Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PROGRAM UNGGULAN PUSKESMAS

KESEHATAN LINGKUNGAN
DI UPT PUSKESMAS BANGSAL

OLEH:
Kelompok 3 & 4
1. Eka Novi Pratiwi
2. Dicky Bayu Wardana
3. Oktavia Mahandy P.
4. Fatimatuzzahrok
5. Nur Fadilah
6. Alvin Oktaviana
7. Mulyadi
8. Dhita Alam A.I
9. Eka Ruzdatul Ummah
10. Fera Andaresta

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KLINIK KOMUNITAS

Laporan Praktek Klinik Komunitas ini disusun sebagai tugas akhir

menyelesaikan Praktek Klinik Komunitas dan salah satu syarat lulus mata kuliah

Praktek Klinik Komunitas. Disusun oleh

Nama : Kelompok 3 dan 14

Yang telah melaksanakan praktik di Puskesmas Bangsal pada,

Tanggal : 20 Januari – 1 Februari 2020

Adapun rincian laporan terangkum sebagai berikut.

Mojokerto,

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rina Nur, M.Kep.,Sp.Kep.Kom Maria Andayani, S.Kep.Ns


NIK NIP

Kepala Puskesmas

dr. Ulfah Kurniasari


NIP

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya
penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat waktu. Dan dengan
mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu
dan akal sehat sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan yang berjudul “KESEHATAN LINGKUNGAN DI UPT PUSKESMAS
BANGSAL”dengan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah
“Komunitas”. Segala upaya telah penulis lakukan dan tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada:

1. Ana Zakiyah.,M.Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan


2. Rina Nur, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen pengajar Keperawatan
Komunitas
3. Maria Andayani, S.Kep.Ns selaku pembimbing klinik di Puskesmas Bangsal
4. Teman-teman & semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan
penulisan laporan ini.

Penulis dengan segala kerendahan hati merasa bahwa dalam penyusununan

laporan ini kurang sempurna, walaupun laporan ini telah diseleseikan dengan segenap

kemampuan, pemikiran dan usahanya, dan kiranya sangatlah membantu penyempurnaan

laporan ini jika pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan

yang jelasnya mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada gading

yang tak retak” begitu juga dengan keadaan laporan ini sekali lagi penulis mohon maaf

jika laporan ini kurang sempurna. Dan semoga laporan dapat bermanfaat bagi

pembacasekalian.

Penulis

1
Kelompok 3 & 4

2
DAFTAR ISI

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional.
Kesehatan sendiri merupakan salah satu layanan sosial dasar yang harus dipenuhi
pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk menuju tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh dan
komprehensif yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara berjenjang dan terpadu.
Pembangunan kesehatan saat ini harus lebih mengutamakan paradigma sehat
dimana pelayanan kesehatan lebih diarahkan secara terpadu pada proses promotif
dan preventif, tanpa melupakan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu langkah untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan dikembangkannya sarana dan prasarana
kesehatan oleh pemerintah, diantaranya adalah Polindes, Puskesmas dan Rumah
Sakit.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia termasuk
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien (Sulastomo, 2007).
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas, Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

4
tingginya di wilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan
satu kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang
dimiliki oleh pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan
mobilitasnya.
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam
pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 5 program esensial puskesmas.
Namun pada umumnya program esensial puskesmas ini belum dapat dilaksanakan
secara optimal. Adanya keterbatasan dan hambatan baik di puskesmas maupun
masyarakat dalam pelaksanaan program esensial puskesmas maka untuk
mengatasinya harus berdasarkan skala prioritas sesuai permasalahan yang ada,
dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat dengan melakukan
pemberdayaan masyarakat.
Selama menjalankan fungsinya, khususnya puskesmas yang berhubungan
langsung dengan masyarakat, sangat diperlukan koordinasi terhadap semua upaya
dan sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya sesuai dengan
kewenangannya serta melaksanakan pembinaan terhadap peran serta masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan merupakan
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan di Indonesia
menurut (Suharyono,2008) masih merupakan masalah utama dalam usaha
peningkatan drajat kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan lingkungan hidup
meliputi, a. Kurangnya penyedaiaan air minum yang bersi, b. Kurangnya
pembuangan kotoran yang sehat, c. keadaan rumah yang pada umumnya tidak sehat,
d. Usaha hygine dana sanitasi yang belum ditanganni secara intensif, e. Kurangnya
usaha pengawasan dan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan, f. Pembuangan
limbah didaerah pemukiman yang kurang baik

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Mampu menganalisis pelaksanaan program “ Kesehatan Lingkungan “ di

5
Puskesmas Bangsal.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui perencanaan program “Kesehatan Lingkungan” di wilayah
kerja Puskesmas Bangsal.
b. Mengetahui pengorganisasian “Kesehatan Lingkungan” di wilayah kerja
Puskesmas Bangsal.
c. Mengetahui pelaksanaan kegiatan “Kesehatan Lingkungan” di wilayah
kerja Puskesmas Bangsal.
d. Mengetahui controling program “Kesehatan Lingkungan” di wilayah kerja
Puskesmas Bangsal.

1.3 Manfaat penulisan

1.3.1. Manfaat bagi Puskesmas


a. Sebagai bahan wacana bagi Puskesmas untuk memperbaiki
kekurangan yang mungkin masih ada dalam program“ Kesehatan
Lingkungan” Puskesmas Bangsal.
b. Sebagai bahan untuk memperbaiki kekurangan dari program kerja
penemuan kasus yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan.
c. Sebagai bahan untuk perbaikan program kerja penemuan kasus yang
berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan ke arah yang lebih baik
guna mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada
umumnya, khususnya di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsal.

1.3.2. Manfaat bagi Mahasiswa


a. Sebagai bahan untuk pembelajaran dalam menganalisis suatu
permasalahan kesehatan dalam program “Kesehatan Lingkungan”
Puskesmas Bangsal.
b. Sebagai bahan untuk pembelajaran dalam menentukan pemecahan
permalahan kesehatan dalam program “Kesehatan Lingkungan”
Puskesmas Bangsal.

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Puskesmas

2.1.1 Definisi Puskesmas

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat atau
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masayarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor 128


tahun 2004 Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yaitu unit organisasi yang diberikan
kewenangan kemandirian oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
melaksanakan tugas-tugas teknis operasional pembangunan kesehatan
diwilayah kecamatan. Dengan kata lain, puskesmas mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang


bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau
wilayah kerja. Pengertian puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional
yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh,
terpadu yang berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal
dalarn suatu wilayah tertentu.

7
2.1.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi:

Tercapainya Puskesmas dan Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia


sehat.

Misi:

a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya


b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya
c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
peayanan kesehatan yang diselenggarakan
d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya

2.1.3 Prinsip dan Fungsi Puskesmas

2.1.3.1 Prinsip Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:

a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,


keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat


diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya

8
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan


memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen
Puskesmas.

2.1.3.2 Fungsi Puskesmas

Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator,


dan turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah
kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat diwiilayah
kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain
adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang
mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Berikut ini adalah
fungsi dari puskesmas:

a) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya


b) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
c) Wahana pendidikan Tenaga Kesehatan.

2.1.4 Kategori Puskesmas


Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan pada
kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan
berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.

Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya Puskesmas dikategorikan


menjadi:

a) Puskesmas kawasan perkotaan

9
b) Puskesmas kawasan pedesaan
c) Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan Puskesmas dikategorikan
menjadi:
a) Puskesmas non rawat inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
kecuali pertolongan persalinan normal.
b) Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.

2.1.5 Azaz Penyelenggaraan


a) Azaz pertanggungjawaban wilayah
- Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang berempat tinggal di wilayah kerjanya
- Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
- Ditunjang dengan puskesmas pembantu, bidan di desa, puskesmas
keliling
b) Azaz pemberdayaan masyarakat
- Puskesmas harus memberdayakan perorangan, keluarga, dan
masyarakat untuk sadar, mandiri, derajat kesehatan meningkat
- Potensi masyarakat perlu dihimpun dalam Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat
c) Azaz keterpaduan
1. Keterpaduan lintas program
- UKS: keterpaduan promkes, pengobatan, kesehatan gigi, kespro,
remaja, kesehatan jiwa
- Posyandu: keterpaduan KIA & KB, gizi, P2M, promkes, kesehatan
jiwa
2. Keterpaduan lintas sektoral
- Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat.
Lurah, pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK

10
- Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah, pertanian, pendidikan, agama

d) Azaz rujukan
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggungjawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal maupun
horisontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.

2.1.6 Program Pokok Puskesmas


a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
b) Keluarga Berencana
c) Usaha peningkatan gizi
d) Kesehatan lingkungan
e) Pemberantasan penyakit menular
f) Upaya pengobatan termasuk pelayanan darurat kecelakaan
g) Penyuluhan kesehatan masyarakat
h) Usaha kesehatan sekolah
i) Kesehatan olahraga
j) Perawatan kesehatan masyarakat
k) Usaha kesehatan kerja
l) Usaha kesehatan gigi dan mulut
m) Usaha kesehatan jiwa
n) Kesehatan mata
o) Laboratorium
p) Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan
q) Kesehatan usia lanjut
r) Pembinaan pengobatan tradisional

Upaya pelayanan Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.


75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat:
a) Upaya kesehatan esensial

11
- Upaya promosi kesehatan
- Upaya kesehatan lingkungan
- Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
- Upaya perbaikan gizi masyarakat
- Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
b) Upaya kesehatan pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas, diantaranya:
- Upaya kesehatan sekolah
- Upaya kesehatan olahraga
- Upaya perawatan kesehatan masyarakat
- Upaya kesehatan kerja
- Upaya kesehatan gigi dan mulut
- Upaya kesehatan jiwa
- Upaya kesehatan mata
- Upaya kesehatan lansia
- Upaya pembinaan kesehatan tradisional
- Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat

2.2 Konsep Program Kesehatan Lingkungan


2.2.1 Definisi Kesehatan Lingkungan

Kesehatan Lingkungan menurut PP No. 60 Tahun 2014 adalah upaya pencegahan

penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

2.2.2 Upaya-Upaya Kesehatan Lingkungan

WHO ttelah merekomendasikan ruang lingkup Kesehatan Lingkungan yang

mencakup 17 upaya-upaya (WHO Expert Committee, 1970). Pada awalnya kegiatan-

12
kegiatan yang mencakup upaya dalam mencegah dan mengendalikan lingkungan agar tidak

mengganggu kesehatan disebut sebagai sanitasi. Ke 17 upaya tersebut diantara lain:

1. Penyehatan atau pengadaan air bersih

2. Pengendalian pencemaran air (Water Polution Control) dan pengelolaan

limbah (Waste treatment)

3. Pengelolaan sampah atau limbah padat (Solid Waste Management)

4. Pengendalian vektor penyakit

5. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh faktor lingkungan

biologis, dan kimia

6. Hygine dan sanitasi makanan

7. Pencegahan dan pengendalian pencemaran udara

8. Pencegahan dan pengendalian pencemaran radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan/suara

11. Perbaikan perumahan dan sistem pemukiman

12. Perencanaan perkotaan dan pembangunan wilayah

13. Pengembagan aspek kesehatan lingkungan

14. Pembinaan dan pengawasan lingkungan

15. Sanitasi

16. Pencegahan kecelakaan

17. Pengembangan sistem pengukuran dan standarisasi yang dibutuhkan untuk

memberikan jaminan informasi akan perlindungan lingkungan yang dapat

dinyatakan bebas dari segala resiko kesehatan

13
2.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara

umum dan khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:

1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman

pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia

2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber

lingkungan dalam upaya peningkatan drajat kesehatan dan kesejahteraan

hidup manusia

3. Melakukan kerjasama dan menerapkan program terpadu diantara

masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga non-pemerintah dalam

menghadapi bencana alam atau wabah penyakit

Berdasarkan tujuan tersebut kesehatan lingkungan memiliki 3 misi yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan manusia untuk hidup serasi dengan

lingkungannya dan mewujdukan hak asasinya untuk mencapai

kualiats hidup yang optimal

2. Memengaruhi cara interaksi manusia dengan lingkungannya

sehingga dapat melindungi dan meningkatkan kesehatan

3. Mengendalikan dan mengubah unsur-unsur lingkungan sedemikian

rupa

Adapun tujuan dan ruang lingkup secara khusus, diantara lain :

1. Penyediaan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan

14
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi

secara luas oleh masyarakat

3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran

hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup

lain dam menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem

4. Limbah cair dna padat yang berasal dari rumahtangga, pertanian,

peternakan, industri, rumahsakit, dan lain-lain

5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan

cara memutuskan rantai penularan penyakitnya

6. Perumahan dan pembangunan yang layak huni dan memenuhi syarat

kesehatan

7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja

8. Survei sanitasi untuk perencaan, pemantauan, dan evaluasi program

kesehatan lingkungan

2.3 Konsep Manajemen Pelayanan (POAC)


Model manajemen ini banyak digunakan di Puskesmas yang merupakan model
manajemen dari Terry dengan penambahan fungsi evaluating (penilaian), sehingga
fungsi-fungsi manajemen Puskesmas selengkapnya adalah sebagai berikut:

1) Planning

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh


terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan serta menjadi
tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif.
Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja
tinggi diawali dariperencanaan efektif. Adapun perencanaan kesehatan menurut
Muninjaya (2004) adalah suatu proses untuk merumuskan masalah- masalah

15
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber
daya, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Sedangkan perencanaan Puskesmas menurut Endang (2011) adalah suatu proses
merumuskan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan menetapkan
prioritasnya, menetapkan tujuan, sasaran, dan target kinerja Puskesmas,
merencanakan kebutuhan sumber daya, serta menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan dan program Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas.

2) Organizing
Apabila perencanaan tingkat Puskesmas telah selesai dilaksanakan, hal
selanjutnya yang perlu dilakukan ialah melaksanakan fungsi pengorganisasian
Puskesmas (organizing). Pengorganisasian menurut Handoko (2003) yaitu
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
organisasi, proses perancanangan dan pengembangan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupnya. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal
berikut:
a. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas
untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara efisien
b. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program
diberi wewenang mengawasi stafnya
c. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas
d. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan
dalam unit kerja.
Dalam pembagian tugas Puskesmas harus diperhatikan adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada
pegawai Puskesmas. Wewenang yang terlalu besar akan mendorong terjadinya
penyimpangan wewenang jika pengawasannya lemah. Sebaliknya, tanggung
jawab yang terlalu besar akan mengakibatkan pegawai Puskesmas sangat
berhati-hati. dan sering ragu-ragu dalam melaksanakan tugasnya. Struktur
organisasi Puskesmas yang akan diterapkan tergantung pada visi, misi, tujuan,

16
fungsi, serta beban kegiatan dan program masing- masing Puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi Puskesmas dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota.
Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada
Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
128/Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut:

- Kepala Puskesmas
- Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam mengelola data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan,
umum dan kepegawaian.
- Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas, berupa Unit Kesehatan
Masayarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM (Unit Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat), Upaya Kesehatan Perseorangan
- Jaringan Pelayanan Puskesmas, berupa Unit Puskesmas Pembantu, Unit
Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa / Bidan Komunitas
3) Actuating
Setelah perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing)
Puskesmas selesai dilaksanakan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan dalam
manajemen adalah mewujudkan rencana (plan) Puskesmas tersebut mendai
kenyataan. Ini berarti, rencana tersebut diaktualisasikan (actuating).
Aktuasi/pelaksanaan tingkat Puskesmas dilakukan melalui:
1. Rapat/dinamisasi staf, diselenggarakan seminggu sekali yang dihadiri oleh
seluruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk:
menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, serta informasi
tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, evaluasi mingguan
terhadap pelaksanaan program Puskesmas, penggalangan kerjasama tim dan
kesepakatan bersama, dan pemberdayaan pegawai Puskesmas
2. Lokakarya mini bulanan, diselenggarakan setiap akhir bulan yang dihadiri
oleh selruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk:
menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, evaluasi
bulanan terhadap pelaksanaan program Puskesmas serta analisis hambatan

17
dan masalah, penyusunana pola bulanan secara partisipatif, penggalangan
tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf, pemberdayaan
pegawai Puskesmas.
3. Lokakarya mini tribulanan, diselenggarakan setiap tiga bulan sekali yang
dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat Kecamatan, tim penggerak PKK
Kecamatan dan Desa, staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan
untuk: informasi tentang program lintas sektor, program kesehatan,
menginventarisasi peran bantu masing-masing sektor, penggalangan tim
lintas sektor tingkat Kecamatan.
4. Rapat koordinasi (rakor) tingkat kecamatan diselenggarakan setiap bulan
yang dihadiri oleh lintas sektortingkat Kecamatan, tim penggerak PKK
Kecamatan dan Desa, dll. Peran Puskesmas adalah menyampaikan hasil
lokakarya mini bulanan.
5. Rapat Koordinasi (Rakor) Posyandu-Desa, diselenggarakan setiap bulan
pada dua hari sebelum pelaksanaan posyandu, yang dihadiri oleh lintas
sektor tingkat Kecamatan, Pengurus PKK Desa, dll. Yang bertujuan untuk:
evaluasi pelaksanaan posyandu dan program Desa siaga bulan lalu serta
merencanakan Posyandu dan Desa siaga bulan yang akan datang, pengisian
kartu panggilan sasaran Posyandu untuk kemudian dibagikan ke setiap
dusun/RW, pembahasan masalah serta hambatan posyandu dan Desa siaga,
pendalaman materi posyandu dan Desa siaga.
6. Konsultasi para penanggung jawab program dengan pimpinan Puskesmas,
konsultasi ini diselenggarakan bila diperlukan dengan mengundang para
penanggung jawab program Puskesmas.
4) Controling/Evaluating
Menurut Azwar (1996) Pengawasan (controlling) adalah melakukan
penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan pegawai untuk
mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana atau suatu proses
mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan
mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Herujito (2001) mendefinisikan pengawasan (controlling) sebagai
elemen atau fungsi manajemen adalah mengamati dan mengalokasikan dengan

18
tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Sedangkan Lanri dalam Usman
(2006) mendefinisikan pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh
kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilaksnakan sesuai
dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan
kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.

19

Anda mungkin juga menyukai