Oleh:
Ni Made Sri Ardhia Padmasari S. Kep
(1502105058)
2. KLASIFIKASI
Menurut Harnanto & Rahayu (2016), nutrisi digolongkan dalam 6 kategori,
yaitu:
a. Karbohidrat
Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida) dan gula
kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen.
Gula, sirup, madu, buah, dan susu adalah sumber karbohidrat sederhana. Roti,
sereal, kentang, beras, pasta, dan gandum berisi karbohidrat kompleks. Fungsi
karbohidrat adalah memberikan energi. Setiap gram karbohidrat mengandung 4
kcal. Karbohidrat juga penting dalam oksidasi lemak, meningkatkan pertumbuhan
bakteri dalam saluran pencernaan, yang membantu sintesis vitamin K dan B12,
memproduksi komponen karbon dalam sintesis asam amino esensial.
b. Protein
Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang dihubungkan
dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Tubuh mensintesis protein antara lain membentuk hemoglobin untuk membawa
oksigen ke jaringan, insulin untuk regulasi glukosa darah, dan albumin untuk
regulasi tekanan osmotik darah. Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi
fungsi dan proses tubuh, pembentukan kembali protein sel, dan energi,
memelihara sistem imunitas tubuh, sel, cairan tubuh, tulang, kulit, gigi, otot,
rambut, darah, dan serum.
Diit protein diklasifikasikan menjadi:
1) Protein lengkap, berisi asam amino esensial untuk memelihara jaringan tubuh
dan meningkatkan pertumbuhan. Tubuh tidak dapat mensintesis asam amino
esensial. Tubuh dapat mensintesis asam amino nonesensial dari sumber lain.
Sumber protein lengkap antara lain daging, ikan, susu, keju, dan telur.
2) Protein lengkap sebagian, berisi asam amino untuk memelihara kehidupan,
tetapi tidak meningkatkan pertumbuhan.
3) Protein tidak lengkap, tidak berisi asam amino esensial untuk memelihara
kehidupan, membentuk jaringan, dan meningkatkan pertumbuhan. Sumber
protein tidak lengkap antara lain buah dan sayuran, buncis, roti, sereal, beras,
pasta, kacang-kacangan.
c. Lemak
Lemak, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak, kolesterol, dan
phospholopid. Lemak adalah zat organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan
oksigen. Lemak secara ideal membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang
tidak gemuk.
Lemak berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital, energi, simpanan
energi pada jaringan adiposa, absorbsi vitamin, dan transport vitamin larut lemak.
Lemak yang dioksidasi menghasilkan energi 9 kcal/g. Lemak memberikan rasa
kenyang karena menetap di lambung lebih lama daripada karbohidrat atau protein.
Lemak diklasifikasikan sebagai lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging sapi,
daging domba, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji kelapa sawit
mengandung asam lemak jenuh lebih tinggi dan lebih keras. Daging ayam, ikan
dan sayuran berisi asam lemak tidak jenuh lebih tinggi dan lebih lunak.
d. Vitamin
Merupakan substansi organic dalam jumlah kecil pada makanan yang
esensial untuk metabolisme normal. Tubuh tidak mampu mensintesis
vitamin dalam jumlah yang dibutuhkan dan tergantung pada asupan diet.
Walau vitamin terkandung di banyak makanan juga dipengaruhi oleh;
proses penyimpanan/ persiapan. Kandungan tertinggi terdapat pada
makanan segar. Vitamin diklasifikasikan sebagai vitamin yang larut air dan
vitamin yang larut lemak.
a. Vitamin larut air
Adalah termasuk vit C dan B compleks, yang terdiri dari 8 vitamin.
Vitamin yang larut air tidak dapat disimpan dalam tubuh/ harus tersedia
sebagai asupan makanan tiap hari. Hipervitaminosis adalah kondisi
yang disebabkan oleh asupan vitamin yang berlebihan jarang terjadi
tapi dosis berlebih vitamin C dan B6 dapat terjadi toksisitas. Vitamin
merupakan zat kimia yang digunakan sebagai katalis dalam biokimia.
b. Vitamin larut lemak
Termasuk vitamin A, D, E dan K disimpan dalam tubuh. Kecuali
vitamin D yang disediakan melalui asupan diet. Toksis dapat terjadi
karena kelebihan dosis (disengaja/ tidak) dari vitamin sintetik, dalam
makanan, dan diet yang mengandung minyak hati ikan. Vitamin
tertentu dipertimbangkan sebagai antioksidan/ substansi yang
menetralisir radikal bebas. Vitamin ini termasuk beta karotin, vitamin
A, C dan E.
e. Mineral
Mineral dikategorikan menjadi 2 :
a) Macromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah
lebih dari 100 mg.
Contohnya : kalsium, phosphor, sodium, potasium, magnesium,
klorida, dan sulfur.
b) Micromineral, yaitu : seseorang memerlukan setiap harinyasejumlah
kurang lebih 100 mg.
Contohnya : besi, seng, mangan, iodium, selinium, cobalt, kromium,
tembaga, dan klorida..
f. Air
Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum cairan dan
makan makanan tinggi air, dan dengan oksidasi makanan. Haus menandakan
butuh air dan mendorong seseorang untuk minum.
2. Pengukuran Biokimia
a. Albumin (Normal:4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin/ Hb (Normal:12 mg%)
d. BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml)
5. PENATALAKSANAAN
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi
enteral juga disebut sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila
klien tidak mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada
saluran pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus terganggu.
Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui selang nasogastrik dan
selang pemberian makan berukuran kecil atau melalui selang gastrostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran
gastrointestinal tidak berfungsi karena terdapat gangguan dalam
kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan penyerapannya terganggu.
Nutrisi parenteral diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena
sentral ke vena kava superior. Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa,
air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya ini
memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan TPN bersifat
hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang beraliran tinggi,
tempat larutan dilarutkan oleh darah klien (Kozier, 2011).
6. PATHWAY (Terlampir)
7. PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan pada pasien kanker secara umum akan didasarkan
atas prinsip pengkajian dengan menggunakan Pola Gordon (pola fungsi
kesehatan) yaitu sebagai berikut:
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
- Mengkaji pengetahuan klien mengenai status kesehatannya saat ini.
- Mengkaji intensitas klien dalam melakukan pemeriksaan kesehatan di
pelayanan kesehatan disekitar tempat tinggalnya serta frekuensi
melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan dalam 3 bulan terakhir.
- Mengkaji cara klien dalam memelihara kesehatannya.
- Mengkaji perilaku yang dilakukan oleh klien dan keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatannya yang timbul.
b. Nutrisi/ metabolik
- Mengkaji kebiasaan makan dan minum klien serta menanyakan apakah
terjadi perubahan nafsu makan setelah klien mengalami keadaan sakit
- Mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi klien saat ini dan dalam
jumlah berapa.
- Mengkaji ada tidaknya alergi terhadap jenis makanan tertentu pada
klien.
c. Pola eliminasi
- Mengkaji kebiasaan pola BAB dan BAK klien sehari-harinya serta
menanyakan apakah terjadi perubahan selama klien sakit.
- Menanyakan kepada klien ada atau tidaknya merasakan nyeri atau
kesulitan saat melakukan BAB dan BAK.
- Menanyakan kebiasaan pola BAB dan BAK klien (konsistensi,
frekuensi, jumlah, bau, kemampuan mengontrol).
- Mengkaji input dan output cairan pada pasien apakah seimbang.
d. Pola aktivitas dan latihan (ADL dan latihan)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total.
- Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan setelah
sakit.
- Mengkaji pola olahraga yang disukai pasien dan masih mampu untuk
dilakukan pasien selama sakit.
- Mengkaji aktivitas yang biasanya dilakukan ketika waktu senggang.
e. Pola tidur dan istirahat
- Mengkaji kebiasaan tidur sehari-hari klien.
- Mengkaji preferensi klien dalam membantu memudahkan tidur, klien
haru menggunakan musik, atau bantuan lainnya.
- Mengkaji apakah klien mengalami gangguan sewaktu tidur.
- Mengkaji terjadinya perubahan pola tidur selama sakit ataupun selama
menjalani proses perawatan kesehatan.
f. Pola kognitif-perseptual
- Mengkaji bagaimana klien mempersepsikan nyeri yang dirasakannya.
- Mengkaji nyeri yang dirasakan oleh klien dengan OPQRSTUV (onset,
predisposition, quality, region, severity, treatment, understanding,
value).
- Mengkaji cara klien dalam mengontrol dan mengatasi nyeri yang
dirasakannya.
- Mengkaji gambaran tentang panca indra klien apakah mengalami
gangguan.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
- Mengkaji keadaan sosial klien.
- Mengkaji pandangan klien terhadap dirinya sendiri.
h. Pola seksual dan reproduksi
- Mengkaji pengetahuan klien terkait dengan seksualitas dan reproduksi.
- Mengkaji ada tidaknya gangguan atau masalah ketika klien mengalami
menstruasi.
- Mengkaji apakah kebutuhan seksual klien terpenuhi oleh pasangannya.
i. Pola peran-hubungan
- Mengkaji peran klien di kehidupan sehari-harinya dan apakah klien
mengalami perubahan peran selama sakit.
- Mengkaji kepuasan klien menjalani perannya dalam kehidupan sehari-
hari dan selama sakit.
- Mengkaji hubungan klien dengan lingkungan sekitarnya.
- Mengkaji struktur, hubungan dan dukungan keluarga untuk klien
selama sakit dan selama menjalani perawatan kesehatan.
j. Pola manajemen koping stress
- Mengkaji tingkat stres pada klien dalam 3 bulan terakhir.
- Mengkaji cara klien dalam mengatasi stress yang dirasakannya.
- Mengkaji strategi koping apa yang biasanya diterapkan oleh klien
apabila sedang mengalami stres.
k. Pola keyakinan-nilai
- Mengkaji tujuan kehidupan bagi klien.
- Mengkaji seberapa penting spiritual atau agama dalam kehidupan klien.
- Mengkaji dampak masalah kesehatan yang dialami oleh klien terhadap
tingkat spiritualitas klien.
- Mengkaji keyakinan atau mitos yang dipercayai oleh klien terkait
dengan kesehatan, kehidupan dan kematian.
Pengkajian kebutuhan dasar pada pasien dengan diagnosa medis kanker akan
dispesifikasikan pada pada kebutuhan nutrisi
Analisa Data
IMPLEMENTASI
EVALUASI
No. DX Evaluasi
S : pasien mengatakan nafsu makan sudah meningkat
O:
1. Turgor kulit normal (CRT < 2 dtk)
2. Intake dan output dalam 24 jam seimbang
3. Indeks Massa Tubuh dalam batas normal (>18,525,0)
4. Hasil pemeriksaan biokimia pasien normal:
a. Albumin (4-4,5 mg/100ml)
b. Transferin (170-250 mg/100ml)
c. Hemoglobin (12 mg%)
d. BUN (10-20 mg/100ml)
e. Eskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml).
A : lakukan pengkajian ulang
P : lanjutkan intervensi sesuai kondisi pasien dan rencana perawatan yang
telah ditentukan
2 S : pasien mengatakan sudah tidak merasakan mual dan muntah
O:
1. Pasien tidak merasakan mual
2. Pasien tidak muntah yang berupa cairan
3. Frekuensi mual dan muntah teratasi
4. Intake dan output cairan seimbang
5. Hasil pemeriksaan biokimia pasien normal:
a) Albumin (4-4,5 mg/100ml)
b) Transferin (170-250 mg/100ml)
c) Hemoglobin (12 mg%) d) BUN (10-20 mg/100ml)
d) Eskresi kreatinin untuk 24 jam (laki-laki:0,6-13 mg/100ml,
perempuan:0,5-1,0 mg/100ml).
A : lakukan pengkajian ulang
P : lanjutkan intervensi sesuai dengan kondisi pasien dan rencana
perawatan yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Bulecheck, M.G & Dotcherman. (2013). Nursing Intervention Classification (NIC) 5th
ed. Mosby Year Book. Philadelphia, J.B. Lippincott.
Bulecheck, M.G & Dotcherman. (2013). Nursing Outcome Classification (NOC) 5th
ed. Mosby Year Book. Philadelphia, J.B. Lippincott
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I diagnosis keperawatan: definisi
dan klasifikasi 2018-2020, (alih bahasa: Budi Anna Keliat, Henny Suzana
Mediani, Teuku Tahlil)(ed. 11). Jakarta: EGC.
Harnanto, A.M & Rahayu, S. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia II. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Diakses dari: http://bppsdmk.kemkes.go.id/
(29 juli 2019)
Kozier, B. (2011). Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
PJJ Kemenkes. (2015). Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
retrieved from https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-2-43234073 (29
Juli 2019)
Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan
(edisi 3). Jakarta: Salemba Medika.