Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

NY. R DENGAN DEMENSIA DI LINGKUNGAN BALUN LEDOKAN


KELURAHAN BALUN KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik


Stase Keperawatan Gerontik

DISUSUN OLEH

SITI SOLICHAH
P 1337420920064

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Judul : Asuhan Keperawatan Pada

Lansia Ny. R Dengan Demensia Di Lingkungan Balun Ledokan Kelurahan Balun

Kecamatan Cepu Kabupaten Blora, karya :

Nama : Siti Solichah

NIM : P1337420920064

Program Studi : Profesi Ners

Telah disetujui tanggal 19 Desember 2020 oleh pembimbing :

Pembimbing Akademik :

Epi Saptaningrum, S.Kep, Ners, M. Kes (……………….)

NIP : 19741123 199803 2 001

Pembimbing Klinik :

Sulistiyani, S.Kep, Ners (……………….)

NIP : 19690630 198903 2 001


ABSTRAK

Latar belakang : Kemunduran kognitif pada demensia diawali dengan


kemunduran memori atau daya ingat. Penyebab berasal dari beban pikiran, harga
diri rendah, dan stress. Stres dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan terapi
non farmakologis. Terapi non farmakologis penanganan stres salah satunya adalah
senam otak.
Tujuan : untuk mengidentifikasi respon penerima manfaat setelah diberikan
senam otak.
Hasil : Respon penerima manfaat Ny. R mengalami peningkatan pada skor
MMSE dari 14 menjadi 15. Senam otak yang dilakukan mampu meningkatkan
kognitif dan mengurangi stres selama tinggal sendiri di rumah.
Simpulan : Adanya peningkatan kognitif MMSE dengan intervensi senam otak.

Kata kunci : demensia, kognitif, senam otak


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Populasi lansia di Indonesia diprediksi terus mengalami peningkatan

lebih tinggi daripada populasi lansia di dunia setelah tahun 2100. Sejak tahun

20042015 memperlihatkan adanya peningkatan Usia Harapan Hidup di

Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dari proyeksi tahun 2030-2035

mencapai 72,2 tahun (Kemenkes, 2016).

Jumlah lanjut usia (Lansia) yang terus meningkat dapat menjadi aset

bangsa bila sehat dan produktif, namun lansia yang tidak sehat dan tidak

mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa

(Moeloek, 2016). Kesehatan manusia usia lanjut perlu mendapatkan perhatian

khusus agar hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya sehingga

dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (UU No 23 tahun 1992).

Moeloek (2016) menerangkan bahwa dari segi kesehatan, semakin

bertambahnya usia maka lebih rentan terhadap berbagai keluhan.

Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular,

merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi kognitif yang kelak akan

meningkatkan penyakit Demensia pada kelompok Lansia. Estimasi jumlah

penderita

Penyakit Demensia di Indonesia pada tahun 2013 mencapai satu juta

orang. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat

pada tahun 2030 dan menjadi empat juta orang pada tahun 2050.
Demensia adalah sindrom klinis yang meliputi hilangnya fungsi

intelektual dan memori yang sedemikian berat sehingga menyebabkan

disfungsi hidup sehari-hari. Penurunan fungsi kognitif yang berujung pada

demensia menyebabkan lansia menjadi tidak produktif sehingga memunculkan

problem dalam kesehatan masyarakat dan tentunya berdampak pada

bertambahnya pembiayaan keluarga, masyarakat dan pemerintah (Moeloek,

2016). Penurunan fungsi kognitif dapat diminimalisir dengan adanya program

kegiatan lansia yaitu stimulasi otak.

Stimulasi otak yang dilakukan bersifat menyenangkan, menjadikan

lansia lebih berperan aktif dan produktif, meningkatkan kualitas hidup lansia

dan orang di sekitarnya, serta menghambat proses kemunduran otak

(penurunan fungsi kognitif) (Turana, 2013 dalam Pusdatin Kemenkes RI

2013). Tiga kegiatan utama stimulasi otak yaitu stimulasi mental misalnya

permainan puzzle, membuat kerajinan tangan, diskusi, dan bernyanyi; aktivitas

sosial misalnya kehadiran pasangan hidup, keikutsertaan dalam pelayanan

agama, keanggotaan grup, dan aktivitas sosial rutin, serta aktivitas fisik yaitu

olahraga otak atau senam bersama (Turana, 2013 dalam Pusdatin Kemenkes RI

2013).

Olahraga otak adalah salah satu latihan teratur agar tetap sehat dan

segar. Sesuai dengan usia, otak juga akan mengalami atrofi sepertihalnya otot.

Untuk itu dengan mengikuti gaya hidup otak sehat dan melakukan pelatihan

otak secara teratur, kapasitas penyerapan kognitif otak juga dapat ditingkatkan

(Agoes, 2011). Pelatihan otak dapat dilakukan dengan stimulasi meningkatkan


kemampuan belahan otak bagian kanan dengan cara melakukan latihan atau

permainan yang prosedurnya membutuhkan konsentrasi, orientasi, atensi

memori, dan visual. Salah satu peatihan otak ini adalah brain gym.

Brain gym menurut Pratiwi dalam Septianti (2016) merupakan salah

satu stimulasi langkah preventif untuk mengoptimalkan, merangsang fungsi

otak menjadi semakin relevan pada lansia, dan memperlancar aliran darah

serta oksigen ke otak. Brain Gym mudah dilakukan karena membutuhkan

waktu singkat yaitu 10 menit; gerakan sederhana; tidak memerlukan bahan atau

tempat khusus dalam melakukannya (Septianti, 2016).

B. WOC
Terlampir
BAB II
LAPORAN KASUS KELOLAAN

Tanggal pengkajian : 30 November 2020


A. PENGKAJIAN
1. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
a) IDENTITAS PENERIMA MANFAAT
Nama : Ny. R
Usia : 83 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Pekerjaan : Jualan
Alamat Rumah : Balun Ledokan No 26 Cepu

KELUARGA ATAU ORANG LAIN YANG PENTING / DEKAT


YANG DAPAT DIHUBUNGI
Nama : Tn. J
Alamat : Ngawi
Hubungan : Anak kandung

b) RIWAYAT PEKERJAAN DAN STATUS EKONOMI


Pekerjaan saat ini : Jualan
Pekerjaan sebelumnya : Pembantu Rumah Tangga
Sumber pendapatan : Jualan
Kecukupan pendapatan : Cukup
Jumlah Penghasilan : Rp. 500.000,-/bln
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
- Kebersihan Dan Kerapihan Ruangan :kasur, meja, kursi, kamar,
dapur tertata rapi
- Penerangan : ada lampu dalam rumah dan kamar mandi
- Sirkulasi Udara : jendela dekat kasur dibuka setiap siang
- Keadaan Kamar Mandi/ Wc: bersih, lantai kasar
- Sumber Air Minum : air gallon isi ulang
- Pembuangan Sampah : sampah dibuang ditempat sampah
kemudian dibakar dibelakang rumah

c) AKTIVITAS REKREASI
Ny. R tidak memiliki jadwal rutin untuk rekreasi. Ny R selalu
mengikuti pengajian di Musholla dekat rumah

d) RIWAYAT KELUARGA
Genogram

Keterangan :

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki-laki hidup

: Klien/Ny. R
Ny. R mengatakan kalau saat ini tinggal sendiri dirumah. Ny R
mempunyai anak laki-laki 1 tinggal di Ngawi dan sudah berkeluarga.
Ny R tidak mau tinggal dengan anaknya karena Ny R tidak mau
menjadi beban bagi anaknya. Dia sudah merasa nyaman tinggal
sendiri, walaupun terkadang merasa kesepian.

RIWAYAT KEMATIAN DALAM KELUARGA (SATU TAHUN


TERAKHIR)
Ny. R mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal pada 1 tahun
terakhir

2. STATUS KESEHATAN

a) STATUS KEPERAWATAN SAAT INI


Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir
Ny R mengatakan sering lupa dengan apa yang dilakukannya seperti
usia, tanggal hari ini, tahun kelahiran dan lupa meletakkan barang.
Upaya mengatasi : tidak ada upaya dari Ny R untuk mengatasi
masalah sering lupanya
b) STATUS KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita : Ny. R mengatakan tidak ada
penyakit seperti darah tinggi , diabetus mellitus dan penyakit menular
lainnya
Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu) : Ny. R mengatakan
tidak ada alergi makanan, obat, atau apapun
Riwayat kecelakaan : Ny. R mengatakan pernah mengalami
kecelakaan tertabrak mobil saat akan menyeberang. Dan mengalami
patah tulang tangan kanan. Ny R mengatakan lupa tahun ketika dia
mengalami kecelakaan
Riwayat pernah dirawat di RS : Ny. R mengatakan pernah dirawat
di RS karena kecelakaan yang dialami
3. POLA FUNGSIONAL GORDON
a) Persepsi Kesehatan Dan Pola Manajemen Kesehatan
Ny R dapat mengetahui tentang kesehatannya dan sudah bisa mandiri
dalam menjaga kesehatannya.
b) Nutrisi Metabolik
Ny. R mengatakan makan 3x sehari, habis ½ porsi dan tidak ada
pantangan makanan apa pun.
Antropometri
TB : 140 cm
BB : 37 kg
37
IMT :
1.4 x 1.4
= 18,8 (normal)
Postur tubuh : sedikit membungkuk
Biochemical : -
Clinical sign
Badan segar, klien tidak mengalami kesulitan makan, mukosa bibir
lembab, CRT < 2 detik, turgor kulit baik, rambut lepek berwarna
putih, rambut tidak rontok, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak
ikterik
Dietary
Pola makan Ny R 3x sehari dengan jenis makanan biasa berupa nasi,
lauk hewani, lauk nabati, sayur, minum teh sebanyak 400 ml per hari
dan air putih 400ml.
Exercise
Ny R tiap pagi rutin berjemur
c) Eliminasi
Ny. R mengatakan BAB 1x sehari pada pagi hari berwarna coklat dan
lembek, BAK 3x/ hari berwarna kuning
d) Aktifitas Pola Latihan
Penilaian mobilisasi
Tingkat
Kategori
Aktivitas/Mobilisasi
Tingkat 0 Mampu merawat diri sendiri secara
penuh.
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat.
Memerlukan bantuan atau
Tingkat 2
pengawasan orang lain.
Memerlukan bantuan, pengawasan
Tingkat 3
orang lain, dan peralatan.
Sangat tergantung dan tidak dapat
Tingkat 4 melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan.

Ny R berada dalam tingkat 0 dalam melakukan aktivitas, dimana Ny R


mampu merawat diri sendiri secara penuh.
Penilaian Kekuatan Otot
Skala Kategori
0 Paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot
1 Hanya mengalami kontraksi otot bukan sendi
Adanya kekuatan otot sendi seperti fleksi namun tidak bisa
2
melawan gravitasi
Otot mampu melawan gravitasi tetapi tidak bisa mempertahankan
3
posisi
Otot mampu melawan gravitasi, mempertahankan posisi lalu
4
diberi benda jatuh
Otot mampu melawan gravitasi, mempertahankan posisi lalu diberi
5
benda tidak jatuh

Observasi klien mampu kontraksi dengan kekuatan otot skala 5

ADL menurut indeks barthel


N INDIKATOR SKAL KETERANGAN
O A
1. Personal hygiene 1
2. Mandi 1
3. Makan 2
4. Toileting 2
5. Naik turun tangga 2
6. Berpakaian 2
7. Kontrol BAB 2
8. Kontrol BAK 2
9. Ambulasi atau memakai 3
kursi roda
10. Transfer kursi roda ke bed 3
TOTAL 20 Mandiri

Jadi, Ny R tergolong mandiri dalam melakukan ADL

e) Pola Istirahat Dan Tidur


Tidak ada lingkaran hitam di area mata dan tidak mengalami
insomnia.
Ny. R mengatakan tidur malam jam 20.00 – 04.00 WIB dengan
kualitas tidur tanpa terbangun dan tidak pernah tidur siang.
f) Pola Kognitif Persepsi
Ny. R mengatakan merasakan nyeri dan pegal-pegal.
P : muncul saat setelah tangan dipakai mencuci baju
Q: seperti berdenyut-denyut
R: nyeri dirasakan pada bahu, lengan hingga ke pergelangan tangan
S: skala 4
T: hilang timbul
Gejala yang dirasakan : Ny. R mengatakan sering merasakan nyeri
dan pegal-pegal pada daerah bahu hingga ke pergelangan tangannya
setelah mencuci hanya beberapa pakaian saja
Upaya mengatasi : Tidak ada
Mengkomsumsi obat-obatan sendiri : Ny R jarang mengonsumsi
obat-obatan
g) Konsep Diri
Gambaran diri
Ny. R mengatakan dirinya sudah tua dan keriput
Identitas diri
Ny. R mengatakan berjenis kelamin perempuan
Peran diri
Ny. R mengatakan tinggal sendiri, dan tidak mau tinggal dengan
anaknya.
Ideal diri
Ny. R mengatakan ingin bisa mandiri walaupun sudah tua

Harga diri
Ny. R mengatakan merasa lansia yang mampu melakukan aktivitas
tanpa menyulitkan orang lain.
h) Pola Peran – Hubungan
Ny. R mengatakan mudah tersinggung dan marah dengan tetangga
disamping rumahnya bila ada barang dirumahnya yang hilang
i) Seksualitas
Ny. R adalah perempuan yang mengalami menopose dan tidak
memiliki penyakit kelamin.
j) Pola Koping Toleransi Stress
Ny. R mengatakan jika sedang ada masalah selalu berdoa
k) Nilai Pola Keyakinan
Ny. R mengatakan ingin beribadah terus menerus untuk bekal mati

4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum : lemah dan composmenthis (GCS 15 : E4V5M6)
b) TTV
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/menit, irreguler
c) Head to toe
Kepala
Rambut : beruban
Mata : simetris, tidak memakai kaca mata
Telinga : bersih, tidak ada serumen, tidak mengalami
gangguan pendengaran
Mulut, gigi & bibir : bibir lembab, gigi ompong dan mulut bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan JVP
d) Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, tidak ada jejas
Palpasi : vocal fremitus kanan-kiri bergetar sama kuat
Perkusi : Sonor
Auskultasi: Vesikuler dan tidak ada suara napas tambahan seperti
wheezing atau ronki
e) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : Redup
Auskultasi: terdengar bunyi jantung I dan II, tidak ada suara jantung
seperti gallop
f) Abdomen
Inspeksi : Abdomen datar, dan tidak terdapat lesi
Auskultasi: Bising usus 12x / menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah gaster
Perkusi : Terdengar suara timpani di semua kuadran
g) Muscoloskeletal
Gaya berjalan membungkuk, postur : bungkuk, simetris tubuh :
simetris, tidak terdapat edema, tonus otot : mengalami pengecilan,
tidak ada deformitas , rentang gerak sendi : aktif.
h) Anus dan genetalia
Tidak ada hemaroid maupun penyakit kelamin
i) Integument
Kulit bersih, lembab, tidak bersisik, warna kulit coklat
j) Ekstremitas
Ny R tidak ditemukan kelemahan pada semua ekstremitas

5. PENGKAJIAN KHUSUS GERONTIK


a. Masalah kesehatan kronis
Skor 12
No Keluhan Kesehatan/Gejala yg Selalu Sering Jarang Tdk pernah
dirasakan pada 3 bulan terakhir (3) (2) (1) (0)
A Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur V
2 Mata berair V
3 Nyeri pd mata V
b Fungsi pendengaran
4 Pendengaran berkurang V
5 Telinga berdengung V
c Fungsi paru (pernafasan)
6 Batuk lama disertai keringat malam V
hari
7 Sesak nafas V
8 Berdahak (sputum) V
d Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar V
10 Cepat lelah V
11 Nyeri dada V
e Fungsi pencernaan
12 Mual/ muntah V
13 Nyeri ulu hati V
14 Makan &minum banyak /berlebih V
15 Perubahan BAB (diare, sembelit) V
g Fungsi pergerakan
16 Nyeri kaki saat berjalan V
17 Nyeri pinggang / tulang belakang V
18 Nyeri persendian/ bengkak V
h Fungsi persarafan
19 Lumpuh/ kelemahan pd kaki/tangan V
20 Kehilangan rasa V
21 Gemetar/ tremor V
22 Nyeri/ pegal pd tengkuk V
I Fungsi saluran kemih
23 BAK banyak V
24 Sering BAK malam hari V
25 Ngompol V
Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatan kronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronis Sedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronis Berat

Ny R tidak mempunyai masalah kesehatan kronis


b. Fungsi kognitif
SPMSQ (Short Portable Status Quesioner)
Skor 7 (Kerusakan Intelektual sedang)
Salah Benar
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang Tidak tahu V
2 Tahun berapa sekarang Lupa V
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir Lupa V
4 Berapa umur Bp/ibu Lupa V
5 Dimana alamat Bp/Ibu Ledokan V
6 Berapa Jml anggota keluarga Tidak ada V
yang tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga Tidak ada V
yang tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun Lupa V
berapa
9 Siapa nama presiden RI Tidak tahu V
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 17 16 18 10 9 8 7 6 V
20 ke 1 54321
JUMLAH 7

Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
MMSE (Mini Mental State Examinination)

Skor 14 (Demensia sedang)

Skor Skor yg
No Pertanyaan Jawaban
Tertinggi dicapai
1. Penilaian Orientasi
Tahun berapa sekarang 2018
Musim apa sekarang Hujan 1
Tanggal berapa sekarang Tidak tahu
Bulan apa sekarang Tidak tahu
Hari apa sekarang Sabtu
2. Apa nama Negara kita Indonesia 1
Apa nama propinsi kita Jawa Tengah 1
Apa nama kota kita Cepu 1
Apa nama kecamatan kita Cepu 1
Apa nama desa kita Balun 1
3. Sebutkan 3 nama benda (tiap objek 1”, betul nilai 1)
Mangkok nilai : 1 Mangkok 1
Piring nilai : 1 Piring 1
Sendok nilai : 1 Sendok 1
4. Hitung kurangi 7
100-7
Saya tidak bisa
93-7
86-7 berhitung karena
79-7
tidak sekolah
72-7
Atau mengeja terbalik “WAHYU”
U
Saya tidak bisa
Y
H membaca karena
A
tidak sekolah
W
5. Tanyakan nama benda yang sudah ditanyakan pada no.3
Mangkok Lupa
Piring Lupa
Sendok Lupa
6 Pemeriksa: menunjuk puplen & buku, lansia diminta menyebut 2 benda yang
ditunjuk pemeriksa (benar nilai 1) contoh:
Pulpen nilai : 1 Pulpen 1
Buku nilai : 1 Buku 1
7 Lansia diminta mengulang kata- Lansia rajin olahraga
kata pemeriksa: namun, tanpa,
apabila
8 Lansia diminta untuk melakukan 3 perintah:,
ambil kertas itu dengan tangan 1
kanan Mampu
lipatlah kertas menjadi 2 1
letakkan kertas dilantai 1
9 Lansia diminta untuk membaca & Tidak bisa membaca
melakukan perintah (berikan
tulisan: pejamkan mata anda,
lansia memejamkan mata)
10 Lansia diminta menulis kalimat
secara spontan, 2 kata (subjek & Tidak bisa menulis
predikat)
11 Lansia diminta menggambar segi
lima & berpotongan dengan segi
lima membentuk segi empat,
disamping gambar ini
Tidak mampu
menulis

Interprestasi :
Skor 0 – 10 : demensia berat
Skor 11 – 17 : demensia sedang
Skor 18 – 23 : demensia ringan
Skor 24 – 30 : normal
c. Status kemandirian (indeks Katz)
Skor 17 (mandiri)
Mandir
Tergantung
No Aktifitas i (nilai
(nilai 0)
1)
1 Mandi di kamar mandi (gosok gigi, membersihkan,
V
dan mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan
V
pakaian
3 Memakan makanan yang sudah disiapkan V
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
V
(menyisir rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan daerah
V
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses V
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & mengeringkan
V
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih V
9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal tanpa alat bantu
V
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama V
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat
V
tidur,memasak, mencuci dll)
12 Belanja untuk kebutuhan sendiri/ keluarga V
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan
V
sendiri)
14 Menggunakan transpotasi umum untuk pergi V
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan (dosis,
V
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan utk
kepentingan penggunaan uang, aktifitas sosial yang V
dilakukan & kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan
keagamaan, social, rekreasi, olah raga, & V
menyalurkan)
Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan
d. Status psikologis dan depresi (Yesavage)
Skor 2 (tidak ada depresi)
No Skala Depresi Geriatrik Yesavage Nilai
1 Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? (Tidak) 0
2 Sudakah anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? (Ya) 1
3 Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? (Ya) 0
4 Apakah anda sering  bosan? (Ya) 0
5 Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap waktu? 0
(Tidak)
6 Apakah anda takut sesuatu terjadi pada anda? (Ya) 0
7 Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? (Tidak) 0
8 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada malam hari, dari 0
pada pergi dan melakukan sesuatu yang baru? (Ya)
9 Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak 0
masalah dengan ingatan dari pada yang lainya? (Ya)
10 Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup sekarang ini? 0
(Tidak)
11 Apakah anda merasa “saya sangat tidak berguna” dengan keadaan 0
anda sekarang? (Ya)
12 Apakah anda merasa penuh energi? ( Tidak) 1
13 Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tidak ada harapan? (Ya) 0
14 Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari 0
pada anda? (Ya)
Total nilai      : 2
Kesimpulan   : Ny R
tidak ada depresi
Penilaian Skala Depresi  Geriatrik Yesavage :
Nilai 0-4   : Depresi Tidak ada Nilai  > 5  : Depresi 
e. Status risiko jatuh (Morse)
Skor 15
No Pengkajian Skala Nilai Ket
1 Riwayat jatuh: apakah lansia pernah jatuh Tidak 0
Ya 25 0
dalam 3 bulan terakhir
2 Diagnose sekunder: apakah lansia memiliki Tidak 0
Ya 15 0
lebih dari 1 penyakit
3 Alat bantu jalan: bed rest/ dibantu perawat 0
Kruk/ tongkat/ wolker 15 0
Berpegangan pd benda disekitar (kursi,meja) 30
4 Terapi IV: apakah saat ini Lansia terpasang Tidak 0
Ya 20 0
infus
5 Gaya berjalan/ cara berpindah: normal/ bed rest/ 0
immobile (tdk dpt bergerak sendiri) 0
Lemah tdk bertenaga 10
Ada gangguan/ pincang/ diseret 20
6 Status mental: lansia menyadari kondisi dirinya Tidak 0
0
Lansia mengalami keterbatasan mental Ya 15
Jumlah skala 0
Keterangan:
Nilai
Tingkat resiko Tindakan
MFS
Tidak beresiko 0 – 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi > 51 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh resiko tinggi
f. APGAR Keluarga
Skor 8 (normal)
SKORE
Tdk
No FUNGSI URAIAN Selalu Kadang
pernah
(2) (1)
(0)
1 ADAPTATION Saya puas bahwa saya dapat kembali
pada keluarga /teman-teman saya
V
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2 PARTNERSHIP Saya puas dengan cara keluarga/
teman-teman saya membicarakan
V
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah pada saya
3 GROWTH Saya puas dengan cara keluarga/
temen-teman saya, menerima &
V
mendukung keinginan saya utk
melakukan aktifitas/ arah baru
4 AFECTION Saya puas dengan cara keluarga/
teman-teman saya, mengekpresikan
V
afek & berespon terhadap emosi saya
seperti : marah, sedih, mencintai
5 RESOLVE Saya puas dengan cara keluarga/
temen-temen saya, dapat V
menyediakan waktu bersama-sama
Nilai Total 8
g. Screening faal
Skor 15 detik (Resiko rendah jatuh)
Functional Reach (FR) Test
NO LANGKAH Ket
Minta penerima manfaat berdiri di sisi tembok dengan Mampu
1
tangan direntangkan ke depan
2 Beri tanda letak tangan 1 Mampu
Minta penerima manfaat condong ke depan tanpa 15 detik
3 melangkah selama 1-2 menit dengan tangan direntangkan
ke depan
4 Beri tanda letak tangan ke 2 pada posisi condong 15 detik
5 Ukur jarak antara tanda tangan 1 dan 2 30 cm
The Timed AND GO (TUG) Test
NO LANGKAH Ket
1 Posisi penerima manfaat duduk di kursi Mampu
Minta penerima manfaat berdiri dari kursi, berjalan 10 Mampu
2 langkah (3meter), kembali ke kursi, ukur waktu dalam
detik
Interpretasi
Skor :
≤10 detik : resiko jatuh rendah
11 – 19 detik : resiko rendah jatuh
20 -29 detik : resiko sedang hingga risiko jatuh tinggi
≥30 detik : ketergantungan total, risiko jatuh tinggi
h. Insomnia
Skor 0 (tidak ada insomnia)
INSOMNIA RATING SCALE
I. Lamanya tidur, berapa jam anda tidur dalam sehari?
0. = lebih dari 6.5 jam
1. = antara 5 jam 30 menit – 6 jam 29 menit
2. = antara 4 jam 30 menit – 5 jam 29 menit
3. = kurang dari 4 jam 30 menit
II. Mimpi-mimpi
0. = tidak bermimpi
1. = kadang-kadang terdapat mimpi (mimpi yang menyenangkan)
2. = selalu bermimpi (mimpi yang mengganggu)
3. = mimpi buruk
III. Kualitas dari tidur
0. = tidur dalam, sulit dibangunkan
1. = tidur sedang, tetapi sulit dibangunkan
2. = tidur sedang, tetapi mudah terbangun
3. = tidur dangkal, dan mudah terbangun
IV. Masuk tidur
0. = kurang dari 5 menit 3. = antara 31 – 44 menit
1. = antara 6 – 15 menit 4. = antara 45 – 60 menit
2. = antara 16 – 30 menit 5. = lebih dari 60 menit
V. Bangun malam hari, berapa kali anda terbangun semalam?
0. = tidak terbangun 2. = terbangun 3 – 4 kali
1. = terbangun 1 – 2 kali 3. = lebih dari 4 kali
VI. Waktu untuk tidur setelah terbangun malam hari
0. = kurang dari 15 menit 2. = antara 16 – 60 menit
1. = antara 6 – 15 menit 3. = lebih dari 60 menit
VII. Bangun dini hari, pagi hari apakah anda terbangun?
0. = tidak terdapat bangun dini hari/ bangun pada saat terbiasa bangun
1. = setengah jam bangun lebih awal dan tidak dapat tidur lagi
2. = satu jam bangun lebih awal dan tidak dapat tidur lagi
3. = lebih dari satu jam bangun lebih awal dan tidak dapat tidur lagi

VIII. Perasaan segar waktu bangun


0. = perasaan segar 2. = perasaan tidak segar
1. = tidak begitu segar

6. PROGRAM TERAPI
Tidak terdapat program terapi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak terdapat pemeriksaan penunjang baik laboratorium dan radiologi
ANALISA DATA

HARI /
MASALAH
NO TANGGAL ETIOLOGI DATA FOKUS TTD
KEPERAWATAN
/ JAM
1. Senin, Hambatan memori Gangguan Data subjektif SITI
6-11-2020 fungsi kognitif Ny. R mengatakan sering lupa
18.30 dengan apa yang dilakukannya
seperti usia, tanggal hari ini,
tahun kelahiran, dan lupa
meletakkan barang
Data objektif
SPMSQ : Skor 7
MMSE : Skor 14
2. Senin, Hambatan rasa Gejala terkait Data subjektif
30-11-2020 nyaman penyakit dan Ny. R mengatakan nyeri dan
18.30 perubahan pegal-pegal pada daerah bahu
fungsi tubuh hingga ke pergelangan tangannya
setelah mencuci hanya beberapa
pakaian saja.
Data objektif
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/menit, irreguler
Kondisi umum lemah
Rutinitas berjemur tiap pagi
PRIORITAS DIAGNOSA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL TERATASI TTD
1. Hambatan memori berhubungan dengan penurunan Belum teratasi Siti
fungsi kognitif
2. Hambatan rasa nyaman berhubungan dengan Teratasi Siti
perubahan fungsi tubuh Sabtu, 5 Desember 2020
RENCANA KEPERAWATAN

N HARI / TANGGAL DIAGNOSA


TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
O / JAM KEPERAWATAN
1. Senin, Hambatan memori Setelah dilakukan tindakan Manaje
30 November 2020 berhubungan dengan keperawatan selama 5x pertemuan 1. Tent
18.30 penurunan fungsi masalah hambatan memori dapat psiko
kognitif teratasi dengan kriteria hasil : rutin
 Skor fungsi kognitif : 2. Tent
SPSMQ mengalami penurunan defis
MMSE mengalami peningkatan meng
 Dapat menjawab tentang MM
pertanyaan fungsi kognitif yang 3. Mon
diberikan meng
 Mampu mengikuti arahan senam MM
otak 4. Sedi
tenan
yang
5. Bica
rend
dime
6. Berik
menc
meng
7. Berik
tenta
Latihan
1. Stim
manf
2. Impl
meng
infor
3. Berik
bero
sena
4. Mon
manf
5. Iden
kesa
manf
6. Mon
latih
2. Senin , Hambatan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan Manaje
30 November 2020 berhubungan dengan keperawatan selama 5x pertemuan 1. Laku
18.30 perubahan fungsi tubuh masalah hambatan rasa nyaman dapat secar
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Iden
- Nyeri dapat berkurang sampai ada f
hilang inter
- Keadaan fisik menjadi nyaman 3. Perta
4. Ajar
5. Ajar
Manaje
Kenyam
1. Cipta
tenan
2. Sedi
dan b
3. Fasil
kebe
keny
dan m
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI / DIAGNOSA
IMPLEMENTASI
O TANGGAL / JAM KEPERAWATAN
1. Selasa , Hambatan memori Memberikan pendidikan kesehatan S
1 Desember 2020 berhubungan dengan tentang demensia Ny R
10.00 penurunan fungsi kognitif paham
dijelask
O
Ny R
mengga
proses p
10.30 Melatih senam otak hari I
S
Ny R m
dengan
otak
O
Ny R
meniru
walaup
2 Rabu Hambatan rasa nyaman Mengajarkan relaksasi napas dalam S
2 Desember 2020 berhubungan dengan Ny
15.30 perubahan fungsi tubuh menera
saat nye
O
Ny R m
nafas d

Hambatan memori Melatih senam otak hari II S


berhubungan dengan Ny R m
penurunan fungsi kognitif senam o
O
Ny R ta
mampu
gerakan

Bermain mengulang dan mengingat kata S


sederhana Ny R m
harus d
O
Ny R m
dari 5 k
3. Kamis, Hambatan memori Melakukan senam otak hari ke III S
3 Desember 20 berhubungan dengan Ny R m
16.00 penurunan fungsi kognitif otak pe
dan bis
O
Ny R ta
melaku

16.30 Hambatan rasa nyaman Mengajarkan relaksasi napas dalam S


berhubungan dengan Ny R m
perubahan fungsi tubuh nafas d
O
Ny R m
nafas d

Melakukan hand massage S


Ny
menera
hari
O
Ny R
mempr
massag

4. Jumat, Hambatan rasa nyaman Mengukur tensi S


4 Desember 2020 berhubungan dengan Melakukan hand massage Ny R
15.00 perubahan fungsi tubuh melaku
tangann
O
Ny R
massag
TD 1
x/menit

Hambatan memori Melakukan senam otak hari ke IV S


berhubungan dengan Ny R m
penurunan fungsi kognitif otak p
menjad
O
Ny R ta
melaku

5. Sabtu, Hambatan memori Melakukan senam otak hari ke V S


5 Desember 2020 berhubungan dengan Ny
15.30 penurunan fungsi kognitif melaku
O
Ny R
otak
mahasi
Memonitoring kemampuan kognitif S
Ny. R
lupa
dilakuk
kelahira
barang
O
Ny R
gerakan
diajarka
Skor M
Skor SP

Hambatan rasa nyaman Memonitoring nyeri S


berhubungan dengan Ny R
perubahan fungsi tubuh latihan
massag
tanggan
P : m
dip
Q: sep
R: ny
len
S: skala
T: hilan
O
Ny R m
nafas d
secara
menera

EVALUASI

HARI /
NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN EVALUASI
JAM
1. Sabtu, Hambatan memori berhubungan dengan S
5 Desember 2020 penurunan fungsi kognitif Ny. R mengatakan masih sering
16.00 dilakukannya seperti usia, tahun kelahi
barang
O
Ny R mampu mengingat 2 gerakan sen
Skor MMSE 15
Skor SPMSQ 6
A
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan intervensi
- Libatkan dalam aktivitas di lin
pengajian
- Anjurkan untuk lakukan senam ot
2. Sabtu, Hambatan rasa nyaman berhubungan S
5 Desember 2020 dengan perubahan fungsi tubuh Ny R mengatakan setelah rajin latiha
16.00 massage, setelah mencuci tanggannya t
P : muncul saat setelah tangan dipakai
Q: seperti berdenyut-denyut
R: nyeri dirasakan hanya di lengan dan
S: skala 3
T: hilang timbul
O
Ny R mampu melakukan relaksasi
massage secara mandiri dan mampu m
datang
A
Masalah teratasi
P
Buat rencana tindak lanjut : anjurkan r
hand massage secara mandiri
BAB III

PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS

Berdasarkan pengkajian, didapatkan data Ny. R sebagai berikut :

Data subjektif

Ny. R mengatakan sering lupa dengan apa yang dilakukannya seperti usia,

tanggal sekarag, tahun kelahiran dan lupa meletakkan barang.

Data objektif

SPMSQ : Skor 7

MMSE : Skor 14

Kemunduran kognitif pada Ny. R karena demensia biasanya

diawali dengan kemunduran memori atau daya ingat. Menurut Prabowo

(2014) Demensia biasanya dimulai secara perlahan dan makin lama makin

parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari. Terjadi

penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengenali orang, tempat dan

benda. Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan

kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak dan sering terjadi perubahan

kepribadian.

Budi Anna Keliat (2001) Demensia atau kepikunan seringkali

dianggap wajar terjadi pada lanjut usia karena merupakan bagian dari

proses penuaan yang normal. Faktor ketidaktahuan, baik dari pihak

keluarga, masyarakat maupun pihak tenaga kesehatan mengenai tanda dan


gejala demensia, dapat menyebabkan demensia sering tidak terdeteksi dan

lambat ditangani. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia di

Indonesia, masalah demensia ini semakin sering dijumpai. Setiadi (2008)

Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi

bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang

adekuat terbukti berhubungan dengan menurunya mortalitas, lebih mudah

sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping

itu, pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada

penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan

stress.

Umur merupakan salah satu faktor penyebab stres. Semakin

bertambahnya umur seseorang, maka akan semakin mudah mengalami

stres. Hal ini disebabkan karena beban dalam hidup yang lebih berat serta

fungsi fisiologis yang semakin mengalami kemunduran dalam berbagai

kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mendengar, dan

mengingat sesuatu.

Stres pada lansia berkaitan dengan perubahan alamiah yang

dialami oleh lansia itu sendiri baik perubahan dari segi fungsi dan fisik,

perkembangan spiritual, perubahan psikologis, ataupun sosial. Segi fisik,

lansia juga mengalami perubahan dari aspek psikologis. Di bidang mental

dan psikis lansia perubahan yang dapat dilihat adalah semakin egosentrik,

mudah curiga, bertambah pelit, berkurangnya gairah atau keinginan

terhadap sesuatu, dan tamak bila memiliki benda tertentu. Lansia juga
mengalami penurunan dalam penghasilan akibat pensiun, serta kesepian

ditinggal oleh pasangan, keluarga atau teman seusianya. Berbagai masalah

tersebutlah yang yang dapat menimbulkan stres bagi lansia (Sari et al.,

2015).

B. ANALISA INTERVENSI

Senam otak merupakan kegiatan terstruktur dan fungsional yang

mengaktifkan tiga dimensi otak. Kegiatan struktural dan fungsional

merupakan cara memelihara otak seorang individu secara neurologis.

Pemeliharaan otak secara struktural dapat dilakukan dengan cara

mengalirkan darah, oksigen, dan energi yang cukup ke otak. Sedangkan,

secara fungsional gerakan-gerakan sederhana yang dirancang pada senam

otak merangsang pusat-pusat otak (Sari et al., 2015)

Senam otak yang dilakukan secara teratur dapat menurunkan tiga

hormon stres yaitu kortisol, epinefrin dan dopac (katabolit utamadopamin).

Besaran penurunan hormon stres meliputi kortisol (39%), epinefrin (70%),

dopac (38%).

Selain menurunkan hormon stres, gerakan senam otak juga mampu

meningkatkan hormon serotonin, endorfin dan melatonin. Ketiga hormon

ini dapat memberikan perasaan tenang, nyaman, dan rileks sehingga

tingkat stres dapat diturunkan. Serotonin dapat memberikan dorongan bagi

sistem limbik untuk meningkatkan perasaan nyaman, rasa bahagia, rasa

puas, nafsu makan yang baik, keseimbangan psikomotor dan dorongan


seksual yang sesuai. Endorfin berguna untuk menekan sinyal nyeri yang

masuk ke dalam sistem saraf yaitu dengan mengaktifkan sistem

pengaturan nyeri dan memberikan efek relaksasi. Sedangkan, melatonin

dapat membuat otot menjadi relaks, mengurangi ketegangan dan

kegelisahan, dan memberikan perasaan yang nyaman.


BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pada Ny. R mengalami peningkatan pada skor MMSE menjadi 15.

Senam otak yang dilakukan mampu meningkatkan kognitif dan

mengurangi stres selama tinggal sendiri di rumah.

B. SARAN

1. Institusi pendidikan

Penerapan evidence based nursing dapat menambah wawasan

kurikulum pembelajaran utamanya terkait intervensi pada peningkatan

kognitif yang berpedoman pada kaidah ilmiah berdasar bukti dengan

jangka waktu terupdate dan dapat diaplikasikan.

2. Pelayanan keperawatan

Penerapan evidence based nursing dapat dijadikan referensi dalam

melakukan intervensi keperawatan gerontik cara meningkatkan

kognitif dengan senam otak.

3. Penerima manfaat

Penerima manfaat dapat menambah wawasan pentingnya melakukan

senam otak di usia lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

Asyatu, A.F., & Tri Nurhidayati.(2020). Pelaksanaan Senam Otak Untuk


Peningkatan Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Demensia. Ners muda
Vol 1 No 2. e-ISSN 2723-8067
Andani, F. T. (2016). Journal Of Nursing. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym)
Terhadap Kejadian Dimensia Pada Lansia Di Balai Pelayanan Sosial
Tresna Werdha Yogyakarta Unit Budi Luhur Kasongan Bantul
Dwi Anugarahni, dkk. (2018). Pengaruh Senam Otak Terhadap Fungsi Kognitif
Pada Lansia. Jurnal Keperawatan Ihsan Vol 3 No 2. e-ISSN 2580-7633
Retno Suryatika & Wijarnako, H.P. (2019). Penerapan Senam Otak Terhadap
Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Demensia. Jurnal Manajemen
Asuhan Keperawatan Vol 3 No 1 Januari 2019 : halamam 28-36. e-ISSN
1946-2685
Sari, N. P. A. R., Utami, P. A. S., & Suarnata, I. K. (2015). Pengaruh Senam Otak
Terhadap Tingkat Stres Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Jara Mara Pati
Singaraja. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 2(1).
Tumipa, S. Y., Bidjuni, H., & Lolong, J. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia Di Desa Tumpaan Baru Kecamatan
Tumpaan Amurang Minahasa Selatan. E-Journal Keperawatan Unsrat, 5(1).
LAMPIRAN 1
WOC DEMENSIA

Faktor Predisposisi : virus lambat, proses autoimun,


keracunan alumunium, dan genetik

Penurunan Metabolisme dan aliran darah di korteks


parietalis superior

neurotransmiter

6.Koping tidak efektif


7.Ketidakseimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh.
LAMPIRAN 2

LEMBAR OBSERVASI
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA

Kode Responden : R
Umur : 83 Tahun
NO HARI/TGL INTERVENSI WAKTU SKOR MMSE SKOR MMSE
SEBELUM SETELAH
INTERVENSI INTERVENSI
1 SELASA, Pemeriksaan fungsi 14 -
01/12/2020 kognitif
Senam otak hari 1 15 menit
- -
2. RABU, Senam otak hari 2 15 menit - -
02/12/2020
3. KAMIS, Senam otak hari 3 15 menit - -
03/12/2020
4. JUMAT, Senam otak hari 4 15 menit - -
04/12/2020
5. SABTU, Senam otak hari 5 15 menit - -
05/12/2020
Pemeriksaan fungsi
kognitif - 15

Cepu, 05 Desember 2020


Peneliti,

(Siti Solichah)

LAMPIRAN 3 :
MEDIA EDUKASI
LAMPIRAN 4
A. MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

LINK : http://gg.gg/nfpk1

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


SENAM OTAK PADA LANSIA

NO SENAM OTAK LANSIA


1 PENGERTIAN Senam otak adalah serangkaian latihan
gerakan tubuh sederhana yang dilakukan
untuk merangsang otak kiri dan kanan
(dimensi lateralis), meringankan atau
merelaksasi bagian depan dan belakang otak
(dimensi pemfokusan), serta merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan atau
emosi, yaitu otak tengah (limbik) dan otak
besar (dimensi pemusatan)
2 TUJUAN 1. Meningkatkan kemampuan membaca,
mengeja
2. Mencegah kepikunan
3. Meningkatkan konsentrasi dan memori
4. Memberikan rasa tenang dan nyaman
5. Mengurangi stress
3 PERSIAPAN PASIEN 1. Posisi rileks
2. Memakai baju longgar
3. Dilakukan sesuai tahapan
4 TAHAPAN 1. Gerakan 5 dan 0

2. Gerakan 5 dan tembak

3. Gerakan membuka dan mengepal

4. Gerakan tangan dibahu

5. Gerakan memegang kepala


LAMPIRAN 5 : BUKTI DOKUMENTASI

A. VIDEO IMPLEMENTASI SENAM OTAK


LINK : http://gg.gg/nfy5p

B. DOKUMENTASI KUNJUNGAN
1. KUNJUNGAN HARI KE I
Hari/Tanggal : Senin, 30 November 2020
Melakukan pengkajian
2. KUNJUNGAN HARI KE 2
Hari/Tanggal : Selasa, 1 Desember 2020
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang demensia

 Materi pendidikan kesehatan


 Mengajarkan senam otak

3. KUNJUNGAN HARI KE 3
Hari / tanggal : Rabu, 2 Desember
2020
 Senam otak
 Bermain mengulang dan mengingat kata sederhana
4. KUNJUNGAN HARI KE 4
Hari / tanggal : Kamis, 3 Desember 2020
 Senam otak

 Mengajarkan teknik nafas dalam


 Melakukan hand massage

5. KUNJUNGA N HARI KE 5
Hari / tanggal : Jumat, 4 Desember 2020
 Mengukur tensi

 Mendampingi /mereview teknik nafas dalam

 Melakukan hand massage


 Senam otak
6. KUNJUNGAN HARI KE 6
Hari / tanggal : Sabtu , 5 Desember 2020
 Senam otak
 Mengevaluasi fungsi kognitif
Jangan

tinggalkan mereka!!!!!!!

Anda mungkin juga menyukai