KESEHATAN LINGKUNGAN
DI UPT PUSKESMAS BANGSAL
OLEH:
Kelompok 3 & 4
1. Eka Novi Pratiwi
2. Dicky Bayu Wardana
3. Oktavia Mahandy P.
4. Fatimatuzzahrok
5. Nur Fadilah
6. Alvin Oktaviana
7. Mulyadi
8. Dhita Alam A.I
9. Eka Ruzdatul Ummah
10. Fera Andaresta
menyelesaikan Praktek Klinik Komunitas dan salah satu syarat lulus mata kuliah
Mojokerto,
Menyetujui,
Kepala Puskesmas
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya
penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat waktu. Dan dengan
mengucap puji syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu
dan akal sehat sehingga dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan yang berjudul “KESEHATAN LINGKUNGAN DI UPT PUSKESMAS
BANGSAL”dengan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah
“Komunitas”. Segala upaya telah penulis lakukan dan tidak lupa penulis ucapkan terima
kasih kepada:
laporan ini kurang sempurna, walaupun laporan ini telah diseleseikan dengan segenap
laporan ini jika pembaca yang budiman bersedia memberi masukan, saran serta kritikan
yang jelasnya mendukung bagi karya penulis. Seperti kata pepatah bahwa ”tiada gading
yang tak retak” begitu juga dengan keadaan laporan ini sekali lagi penulis mohon maaf
jika laporan ini kurang sempurna. Dan semoga laporan dapat bermanfaat bagi
pembacasekalian.
Penulis
1
Kelompok 3 & 4
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
tingginya di wilayah kerjanya. Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan
satu kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang
dimiliki oleh pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan
mobilitasnya.
Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam
pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 5 program esensial puskesmas.
Namun pada umumnya program esensial puskesmas ini belum dapat dilaksanakan
secara optimal. Adanya keterbatasan dan hambatan baik di puskesmas maupun
masyarakat dalam pelaksanaan program esensial puskesmas maka untuk
mengatasinya harus berdasarkan skala prioritas sesuai permasalahan yang ada,
dengan memanfaatkan potensi yang ada di masyarakat dengan melakukan
pemberdayaan masyarakat.
Selama menjalankan fungsinya, khususnya puskesmas yang berhubungan
langsung dengan masyarakat, sangat diperlukan koordinasi terhadap semua upaya
dan sarana pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya sesuai dengan
kewenangannya serta melaksanakan pembinaan terhadap peran serta masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan merupakan
suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kesehatan lingkungan di Indonesia
menurut (Suharyono,2008) masih merupakan masalah utama dalam usaha
peningkatan drajat kesehatan masyarakat. Masalah kesehatan lingkungan hidup
meliputi, a. Kurangnya penyedaiaan air minum yang bersi, b. Kurangnya
pembuangan kotoran yang sehat, c. keadaan rumah yang pada umumnya tidak sehat,
d. Usaha hygine dana sanitasi yang belum ditanganni secara intensif, e. Kurangnya
usaha pengawasan dan pencegahan terhadap pencemaran lingkungan, f. Pembuangan
limbah didaerah pemukiman yang kurang baik
5
Puskesmas Bangsal.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1.2 Visi dan Misi Puskesmas
Visi:
Misi:
a. Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat
8
secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna
9
b) Puskesmas kawasan pedesaan
c) Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan Puskesmas dikategorikan
menjadi:
a) Puskesmas non rawat inap
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
kecuali pertolongan persalinan normal.
b) Puskesmas rawat inap
Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.
10
- Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah, pertanian, pendidikan, agama
d) Azaz rujukan
Sistem rujukan upaya kesehatan adalah sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggungjawab
secara timbal balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal maupun
horisontal kepada fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau dan
rasional serta tidak dibatasi oleh wilayah administrasi.
11
- Upaya promosi kesehatan
- Upaya kesehatan lingkungan
- Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB
- Upaya perbaikan gizi masyarakat
- Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
b) Upaya kesehatan pengembangan
Merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing
Puskesmas, diantaranya:
- Upaya kesehatan sekolah
- Upaya kesehatan olahraga
- Upaya perawatan kesehatan masyarakat
- Upaya kesehatan kerja
- Upaya kesehatan gigi dan mulut
- Upaya kesehatan jiwa
- Upaya kesehatan mata
- Upaya kesehatan lansia
- Upaya pembinaan kesehatan tradisional
- Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat
penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
12
kegiatan yang mencakup upaya dalam mencegah dan mengendalikan lingkungan agar tidak
9. Kesehatan kerja
15. Sanitasi
13
2.2.3 Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Tujuan dan ruang lingkup kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara
umum dan khusus. Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:
hidup manusia
rupa
14
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk hidup
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
kesehatan
kesehatan lingkungan
1) Planning
15
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber
daya, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Sedangkan perencanaan Puskesmas menurut Endang (2011) adalah suatu proses
merumuskan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dan menetapkan
prioritasnya, menetapkan tujuan, sasaran, dan target kinerja Puskesmas,
merencanakan kebutuhan sumber daya, serta menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan dan program Puskesmas dalam rangka mencapai tujuan Puskesmas.
2) Organizing
Apabila perencanaan tingkat Puskesmas telah selesai dilaksanakan, hal
selanjutnya yang perlu dilakukan ialah melaksanakan fungsi pengorganisasian
Puskesmas (organizing). Pengorganisasian menurut Handoko (2003) yaitu
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
organisasi, proses perancanangan dan pengembangan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber-sumber daya yang dimilikinya, dan
lingkungan yang melingkupnya. Pengorganisasian Puskesmas meliputi hal-hal
berikut:
a. Cara manajemen Puskesmas merancang struktur formal Puskesmas
untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara efisien
b. Bagaimana Puskesmas mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program
diberi wewenang mengawasi stafnya
c. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai Puskesmas
d. Cara pimpinan Puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan
dalam unit kerja.
Dalam pembagian tugas Puskesmas harus diperhatikan adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepada
pegawai Puskesmas. Wewenang yang terlalu besar akan mendorong terjadinya
penyimpangan wewenang jika pengawasannya lemah. Sebaliknya, tanggung
jawab yang terlalu besar akan mengakibatkan pegawai Puskesmas sangat
berhati-hati. dan sering ragu-ragu dalam melaksanakan tugasnya. Struktur
organisasi Puskesmas yang akan diterapkan tergantung pada visi, misi, tujuan,
16
fungsi, serta beban kegiatan dan program masing- masing Puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi Puskesmas dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota.
Pembuatan pola struktur organisasi Puskesmas dapat mengacu pada
Kebijakan Dasar Puskesmas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
128/Menkes/SK/II/2004), menetapkan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut:
- Kepala Puskesmas
- Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
dalam mengelola data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan,
umum dan kepegawaian.
- Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas, berupa Unit Kesehatan
Masayarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM (Unit Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat), Upaya Kesehatan Perseorangan
- Jaringan Pelayanan Puskesmas, berupa Unit Puskesmas Pembantu, Unit
Puskesmas Keliling, Unit Bidan di Desa / Bidan Komunitas
3) Actuating
Setelah perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing)
Puskesmas selesai dilaksanakan, maka selanjutnya yang perlu dilakukan dalam
manajemen adalah mewujudkan rencana (plan) Puskesmas tersebut mendai
kenyataan. Ini berarti, rencana tersebut diaktualisasikan (actuating).
Aktuasi/pelaksanaan tingkat Puskesmas dilakukan melalui:
1. Rapat/dinamisasi staf, diselenggarakan seminggu sekali yang dihadiri oleh
seluruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk:
menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, serta informasi
tentang kebijakan, program dan konsep-konsep baru, evaluasi mingguan
terhadap pelaksanaan program Puskesmas, penggalangan kerjasama tim dan
kesepakatan bersama, dan pemberdayaan pegawai Puskesmas
2. Lokakarya mini bulanan, diselenggarakan setiap akhir bulan yang dihadiri
oleh selruh staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan untuk:
menginformasikan hasil rapat dinas tingkat Kabupaten/Kota, evaluasi
bulanan terhadap pelaksanaan program Puskesmas serta analisis hambatan
17
dan masalah, penyusunana pola bulanan secara partisipatif, penggalangan
tim melalui penegasan peran dan tanggung jawab staf, pemberdayaan
pegawai Puskesmas.
3. Lokakarya mini tribulanan, diselenggarakan setiap tiga bulan sekali yang
dihadiri oleh instansi lintas sektor tingkat Kecamatan, tim penggerak PKK
Kecamatan dan Desa, staf Puskesmas dan jaringannya. Yang bertujuan
untuk: informasi tentang program lintas sektor, program kesehatan,
menginventarisasi peran bantu masing-masing sektor, penggalangan tim
lintas sektor tingkat Kecamatan.
4. Rapat koordinasi (rakor) tingkat kecamatan diselenggarakan setiap bulan
yang dihadiri oleh lintas sektortingkat Kecamatan, tim penggerak PKK
Kecamatan dan Desa, dll. Peran Puskesmas adalah menyampaikan hasil
lokakarya mini bulanan.
5. Rapat Koordinasi (Rakor) Posyandu-Desa, diselenggarakan setiap bulan
pada dua hari sebelum pelaksanaan posyandu, yang dihadiri oleh lintas
sektor tingkat Kecamatan, Pengurus PKK Desa, dll. Yang bertujuan untuk:
evaluasi pelaksanaan posyandu dan program Desa siaga bulan lalu serta
merencanakan Posyandu dan Desa siaga bulan yang akan datang, pengisian
kartu panggilan sasaran Posyandu untuk kemudian dibagikan ke setiap
dusun/RW, pembahasan masalah serta hambatan posyandu dan Desa siaga,
pendalaman materi posyandu dan Desa siaga.
6. Konsultasi para penanggung jawab program dengan pimpinan Puskesmas,
konsultasi ini diselenggarakan bila diperlukan dengan mengundang para
penanggung jawab program Puskesmas.
4) Controling/Evaluating
Menurut Azwar (1996) Pengawasan (controlling) adalah melakukan
penilaian dan sekaligus koreksi terhadap setiap penampilan pegawai untuk
mencapai tujuan seperti yang telah ditetapkan dalam rencana atau suatu proses
mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan
mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Herujito (2001) mendefinisikan pengawasan (controlling) sebagai
elemen atau fungsi manajemen adalah mengamati dan mengalokasikan dengan
18
tepat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Sedangkan Lanri dalam Usman
(2006) mendefinisikan pengawasan sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh
kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilaksnakan sesuai
dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan
kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.
19