Dosen Pembimbing :
Rina Nur H, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Disusun oleh :
Ratih Rachma Wati (202003076)
I.1 Tujuan
I.1.1 Tujuan umum
Tujuan penulisan umum dari lapororan pendahulan adalah untuk
mengetahui tinjauan teori tentang lansia, Gout Arthritis dan konsep asuhan
keperawatan pada lansia dengan gangguan fisik dengan osteoarthritis.
I.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tinjauan teori tentang konsep lansia
2. Mengetahui tinjauan teori tentang konsep Gout Arthritis dan
konsep asuhan keperawatan pada lansia
3. Mengetahui penanganan masalah yang sering muncul pada lansia
secara umum
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Lansia
2.1.1 Definisi Lansia
2.2.2 KLASIFIKASI
1) Gout primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang
berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat.
2) Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau
ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit lain atau
pemakaian obat tertentu.
2.2.3 ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya
deposit/penimbunan Kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan
kelainan metabolic dalam pembentukan purin dan eksresi asam urat yang
kurang dari ginjal.
Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
a. Faktor genetic seperti gangguan metabolisme purin yang
menyebabkan asam urat berlebihan ( Hiperuricemia ), retensi asam
urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus,
hipertensi, gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia
Karena penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam
urat seperti : aspirin, diuretic, levodopa, diazoksid, asam nikotinat,
aseta zolamid dan etambutol.
c. Pembentukan asam urat yang berlebih :
Gout primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang
bertambah.
Gout sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam
urat berlebih karena penyakit lain seperti leukemia.
d. Kurang asam urat melalui ginjal
e. Gout primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal
ginjal yang sehat.
f. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal
misalnya glomeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik. 95 %
penderita gout ditemukan pada pria. Gout sering menyerang wanita
pada post menopause usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang
laki – laki usia pubertas dan atau usia diatas 30 tahun. Penyakit ini
paling sering mengenai sendi metarsofaringeal, ibu jari kaki, sendi
lutut dan pergelangan kaki.
2.2.4 PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang
tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di
dalam plasma darah ( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal
asam urat menumpuk dalam tubuh. Pennimbunan ini menimbulkan iritasi
lokal dan menimbulkan responinflamasi.
Hiperuricemia merupakan hasil :
Meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine
abnormal.
Menurunnya eksresi asam urat.
Kombinasi keduanya.
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,
maka asam urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam–
garam urat yang berakumulasi atau menumuk di jaringan konectif
diseluruh tubuh, penumpukan ini disebut tofi. Adanya Kristal memicu
respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan lisosomnya. Lisosom tidak
hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat
dalam darah. Mekanisme serangan gout akan berlangsung melalui
beberapa fase secara berurutan, sebagai berikut :
Presipitasi Kristal monosodium urat. Dapat terjadi dalam jaringan bila
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prseipitasi ini terjadi di
rawan, sonovium, janringan para – artikuler misalnya bursa, tendon dan
selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate )
oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
Respon leukosit polimorfonukuler ( PMN ). Pembentukan Kristal
menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN
dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
2.2.5 PATHWAY
Sekunder :
Primer :
Diet
Kelainan metabolisme Obat-obatan
purin bawaan Proses penyakit
Purin Tinggi
Metabolisme di
Hati
(teroksidasi)
Asam urat
tinggi
Gangguan
filtrasi di ginjal
Darah Urin
Peningkatan
Hiperurisemia asam urat di
urin
Penumpukan di
sendi
Pembentukan
kristal (thopi)
Inflamasi
Nyeri Kaku
Gangguan
pergerakan Risiko jatuh
2) Penyakit Jantung
Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) membuat
seseorang berpotensi terkena serangan jantung. Pada orang yang
menderita hiperurisemia terdapat peningkatan risiko 3-5 kali
munculnya penyakit jantung koroner dan stroke. Hubungan antara
asam urat dengan penyakit jantung adalah adanya kristal asam urat
yang dapat merusak endotel atau pembuluh darah koroner.
Hiperurisemia juga berhubungan dengan sindroma metabolik atau
resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan dengan
meningkatnya kadar insulin dalam darah, hipertensi, sklerosis
(Noviyanti, 2015).
3) Diabetes Mellitus
hasil studi baru Eswar Krishnan yang merupakan asisten Profesor
Rheumatology di Stanford University dengan hasil penelitian yang
dipresentasikan di pertemuan tahunan American College of
Rheumatology didapati kesimpulan bahwa, kadar asam urat yang
tinggi dalam darah berkaitan dengan risiko peningkatan diabetes
hampir 20% dan risiko peningkatan kondisi yang mengarah pada
perkembangan penyakit ginjal dari 40%.
Para peneliti meninjau catatan dari sekitar 2.000 orang dengan gout
dalam database Veterans Administration. Pada awal penelitian,
semua peserta penelitian tidak menderita diabete atau penyakit
ginjal. Selama periode tiga tahun, 9% laki-laki dengan gout yang
memiliki kadar asam urat tidak terkontrol berada pada kondisi yang
mengarah pada perkembangan diabetes dibandingkan dengan 6%
dari mereka dengan kadar asam urat yang terkontrol. Pada
penderita diabetes ditemukan 19% lebih tinggi dengan kadar asam
urat yang tidak terkontrol. Kadar asam urat dalam darah yang lebih
tinggi dari angka 7 mg/dl dianggap tidak terkontrol. Penelitian
kedua dilakukan oleh peneliti yang sama menggunakan database
yang sama. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lebih dari
3 tahun dengan periode gout pada pria yang memiliki kadar asam
urat yang tidak terkontrol memiliki risiko 40% lebih tinggi untuk
penyakit ginjal dibandingkan dengan pria dengan kadar asam urat
terkontrol. Penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa kadar
asam urat yang tidak terkontrol menyebabkan masalah kesehatan,
tetapi menunjukkan hubungan peningkatan kadar tersebut dengan
masalah kesehatan (Noviyanti, 2015).
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas
Meliputi nama, jenis jenis kelamin (lebih sering pada pria daripada
wanita), usia ( terutama pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang
digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan,
golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis
medis.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu
jari kaki (sendi lain).
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji Nyeri bila ada, menggunakan PQRST
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita
penyakit yang sama seperti yang diderita klien sekarang ini.
3.1.3 Status Kesehatan Fisiologis
1. Postur tulang belakang pasien tegap.
2. Tanda-tanda vital dan status gizi :
1) Suhu :
2) Tekanan darah :
3) Nadi :
4) Respirasi :
5) Berat badan :
6) Tinggi badan :
3.1.4 Pengkajian Head To Toe
1. Rambut
Bersih, berwarna putih, tidak ada ketombe
2. Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera anikterik, penglihatan
tidak kabur, tidak memiliki riwayat katarak, tidak menggunakan
kacamata.
3. Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan, penciuman masih
baik.
4. Mulut dan tenggorokan
Bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada peradangan gusi, tidak ada
karies, tidak ada ompong, tidak kesulitan mengunyah dan menelan.
5. Telinga
Bersih, tidak ada peradangan, pendengaran baik.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada kaku kuduk
7. Dada
Bentuk dada normal chest, tidak ada ronchi dan wheezing, tidak ada
suara jantung tambahan
8. Abdomen
Tidak ada nyeri tekan, tidak kembung, tidak supel, bising usus
20x/menit, tidak ada massa
9. Genetalia
Bersih, tidak ada hemoroid
10. Ekstremitas
Ekstremitas atas : kekuatan otot tangan kanan dan kiri sama yaitu
pada skala 5
Ekstremitas bawah : Kekuatan otot kaki kanan 5 dan kiri sama yaitu
pada skala 5
11. Integumen
Bersih, tidak pucat, lembab, tidak ada gangguan pada kulit
4.1 Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks
No. AKTIVITAS NILAI
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur dan 15
sebaliknya, termasuk duduk di tempat tidur
3. Kebersian diri, mencuci muka, menyisir, 5
mencukur dan mengosok gigi
4. Aktivitas toilet 10
5. Mandi 5
6. Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak mampu 15
berjalan lakukan dengan kursi roda )
7. Naik turun tangga 10
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 10
9. Mengontrol defekasi 10
10. Mengontrol berkemih 10
JUMLAH
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri ( mis,
suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan)
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Resiko Jatuh Setelah dilakukan tindakan Edukasi aktivitas
keperawatan diharapkan Observasi
tingkat nyeri menurun dengan - Identifikasi kesiapan
kriteria hasil: kemampuan pasien menerma
1. Pasien dapat menjaga informasi
keseimbangan Terapeutik
2. Pasien dapat melakukan - Sediakan materi dan media
aktifitas sehari-hari dengan pengaturan aktivitas dan istirahat
nyaman - Jadwalkan pemeberian penkes
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan kepada
pasien atau keluarga untuk
bertanya
Edukasi
- Jelaskan pentingnya melakukan
aktivitas atau olahraga secara
rutin
- Anjurkan terlubat dalam
aktivitas kelompok atau lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas
- Ajarkan cara mengidentifikasi
target dan jenis aktivitas seuai
kemampuan
4. Implementasi Keperawatan.
5.Evaluasi Keperawatan
ARTHRITIS
I. IDENTITAS
Nama : Ny. S
Jenis kelamin :
Umur : 60 tahun
Status :
Agama :
Suku :
Tingkat pedidikan ;
(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU
(5) PT
Sumber pendapatan :
Tidak …………………..
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak
(6) Gatal
(11) lain-lain:.........................
(11) lain-lain:.........................
Kebersihan : kotor/bersih
Keluhan : ya/tidak
2. Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus : ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, Jelaskan : …………………………………………
3. Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman : terganggu/tidak
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
5. Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
6. Leher
7. Dada
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
8. Abdomen
Bentuk : distensi/flat/lainnya
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
9. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10. Ekstremitas
Kekuatan otot
1 : lumpuh
2 : ada kontraksi
3 : Melawan grafitasi dengan sokongan
4 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
5 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
6 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Tremor : ya/tidak
Skala otot: 5 5
5 4
Refleks
Kanan Kiri
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Kebiasaan merokok
(1) Dihabiskan
(2) Tidak dihabiskan
(3) Kadang-kadang dihabiskan
Frekwensi minum
(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) susu (5) lainnya,
……………..
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
Total score 2
0 – 2 : Good
(1) Insomnia (2) sering terbangun (3) Sulit mengawali (4) tidak ada
gangguan
Frekwensi BAB
Gangguan BAB
(1) Inkontinensia alvi
(2) Konstipasi
(3) Diare
(4) Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK
Warna urine
Pola aktifitas
Mandi
Sikat gigi
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5 -10 15 15
tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di
tempat tidur
3. Kebersian diri, mencuci muka, menyisir, 0 5 5
mencukur dan mengosok gigi
4. Aktivitas toilet 5 10 10
5. Mandi 0 5 5
JUMLAH 95
Penilaian :
0 – 20 : Ketergantungan penuh
62 – 90 : Ketergantungan sedang
91 – 99 :Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
ANALISA DATA
Do:
- TTV: TD: 130/80 mmHg Resiko Jatuh
N : 90 x/mnt
S : 36,6 0C
RR : 22 x/mnt
- Asam urat : 7,1 mg/dl
- Perubahan gaya jalan lambat, dan tampak ragu
- saat bangun dari duduk klien mencari pegangan yang
kuat.
- Kekuatan otot: 4 (Melawan grafitasi dengan
tahanan sedikit )
- Skala otot: 5 5
5 4
2. Ds: Agen pencedera Nyeri Akut
Klien mengatakan merasakan sakit pada bagian lutu. fisiologis
Klien juga mengatakan dia tidak pernah olahraga. .
P: Asam Urat
Q: ngilu
R: persendian kaki daerah lutut kanan. Hiperurisemia
S: 3
T: Sewaktu-waktu atau hilang timbul
Penumpukan di
sendi
Do:
- Asam urat : 7,5 mg/dl
Inflamasi
- Klien tampak gelisah.
- Klien tampak merintih/kesakitan pada saat
Nyeri
menekuk dan meluruskan kakinya.
XI. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN