Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PEMENUHAN KEBUTUHAN


NUTRISI DI POLI BEDAH RSUD dr. M. YUNUS BENGKULU
15 November 2021- 20 November 2021

DISUSUN OLEH:
M. FAIZAL ALHABIB
2126050013

Preceptor Akademik Preceptor Klinik

(NS. Rafidaini Sazarni. R . S.Kep. M. Kep) (Ns. Desi Susanti, S.Kep., M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah
proses tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting
untuk pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Rahayu,
2013). Nutrient adalah zat organik dan anorganik dalam makanan yang
diperlukan tubuh agar dapat berfungsi untuk pertumbuhan dan
perkembangan, aktivitas, mencegah defisiensi, memeliharan kesehatan dan
mencegah penyakit, memelihara fungsi tubuh, kesehatan jaringan, dan
suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan membentuk kekebalan
(Rahayu, 2013).
Nutrisi adalah ilmu gizi dan bagaimana tubuh menggunakan zat gizi
dalam makanan. Nutrisi memiliki dampak besar dalam kesejahteraan,
perilaku, dan lingkungan manusia (Roshdahl & Caroline Bunker, 2015).
Nutrisi adalah komponen vital bagi keberadaaan manusia. Asupan nutrien
yang adekuat penting untuk kelangsungan hidup sistem tubuh
(Muralitharan & Ian, 2015).
Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang
ditemukan dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi
dengan sebaikbaiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan
kemudian didistribusikan ke sel - sel tubuh (Asmadi, 2008). Nutrisi
merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Hidayat & Uliyah 2015). Menurut Tarwoto & Wartonah (2010),
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan
dimana intake nutrisi kurang dari kebutuhan metabolisme tubuh.
Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk kalori (cal)
atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. Kilokalori adalah jumlah panas yang
diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 kg air (Rahayu, 2016).

2
2. Elemen- elemen Nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat (CHO) tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen,
karbohidrat diklasifikasikan sebagai sederhana atau kompleks,
berdasarkan pada jumlah molekul gula yang ada. Fungsi utama
karbohidrat adalah menyediakan energi. Karbohidrat sederhana glukosa
adalah sumber energi utama tubuh. Fungsi penting lain karbohidrat
adalah kemampuan untuk menghemat protein.
b. Protein
Protein adalah dasar semua sel dalam tubuh dan merupakan satu-
satunya zat gizi yang membentuk dan memperbaiki jaringan. Protein
tersusun atas asam amino, yang terdiri atas karbon, hirogen, oksigen,
dan nitrogen. Protein menghasilkan dan memperbaiki semua kandungan
tubuh utama. Protein diperlukan untuk pembentukan otot, jaringan ikat,
kelenjar, organ, kulit, dan faktor pembekuan darah. Protein juga
membantu mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, protein darah
yang disebut albumin dan globulin membantu mempertahankan cairan
intrasel dan ekstrasel di tempatnya. Fungsi penting lain protein adalah
kontribusinya terhadap keseimbangan asam basa tubuh.
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi terkonsentrasi yang
mudah disimpan oleh tubuh. Kebanyakan lemak dalam makanan ada
dalam bentuk trigliserida, yang tersusun atas tiga asam lemak (tri-) dan
satu gliserol (-gliserida). Fungsi lemak adalah menyediakan energi.
Lemak menghasilkan 9 kkal per gramlebih dari dua kali lipat kalori
karbohidrat atau protein. Lemak memberi bantalan pada organ mayor
untuk melindungi organ tersebut dari cedera dan menyekat tubuh dari
suhu yang ekstrem. Lemak berasal dari minyak hewani dan nabati.
Lemak yang mudah diidentifikasi dalam makana yang tampak
berlemak, seperti daging cincang dan mentega, dikenal sebagai lemak
yang dapat terlihat. Lemak yang tersembunyi dalam makanan dan tidak

3
tampak berlemak, seperti keju, kuning telur, kacang, pencuci mulut, dan
daging yang dilapisi lemak, disebut lemak yang tidak terlihat.
d. Air
Sekitar 60% berat badan dewasa dan hingga 80% berat badan
bayi adalah air. Air merupakan penyusun terbesar sel. Darah
didistribusikan zat gizi ke sel, air adalah salah satu komponen esensial
dalam darah. Air adalah pelarut tempat terjadinya perubahan kimiawi
penting dalam tubuh dan juga diperlukan untuk mengendalikan suhu
tubuh. Tidak ada organ tubuh yang dapat berfungsi tanpa air.
e. Mineral
Mineral penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Mineral
membantu mempertahankan tonus otot, mengatur proses tubuh, dan
mempertahankan keseimbangan asam basa. Tubuh lebih cepat
mengabsorbsi beberapa mineral dibandingkan mineral lain, dan
makanan mengandung mineral dalam jumlah yang sangat beragam.
Beberapa mineral hilang ketika memasak dan beberapa mineral lainnya
hilang dari sampah tubuh.
f. Vitamin
“Vita” adalah kata lain untuk “kehidupan”. Kata “vitamin”
menekankan pentingnya vitamin bagi manusia. Viatmin terdiri atas
karbon, oksigen, hidrogen, dan terkadang nitrogen atau elemen lain.
Sejumlah kecil vitamin diperlukan untuk membantu mengatur proses
tubuh, termasuk menyintesis komponen tubuh, seperti tulang dan darah,
serta mengekstraksi energi dari karbohidrat, lemak, dan protein.
Sebagian besar vitamin bekerja dalam bentuk koenzim yang
meningkatkan kerja enzim. Tanpa vitamin, ribuan reaksi kimia tidak
dapat terjadi. Tubuh dengan beberapa pengecualian, tidak dapat
menghasilkan vitamin, dengan demikian, vitamin merupakan
komponen esensial dalam diet yang sehat.

4
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi
Beberapa hal penting yang mempengaruhi kebutuhan zat gizi adalah :
a. Ukuran tubuh Orang yang bertubuh besar memerlukan zat gizi lebih
banyak dari orang yang bertubuh kecil.
b. Usia Pada usia remaja yang banyak aktivitas dan terjadi pertumbuhan
yang pesat akan lebih banyak membutuhkan zat pembangun dan zat
tenaga dibanding yang sudah mulai tua.
c. Jenis kelamin Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat
gizi daripada wanita karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuh yang
lebih besar. Untuk zat gizi tertentu kadang wanita memerlukan lebih
banyak daripada pria.
d. Pekerjaan Perbedaan pekerjaan terutama pekerjaan yang memerlukan
banyak kekuatan otot akan lebih banyak memerlukan zat gizi daripada
pekerjaan yang memerlukan otak.
e. Keadaan hamil dan menyusui Ibu hamil dan menyusui memerlukan
lebih banyak zat gizi daripada wanita dalam keadaan tidak hamil atau
menyusui. Hal ini dikarenakan pertumbuhan janin dalam kandungan,
persediaan makanan bayi pada waktu dilahirkan serta bahan persiapan
air susu ibu

4. Masalah-masalah yang Berkaitan Dengan Kebutuhan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan
dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi,
jantung korener, kanker dan anoreksia nervosa.
a. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
b. Kekurangan Nutrisi

5
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang
dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat
badan akibat tidak kecukupan asupan nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.

5. Patofisiologi Kebutuhan Nutrisi


Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang
dalam keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang diberikan.
Kebutuhan ini tidak terpenhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk
pemenuhannya digunakan cadangan protein senagai sumber energi.
Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak saja membantu
memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa
dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai asam amino.
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan
yang sangat lebih,karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah
kalori dalam dietnya. Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik
dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena
kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam
amino esensial dalam serum yang diperlukan untuksentesis dan
metabolisme. Makin kekurangan asam amnino dalam serum ini akan
menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian
berakibat edem. Perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan
beta-lipoprotein,sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu,
dengan akibat terjadinya penimbunan lemak dalam hati.
6. Woc

Usia Jenis Kelamin Pekerjaan

Kebutuhan Nutrisi

6
Kurangnya asupan Keadaan hamil
protein
Kebutuhan metabolisme
Terjadinya
penghancuran
jaringan kalori Peningkatan intake
nutrisi
Nafsu makan menurun
Kelebihan energi
Terjadi erosi
mukosa lambung Mudah lapar

Mengeluh Nyeri Nyeri Akut


Nafsu makan
Mual meningkat
Pemberian Analgetik

Sering makan
Muntah

MK: Defisit Nutrisi Mengkonsumsi makan tinggi Peningkatan Berat


serat dan protein Badan

MK: Berat Badan


Rutin Berolahraga Lebih
7. Manifestasi Klinis
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 cm pada pria dan 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e. Aktifitas menurun atau menonton.
f. Berat badan 10 – 20% dibawah normal.
g. Tinggi badan di bawah ideal.
h. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
i. Adanya penurunan trannsferin. (Ahmad dan Nita, 2015).
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kebutuhan nutrisi pada anak sebagai berikut :
a. Penyuluhan masalah nutrisi pada pasien dan keluarga.

7
b. Penanganan fokus pada penyebab masalah pola nutrisi.
c. Pemberian asupan nutrisi : oral.
d. Kolaborasi : pemasangan NGT dan pemberian nutrisi melalui NGT.
e. Pemberian obat pada penyebab masalah pola nutrisi

8
Asuhan Keperawatan Teoritis

A. Pengkajian
Asuhan keperawatan pasien gangguan rasa nyaman di lakukan melalui
pengkajian keperawatan yaitu meliputi anamnesa, riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian bio-psiko-sosisal.
1. Anamnesis
Identitas Diri Pasien Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin,
agama, status perkawinan, pendidikan terakhir, alamat, No.RM dan lain-
lain .
2. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Kebutuhan nutrisi adalah nafsu
makan menurun, lemas, mual dan muntah.
3. Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang : Pengumpulan data dilakukan sejak
munculnya keluhan dan secara umum mencakup awitan gejala dan
bagaimana gejala tersebut berkembang.
 Kesehatan Dahulu : Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan
penyebab yang mendukung terjadinya gangguan rasa nyaman seperti
infeksi bakteri, infeksi dari bagian tubuh lain yang terbawa oleh aliran
darah.

 Kesehatan Keluarga: Dilakukan pengkajian pada anggota keluarga


apakah pernah menderita penyakit yang sama atau tidak.
4. Pengkajian Riwayat Diet
Pengkajian masukan makanan dan pola makan meliputi pengkajian
dan informasi terhadap makanan yang sering dikonsumsi, persiapan
makanan dan kebiasaan makan. Pola makanan dan kebiasaan makanan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnik, status sosial ekonomi dan
aspek psikologi (Ahmad & Nita, 2015: 102).
5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

9
a. Status emosi pasie: biasanya pasien menyampaikan apa yang dirasakan
pada saat sakit.
b. Apakah pasien dapat mengekspresikan perasaannya: Ya/Tidak
c. Bagaimana perasaan pasien saat ini : biasanya pasien merasa sedih dan
cemas.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan fisik : apatis, lesu, tampak kurus
b. Berat badan : kurus (underweigth)
c. Otot : flaksial/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja
d. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflex menurun
e. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver / lien
f. Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100 kali / menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi
g. Rambut : perubahan tekstur menjadi lebih tipis, kasar, tampak
kemerahan maupun kecoklatan, mudah rontok
h. Kulit : kering, hiperpigmentasi
i. Area mulut : keilosis, stomatitis angularis, atrofi papil
j. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi
k. Kuku : koilonikia atau kuku sendok
l. Kaki : adakah edema pada kedua punggung kaki
m. Abdomen : hepatomegaly, distensi abdomen, perut kembung, bising
usus melemah/meninggi, tanda asites
n. Tanda defisiensi vitamin A pada mata
o. Tanda dehidrasi dan tanda syok
7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml) Nilai serum albumin adalah indicator
penting status nutrisi dan sintesa protein.
b. Transferin (N: 170-25 mg/100 ml) Nilai serum transferrin adalah
parameter lain yang digunakan dalam mengkaji status protein visceral.

10
c. Hb dan Ht (N: laki laki: 14-17 gr/dl wanita: 12-15 gr/dl dan laki laki:
40-54% wanita: 37-47%) Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) adalah
pengukuran yang mengindikasikan defisiensi berbagai bahan nutrisi.
d. BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100ml)

B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut Berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan
dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
nafsu makan berubah dan sulit tidur.
b. Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis dibuktikan dengan
berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, cepat kenyang
setelah makan, nafsu makan menurun, membran mukosa pucat dan bising
usu hiperaktif.
c. Berat Badan Lebih berhubungan dengan sering memakan makanan
berminyak/berlemak dibuktikan dengan IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa),
tebal lipatan kulit trisep >25 mm.

C. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

1. Nyeri Akut Berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri


agen pencedera fisiologis keperawatan didapatkan Observasi :
dibuktikan dengan mengeluh nyeri, tingkat nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
tampak meringis, bersikap dengan kriteria hasil: karakterisitik, frekuensi,
protektif, gelisah, nafsu makan 1. Keluhan nyeri dengan dan skala nyeri
berubah dan sulit tidur. nilai 5 2. Identifikasi respon nyeri
2. Meringis dengan nilai 5 non verbal
DS : 3. Sikap protektif dengan 3. Identifikasi faktor yang
nilai 5 memperberat dan
DO: 4. Menarik diri dengan memperingan nyeri

11
nilai 5 4. Identifikasi keyakinan dan
5. Berfokus pada diri pengetahuan tentan nyeri
sendiri dengan nilai 5 5. Identifikasi pengaruh
6. Perasaan depresi dengan budaya terhadap respon
nilai 5 nyeri
7. Anoreksia dengan nilai 5 6. Identifikasi pengaruh nyeri
8. Perineum terasa tertekan pada kualitas hidup
dengan nilai 5 7. Monitor efek samping
9. Ketegangan otot dengan penggunaan analgetik
nilai 5 Terapeutik :
10.Mual dengan nilai 5 1. Berikan teknik non
11.Muntah dengan nilai 5 farmakologis untuk
12.Frekuensi nadi dengan mengurangi ras nyeri
nilai 5 2. Kontrol lingkungan yang
13.Pola napas dengan nilai memperberat rasa nyeri
5 3. Fasilitasi istirhat dan tidur
14.Fungsi berkemih dengan Edukasi :
nilai 5 1. Jelaskan penyebab, periode,
15.Nafsu makan dengan dan pemicu nyeri
nilai 5 2. Jelaskan strategi meredekan
Pola tidur dengan nilai 5 nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
teknik analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolborasi pemberian
analgetik

12
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
faktor psikologis dibuktikan dengan keperawatan didapatkan Observasi
berat badan menurun minimal 10% status nutrisi membaik 1. Identifikasi status nutrisi
dibawah rentang ideal, cepat dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi alergi dan
kenyang setelah makan, nafsu 1. Porsi makanan yang intoleransi makanan
makan menurun, membran mukosa dihabiskan 3. Identifikasi makanan yang
pucat dan bising usu hiperaktif. 2. Verbalisasi keinginan disukai
untuk meningkatkan 4. Monitor asupan makanan
nutrisi 5. Monitor berat badan
DS : 3. Kekuatan otot Terapeutik
pengunyah dengan nilai 1. Lakukan oral Hygiene
DO : 5 sebelum makan
4. Kekuatan otot menelan 2. Fasilitasi menetukan
dengan nilai 5 pedoman diet
5. Pengetahuan tentang 3. Sajikan makanan secara
pilihan makanan yang menarik dan suhu yang
sehat dengan nilai 5 sesuai
6. Penyiapan dan 4. Berikan makanan tinggi
penyimpanan makanan serat untuk mencegah
yang aman konstipasi
7. Rambut rontok menurun 5. Berikan suplemen makanan
dengan Edukasi :
8. Nafsu makan membaik 1. Ajarkan posisi duduk, jika
9. Perasaan cepat kenyang mampu
dengan nilai 5 2. Ajarkan diet yang
10. Nyeri abdomen dengan diprogramkan
nilai 5 Kolaborasi :
11. Sariawan dengan nilai 5 1. Kolaborasi pemberian
12. Diare dengan nilai 5 medikasi sebelum makan
13. Berat badan dengan nilai Kolaborasi dengan ahli gizi

13
5 untuk menentukan jumlah
14. Frekuensi makan dengan kalori dan jenis nutrien
nilai 5 yang dibutuhkan.
Membran mukosa dengan
nilai 5

3. Berat Badan Lebih berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Berat Badan
dengan sering memakan makanan keperawatan didapatkan Observasi
berminyak/berlemak dibuktikan berat badan membaik 1. Identifikasi kondisi
dengan IMT > 25 kg/m2 (pada dengan kriteria hasil: kesehatan pasien yang dapat
dewasa), tebal lipatan kulit trisep 1. Berat badan dengan nilai 5 mempengaruhi berat badan
>25 mm. 2. Tebal lipatan kulit dengan Terapeutik :
nilai 5 1. Hitung berat badan ideal
DS: 3. Indeks massa tubuh pasien
dengan nilai 5 2. Hitung presentase lemak
DO: dan otot pasien
3. Fasilitasi menentukan target
berat badan yang realistis
Edukasi :
1. Jelaskan hubungan antara
asupan makanan, aktivitas
fisik, peambahan berat
badan dan penurunan berat
badan.
2. Jelaskan faktor risiko berat
badan lebih dan berat badan
kurang
3. Anjurkan mencatat berat
badan setiap minggu
4. Anjurkan melakukan
pencatatan asupan makan,

14
aktivitas fisik dan
perubahan berat badan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sunarsih. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan


Kebutuhan Cairan Dan Nutrisi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Ahmad, J dan Nita, N. 2015. Nutrisi dan Keperawatan. Yogyakarta: Dua Satria
Offset.
PPNI. 2018 . Standar Intervensi Kperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI

16

Anda mungkin juga menyukai