Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan praktik MPKKK tentang "Asuhan Keperawatan
Kelompok Khusus Asam Urat" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna
dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan praktik yang
menjadi tugas mata kuliah MPKKK dengan judul "Asuhan Keperawatan Kelompok
Khusus Asam Urat". Disamping itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada ibu Idayanti, Spd, S.Kep, M.Kes, ibu Hj. Melly, SST, M.Kes dan Ns.Tatik,
S.kep yang telah membantu penulis selama pembuatan laporan praktik ini
berlangsung sehingga terealisasikanlah laporan praktik ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan praktik ini bisa
bermanfaat dan mohon ajukan kritik dan saran terhadap laporan praktik ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.

Pekanbaru, Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB 1PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umun .................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................. 2
1.3 Manfaat ..................................................................................................................... 3
1.3.1. Manfaat bagi praktek keperawatan ................................................................... 3
1.3.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan ......................................................................... 3
1.3.3 Manfaat bagi masyarakat .................................................................................. 3
1.3.4 Manfaat bagi institusi pendidikan ..................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 4
2.1 Konsep Dasar Asam Urat .......................................................................................... 4
2.1.1 Definisi .............................................................................................................. 4
2.1.2 Etiologi .............................................................................................................. 5
2.1.3 Manifestasi klinis .............................................................................................. 6
2.1.4 Patofisiologi ...................................................................................................... 7
2.1.5 Klaifikasi Kasus ................................................................................................ 8
2.1.6 Penatalaksanaan Medik dan Keperawatan ........................................................ 8
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................... 9
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Asam Urat ................................ 10
2.2.1 Pengkajian ....................................................................................................... 10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 10
2.2.3 Intervensi Keperawatan................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa Hippocrates dikenal luas sebuah penyakit yang bernama gout yang
sering dinamakan sebagai “penyakit para raja dan raja dari penyakit” karena sering
muncul pada kelompok masyarakat dengan kemampuan sosial ekonomi tinggi.
Sebagaimana diketahui, kelompok masyarakat sosial ekonomi tinggi sering
mengkonsumsi daging (yaitu keluarga kerajaan pada zaman dahulu), akibatnya
menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat. Kepercayaan kuno menyatakan bahwa
penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes demi tetes kedalam sendi
(Damayanti 2012).

Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian
ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh
asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu atau obat tradisional.
Penyakit rematik banyak jenisnya, tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang
bengkak itu asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan dilaboratorium.
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen
asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh. Faktor-faktor yang diduga juga
mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup. Faktor risiko
yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa
purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan, hipertensi dan penyakit
jantung, obat-obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan fungsi ginjal.
Peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperuricemia menurut suatu
penelitian juga merupakan salah prediktor kuat terhadap kematian karena kerusakan
kardiovaskuler (Andry. dkk 2009).

Prevalensi asam urat di Indonesia menduduki urutan kedua setelah


osteoarthritis. Prevalensi asam urat pada populasi di USA diperkirakan

1
13,6/100.000 penduduk, sedangkan di Indonesia sendiri diperkirakan 1,6-
13,6/100.000 orang, prevalensi ini meningkat seiring dengan meningkatnya umur.

Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak
boleh berlebih, setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya, karena setiap
metabolisme normal akan dihasilkan asam urat sedangkan pemicunya adalah faktor
makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Purin ditemukan pada
semua makanan yang mengandung protein. Sangatlah tidak mungkin untuk
menyingkirkan semua makanan yang mengandung protein, mengingat fungsi utama
protein sebagai zat pembangun untuk tubuh. Oleh karena itu makanan untuk
penderita gout diatur menjadi diet rendah purin. Diet rendah purin juga membatasi
lemak, karena lemak cenderung membatasi pengeluaran asam urat. Apabila penderita
asam urat tidak melakukan diet rendah purin, maka akan terjadi penumpukan kristal
asam urat pada sendi bahkan bisa pada ginjal yang dapat menyebabkan batu ginjal
(Damayanti 2012).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umun

Untuk mengetahui konsep dasar penyakit asam urat dan asuhan keperawatan pada
kelompok khusus asam urat

1.2.2 Tujuan Khusus

Agar mahasiswa memahai tentang :

1. Definisi asam urat


2. Etiologi asam urat
3. Manifestasi klinis asam urat
4. Patofisiologi asam urat
5. Klasifikasi asam urat
6. Penatalaksanaan medik dan keperawatan asam urat
7. Pemeriksaan penunjang asam urat

2
8. Konsep asuhan keperawatan kelompok khusus asam urat

1.3 Manfaat

1.3.1. Manfaat bagi praktek keperawatan

Memberikan informasi terhadap tenaga kesehatan untuk dapat


mengaplikasikan ilmu keperawatan dengan memberikan asuhan keperawatan pada
kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan asam urat di wilayah kerja
Puskesmas sidomulyo rawat inap

1.3.2 Manfaat bagi tenaga kesehatan

Menberikan informasi terhadap penyakit yang diderita keluarga sehingga


tenaga kesehatan dapat melaksanakan asuhan keperawatan kelompok khusus dengan
cara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

1.3.3 Manfaat bagi masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya penderita asam urat,


mengenai hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin, yang
dapat berpengaruh pada penurunan kadar asam urat di dalam tubuh. Informasi
tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat yang menderita asam urat agar lebih
patuh dalam menjalankan diet rendah purin.

1.3.4 Manfaat bagi institusi pendidikan

Dengan adanya penelitian ini institusi pendidikan jadi lebih dikenal oleh
masyarakat serta mahasiswa selanjutnya dapat mengembangkan penelitian atau dapat
digunakan sebagai acuan penelitian.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asam Urat

2.1.1 Definisi
Asam urat adalah salah satu penyakit arthritis yang disebabkan oleh
metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat
dalam darah (Sunita 2005). Peradangan sendi pada gout bersifat menahun, dan
umumnya setelah terjadi serangan gout berulang, sendi yang terserang bisa menjadi
bengkok atau cacat. Hampir 20% penderita gout juga mengidap batu ginjal (Junadi
2012).

Nama-nama medis untuk penyakit asam urat pun tergantung fase penyakitnya.
Jika kadar asam urat tinggi di dalam darah, tetapi belum pernah mempunyai keluhan
maka disebut hiperurikemia asimtomatis. Jika terjadi serangan akut pada sendi maka
disebut penyakit gout akut atau penyakit pirai akut. Jika sesudah serangan akut
kemudian untuk sementara tidak ada keluhan lagi maka disebut penyakit gout
interkritikal atau penyakit pirai kritikal. Jika penyakit ini menjadi kronis maka disebut
penyakit gout kronis atau penyakit pirai kronis. Jika penyakit itu menyebabkan
timbulnya batu pada saluran kencing atau ginjal maka disebut penyakit batu urat.
Benjolan- benjolan yang mengandung kristal natrium urat berwarna putih seperti
kapur biasanya timbul di sekitar sendi pada gout kronis. Benjolan-benjolan ini disebut
tofus (Kertia 2009).

Penyakit asam urat lebih sering menyerang laki laki daripada wanita. Jika
penyakit ini menyerang wanita maka pada umumnya wanita yang menderita adalah
sudah menopause. Pada wanita yang belum menopause maka kadar hormon estrogen
cukup tinggi, hormon ini membantu mengeluarkan asam urat melalui kencing
sehingga kadar asam urat wanita yang belum menopause pada umumnya normal.
Laki-laki tidak mempunyai kadar hormon estrogen yang tinggi dalam darahnya
sehingga asam urat sulit dikeluarkan melalui kencing dan resikonya adalah kadar
asam urat darahnya bisa menjadi tinggi. Pada laki-laki penyakit asam urat sering

4
menyerang di usia setengah baya. Pada usia setengah baya kadar hormon
androgennya mulai stabil tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan
sudah bisa menimbulkan gejala penyakit asam urat akut (Junadi 2012).

2.1.2 Etiologi
Menurut Andry. Dkk (2009) dan Junadi (2012), penyebab dari asam urat
adalah sebagai berikut :

Pembentukan asam urat berlebihan (gout metabolik):

1. Gout primer metabolik: terjadi karena sintesa atau pembentukan asam urat
yang berlebihan.
2. Gout sekunder metabolik: terjadi karena pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain, seperti leukemia, terutama yang di obati dengan
sitostatika, psoriasis, polisitemiavera, dan mielofibrosis.

Pengeluaran asam urat melalui ginjal kurang (gout renal):

1. Gout renal primer: terjadi karena gangguan ekskresi asam urat dtubuli distal
ginjal yang sehat.
2. Gout renal sekunder: disebabkan oleh ginjal yang rusak, misalnya pada
glomerunolefritis kronik, kerusakan ginjal kronis (Cronic renal failure).

Perombakan pada usus yang berkurang. Serangan gout (athritis gout akut) secara
mendadak, dapat dipicu oleh :

1. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar atau makanan yang kaya akan protein
purin, kelelahan
2. Stress secara emosional
3. Penyakit dan sejumlah obat yang menghambat sekresi asam urat seperti
salicilat dosis kecil, hidroklorotiazit (diuretik), INH, porosemid, asam-asam
keton hasil pemecahan lemak sebagai akibat dari terlalu banyak
mengkonsumsi lemak.
4. Kedinginan

5
5. Usia (wanita berumur >50 tahun, pada laki-laki berumur 30-50 tahun)
6. Asupan senyawa purin berlebih
7. Kegemukan atau obesitas
8. Hipertensi
9. Penyakit jantung
10. Obat-obatan tertentu (terutama deuretika)
11. Gangguan fungsi ginjal.

2.1.3 Manifestasi klinis


Biasanya, serangan gout pertama hanya menyerang satu sendi dan
berlangsung selama beberapa hari. Kemudian, gejalanya menghilang secara bertahap,
dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala hingga terjadi serangan
berikutnya. Namun, gout cenderung akan semakin memburuk, dan serangan yang
tidak diobati akan berlangsung lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa
sendi. Alhasil, sendi yang terserang bisa mengalami kerusakan permanen. Lazimnya,
serangan gout terjadi di kaki (monoarthritis). Namun, 3-14% serangan juga bisa
terjadi di banyak sendi (poliarthritis). Biasanya, urutan sendi yang terkena serangan
gout (poliarthritis) berulang adalah ibu jari (padogra), sendi tarsal kaki, pergelangan
kaki, sendi kaki belakang, pergelangan tangan, lutut, dan bursa olekranon pada siku
(Junadi 2012).

Selain diatas, organ yang bisa terserang asam urat adalah sendi, otot, jaringan
disekitar sendi, telinga, kelopak mata, jantung¸ dan lain-lain. Jika kadar asam urat di
dalam darah melebihi normal maka asam urat ini akan masuk ke organ-organ tersebut
sehingga menimbulkan penyakit pada organ tersebut. Penyakit pada organ tersebut
bisa disebabkan oleh asam urat secara langsung merusak organ tersebut (contohnya
penyakit nefropati urat), bisa akibat peradangan sebab adanya kristal atrium urat
(contohnya penyakit gout akut), bisa akibat natrium urat menjadi batu (contohnya
penyakit batu urat). Penyakit asam urat bisa menimbulkan pegal-pegal akibat kristal
natrium urat sering menumpuk di sendi dan jaringan di sekitar sendi (Kertia 2009).

6
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita gout pada satu atau beberapa sendi.
Umumnya, serangan terjadi pada malam hari. Biasanya, hari sebelum serangan gout
terjadi, penderita tampak segar bugar tanpa gejala atau keluhan, tepatnya pada tengah
malam menjelang pagi, penderita terbangun karena merasakan sakit yang sangat
hebat disertai nyeri yang semakin memburuk dan tidak tertahankan. Sendi yang
terserang gout akan membengkak dan kulit di atasnya akan berwarna merah atau
keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri jika digerakkan, dan
muncul benjolan pada sendi yang disebut (tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima),
kulit di atasnya akan berwarna merah kusam dan terkelupas (deskuamasi). Gejala
lainnya adalah muncul tofus di helix telinga atau pinggir sendi atau tendon.
Menyentuh kulit di atas sendi yang terserang gout bisa memicu rasa nyeri yang luar
biasa. Rasa nyeri ini akan berlangsung selama beberapa hari hingga sekitar satu
minggu, lalu menghilang. Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer karena
persendian tersebut lebih dingin dibandingkan persendian di tubuh lainnya, Karena
asam urat cenderung membeku pada suhu dingin (Junadi 2012).

2.1.4 Patofisiologi

7
WOC (Muttaqin 2008)

2.1.5 Klaifikasi Kasus

Menurut Junadi (2012), stadium asam urat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Hiperurisemia: tanpa gejala atau hanya terasa tidak segar


2. Arthritis akut: serangan akut dapat terjadi tanpa presipitasi apapun, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma lokal, pembedahan, stres, dan penggunaan
obat-obatan.
3. Fase interkritik (arthritis rekuren): terjadi arthritis yang rekuren dengan jarak
satu serangan dengan serangan lainnya semakin pendek.
4. Arthritis kronik: disebabkan oleh kelainan sendi yang menetap karena
destruksi atau osteoarthrosis sekunder.

2.1.6 Penatalaksanaan Medik dan Keperawatan

a. Penatalaksanaan Medik

Fase akut :

1. Colchicine (0.6 mg)


2. Indometasin (50 mg 3xsehari selama 4-7 hari)
3. Fenilbutazon

Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi :

1. Golongan urikosurik
2. Probenasid adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum.

8
3. Sulfinpirazon mrupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari
4. Azapropazon, dosis sehari 4x300 mg
5. Benzbromaron.
6. Inhibitor xantin (allopurinol) adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja
mencegah konvenrsi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi
asam urat. Allopurinol bekerja menurunkan produksi asam urat dengan cara
penghambatan kerja enzim yang memproduksinya, yaitu enzim xantin
oksidase. Selain bermanfaat menekan produksi asam urat, allopurinol juga
memiliki efek positif dalam melawan kolestrol jahat dalam tubuh. Selain
tersebut langkah pertama untuk mengurangi nyeri adalah dengan
mengendalikan peradangan, baik dengan obat-obatan maupun dengan
mengistirahatkan sendi yang sedang meradang (Junadi 2012).

b. Penatalaksanaan Non Medik .


1. Diet rendah purin, hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati,
gin!al, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
2. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat
bergerak.

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.
2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu
cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan ureua dan kratinin
5. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
6. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

9
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Kelompok Khusus Asam Urat

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas Klien
2. Anamnesa
3. Riwayat kesehatan klien
4. Keluhan utama
5. Riwayat kesehatan sekarang
6. Riwayat kesehatan masa lalu
7. Riwayat kesehatan keluarga
8. Head to toe terdiri dari:Pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala sampai kaki
(menggunakan Data fokus) dengan menggunakan teknik inspeksi (gerakan
dada yang tidak simetris), palpasi (terdapat getaran yang tidak simetris),
perkusi, dan auskultasi
9. Pemeriksaan penunjang
10. Pemeriksaan LaboratoriumDidapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam
darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7
mg%.Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa
yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.
11. Pemeriksaan darah lengkap
12. Pemeriksaan ureua dan kratinin

2.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri b.d inflamasi/peradangan


2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot
3. Gangguan mobilitas fisik burhungan dengan nyeri persendian

2.2.3 Intervensi Keperawatan

1. Nyeri b.d inflamasi/peradangan

10
Diagnosa Intervensi Rasional
NOC NIC
Nyeri b.d setelah dilakukan Lakukan pengkajian Membantu dalam
inflamasi/peradangan tindakan nyeri secara menentukan
keperawatan1x24 komperhensif termasuk kebutuhan
jamproses lokasi karakteristik, manajemen nyeri dan
inflamasi durasi, frekuensi, keefektifan progam
berhenti dan kualitas dan faktor Pada penyakit berat
berangsur-angsur presifitasi ini, tirah baring
sembuh. Lakukan teknik relaksasi mungkin diperlukan
Kriteria hasil: napas dalam untuk membatasi
Mampu Biarkan pasien cidera
mengontrol nyeri mengambil posisi yang Meningkatkan
Melaporkan nyaman pada waktu relaksasi/mengurangi
bahwa nyeri tidur atau duduk dikursi , tegangan otot
berkurang tingkatkan istirahat tidur Memfokuskan
Mampu megenali sesuai indikasi kembali perhatian,
nyeri Berikan massase yang emme berikan
Menyatakan rasa lembut stimulasi,dan
nyaman setelah Libatkan kembali meningkatkan rasa
nyeri berkurang aktivitas hiburan sesuai percayadiri
untuk aktivitas individu
Kolaborasi dokter untuk
pemberian obat
analgetik

11
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan tonus otot.

Diagnosa Intervensi Rasional


NOC NIC
Kerusakan Setelah Kaji tingkat Tingkat aktivitas
mobilitas fisik dilakuakan inflamasi / rasa bergantung pada
b.d penurunan tindakan sakit pada sendi perkembangan atau
tonus otot keperawatan Pertahankan tirah resolusi dari
selama 2x 24 jam baring/duduk jika peradangan
kelemahan perlu Istirahat sistemik
pasien dapat Bantu dengan dianjurkan selama
teratasi rentang gerak aktif- meksesarbasi akut dan
Kriteria hasil : pasif seluruh fase penyakit
KO 5-5-5-5 Ubah posisi dengan yang penting untuk
Pasien sering mencegah kelelahan,
mengatakan tidak memepertahankan
lemas kekuatan otot
Mempertahankan atau
meningkatkan
Fungsi sendi,
kekeuatan otot, dan
stamina umum
Menghilangkan
tekanan pada jaringan
dan meningkatkan
sirkulasi
memepermudah
perawatan diri dan
kemandirian pasien

12
3. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi terhadap penyakit gout

Diagnosa Intervensi Rasional


NOC NIC
Kurang Setelah Menentukan tingkat Untuk mengetahui
pengetahuan b/d dilakuakan pengetahuan klien sampai dimana
kurang informasi tindakan sebelumnya pengetahuan klien.
terhadap penyakit keperawatan Menjelaskan proses Penjelasan yang
gout selama 2x 24 penyakit gout diberikan dengan
genai penyakit. jam kelemahan (pengertian, etiologi, tepat dapat
pasien dapat tanda & gejal, serta menambah
teratasi transmisi) pengetahuan klien
Kriteria hasil : Diskusikan mengenai penyakit
Familiar dengan perubahan gaya hidup Untuk mencegah
proses penyakit yang bisa mencegah keparahan penyakit
gout komplikasi gout Memberikan
Mendiskripsikan Diskusikan tentang gambaran tentang
proses penyakit pilihan terapi atau pilihan terapi yang
gout perawatan gout bisa digunakan
Mendeskripsikan Jelaskan secara Agar klien bisa
faktor penyebab rasional tentang meminimalkan
dan faktor resiko pengelolaan terapi keparahan penyakit.
penyakit gout atau perawatan yang Agar klien
Mendeskripkikan dianjurkan mengetahui minum
efek penyakit, Anjurkan pasien obat secara benar
tanda dan gejala untuk mencegah dan dan tepat
gout meminimalkan efek
Mendeskripsikan samping dari

13
komplikasi gout penyakitnya
Mengetahui Ajarkan dan
tindakan informasikan
pencegahan pengobatan gout
penyakit gout (karakteristik obat,
Mengetahui dosis, rute, durasi
pencegahan obat)
untuk mencegah Informasikan cara
terjadinya minum obat,
komplikasi menyimpan obat dsb.
penyakit gout

14
BAB 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ISPA

3.1 Pengkajian
Terlampir

3.2 Analisa Data


NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: Ketidakmampuan Gangguan
 Ny.Y mengatakan sering mengenali pemeliharaan
makan tape, daun bayam dan penyakit dan cara kesehatan
daun singkong namun setalah pencegahannya
itu lutut kaki dan punggung
terasa linu sekali
 Ny Y mengatakan tidak tau
kenapa bisa asam urat dan
tidak tau bagaimana cara
memilih makanan yang boleh
dimakan biar linu tidak
kambuh lagi

DO:
 Klien sering bertanya
mengenai makanan apa yang
boleh dimakan untuk
mengurangi linu dan cara
untuk mengurangi linu
 TTV Ny.Y

15
TD: 128/80 mmHg
RR: 82 x/i
N: 22 x/i
 Asam Urat 6,6 mg/dL
2 DS: Ketidakmampuan Gangguan
 Ny. D mengatakan sering mengenali pemeliharaan
minum kopi 2-3 gelas/hari penyakit dan cara kesehatan
 Ny.D mengatakan kalau kaki pencegahannya
terasa linu klien hanya
membiarkan saja rasa linu
tersebut dan langsung istirahat
 Ny D mengatakan tidak tau
kenapa bisa asam urat dan
tidak tau bagaimana cara
memilih makanan yang boleh
dimakan biar linu tidak
kambuh lagi

DO:
 Klien sering bertanya
mengenai makanan apa yang
boleh dimakan untuk
mengurangi linu
 TTV Ny. B
TD: 130/90 mmHg
RR: 26 x/i
N: 87 x/i
 Asam Urat 6,9 mg/dL

16
3. DS : Ketidakmampuan Gangguan
 Ny D mengatakan tidak tau mengenali pemeliharaan
bagaimana cara memilih penyakit dan cara kesehatan
makanan yang boleh dimakan pencegahannya
biar linu tidak kambuh lagi
 Ny B sering makan kripik
emping
 Ny B mengatakan kalau
setelah makan kripik emping
langsung terasa linu di kaki

DO :
 Klien sering bertanya
mengenai makanan apa yang
boleh dimakan untuk
mengurangi linu
 TTV Ny.N
TD: 126/80 mmHg
RR: 84 x/i
N: 24 x/i
 Asam Urat 5,6 mg/dL

3.3 Diagnosa

Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan ketidakmampuan mengenali


penyakit dan cara pencegahannya

17
3.4 Rencana Keperawatan
NO INTERVENSI RASIONAL
Dx 1  Memberikan penyuluhan mengenai
asam urat dan diet rendah purin
 Menjelaskan pengertian asam urat Masyarakat mengerti

 Menjelaskan pengertian diet rendah tentang asam urat dan

purin diet rendah purin

 Menjelaskan jenis diet rendah purin

3.5 Implementasi
Pasien diberikan penyuluhan mengenai asam urat dan diet rendah purin
dengan kontrak waktu yang telah disepakati oleh mahasiswa perawat dan pasien
yang dibimbing oleh CI (Ns. Tatik, S.Kep) dan bapak RW 11 Kel. Tangkerang
Barat (Bpk. Bambang Priyo Sutomo) setelah mendapat kesepakatan, mahasiswa
perawat mebmberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dalam jangka waktu
25 menit, sesuai waktu yang telah disepakati bersama.
Penyuluhan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Minggu, 9 Desember 2018
Pukul : 16.30 WIB
Tempat : Rumah salah satu warga

3.6 Evaluasi
Setelah diberikan penyuluhan, warga tampak paham dan mengerti
mengenai asam urat dan diet rendah purin. Tampak mampu menjelaskan kembali
tentang asam urat dan diet rendah purin.

18
19
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asamurat adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan
penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi sangat sering ditemukan
pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah
3.2 Saran

20
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nuratif & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jilid 2. Yogyakarta:
Mediaction

Andry.,dkk 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat


Pada Pekerja Kantor Di Desa Karang Turi Kecamatan Bumiayu Kabupaten
Brebes. Journal Keperawatan : Soediman. Di akses pada tanggal 5 Desember
2018

Damayanti, D 2012. Mencegah dan Mengobati Asam Urat. Araska: Yogjakarta

Junadi, I 2012. Rematik dan Asam Urat.Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer

Kertia,N.2009.AsamUrat.Yogjakarta:PTBentangPust

21
22

Anda mungkin juga menyukai