sewaktu (plasma vena) 200 mg/dl.
Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
2. Kadar gula darah puasa (plasma vena) 126 mg/dl puasa artinya pasien tidak mendapat
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standar WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air. Jenis dan Tipe Diabetes Melitus WHO (2006) :
Pada Diabetes Melitus Tipe satu dikenal dengan Diabetes tergantung Insulin. Tipe ini
berkembang jika sel-sel Beta Pánkreas memproduksi insulin terlalu sedikit atau tidak
memproduksi sama sekali, yang disebabkan autoimunitas atau idiopatik. Diabetes Tipe 1
disebabkan karena kerusakan sel beta yang menyebabkan defisiensi insulin abslut
(Sutjahjo dkk, 2006). Penderita Diabetes Tipe 1 ini sekitar 5-10% penderita DM.
Diabetes Melitus tipe 2 dikenal sebagai Diabetes tidak tergantung insulin. Diabetes tipe
ini berkembang ketika tubuh masih menghasilkan insulin tetapi tidak cukup dalam
pemenuhannya atau bisa juga insulin yang dihasilkan mengalami resistensi yang
menyebabkan insulin tidak dapat bekerja secara maksimal. Kondisi pada pasien tipe 2
bervariasi, mulai dari resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang
dominan defek sekresi insulin disertasi resistensi insulin (Sutjahjo dkk, 2006). Sekitar 90-
DMG diakibatkan dari kombinasi kemampuan reaksi dan pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup. Biasanya terjadi pada kehamilan dan akan sembuh setelah melahirkan.
obat, infeksi, antibody, sindroma penyakit lain. Diabetes tipe lain dapat juga disebabkan
defek genetik fungsi insulin, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas,
a. Keguguran berulang,
b. Riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan atau anak mati tanpa sebab yang
jelas.
Pengaruh Dalam kehamilan
a. Dalam persalinan
Inertia uteri & atonia uteri, distosia bahu karena bayi besar, lahir mati
b. Saat nifas
c. Bagi bayi
Cacat bawaan, dismatur, makrosomia, IUFD ( Intra Uteri Fetal Death ), kematian neonatal,
2) Mempertahankan kadar gula darah senormal ungkin sebelum dan sesudah makan
6) Cara diit yang benar ( yaitu jumlah kalori, jadwal diit, dan jenis makanan)
7) Latihan ringan-sedang, teratur setiap hari, tidak boleh latihan berat yang berbahaya
9) Tidak boleh menahan kencing (retentio urin memudahkan infeksi saluran kemih)
10) Terapi insulin yang diberikan hanya jika pnatalaksaaan diet tidak secatra konsisten
Pencegahan Diabetic Foot Ulcer Ulkus kaki diabetic dan amputasi adalah penyebab terbesar
kematian dan kasakitan, kecacatan termasuk emosional yang menyebabkan biaya perawatan
dan pengobatan yang tinggi ( . Pemahaman dan manajemen secara mandiri oleh pasien sedini
mungkin adalah cara terbaik pencegahan masalah ulkus kaki diabetic (American
melakukan pemeriksan kaki secara mandiri dengan rutin, dengan perhatian khusus pada
adanya pertumbuhan callus, kehilangan sensasi pada kulit, infeksi dan kaki melepuh (Yaturu,
2011).
Promosi Kesehatan sesuai dengan Konsensus Pengelolaan DM tahun 2006 Promosi perilaku
sehat merupakan faktor penting pada kegiatan pelayanan kesehatan. Untuk mendapatkan hasil
pengelolaan diabetes yang optimal dibutuhkan perubahan perilaku. Perlu dilakukan edukasi
bagi pasien dan keluarga untuk pengetahuandan peningkatan motivasi. Hal tersebut dapat
terlaksana dengan baik melalui dukungan tim penyuluh yang terdiri dari dokter, ahli diet,
perawat, dan tenaga kesehatan lain. Tujuan perubahan perilaku adalah agar penyandang
diabetes dapat menjalani pola hidup sehat. Perilaku yang diharapkan adalah:
3. Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara aman, teratur
4. Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) dan memanfaatkan data yang
ada
6. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat
7. Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang sederhana, dan mau bergabung dengan
penyandang diabetes.
8. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Perilaku sehat bagi
penyandang diabetes
tugasnya, tenaga kesehatan memerlukan landasan empati, yaitu kemampuan memahami apa
5. Berikan penjelasan secara sederhana dan lengkap tentang program pengobatan yang
9. Perhatikan kondisi jasmani dan psikologis serta tingkat pendidikan pasien dan
keluarganya
10.Gunakan alat bantu audio visual Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat
Materi edukasi terdiri dari materi edukasi tingkat awal dan materi edukasi tingkat lanjutan.
1. Perjalanan penyakit DM
5. Interaksi antara asupan makanan, aktivitas fisik, dan obat hipoglikemik oral atau insulin
6. Cara pemantauan glukosa darah dan pemahaman hasil glukosa darah atau urin mandiri
7. Mengatasi sementara keadaan gawat darurat seperti rasa sakit, atau hipoglikemia
18. Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini dan teknologi mutakhir tentang DM
dokumentasi.
1. ANEMIA
Anemia gizi besi pada ibu hamil adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) di dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin ibu hamil< 11 gr% pada
trimester I dan III, dan kadar hemoglobinAnemia gizi besi pada ibu hamil adalah kondisi
dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) di dalam sirkulasi darah atau massa
hemoglobin ibu hamil< 11 gr% pada trimester I dan III, dan kadar hemoglobin <10,5 gr%
pada trimester II. Sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan tubuh. (Wasnidar, 2007) Menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi
Hasil anamnesa didapatkan dengan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata
pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan Hb 11 gr% tidak anemia, Hb 9-10 gr%
anemia ringan, Hb 7-8 gr% anemia sedang, Hb <7 gr% anemia berat. (Proverawati, 2009)
Penyebab anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil adalah kekurangan zat besi dapat
terjadi karena tidak atau kurang mengonsumsi zat besi dalam bentuk sayuran, makanan
atau suplemen. Terutama pada wanita hamil dan anak-anak. Wanita hamil sering terjadi
kekurangan zat besi ini karena bayi memerlukan sejumlah zat besi yang besar untuk
pertumbuhan. Defisiensi besi pada wanita hamil dapat menyebabkan bayi berat lahir
rendah dan persalinan premature. Wanita pra-hamil dan hamil secara rutin diberikan
mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan pada saluran gastrointestinal (GI) dan
Seperti yang telah diuraikan di atas, anemia pada ibu hamil paling sering disebabkan
oleh masalah kekurangan zat besi. Anemia ini disebut dengan anemia defisiensi zat
besi. Zat besi diperlukan untuk membantu tubuh memproduksi sel darah merah
segar yang kaya oksigen dan nutrisi. Aliran darah, oksigen, serta nutrisi sangat penting
untuk mendukung proses tumbuh kembang janin dan memelihara kondisi plasenta tetap
optimal. Penyebab utama dari anemia jenis ini adalah kurang makan makanan kaya zat
besi, sejak dari sebelum dan semasa hamil. Namun, mendapatkan asupan zat besi dari
makanan saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda sepanjang kehamilan.
mencukupi keperluan diri sendiri dan janin yang sedang tumbuh. Itu kenapa kebutuhan
zat besi harian tubuh juga harus dipenuhi lewat suplemen zat besi.
Anemia defisiensi folat terjadi ketika tubuh kekurangan asupan asam folat (vitamin B9)
dari makanan. Anemia jenis ini juga bisa terjadi akibat malabsorpsi karena tubuh yang
tidak dapat menyerap asam folat secara efektif sebagaimana mestinya. Hal ini biasanya
Asam folat adalah vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan saat hamil. Fungsi
asam folat adalah untuk membentuk protein baru di dalam tubuh yang menghasilkan sel
Mencukupi kebutuhan asam folat dapat mencegah risiko bayi terlahir mengalami cacat
Vitamin B12 diperlukan tubuh untuk membantu produksi sel darah merah. Maka jika
ibu hamil kurang mengonsumsi makanan tinggi vitamin B12, gejala anemia bisa
muncul sebagai akibatnya. Gangguan pencernaan seperti penyakit Celiac dan Crohn
juga dapat mengganggu kerja tubuh menyerap vitamin B12 dengan baik. Selain itu,
kebiasaan minum alkohol saat hamil juga dapat menyebabkan anemia defisiensi vitamin
B12.
Anemia adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi pada ibu
hamil, tapi tidak boleh disepelekan. Penyakit darah rendah bukanlah kondisi yang bisa
sembuh dengan sendirinya. Apabila jumlah sel darah merah dalam tubuh terlalu
sedikit, ibu dan janin dapat kekurangan gizi dan oksigen yang akan membahayakan
memiliki berat badan rendah saat lahir (BBLR), hingga skor APGAR yang rendah.
Anemia parah pada ibu hamil juga bisa menyebabkan kerusakan organ vital
seperti otak dan jantung, dan bahkan kematian. Selain itu, anemia juga dikaitkan
dengan risiko keguguran meski belum benar-benar ada penelitian valid yang bisa
berakibat serius pada keselamatan ibu. Kemungkinan besar ibu akan memerlukan
Gejala anemia selama kehamilan bisa tidak terlihat sehingga berakhir diabaikan begitu
saja. Namun seiring bertambahnya usia kehamilan, gejalanya bisa semakin memburuk.
b) Pusing
c) Sesak napas
d) Detak jantung cepat atau tidak teratur
e) Sakit/nyeri dada
h) Kesulitan berkonsentrasi
Anemia dapat terjadi pada siapa pun, tapi ibu hamil termasuk orang yang paling rentan
mengalaminya. Semua wanita hamil berisiko mengalami anemia. Anemia disebabkan oleh
tubuh yang tidak mampu mencukupi kebutuhan pasokan darah, zat besi, dan asam folat
Anemia juga paling berisiko pada ibu hamil yang memiliki kondisi berikut:
a) Sedang hamil kembar. Semakin banyak bayi yang dikandung, semakin banyak darah
yang dibutuhkan.
Risiko anemia pada ibu hamil dapat dicari tahu lewat tes darah saat cek kandungan di
trimester pertama. Tes ini juga sangat disarankan bagi setiap ibu hamil yang berisiko atau
tidak pernah menunjukkan gejala anemia pada awal kehamilannya. Tes darah biasanya
meliputi tes hemoglobin (mengukur jumlah Hb dalam darah) dan tes hematokrit (mengukur
Badan Kesehatan Dunia dan CDC di Amerika Serikat mengatakan ibu hamil
tergolong memiliki anemia jika kadar pada trimester pertama dan ketiga, kadar
Sementara anemia pada trimester kedua terjadi ketika kadar Hb kurang dari 10,5 g/dL atau
Hct kurang 32% setelah dites. Dokter Anda mungkin akan perlu menjalankan tes darah lain
untuk memastikan apakah anemia Anda disebabkan oleh kekurangan zat besi atau karena
penyebab lain. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan setiap ibu hamil
menjalani tes darah, termasuk cek kadar Hb, idealnya satu kali saat pemeriksaan kandungan
pertama, di trimester kedua, dan sekali lagi pada trimester ketiga. Dokter kandungan nantinya
mungkin juga merujuk Anda ke ahli hematologi, dokter spesialis masalah dan penyakit darah.
Dokter mungkin menyarankan agar Anda menambah lebih banyak makan makanan
tinggi zat besi dan asam folat setiap hari. Mulanya Anda hanya akan membutuhkan
tambahan 0,8 mg zat besi per hari di trimester pertama, hingga 7,5 mg per hari pada
berkisar dari 400 – 600 mcg per hari, tergantung apa kata dokter.
g. Kentang
h. Gandum
a. Sayuran daun hijau, seperti bayam, brokoli, seledri, buncis, lobak hijau, atau selada.
b. Keluarga jeruk.
hijau.
f. Gandum
g. Kuning telur
Anemia pada ibu hamil bisa diatasi dengan mengonsumsi sayur dan buah tinggi vitamin
membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan secara lebih efisien. Kebutuhan
vitamin C harian juga dapat dipenuhi dengan minum suplemen vitamin C, tapi sebaiknya
Namun, mencukupi asupan gizi dari makanan saja mungkin tidak akan cukup buat ibu
a. Minum suplemen
Sebagai langkah awal pengobatan, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk mulai
minum suplemen zat besi, vitamin B12, dan asam folat sebagai tambahan vitamin
prenatal. Minum dosis pertama suplemen sebaiknya di pagi hari agar tidak
Jika harus diminum setelah makan, tunggu satu jam dulu baru telan vitamin Anda agar
tidak merasa mual. Ibu hamil juga bisa minum suplemen sebelum tidur, karena
kemungkinan tidak akan merasa mual ketika sedang tidur. Jangan lupa minum banyak
per hari sejak cek kandungan pertama kali untuk mencegah anemia defisiensi besi.
Tidak semua kasus anemia dapat dicegah. Namun, mencukupi asupan zat besi, asam
folat, dan vitamin B12 sejak sebelum berencana hamil dapat menghindari kondisi
e. Menghindari minum kopi dan alkohol yang bisa mengurangi kemampuan tubuh menyerap
zat besi
Memasak dalam peralatan masak yang terbuat dari besi cor juga dapat membantu
meningkatkan asupan zat besi Anda. Ini karena makanan menyerap sebagian zat besi dari
wajan. Perhatikan juga bahwa zat besi dari sumber makanan hewani, seperti daging, dapat
terserap tubuh lebih baik dibanding zat besi dari sayuran atau buah.
DENGAN OBESITAS
A. OBESITAS
Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan
hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa penyakit. Strategi untuk mencegah kenaikan
berat badan dan obesitas telah terbukti menjadi lebih mudah dan murah daripada terapi
yang ditujukan jika orang telah menjadi gemuk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) masalah status gizi pada usia ≥ 18 tahun didominasi kasus obesitas walaupun
kasus berat badan kurang juga tinggi. Angka obesitas perempuan cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki yaitu 26,9% dan 16,3%. Karakteristik obesitas cenderung
tinggi dan tinggal di perkotaan, sedangkan proporsi berat badan lebih/overwight sebesar
Overweight dan obesitas merupakan permasalahan yang akhir-akhir ini sering timbul
baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut WHO (World Health
Organization) tahun 2016 lebih dari 1,9 milyar orang dewasa ( > 18 tahun ) mengalami
masalah peningkatan berat badan berlebih (overweight), sedangkan lebih dari 650 juta
orang dewasa mengalami masalah obesitas. Menurut RISKESDAS (Riset Kesehatan
Dasar) tahun 2013, prevalensi obesitas pada perempuan dewasa di Indonesia (>18 tahun)
32,9%, meningkat 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%)
untuk mengontrol berat badan itu perlu untuk ibu hamil yang terlalu gemuk. Kalau bisa
sebelum hamil sudah di angka ideal,” papar ahli gizi Henny Pratiwi.
Sebabnya, ibu hamil dengan obesitas memiliki beberapa risiko saat melahirkan. Selain itu,
juga dapat berpengaruh terhadap bayi yang di dalam kandungan. Buah hati bisa lahir
“Diet juga tidak sembarangan pada ibu hamil. Harus tahu kebutuhan kalori sehari. Bila
berat badan over berarti perlu mengurangi asupan kalorinya. Tujuannya adalah agar berat
badan bisa turun,” tambah kepala Instalasi Gizi di RS Samarinda Medika Citra itu.
Selain itu, ibu hamil juga perlu menghindari makanan berlemak dan olahraga teratur. Diet
yang benar juga tidak memengaruhi keadaan janin, karena yang dikurangi hanya jumlah
Seseorang yang diet masih memerlukan nutrisi-nutrisi penting yang dibutuhkan sehari-
hari, apalagi sedang mengandung. Janin pun memerlukan nutrisi yang baik. “Perbanyak
makan sayur dan buah. Jika ibu hamil tidak over weight konsumsi kalori sesuai kebutuhan
saja, namun tetap kurangi makanan berlemak dan olahraga teratur,” tambah alumnus UGM
itu.
Namun, kasus ibu hamil dengan kegemukan berlebih jarang. Sebab menurut Henny,
perempuan dengan obesitas atau kegemukan biasanya kesulitan untuk bisa hamil. Hal itu
menyebabkan mereka disarankan oleh dokter kandung terlebih dahulu menurunkan berat
sementara si terlalu kurus bisa memicu berat badan janin rendah saat lahir. Hal itu karena
kg/m2 atau lebih. Umumnya perhitungan ini dilakukan saat pemeriksaan kehamilan pertama
kali. Obesitas dapat dibagi lebih lanjut menjadi tiga kelas, yaitu kelas I (BMI 30.0-34.9),
kelas II (BMI 35.0-39.9), dan kelas III atau (BMI 40 dan lebih).
Kondisi obesitas dalam kehamilan berhubungan dengan banyak sekali risiko, baik bagi ibu
maupun janin. Bagi ibu, selama kehamilan dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional,
persalinan, obesitas meningkatkan risiko induksi persalinan, durasi persalinan yang lama,
persalinan gagal maju, persalinan dengan alat, operasi seksio, perdarahan usai persalinan,
juga distosia bahu. Setelah persalinan, terdapat peningkatan risiko penyembuhan luka yang
lama, infeksi pada luka, lebih rendahnya tingkat menyusui, dan lain-lain. Bagi janin dengan
ibu obesitas, terdapat risiko kelainan pertumbuhan dan perkembangan janin, janin
meninggal dalam kandungan, prematur, ukuran bayi yang besar, dan sebagainya. Di masa
depan, janin juga berisiko terkena obesitas dan kelainan metabolik pada masa anak-anak.
Langkah terbaik dan efektif untuk menghindari berbagai risiko komplikasi tersebut adalah
dengan mengurangi berat badan sebelum hamil. Bahkan mengurangi berat dalam jumlah
kecil, misalnya 5-7% dari berat badan saat ini, dapat memperbaiki kesehatan secara umum
Bagi ibu hamil dengan obesitas, terdapat rekomendasi kenaikan berat badan yang sehat
selama kehamilan. Bagi mereka dengan kehamilan tunggal, disarankan untuk menjaga
kenaikan berat badan 5-9 kg selama kehamilan. Bagi mereka dengan kehamilan multipel,
misalnya kembar, disarankan kenaikan berat badan kurang lebih 11-19 kg selama
kehamilan.
Bagaimana dengan pola makan? Sering kali para ahli menyarankan diet glycemic
load rendah dan diet Mediterania. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak ada diet yang
dianggap superior bagi wanita hamil dengan obesitas. Untuk pola makan sehat, setiap
harinya ibu hamil dapat mengonsumsi makanan bergizi dari lima kelompok makanan
berikut:
3. Biji-bijian, disarankan 8½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan 1 lapis
roti, ½ cup nasi/ pasta/ quinoa/ mie/ bubur, 2/3 cup serealia gandum, ¼ cup muesli, dan
sebagainya.
4. Protein seperti daging tanpa lemak, unggas, ikan, tahu, kacang-kacangan. Disarankan
mengonsumsi 3½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan 65 g daging
tanpa lemak, 80 g unggas, 100 g ikan, 2 buah telur, 1 cup kacang-kacangan ,170 g tahu,
dan sebagainya.
5. Produk susu, disarankan 2½ porsi per hari di mana 1 porsi kurang lebih sama dengan
1. Makanan mengandung lemak jenuh, seperti yang biasa ditemukan pada kue,
2. Makanan dan minuman dengan banyak tambahan garam. Batasi penggunaan garam saat
3. Makanan dan minuman dengan tambahan gula. Waspadai soft drink, jus dan minuman
kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan diet. Selain itu, jangan lupa untuk rutin
memeriksakan kehamilan.
C. Penkes tentang Menu Diet Ibu Hamil dengan Obesitas Paling Ampuh dan
Aman
Obesitas merupakan salah satu kondisi dimana seseorang memiliki berat badan yang
berlebihan sehingga akan mengganggu metabolisme atau sistem di dalam tubuh. Obesitas
bisa terjadi kepada mereka yang memang tidak menjaga pola makan sehari-hari sehingga
tubuhnya memiliki berat badan yang tidak terkontrol dengan baik. Obesitas itu sendiri
memang selalu disarankan oleh dokter untuk dihindari. Mereka yang obesitas sebaiknya
segera melakukan diet ketat karena obesitas itu sendiri memang berbahaya. Obesitas
Obesitas juga bisa terjadi kepada ibu hamil. Ibu yang sedang mengandung biasanya
berpikir bahwa porsi makannya harus ditambah, karena makanan itu akan dikonsumsi
oleh dua orang (ibu dan janin). Namun ternyata hal itu tidaklah sepenuhnya benar.
Porsi makan bertambah saat hamil justru akan berdampak pada obesitas. Apalagi untuk
Mengapa obesitas saat hamil perlu dihindari? Hal ini dikarenakan obesitas akan memiliki
dampak buruk bukan hanya bagi ibu melainkan juga bagi janin. Obesitas meningkatkan
risiko diabetes pada ibu dan janin, meningkatkan risiko janin terlahir besar sehingga
perlu dilakukan operasi caesar, sesak nafas, penyakit jantung, dan sebagainya.
Sebelum mengetahui menu diet apa saja yang baik untuk ibu hamil dengan obesitas, ada
baiknya mengetahui beberapa prinsip atau tips berikut ini untuk mengganti menu makanan
1. Jumlah Kalori
Prinsip pertama dari diet ibu hamil dengan obesitas yang harus diketahui adalah mengenai
jumlah kalori yang dikonsumsi. Jumlah kalori pada ibu hamil agar tidak mengalami
obesitas harus diatur melalui menu makanan dan juga waktu makan. Sebaiknya hindari
makanan yang memiliki kalori berlebihan. Salah satu caranya adalah dengan mengganti
bahan makanan berkalori dengan bahan makanan lain yang lebih rendah kalori namun
memiliki nutrisi dan gizi yang tinggi. Hal ini akan bermanfaat bagi ibu dan juga janin,
serta menghambat kenaikan berat badan yang terlalu berlebihan saat hamil.
2. Kadar Gula
Sebenranya diet ibu hamil dengan obesitas juga mirip dengan diet manusia pada
umumnya. Salah satunya adalah pada pengaturan gula darah. Ibu hamil juga sangat
disarankan agar tidak mengonsumsi makanan serta minuman yang memiliki kadar gula
tinggi, karena hal ini akan meningkatkan risiko diabetes dan kenaikan berat badan secara
cepat. Ibu hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi camilan manis seperti kue, permen,
biskuit, cokelat, dan sebagainya. Selain itu, menu makanan yang mengandung banyak gula
biasanya juga akan membuat ibu lebih cepat lapar dan ingin makan terus menerus.
Walau kalori dan gula harus dibatasi, namun nutrisi tidak boleh dibatasi. Nutrisi pada ibu
hamil dan janin harus tetap dijaga dan diasupi setiap hari, baik ketika sarapan, makan
siang, maupun makan malam. Maka dari itu, pemilihan makanan rendah kalori dan rendah
gula haruslah yang memiliki nutrisi sehat. Trik yang bisa dilakukan adalah makan pagi
dengan menu makanan sehat dengan nutrisi yang cukup. Sarapan dengan menu makanan
sehat akan lebih membuat ibu tidak mudah merasa lapar. Sebaliknya jika tidak sarapan,
maka ibu akan cenderung mudah lapar, bahkan mengalami morning sickness setiap hari.
4. Porsi Makan
Hal lain yang perlu diperhatikan pada ibu hamil dengan obesitas adalah porsi makannya.
Jangan pernah merasa bahwa porsi makan harus ditambah menjadi dua kali lipat ketika
hamil. Hal inilah yang sering terjadi pada masyarakat dan menjadi sebuah doktrin
tersendiri. Padahal makan dengan porsi besar bukanlah langkah yang tepat untuk
memenuhi nutrisi makanan janin dan ibu. Sebaliknya, makanan dengan porsi besar akan
Biasanya ibu hamil yang mudah lapar memang akan suka makan camilan. Jika kebiasaan
ini tidak bisa dihentikan, maka sebaiknya ibu mulai mencari alternatif buah yang baik
untuk camilan. Ibu bisa memakan buah saat menonton televisi atau saat bersantai bersama
keluarga. Hindari makanan yang berupa gorengan, atau camilan manis bergula dan
berkalori.
6. Air Putih
Air putih berkhasiat untuk memperlancar peredaran darah dan memperlancar metabolisme
dalam tubuh. Ibu hamil tetap harus mengonsumsi air putih sebanyak-banyaknya setiap
hari. Minimal, minumlah dua liter air per hari, atau setara dengan 8 hingga 10 gelas.
Menu diet ibu hamil obesitas adalah makanan sehat yang kaya akan serat namun rendah
kalori, lemak, dan gula. berserat dan rendah kandungan lemak serta gula. Beberapa
makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh ibu hamil agar tidak obesitas di antaranya:
1. Buah-buahan
Buah-buahan segar selalu menjadi solusi terbaik bagi pengganti camilan dan sebagai
menambah nutrisi sehat yang alami. Ibu bisa membeli apel, kurma, jeruk, kurma, pisang,
strawberry, dan jenis buah lain yang sehat. Hindari mengonsumsi buah nanas, nangka,
2. Sayur-sayuran
Selain buah, makanan yang tinggi serat dan nutrisi namun rendah kalori dan gula adalah
Untuk lauk pauk, ibu bisa mengonsumsi bahan makanan rendah lemak, seperti beberapa
jenis ikan (salmon, sarden, tuna). Ibu juga bisa mengonsumsi daging tanpa lemak
4. Kalori
Untuk bahan makanan utama pengganti nasi, ibu bisa mulai mengonsumsi gandum, oats,
atau jagung.
Menu makanan di atas perlu ditata dengan sebagaimana mestinya agar ibu setiap hari tidak
kekurangan nutrisi namun bisa tetap aman dari obesitas. Menu makanan pagi, siang, malam,
dan camilan harus dijaga secara ketat. Untuk itu, berikut salah satu menu diet ibu hamil
obesitas dalam 1 hari, dengan catatan makanan boleh diganti namun dengan kadar yang mirip
Ibu bisa mengawali pagi dengan mengonsumsi roti tawar yang sudah diberi 1 sendok teh
selai kacang, dan satu buah apel. Untuk menu minumannya, ibu bisa mengonsumsi 1
gelas jus strawberry tanpa gula. Jika ingin menambah gula, maka gatilah gula dengan
madu. Jika tidak suka roti, selai kacang, dan apel, maka menu bisa diganti dengan oats
b. Camilan :
Camilan biasanya bisa dikonsumsi saat pagi menjelang siang sekitar pukul 10 pagi.
Untuk camilan ini, usahakan mengonsumsi buah pisang. Jika tidak suka, maka bisa
c. Makan siang :
Untuk makan siang, beberapa program diet memang membolehkan ibu mengonsumsi
makanan yang cukup berat. Saat makan siang ibu bisa mengonsumsi nasi putih dan lauk
pauk. Namun ingatlah bahwa porsinya tidak boleh berlebihan. Untuk lauk pauk, ibu bisa
mengonsumsi pepes ikan yang dipadukan dengan sayur bening bayam. Kemudian
diakhiri dengan buah pepaya. Jika tidak suka pepaya, maka bisa diganti dengan buah lain
d. Camilan :
Camilan setelah makan siang bisa dikonsumsi saat sore hari sekitar jam 3. Sama dengan
camilan pagi, camilan sore ini juga berupa buah-buahan. Atau ibu juga bisa
mengonsumsi 1 gelas jus buah, misalnya jus melon, atau jus lainnya.
e. Makan malam :
Untuk makan malam, ibu bisa mengonsumsi karbohidrat namun jangan dari nasi.
Gantilah nasi dengan 1 buah kentang atau ubi rebus. Untuk proteinnya, ibu tetap bisa
mengonsumsi lauk pauk, seperti pepes tempe atau tahu. Ingatlah jangan suka makan lauk
pauk gorengan. Makan malam juga harus ditambah dengan menu sayur seperti sayur
buncis dan wortel. Untuk minumannya, ibu bisa mengonsumsi 1 gelas jus tomat.
f. Camilan :
Jika ibu suka lapar di malam hari setelah makan malam, maka sebaiknya konsumsi 1
buah pisang atau buah lainnya, dan jangan mengonsumsi makanan selain buah.
3. Pada usia berapa kebutuhan kalori yang memerlukan kalori lebih tinggi :
a. Usia dewasa
b. Usia remaja
c. Usia tua
d. Usia bayi dalam kandungan
e. Benar semua
4. Kebutuhan energi yang diperlukan tubuh untuk laki-laki dan perempuan adalah
5. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari hari karena pada umumnya menjadi
buruk karena terjadi dehidrasi. Pertanyaan nya adalah makanan yang dianjurkan untuk
6. Diet-makanan rendah protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema. Istirahat yang cukup pada
saat hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya disesuaikan dengan kemampuan.
Pengawasan antenatal (hamil) Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
a. Hiperemisis gravidarum
b. Diabetes mellitus
c. Anemia
d. Pre eklamsia
e. Obesitas
7. Pada wanita hamil normal terjadi banyak sekali perubahan hormonal dan metabolik
untuk pertumbuhan dan perkembangan fetus yang optimal. Pada kehamilan normal,
kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah secara bermakna, karena :
a. Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat
b. Produksi glukosa dari hati menurun
c. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis menurun)
d. Efektifitas ekskresi ginjal meningkat
e. Semua benar
8. Anemia adalah suatu kondisi yang mengakibatkan kekurangan zat besi dan biasanya
a. Persalinan prematuritas
b. Abortus
c. Mudah infeksi
d. Efektifitas ekskresi ginjal meningkat
e. Ketuban pecah dini
9. Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak trimester 1 yaitu :
a. Membatasi kalori
b. Pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan
c. Pemeriksaan gula darah, membatasi kalori dan diet
d. Pemeriksaan gula darah, diet dan istirahat
e. Semua benar
10. Terus menerus merasa letih, kesemutan , muka tampak pucat, kesulitan sewaktu
melahirkan, air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,
sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui..
a. Anemia
b. Obesitas
c. Diabetes Mellitus
d. Pre eklamsia
e. Semua salah
1. B
2. C
3. B
4. C
5. E
6. D
7. E
8. D
9. C
10. E