Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU GIZI DAN TERAPI DIET PADA PENYAKIT


HIPERURESEMIA (ASAM URAT)

OLEH KELOMPOK 3 :

CHAIRISKA PUTRI. M. S 1826010056


RESI PURNAMA SARI 1826010040
ENDANG SRI MULYANI 1826010043
WELIA SOMITA G 1826010063
BENNY WIRANDA 1826010076

DOSEN PENGAMPU : Ns. HANIFAH S.Kep.M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
KATA PENGANTAR

Atas keagungan Sang Mahadaya Ilmu, sudah seharusnya kita sebagai


manusia selalu mengucapkan syukur atas anugrah dan kekuatan yang diberikan
oleh-Nya khusus kepada penulis dalam menuangkan setiap untaian kata untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ilmu Gizi Dan Terapi Diet Pada
Penyakit Hiperuresemia (Asam Urat)” Makalah ini ditujukan untuk mata kuliah
Gizi Dan Terapi Diet.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk memenuhi standar atau kriteria
penilaian mata kuliah kuliah Gizi Dan Terapi Diet Dalam Keperawatan yang
diberikan secara kelompok. Dalam makalah ini akan diuraikan lebih lanjut tentang
berbagai hal tentang gizi serta terapi diet pada pasien dengan asam urat.
Melalui makalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Gizi Dan Terapi Diet Dalam Keperawatan yang telah
membimbing penulis dalam menuangkan ide gagasan dalam penulisan makalah
ini dan ucapan terimakasih kepada teman-teman dalam memberikan informasi
tentang “Ilmu Gizi Dan Terapi Diet Pada Penyakit Hiperuresemia (Asam Urat)”.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber informasi tentang “Ilmu Gizi Dan Terapi Diet Pada Penyakit
Hiperuresemia (Asam Urat) “ dan di jadikan sebagai salah satu contoh karya
ilmiah makalah yang baik dan benar.

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................2
D. Manfaat .............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hiperuresemia.................................................................3
B. Penyebab Hiperuresemia...................................................................3
C. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat
...........................................................................................................4
D. Faktor-Faktor Pencetus Asam Urta...................................................6
E. Diagnosis ..........................................................................................6
F. Terapi ................................................................................................6
G. Komplikasi .......................................................................................7
H. Pencegahan .......................................................................................7
I. Terapi Gizi Pada Hiperuresemia.......................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hiperurisemia adalah konsentrasi monosodium urat dalam plasma yang
melebihi batas kelarutan yaitu lebih dari 7 mg/dl (Asdie,2000). Menurut
iskandar, hiperurisemia adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
mendadak dan berulang serta adanya ngilu yang terasa sangat nyeri karena
adanya endapan kristal asam urat yang terkumpul didalam sendi sebagai
akibat dari tingginya kadar asam urat didalam darah ( Junaidi, 2006 ). Kadar
normal asam urat untuk wanita adalah 2,4-5,7 mg/dl dan 3,4-7 mg/dl untuk
pria ( krisnatuti,2008).
Insiden hiperurisemia lebih sering ditemukan pada bangsa Maori di
Selandia baru, Filiphina dan bangsa Asia Tenggara. Faktor yang dianggap
berperan sehubungan dengan tingginya hiperurisemia diantara bangsa Maori
adalah pembuangan asam urat yang rendah pada ginjal, pemakaian alkohol,
konsumsi makanan tinggi purin dan kegemukan (Junaidi,2006). Sedangkan di
Indonesia kejadian hiperurisemia menduduki urutan kedua terbanyak setelah
osteoarthritis (Dalimartha,2008). Kejadian hiperurisemia di indonesia banyak
terjadi pada suku Minahasa dan Tapanuli, karena mereka banyak yang
mengonsumsi alkohol dan ikan.(Wibowo.2009)
Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar asam urat
dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada
semua makanan. Metabolisme purin dalam tubuh akan menghasilkan asam
urat. Orang yang menderita hiperurisemia pasti mempunyai kadar asam urat
yang tinggi di dalam tubuhnya. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih,
sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat, maka purin
yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan kristal asam urat. Apabila
penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka terjadilah penyakit gout,
dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul batu asam urat ginjal yang
disebut dengan batu ginjal.(Nadiana, 2007). Penderita umumnya menderita

1
hiperurisemia dengan komplikasi penyakit hipertensi, dislipidemia dan
decomp.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, yang menjadi permasalahan
adalah bagaimanakah gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan
kadar asam urat pada penderita hiperurisemia.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan kadar
asam urat pada penderita hiperurisemia.
2. Tujuan khusus
a. Mendiskripsikan karakteristik penderita hiperurisemia (jenis kelamin,
umur, pendidikan, pekerjaan, status gizi, keluhan).
b. Mendiskripsikan asupan bahan makanan sumber purin pada penderita
hiperurisemia
c. Mendiskripsikan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia

D. Manfaat

Dapat mengetahui gambaran asupan bahan makanan sumber purin dengan


kadar asam urat pada penderita hiperurisemia. Dapat menambah pengetahuan
dan memberi informasi tentang masalah penyakit Hiperurisemia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hiperuresemia
Hiperuresemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
darah di atas normal. Hal-hal yang dapat menyebabkan peningkatan kadar
asam urat serum tersebut yaitu pembentukan asam urat yang berlebihan,
penurunan ekskresi asam urat, atau dapat juga gabungan keduanya.
(Syukri,2007; Putra,2009; Mustafiza,2010; Edwards,2009)
Menurut Direktorat Bina Farmasi Indonesia dan Klinik (2006), kadar asam
urat tersebut atau konsentrasi asam urat dalam serum ini adalah batas
kelarutan monosodium urat dan plasma. Jika konsentrasi asam urat sekitar 8
mg/dl atau lebih, monosodium urat cenderung mengendap di jaringan dan
pada pH 7 atau lebih asam urat ada dalam bentuk monosodium urat.
Banyak batasan yang digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang
mengalami hiperuresemia, yaitu secara umum kadar asam urat di atas 2
standar deviasi hasil laboratorium pada populasi normal. Dari data didapatkan
bahwa hanya 5-10% pria normal yang mempunyai kadar asam urat diatas 7
mg% dan sedikit dari penderita gout yang mempunyai kadar asam urat
dibawah kadar tersebut. Oleh karena itu, batasan seseorang dikatakan
hiperuresemia adalah kadar asam urat diatas 7 mg% pada pria dan 6 mg%
pada wanita.
Pada kondisi seseorang mengalami hiperuresemia, kadar asam urat serum
akan melebihi batas kelarutannya. Tofus akan terbentuk di dalam jaringan
lunak dan persendian, berupa endapan yang terjadi akibat kristalisasi natrium
urat. Proses inilah yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi peradangan akut,
yaitu artriris gout akut yang bisa berlanjut menjadi artritis gout kronis.
B. Penyebabnya Hiperurisemia
Berdasarkan penyebabnya hiperurisemia dibagi menjadi 2 yaitu
Hiperurisemia primer, yang penyebabnya belum diketahui dan hiperurisemia
sekunder, yang diketahui penyebabnya seperti kelainan glikogen dan ginjal

3
(Utami, 2004). Sedang menurut buku lain karangan Krisnatuti, penyebab
hiperurisemia adalah gangguan metabolisme sejak lahir. Gangguan ini
menyebabkan kadar asam urat dalam serum tinggi.
Selain itu, kadar asam urat juga tegantung pada beberapa faktor antara lain
konsumsi makanan yang tinggi purin, berat badan, jumlah alkohol yang
diminum,obat diuretik atau analgetik, faal ginjal dan volume urin perhari
(Krisnatuti, 2008). Sedangkan menurut Junaidi, hiperurisemia terjadi karena
pembentukan asam urat berlebihan, pengeluaran asam urat melalui ginjal
kurang dan perombakan dalam usus yang berkurang (Junaidi, 2006).
Penyebab terjadinya hiperuresemia tidak terlepas dari organ ginjal. Ginjal
adalah organ utama yang berguna untuk membuang produk sisa metabolisme
yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Produk-produk ini meliputi urea
yang berasal dari metabolisme asam amino, kreatinin dari kreatinin otot, asam
urat yang berasal dari asam nukleat, produk akhir dari pemecahan hemoglobin
seperti bilirubin dan metabolit dari berbagai hormon. Produk-produk ini
dibersihkan dari tubuh secepat produksinya..
C. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Asam Urat
1. Usia
Hiperuresemia lebih sering dialami oleh pria yang berusia diatas 40
tahun. Hal ini disebabkan karena kadar asam urat pada pria cenderung
meningkat dengan bertambahnya usia, sedangkan pada wanita baru
meningkat setelah menopause pada rentang usia 60-80 tahun.
2. Jenis Kelamin
Hiperuresemia lebih banyak dialami pria dibandingkan wanita. Hal
ini disebabkan karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi
daripada wanita. Hal ini berkaitan dengan hormon estrogen. Peran hormon
estrogen ini membantu mengeluarkan asam urat melalui urin. Pria tidak
memiliki hormon estrogen yang tinggi, sehingga akibatnya asam urat sulit
diekskresikan melalui urin dan hal inilah yang menyebabkan resiko
peningkatan kadar asam urat lebih tinggi pada pria.

4
3. Konsumsi Purin
Bahan makanan yang mempunyai kandungan purin yang tinggi
dapat meningkatkan kadar asam urat dalam urin sekitar 0,5-0,75 gr/ml.
Contoh makanan yang mengandung purin tinggi yaitu ikan sardine, hati,
ginjal dan otak. Sedangkan makanan yang mengandung purin rendah,
yaitu kacang-kacangan, gandum, buncis, dan lain-lain.
Makanan-makanan tersebut akan dibagi menjadi 3 grup, yaitu grup
A, grup B, dan grup C. Grup A yaitu grup makanan yang mempunyai
kandungan purin dalam konsentrasi tinggi, sekitar 150 - 1000 mg purin/
100g. Grup B yaitu makanan yang mempunyai kandungan purin sedang,
sekitar 50 - 100 mg purin/ 100g. Dan grup C yaitu makanan yang
mempunyai kandunga purin rendah, sekitar < 50mg purin/ 100g.
Grup A Grup B Grup C
Makanan laut/ikan: Daging: sapi, Roti, sereal, kopi,
sardine kambing, ayam, bebek, susu, telur.
Organ dalam: ginjal, kalkun
kuah daging, otak, limpa, Makanan laut: kerang
usus, dll. kepiting
Sayuran: kembang
kol, bayam, dll.

4. Gagal Ginjal
Jika seseorang mengalami gagal ginjal, maka tubuh akan gagal
mengeluarkan timbunan asam urat melalui urin. Timbunan asam urat
inilah yang dapat memicu terjadinya peningkatan kadar asam urat.
5. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan berperan dalam memicu terjadinya
peningkatan kadar asam urat, contohnya yaitu obat-obatan diuretika
(furosemid dan hidroklorotiazida) karena dapat menurunkan ekskresi asam
urat urin.
6. Dalam Keadaan Kelaparan

5
Karena dalam kondisi ini dapat menyebabkan tubuh kekurangan
kalori dan ini akan dipenuhi dengan membakar lemak tubuh. Pembakaran
lemak akan menghasilkan zat keton yang dapat menghambat keluarnya
asam urat melalui ginjal.

D. Faktor-Faktor Pencetus Asam Urat


1. Dehidrasi
2. Alkohol
3. Overeating
4. Trauma/injury pada sendi
5. Demam
6. Tindakan pembedahan

E. Diagnosis
1. Gejala
a. Inflamasi dan nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada
malam hari
b. Nyeri hebat, bengkak, kemerahan, panas
c. Demam, menggigil, nyeri badan
d. Hilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan
e. 90% serangan pertama menyerang 1 sendi saja

2. Laboratorium
a. Kadar asam urat bisa normal / tinggi
b. Pemeriksaan cairan sendi Gold Standard
c. Ditemukan kristal yang mengendap pada sendi

F. Terapi
1. Mengatasi serangan akut dengan segera
a. Obat: analgetik, colcichine, kortikosteroid
2. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang

6
a. Obat: analgetik, colcichine dosis rendah
3. Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar as.urat) & mencegah
komplikasi lain
a. Obat-obat penurun asam urat
b. Lifestyle
G. Komplikasi
1. Ginjal
a. Batu ginjal
b. Gagal ginjal akut / kronis
2. Kardiovaskuler
a. Hipertensi
b. Payah jantung
3. Penyakit metabolik lain
a. Diabetes
b. Hiperlipidemia
H. Pencegahan
1. Minum cukup (8-10 gelas / hari)
2. Mengelola Obesitas  BB Ideal
3. Kurangi konsumsi alkohol
4. Pola diet sehat

I. Terapi Gizi Pada Hiperuresemia


1. Tujuan Intervensi Diet
a. Diet hiperurisemia yang lebih dikenal dengan istilah Diet Rendah
Purin bertujuan untuk mengurangi pembentukan asam urat sehingga
kadarnya dalam darah berada di dalam batas-batas normal. Tujuan ini
dicapai dengan membatasi konsumsi makanan, khususnya yang tinggi
purin (kandungan purin 150 mg - 1500 mg/100 gram bahan makanan).

b. Mempermudah ekskresi asam urat ke dalam urin dengan peninggian


pH urin melalui diet tinggi sisa basa dan peningkatan asupan cairan.

7
Diet tinggi sisa basa dilakukan dengan mengurangi konsumsi bahan
makanan yang mengasamkan urin dan memperbesar konsumsi bahan
makanan yang membuat urin lebih alkalis.

c. Menurunkan berat badan jika penderitanya terlalu gemuk dan


kemudian mempertahankan berat badan yang normal.

Dengan demikian diet rendah purin memiliki beberapa perbedaan


dibandingkan dengan diet seimbang bagi orang normal. Makanan yang
dikonsumsi penderita tidak boleh melebihi 150 mg purin per hari agar
kadar asam urat dalam darah tidak melebihi 7 mg%. Karakteristik pada
diet rendah purin adalah:
1. Pembatasan bahan makanan yang kandungan purinnya tinggi
(melebihi 150 mg%) seperti JAS-BUKET (Jerohan & Jamur kering,
Alkohol, Sardencis (dan makanan yang diasamkan), Burung, Unggas
(bebek, angsa), Kaldu, Emping dan Tape (produk peragian). Makanan
yang kandungan purinnya antara 50 -150 mg purin/100 gram bahan
makanan (misalnya, daging sapi, ayam, ikan, kacang-kacangan yang
dikeringkan, bayam, buncis, kembang kol, jamur segar dan asparagus)
harus dikurangi.
2. Penambahan konsumsi sayuran dan buah yang dapat membantu
pengeluaran asam urat.
3. Pembatasan konsumsi lemak karena asupan lemak yang berlebihan
akan membatasi ekskresi asam urat.
4. Peningkatan asupan cairan sehingga mencapai 2 liter per hari atau 1 cc
per kalori makanan yang dikonsumsi.

2. Prinsip Diet Hiperurisemia


Diet hiperurisemia pertama-tama harus mengikuti dahulu prinsip
umum diet gizi seimbang seperti yang dikemukakan dalam Pedoman
Empat-Sehat Lima-Sempurna dan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.

8
Selanjutnya diet tersebut mengacu pada pedoman yang disyaratkan dalam
diet rendah purin:
a. Membatasi makanan yang mengandung 150 mg purin atau lebih setiap
porsinya
b. Asupan protein daging tidak lebih dari 100 – 200 g untuk setiap kali
makan
c. Mempertahankan asupan makanan sumber karbohidrat dalam jumlah
cukup untuk mencegah pemecahan jaringan tubuh atau ketosis
d. Hindari asupan lemak berlebihan
e. Pertahankan berat badan ideal. Jika mempunyai berat badan yang
berlebih, penurunan berat badan sebaiknya secara bertahap karena
penurunan berat badan yang cepat dapat menimbulkan ketonemia,
yang dapat menyebabkan serangan terhadap gout. Idealnya penurunan
berat badan sekitar 0,5kg/minggu
f. Kurangi asupan alkohol. Kelebihan alkohol mungkin dapat
menghambat pengeluaran asam urat dalam urin karena penimbunan
asam laktat yang akan  diikuti oleh penimbunan hiperurisemia
g. Asupan cairan antara 2000-3000 ml/hari untuk mengeluarkan asam
urat melalui urin dan mencegah pembentukan batu ginjal
h. Buah dan sayuran dikonsumsi secukupnya.

3. Pola Diet
a. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis,
kerang, sardin, herring, ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan
dalam kaleng
b. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering,
kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun
pepaya, kangkung

9
c. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan

Bahan makanan yang diperbolehkan adalah:


1. Bahan Makanan Sumber karbohidrat (HA)
Semua jenis bahan makanan pokok dapat dikonsumsi dengan jumlah
seimbang menurut kebutuhan masing-masing. Makanan pokok terdiri atas
bijian dan umbi, termasuk produk olahannya seperti mi atau bihun.
2. Bahan Makanan Sumber Protein
a. Susu dan hasil olahannya, keju, telur, daging, ayam, ikan (maksimal 50
gram/hari)
b. kacang-kacangan kering maksimal 25 gram/hari atau tahu/tempe 50
gram/hari
3. Bahan Makanan Sumber Vitamin-Mineral
a. semua jenis buah-buahan
b. semua jenis sayuran kecuali bayam, buncis, kembang kol, kacang
polong, jamur, asparagus, yaitu maksimal 50 g/hari
4. Minuman: semua minuman kecuali yang mengandung alkohol
5. Bumbu: semua bumbu kecuali ragi.
Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan
makanan gol.A, sedangkan konsumsi gol.B dibatasi. Batasi konsumsi
lemak . Banyak minum air putih
Contoh:
Pagi : Roti dengan margarin dan selai, susu/ kopi/ teh manis
Jam 10 : Buah pepaya
Siang : Nasi putih, pepes ikan, sayur asam, jeruk
Jam 16 : Buah pisang
Malam: Nasi putih, telur bumbu bali, cah tahu, sayur bening gambas wortel, apel

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat
darah secara normal.
2. Penyebab hiperuresemia adalah mengkonsumsi makanan yang tinggi purin,
berat badan, jumlah alkohol yang diminum,obat diuretik atau analgetik, faal
ginjal dan volume urin perhari.
3. Diet yang disyaratkan pada diet rendah purin:
a. Pembatasan bahan makanan yang tinggi purin
b. Alkalinisasi urin untuk memudahkan ekskresi asam urat
c. Peningkatan asupan cairan
d. Penurunan berat badan pada pasien dengan kegemukan
e. Penghindaran alkohol.
B. Saran
Bagi penderita hiperuresemia supaya tidak mengkonsumsi makanan yang
tinggi purin, kelola obesitas, kurangi konsumsi alkohol, dan jaga pola diet sehat
agar penyakit itu tidak sampai mengalami komplikasi ke bagian tubuh lain.

11
DAFTAR PUSTAKA

Indriawan,iin.2009.Penyakit.repository.unikom.ac.id/repo/sector/kampus/
view/blog/key/.../Penyakit. Diakses tanggal 14 Juli 2021.

Nucleus Precise News Letter Edisi – 1). Asam Urat atau


Gout.www.mirbrokers.com/.../Newsletter%2070%20Edisi%201%20%20Asam
%20Urat%20310120111.pdf. Diakses tanggal 14 Juli 2021.

Nucleus Precise News Letter Edisi – 2. Asam Urat atau Gout.


www.mirbrokers.com/.../Newsletter,%2071%20edisi%202%20Asam%20Urat
%2015.02.2011.pdf. Diakses tanggal 14 Juli 2021.

Hensen dan Tjokorda R. 2007. Hubungan konsumsi Purin dengan Hipersemia


Pada Suku Bali di daerah Pariwisata Pedesaan.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/4%282%29.pdf. diakses tanggal 14 Juli 2021.

Anda mungkin juga menyukai