Pertemuan : Ke-5
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi keluarga klien
Keluarga klien mengatakan mengetahui bagaimana kondisi klien
Keluarga belum memahami betul tentang pentingnya peranan keluarga
dalam mengatasai klien
Keluarga klien mengatakan biasanya mengingatkan Ibu.”S” supaya tidak
banyak pikiran, nanti takunya jatuh sakit
2. Diagnosa
Berduka Disfungsional
3. Tujuan
Klien dapat memanfaat sistem pendukung
Keluarga klien dapat menyusun cara-cara menyelesaikan masalah yang
hadapi klien
4. Tindakan keperawatan (SP 1 Keluarga)
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga klien
Mengucapkan salam terapeutik
Menjelaskan tujuan interaksi dan membuat kontrak waktu, topik, dan
tempat
Mendiskusikan pentingnya peran keluarga sebagai pendukung untuk
mengatasi kesedihan klien
Mendiskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi
kesedihan
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang pentingnya
dukungan keluarga bagi klien
Latih keluarga cara beri dukungan pada klien
B. Strategi Komunikasi
Orientasi
1. Salam terapeutik
“Assalamualaikum, selamat pagi mbak?”
2. Evaluasi dan validasi
“Apa benar dengan keluarga Ibu.”S”? kalau boleh tau dengan mbak siapa
ya?”
3. Kontrak
“Baiklah mbak, jadi untuk hari ini, saya akan menjelaskan beberapa hal
yang terkait dengan kondisi Ibu.”S”. Waktunya sekitar 10-15 menit saja ya
mbak, bagaimana? Untuk tempat kita berbincang enaknya dimana mbk? Di
teras depan rumah ya, baik mbak.”
Kerja
“Jadi begini mbak, apakah mbak tau tentang kondisi Ibu.”S”
sekarang?”
“Jadi Ibu.”S” mengalamu Berduka Disfungsional dimana perasaan
kehilangan yang berkepanjangan.”
“Apabila masalah berduka disfungsional ini tidak diatasi maka
seseorang bisa terus menyangkal, bersedih terus-menerus, bahkan
sampai menyalahkan Tuhan.”
“Untuk menghadapi keadaan yang demikian mbak dan kelaurga yang
lain harus sabar menghadapi Ibu.”S” dan untuk merawat Ibu.”S”,
keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama, keluarga harus
membina hubungan saling percaya dengan Ibu.”S” dimana caranya
bersikap peduli. Kedua, keluarga perlu memberikan semangat dan
dorongan kepada Ibu.”S” untuk mengurangi kesedihannya, berilah
pujian yang wajar dan jangan mencelah kondisi Ibu.”S”. Ketiga, jangan
biarkan Ibu.”S” sendiri.”
“Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan Ibu.”S”. Misalnya:
sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, dan melakukan
kegiatan rumah bersama.”
“Nah, bagaimana kalau sekarang kita latihan untuk melakkan cara
tersebut?”
Terminasi
Subyektif
“Coba mbak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan berduka disfungsional
dan thap-tahapnya?”
“Bagus sekali mbak”
Obyektif
“Keluarga klien mengetahui apa yang dimaksud dengan berduka
disfungsional, serta tahap-tahap merawat Ibu.”S”, serta keluarga klien
mampu mempraktekkan kembali sesuai yang diajarkan.”
Rencana tindal lanjut (RTL)
“Nanti jika mbak bertemu dengan Ibu.”S” coba mbak lakukan ya. Dan
tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka juga melakukan hal
yang sama.”
Kontrak yang akan datang
- Topik:
“bagaimana pertemuan yang akan datang kita mempraktekkan langsung
ke Ibu.”S” mbak? Bagimana ?”
- Tempat
“Sebaiknya kita bercakap – cakap di mana lagi mbak untuk besok?”
“ di teras lagi ya? Oh iya baik mbak”
- Waktu
“Mau berapa lama mbak?”,
“15 menit, boleh sampai ketemu lagi mbak, saya pamit dulu.
Wassalamu’alaikum”