Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI PADA

PASIEN DENGAN KANKER DI RUANG ANGSOKA 2 RSUP SANGLAH


DENPASAR

Oleh:
Ni Made Sri Ardhia Padmasari S. Kep
(1502105058)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. DEFINISI
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk
pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Harnanto & Rahayu,
2016). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan
berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting
berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang
rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi
rendah nutrisi (Potter & Perry, 2010). Jadi, nutrisi merupakan bahan gizi yang
dibutuhkan tubuh manusia sebagai sumber tenaga serta untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit sehingga dapat mempertahankan kesehatan.

2. KLASIFIKASI
Menurut Harnanto & Rahayu (2016), nutrisi digolongkan dalam 6 kategori,
yaitu:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida) dan gula
kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
Gula, sirup, madu, buah, dan susu adalah sumber karbohidrat sederhana. Roti,
sereal, kentang, beras, pasta, dan gandum berisi karbohidrat kompleks. Fungsi
karbohidrat adalah memberikan energi. Setiap gram karbohidrat mengandung 4
kcal. Karbohidrat juga penting dalam oksidasi lemak, meningkatkan pertumbuhan
bakteri dalam saluran pencernaan, yang membantu sintesis vitamin K dan B12,
memproduksi komponen karbon dalam sintesis asam amino esensial.
b. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang dihubungkan
dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Tubuh mensintesis protein antara lain membentuk hemoglobin untuk membawa
oksigen ke jaringan, insulin untuk regulasi glukosa darah, dan albumin untuk
regulasi tekanan osmotik darah. Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi
fungsi dan proses tubuh, pembentukan kembali protein sel, dan energi,
memelihara sistem imunitas tubuh, sel, cairan tubuh, tulang, kulit, gigi, otot,
rambut, darah, dan serum.
Diit protein diklasifikasikan menjadi:
1) Protein lengkap, berisi asam amino esensial untuk memelihara jaringan tubuh
dan meningkatkan pertumbuhan. Tubuh tidak dapat mensintesis asam amino
esensial. Tubuh dapat mensintesis asam amino nonesensial dari sumber lain.
Sumber protein lengkap antara lain daging, ikan, susu, keju, dan telur.
2) Protein lengkap sebagian, berisi asam amino untuk memelihara kehidupan,
tetapi tidak meningkatkan pertumbuhan.
3) Protein tidak lengkap, tidak berisi asam amino esensial untuk memelihara
kehidupan, membentuk jaringan, dan meningkatkan pertumbuhan. Sumber
protein tidak lengkap antara lain buah dan sayuran, buncis, roti, sereal, beras,
pasta, kacang-kacangan.

Status protein diukur dalam keseimbangan nitrogen. Keseimbangan nitrogen


adalah jumlah nitrogen yang digunakan sama dengan jumlah nitrogen yang
dikeluarkan. Keseimbangan nitrogen positif jika intake nitrogen lebih besar dari
nitrogen yang dikeluarkan. Keadaan ini terjadi jika jaringan baru disintesis,
misalnya sembuh dari sakit, latihan, hamil, dan pertumbuhan masa anak.
Keseimbangan nitrogen negatif jika pengeluaran nitrogen lebih besar dari intake
nitrogen. Keadaan ini terjadi pada penyakit yang disebabkan kerusakan jaringan,
atau diet protein dan/atau kalori tidak adekuat.

c. Lemak
Lemak, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak, kolesterol, dan
phospholopid. Lemak adalah zat organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen. Lemak secara ideal membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang
tidak gemuk.
Lemak berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital, energi, simpanan
energi pada jaringan adiposa, absorbsi vitamin, dan transport vitamin larut lemak.
Lemak yang dioksidasi menghasilkan energi 9 kcal/g. Lemak memberikan rasa
kenyang karena menetap di lambung lebih lama daripada karbohidrat atau protein.
Lemak diklasifikasikan sebagai lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging sapi,
daging domba, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji kelapa sawit
mengandung asam lemak jenuh lebih tinggi dan lebih keras. Daging ayam, ikan
dan sayuran berisi asam lemak tidak jenuh lebih tinggi dan lebih lunak.
d. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis
vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet.
Walau vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh;
proses penyimpanan/ persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada
makanan segar. Vitamin diklasifikasikan sebagai vitamin yang larut air dan
vitamin yang larut lemak.
a. Vitamin larut air
Adalah termasuk vit C dan B compleks, yang terdiri dari 8 vitamin.
Vitamin yang larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh/ harus tersedia
sebagai asupan makanan tiap hari. Hipervitaminosis adalah kondisi
yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebihan jarang terjadi
tapi dosis berlebih vitamin C dan B6 dapat terjadi toksisitas. Vitamin
merupakan zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam biokimia.
b. Vitamin larut lemak
Termasuk vitamin A, D, E dan K disimpan dalam tubuh. Kecuali
vitamin D yang disediakan melalui asupan diet. Toksis dapat terjadi
karena kelebihan dosis (disengaja/ tidak) dari vitamin sintetik, dalam
makanan, dan diet yang mengandung minyak hati ikan. Vitamin
tertentu dipertimbangkan sebagai antioksidan/ substansi yang
menetralisir radikal bebas. Vitamin ini termasuk beta karotin, vitamin
A, C dan E.
e. Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
a) Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium,
klorida, dan sulfur.
b) Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah
kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium,
tembaga, dan klorida..
f. Air
Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum cairan dan
makan makanan tinggi air, dan dengan oksidasi makanan. Haus menandakan
butuh air dan mendorong seseorang untuk minum.

3. KEBUTUHAN NUTRISI SESUAI TINGKAT PERKEMBANGAN


USIA
a. Bayi (Umur 0 – 12 bulan)
Bayi sebelum usia 6 bulan, nutrisi yang pokok adalah air susu ibu (ASI
eksklusif). Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120 kalori/kg/hari. Kebutuhan
cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari.
b. Masa Toddler (Umur 1–3 tahun) dan pra sekolah (Umur 3–5 tahun)
Kebutuhan kalori pada masing-masing usia:
1) 1 tahun = 100 kcal / hari
2) 3 tahun = 300 -500 kcal / hari.
c. Anak sekolah (Umur 6 – 12 tahun)

Usia Kalori Protein Cal Fe Vit A Vit B Vit C


(Th) (Cal) (gr) (gr) (mg) (u) (mg) (mg)
5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
257-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25

d. Masa adolescents atau remaja (Umur 13 – 21 tahun)


Lemak tubuh meningkat, mengakibatkan obesitas sehingga menimbulkan stres
terhadap body image yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan, seperti
anoreksia nervosa, bulimia
e. Masa dewasa muda (Umur 23 – 30 tahun)
Kebutuhan nutrisi pada dewasa muda digunakan untuk proses pemeliharaan dan
perbaikan tubuh, dan untuk mempertahankan keadaan gizi lebih baik.
f. Masa dewasa (Umur 31 - 45 tahun)
Masa dewasa merupakan masa produktif khususnya terkait dengan aktivitas
fisik. Kebutuhan nutrisi pada masa dewasa ini dibedakan antara tingkat
pekerjaan ringan, sedang dan berat

g. Dewasa tua (Usia 46 tahun keatas)


Pada usia lanjut BMR berkurang 10–30%. Umumnya aktivitas berkurang, maka
akan banyak organ tubuh mengalami degeneratif, organ pencernaan sudah
mengalami kemunduran.
h. Wanita masa kehamilan dan menyusui
Untuk menghasilkan 1 liter ASI, ibu harus menyediakan kalori sebanyak 350
kal, sedangkan ASI sendiri mengandung 750 kal, 12 gr protein, 45 gr lemak,
laktosa, vitamin dan lainnya. Kebutuhan kalori bertambah kira-kira 40 kcal/kg
BB (300 kcal/hari). Kebutuhan nutrisi masa kehamilan mencakup protein, besi,
calcium, zinc, vitamin A B C. Pada masa menyusui kebutuhan nutrisi lebih
banyak dari pada saat kehamilan (500-600 kcal/hari).
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui adanya permasalah terkait pemenuhan
kebutuhan nutrisi menurut Pamukti (2015) dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan:
1. Pengukuran Atropometri
a. Berat Badan ideal: (Tinggi Badan-100)±10%
b. Lingkaran Pergelangan tangan
c. Lingkaran lengan atas (MAC/ Mid Aid Cirmumtance)
- Nilai normal wanita: 28.5 cm
- Nilai normal pria: 28,3 cm
- Tabel ukuran lingkungan lengan atas untuk remaja dan dewasa

Lingkar Lengan Atas (LLA)


Usia 100% (Standar) 85% 80%
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
15-16 25,0 24,5 21,0 20,5 20,0 19,5
16 26,0 24,5 22,0 21,0 20,5 19,5
17 27,0 25,5 23,0 21,5 21,5 20,0
Dewasa 29,5 28,5 25,0 23,5 23,5 23,0

d. Lipatan Kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)


- Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
- Nilai normal pria: 12,5-16,5 cm
e. Penilaian IMT (Indeks Massa Tubuh)

IMT = Berat badan (kg)


Tinggi badan (m)2
Tabel kategori ambang batas IMT untuk Indonesia
Katagori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan <17,0
Kekurangan berat badan tingkat berat 17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0-27,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)

5. PENATALAKSANAAN
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi
enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila
klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui selang nasogastrik dan
selang pemberian makan berukuran kecil atau melalui selang gastrostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior. Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa,
air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat
hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi,
tempat larutan dilarutkan oleh darah klien (Kozier, 2011).

6. PATHWAY (Terlampir)
7. PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan pada pasien kanker secara umum akan didasarkan
atas prinsip pengkajian dengan menggunakan Pola Gordon (pola fungsi
kesehatan) yaitu sebagai berikut:
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
- Mengkaji pengetahuan klien mengenai status kesehatannya saat ini.
- Mengkaji intensitas klien dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di
pelayanan kesehatan disekitar tempat tinggalnya serta frekuensi
melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan dalam 3 bulan terakhir.
- Mengkaji cara klien dalam memelihara kesehatannya.
- Mengkaji perilaku yang dilakukan oleh klien dan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatannya yang timbul.
b. Nutrisi/ metabolik
- Mengkaji kebiasaan makan dan minum klien serta menanyakan apakah
terjadi perubahan nafsu makan setelah klien mengalami keadaan sakit
- Mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi klien saat ini dan dalam
jumlah berapa.
- Mengkaji ada tidaknya alergi terhadap jenis makanan tertentu pada
klien.
c. Pola eliminasi
- Mengkaji kebiasaan pola BAB dan BAK klien sehari-harinya serta
menanyakan apakah terjadi perubahan selama klien sakit.
- Menanyakan kepada klien ada atau tidaknya merasakan nyeri atau
kesulitan saat melakukan BAB dan BAK.
- Menanyakan kebiasaan pola BAB dan BAK klien (konsistensi,
frekuensi, jumlah, bau, kemampuan mengontrol).
- Mengkaji input dan output cairan pada pasien apakah seimbang.
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total.
- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan setelah
sakit.
- Mengkaji pola olahraga yang disukai pasien dan masih mampu untuk
dilakukan pasien selama sakit.
- Mengkaji aktivitas yang biasanya dilakukan ketika waktu senggang.
e. Pola tidur dan istirahat
- Mengkaji kebiasaan tidur sehari-hari klien.
- Mengkaji preferensi klien dalam membantu memudahkan tidur, klien
haru menggunakan musik, atau bantuan lainnya.
- Mengkaji apakah klien mengalami gangguan sewaktu tidur.
- Mengkaji terjadinya perubahan pola tidur selama sakit ataupun selama
menjalani proses perawatan kesehatan.
f. Pola kognitif-perseptual
- Mengkaji bagaimana klien mempersepsikan nyeri yang dirasakannya.
- Mengkaji nyeri yang dirasakan oleh klien dengan OPQRSTUV (onset,
predisposition, quality, region, severity, treatment, understanding,
value).
- Mengkaji cara klien dalam mengontrol dan mengatasi nyeri yang
dirasakannya.
- Mengkaji gambaran tentang panca indra klien apakah mengalami
gangguan.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
- Mengkaji keadaan sosial klien.
- Mengkaji pandangan klien terhadap dirinya sendiri.
h. Pola seksual dan reproduksi
- Mengkaji pengetahuan klien terkait dengan seksualitas dan reproduksi.
- Mengkaji ada tidaknya gangguan atau masalah ketika klien mengalami
menstruasi.
- Mengkaji apakah kebutuhan seksual klien terpenuhi oleh pasangannya.
i. Pola peran-hubungan
- Mengkaji peran klien di kehidupan sehari-harinya dan apakah klien
mengalami perubahan peran selama sakit.
- Mengkaji kepuasan klien menjalani perannya dalam kehidupan sehari-
hari dan selama sakit.
- Mengkaji hubungan klien dengan lingkungan sekitarnya.
- Mengkaji struktur, hubungan dan dukungan keluarga untuk klien
selama sakit dan selama menjalani perawatan kesehatan.
j. Pola manajemen koping stress
- Mengkaji tingkat stres pada klien dalam 3 bulan terakhir.
- Mengkaji cara klien dalam mengatasi stress yang dirasakannya.
- Mengkaji strategi koping apa yang biasanya diterapkan oleh klien
apabila sedang mengalami stres.
k. Pola keyakinan-nilai
- Mengkaji tujuan kehidupan bagi klien.
- Mengkaji seberapa penting spiritual atau agama dalam kehidupan klien.
- Mengkaji dampak masalah kesehatan yang dialami oleh klien terhadap
tingkat spiritualitas klien.
- Mengkaji keyakinan atau mitos yang dipercayai oleh klien terkait
dengan kesehatan, kehidupan dan kematian.
Pengkajian kebutuhan dasar pada pasien dengan diagnosa medis kanker akan
dispesifikasikan pada pada kebutuhan nutrisi

Analisa Data

a. DS : Pasien mengatakan tidak nafsu makan


DO : Pasien terlihat lemah, mukosa mulut pasien kering, perubahan turgor
kulit, pasien tampak tidak menghabiskan makanannya.
DX Keperawatan: Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
b. DS : Pasien mengatakan mual dan rasa ingin muntah
DO : Frekuensi mual dan muntah >10 x/hari dan muntah yang keluar berupa
cairan, pasien tampak tidak menghabiskan makanannya
DX Keperawatan: Mual
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet berkurang akibat adanya peradangan mukosa pada
lambung dan tindakan kemoterapi dan radiasi yang ditandai dengan pasien
mengeluh mual muntah, tidak nafsu makan, mukosa mulut kering,
perubahan turgor kulit, pasien tidak menghabiskan makanannya
b. Mual berhubungan dengan rasa makanan/minuman tidak enak ditandai
dengan frekuensi mual dan muntah >10 x/hari dan muntah yang keluar
berupa cairan, pasien tampak tidak menghabiskan makanannya
9. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No. Tujuan Intervensi Rasional


Dx
1 Setelah diberikan asuhan NIC Label: Nutrition NIC Label: Nutrition
keperawatan selama 3x Management Management
24 jam diharapkan 1. Tentukan preferensi 1. Mengidentifikasi
nutrisi tubuh klien makanan pada pasien kebutuhan nutrisi sesuai
normal dengan kriteria kondisi pasien.
hasil:
2. Tentukan status gizi 2. Mengoptimalkan asupan
NOC Label: Nutrional pasien dan kemampuan nutrisi yang masuk ke tubuh
Status untuk memenuhi pasien.
1. Turgor kulit normal kebutuhan gizi
(CRT < 2 dtk) 3. Monitor kalori dan 3. Mengidentifikasi kalori dan
2. Intake dan output asupan makanan pada asupan makanan
dalam 24 jam pasien
seimbang 4. Mendiskusikan makanan 4. Membantu dalam
3. Indeks Massa Tubuh yang disukai pasien menentukan makanan yang
dalam batas normal bersama ahli gizi disukai pasien
(>18,5-25,0)
4. Hasil pemeriksaan 5. Monitor intake cairan 5. Mengidentifikasi intake
biokimia pasien secara tepat cairan yang tepat
normal:
a) Albumin (4-4,5 6. Monitor asupan kalori 6. Mengidentifikasi asupan
mg/100ml) makanan harian kalori makanan harian
b) Transferin 7. Ajarkan dan dukung 7. Membantu dalam
(170250 konsep nutrisi yang baik memenuhi nutrisi yang baik
mg/100ml) dengan pasien bagi pasien
c) Hemoglobin (12
mg%)
d) BUN (10-20
mg/100ml)
e) Eskresi kreatinin
untuk 24 jam
(laki-laki:0,6-13
mg/100ml,
perempuan:0,51,0
mg/100ml).
2 Setelah diberikan asuhan NIC Label: Nausea NIC Label: Nausea
keperawatan selama 3 x Management Management
24 jam diharapkan mual
klien dapat teratasi 1. Ajarkan pasien mengatasi 1. Memberikan KIE tentang
dengan kriteria hasil: rasa mual mengatasi rasa mual.
NOC Label: Nausea & 2. Monitor frekuensi dan 2. Mengidentifikasi frekuensi
Vomiting Control durasi mual dan durasi mual
3. Ajarkan teknik 3. Mengajarkan teknik
1. Pasien tidak nonfarmakolog i seperti relaksasi untuk mengatasi
merasakan mual relaksasi untuk mengatasi mual
2. Pasien tidak muntah mual
yang berupa cairan 4. Kolaborasi dengan pasien 4. Berkolaborasi dengan
3. Frekuensi mual dan untuk memilih strategi pasien untuk
muntah teratasi pengendalian mual mengendalikan mual
4. Intake dan output Natrium yang berlebih
cairan seimbang dalam tubuh akan menarik
5. Hasil pemeriksaan dan menahan cairan dalam
biokimia pasien tubuh.
normal: 5. Monitor asupan makanan 5. Mengidentifikasi asupan
a. Albumin (4-4,5 terhadap kandungan gizi makanan terhadap gizi dan
mg/100ml) dan kalori kalori
b. Transferin 6. Timbang berat badan 6. Monitor berat badan
(170250 secara teratur pasien secara teratur
mg/100ml)
c. Hemoglobin (12 7. Monitor efek dari 7. Mengetahui efek
mg%) manajemen mual secara manajemen mual secara
d. BUN (10-20 keseluruhan keseluruhan
mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin
untuk 24 jam
(laki-laki:0,6-13
mg/100ml,
perempuan:0,51,0
mg/100ml).

IMPLEMENTASI

Proses implementasi tindakan keperawatan dilakukan setelah menyusun


perencanaan asuhan keperawatan kepada klien sesuai dengan kondisinya.

EVALUASI

No. DX Evaluasi
S : pasien mengatakan nafsu makan sudah meningkat
O:
1. Turgor kulit normal (CRT < 2 dtk)
2. Intake dan output dalam 24 jam seimbang
3. Indeks Massa Tubuh dalam batas normal (>18,525,0)
4. Hasil pemeriksaan biokimia pasien normal:
a. Albumin (4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin (12 mg%)
d. BUN (10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml).
A : lakukan pengkajian ulang
P : lanjutkan intervensi sesuai kondisi pasien dan rencana perawatan yang
telah ditentukan
2 S : pasien mengatakan sudah tidak merasakan mual dan muntah
O:
1. Pasien tidak merasakan mual
2. Pasien tidak muntah yang berupa cairan
3. Frekuensi mual dan muntah teratasi
4. Intake dan output cairan seimbang
5. Hasil pemeriksaan biokimia pasien normal:
a) Albumin (4-4,5 mg/100ml)
b) Transferin (170-250 mg/100ml)
c) Hemoglobin (12 mg%) d) BUN (10-20 mg/100ml)
d) Eskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml).
A : lakukan pengkajian ulang
P : lanjutkan intervensi sesuai dengan kondisi pasien dan rencana
perawatan yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, M.G & Dotcherman. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) 5th
ed. Mosby Year Book. Philadelphia, J.B. Lippincott.
Bulecheck, M.G & Dotcherman. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) 5th
ed. Mosby Year Book. Philadelphia, J.B. Lippincott
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi
dan klasifikasi 2018-2020, (alih bahasa: Budi Anna Keliat, Henny Suzana
Mediani, Teuku Tahlil)(ed. 11). Jakarta: EGC.
Harnanto, A.M & Rahayu, S. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari: http://bppsdmk.kemkes.go.id/
(29 juli 2019)
Kozier, B. (2011). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Pamukti Novatiarista Widya. (2015). Laporan Pendahuluan Pemenuhan Kebutuhan


Dasar Manusia Nutrisi Di Bangsal Wijaya Kusuma RSUD Wates. Yogyakarta.

PJJ Kemenkes. (2015). Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
retrieved from https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-2-43234073 (29
Juli 2019)

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan
(edisi 3). Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai