Anda di halaman 1dari 46

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik

Dosen : Wa Mina La Isa, S.Kep., Ns., M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PASCA STROKE

Oleh :
KELOMPOK 1 A3 2017
1. NURASISA NH0117105
2. RIMA MAFRIDHA TIKMA NH0117125
3. RION NH0117126
4. SALMAWATI NH0117135
5. SANDINI PUTRI UMAR NH0117136
6. SUCI ANJALI RAMADHANY NH0117144
7. YULI ANTY MAKABA NH0117153
8. YULITA WALUN NH0117154
9. ANHARI SAHDI NH0116015
10. ARDUL RUMUAR NH0116004
11. HASLINDA BUNAHIRI NH0116060
12. ROSALINA UKAGO NH0116150

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah dengan judul ”Asuhan Keperawatan Gerontik pasca
Stroke” .Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
menjelang ajal dan paliatif.
Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari pihak-pihak terkait serta kecanggihan teknologi untuk memperoleh
informasinya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu
hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami senantiasa
mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah  ini bermanfaat bagi
kita semua.

PENULIS

2
DAFTAR ISI
SAMPUL
Kata pengantar ..............................................................................................................i
Daftar Isi ......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan......................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................4
C. Tujuan ....................................................................................................................4

BAB II Tinjauan Pustaka .............................................................................................5


A. Definisi ..................................................................................................................5
B. Etiologi ..................................................................................................................6
C. Klasifikasi...............................................................................................................9
D. Patofisiologi............................................................................................................13
E. Manifestasi Klinis...................................................................................................15
F. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................15
G. Penatalaksanaan......................................................................................................15
H. Komplikasi..............................................................................................................17
BAB III Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian..............................................................................................................18
B. Analisa Data...........................................................................................................36
C. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................38
D. Intervensi Keperawatan..........................................................................................38
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan...............................................................40
BAB IV Penutup ..........................................................................................................44
A. Kesimpulan ............................................................................................................44
B. Saran ......................................................................................................................44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................45

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah gangguan
otak fokal ataupun global secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan
vaskuler dan dapat menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan
penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan angka
sekitar 5,54 juta kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh kematian
di dunia. Dari data South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC)
diketahui bahwa angka kematian stroke terbesar terjadi di Indonesia yang
kemudian diikuti secara berurutan oleh Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia,
dan Thailand
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014), Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah mendapatkan data bahwa kasus tertinggi stroke
terdapat di Kota Semarang sebesar 17,36% yaitu 4.516 (Wurtiningsih, 2012).
Menurut data Riskesdas Depkes RI, 2007 stroke merupakan penyebab
kematian yang utama pada usia > 45 tahun (15,4% dari seluruh kematian)
Data WHO (World Health Organization) menyebutkan terdapat 17 juta
kasus stroke baru yang tercatat tiap tahunnya dan di dunia terjadi 7 juta
kematian yang disebabkan oleh stroke. Jumlah penduduk Indonesia pada
tahun 2014 mencapai 252 juta penduduk dan terdapat 3.049.200 di antaranya
yang menderita penyakit stroke. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
Brunei Darussalam yang berjumlah sekitar 400 ribu jiwa, penderita stroke di
Indonesia bisa diibaratkan 6 kali lipat dari jumlah penduduk egara tersebut.
Menurut spesialis saraf dr Muhammad Kurniawan, SpS (K) dari RS
Cipto Mangunkusumo, faktor penyebab peningkatan jumlah penderita stroke
antara lain lifestyle orang Indonesia yang cenderung malas. Berdasarkan hasil
yang di dapatkan bahwa peningkatan penderita stroke yang tinggi akibat pola
hidup yang tidak sehat, maka kami ingin membuka praktek dalam rangka

4
membatu menurunkan angka penderita stroke ini khususnya di kota
Makassar.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada pasien stroke ?

C. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gerontik pada pasien stroke.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi

Stroke adalah kehilangan fungsi otak karena terhentinya suplay darah ke


otak. Stroke merupakan peringatan ke 2 penyebab kematian dengan laju
mortalitas 18%-37%. Stroke adalah salah satu penyebab kematian dan
kecacatan neurologis yang utama di Indonesia. Serangan otak ini merupakan
kegawat daruratan medis yag harus ditangani secara cepat, tepat, dan cermat.
[ CITATION Rus11 \l 1033 ]
Stroke, penyakit ini sangat menghantui dan ditakuti. Betapa tidak mereka
yang dinyatakan kondisi fisiknya sehat oleh dokter secara mendadak dapat
terserang stroke tanpa pandang bulu, baik pria maupun wanita, tua atau muda.
Serangan stroke dapat terjadi jika pembulu darah yang membawa darah ke
otak pecah atau tersumbat atau karena terjadinya gangguan sirkulasi
pembuluh darah yang menyediakan darah keotak. [ CITATION Rus11 \l 1033 ]
Serangan stroke dapat menyerang siapa saja terutama penderita penyakit-
penyakit kronis, seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, jantung, kadar
kolesterol tinggi, trigleserida tinggi, pengerasan pembuluh darah,
penyempitan pembuluh darah, penebalan pembuluh darah, obesitas, dan lain-
lain. Akan tetapi, pada umumnya stroke rentan terjadi pada penderita tekanan
darah tinggi. Untuk itupenderita penyakit kronis haruslah mewaspadai dan
mengantisipasi terjadinya serangan stroke. [ CITATION Rus11 \l 1033 ]
Stroke berkaitan erat dengan tekanan darah tinggi yang mempengaruhi
munculnya kerusakan dinding pembuluh sehingga dinding pembuluh darah
tidak merata. Akibatnya, zat-zat yang terlarut seperti kolesterol, kalsium dan
lain sebagainya akan mengendap pada dinding pembuluh yang dikenal
dengan istilah penyempitan pembuluh darah. Bila penyempitan pembuluh
darah terjadi dalam waktu lama, akan mengakibatkan suplai darah ke otak
berkurang, bahkan terhenti yang selanjutnya menimbulkan stroke. [ CITATION
Rus11 \l 1033 ]

6
Terdapat kira-kira 2 juta orang bartahan hidup dari stroke yang
mempunyai beberapa kecacatan angka kejadian stroke adalah 200 per
100.000 penduduk dalam 1 tahun diantara 100.000 penduduk maka 800 orang
akan menderita stroke. Prosentase penderita stroke adalah:
1. Usia 35-44 tahun=0,2%
2. Usia 45-54 tahun=0,7%
3. Usia 55-64 tahun=1,8%
4. Usia 65-74 tahun=2,7%
5. Usia 75-85 tahun=10,4%

Definisi stroke menurut WHO adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan


saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh
yang lain dari itu. [ CITATION Rus11 \l 1033 ]
Stroke adalah gangguan peredaran darah di otak menyebabkan fungsi
otak terganggu yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan pada tubuh,
tergantung bagian otak mana yang rusak. Bila terkena stroke dapat
mengalami gangguan seperti hilangnya kesadaran kelumpuhan serta tidak
berfungsinya panca indera/nafas berhenti berakibat fatal yaitu penderita akan
meninggal. [ CITATION Rus11 \l 1033 ]

B. Etiologi
Menurut [CITATION Pud11 \l 1033 ] penyebab stroke ada 3 faktor yaitu:
1. Factor resiko medis antara lain:
a. Migraine
b. Hipertensi
c. Diabetes
d. Kolestrol
e. Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah)
f. Gangguan jantung
g. Penyakit ginjal

7
h. Penyekit vaskuler perifer 80% pemicu stroke disebebkan karena
hipertensi dan aterosklerosis
2. Factor resiko perilaku, antara lain:
a. Kurang olahraga
b. Merokok
c. Makanan tidak sehat
d. Kontrasepsi oral
e. Mendengkur
f. Narkoba
g. Obesitas
h. Stress
i. Cara hidup
j. factor lain
Meurut [ CITATION Rus11 \l 1033 ] Ada 3 penyebab utama dari stroke, dilihat
dari faktor penyebabnya, yaitu :
1. Faktor risiko yang tidak dapat di modifikasikasi
a. Usia
Dari berbagai penelitian, di ketahui bahwa semakin tua, semakin
besar pula riso terkena stroke . hal ini berkaitan dengan adanya
proses degenerasi ( penuaan) yang terjadi secara alamiah da pada
umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku
oleh karena adanya plak (aterosklerosis)
b. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke di
bandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-
laki cenderung merokok. Dan rokon itu sendiri ternyata dapat
merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh.
c. Herediter
Hal ini terkait dengan riiwayat stroke pada keluarga. Orang dengan
riwayat stroke pada keluarga, memiliki risiko yang lebih besar untuk

8
terkena stroke di bandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada
keluarganya
d. Ras/ etnik
2. Faktor yang dapat di modifikasi
a. Hipertensi (darah tinggi)
Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki peluang besar
untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab
terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini disebabkan
karena pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah
tubuh di mana diameter pembuluh darah pada nantinya akan
mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pu
aka berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO), maka
otak akan kekurangan suplai berkurang secara terus menerus, maka
jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
b. Penyakit jantung
Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak
miokard (kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar
terjadinya stroke
c. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus atau disebut juga sebagai kencing manis, memiliki
risiko untukmengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh
darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku ( tidak
lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah
secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
d. Hiperkolesterolemia
Merupakan keadaan di mana kadar kolestrol di dalam darah berlebih.
Kolestrol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan
terbentuknya plak/ kerak pada pembuluh darah, yang lama-lama
akan semakin banyak dan menumpuk sehingga akan mengganggu
aliran darah.
e. Merokok

9
Dari penelitian di dapatkan, bahwa orang-oarang yang merokok
ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi di
bandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar
fibrinogen ini dapat memepermudah terjadinya penebalan pembuluh
darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dank au dengan
demikian dapat menyebabkan gangguan aliran darah
f. Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah salah satu faktor risiko terjadinya
stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kaar lemak dan
kolestrol dalam darah pada orang dengan obesitas, di mana biasanya
kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
HDLnya (lemak baik/ menguntungkan). LDL membawa kolestrol
dari hati e sel, dan HDL berperan membawa kolestrol dari sel kehati.
3. Faktor risiko
Obat-obatan yang dapat menimbulkan addiksi ( heroin, kokain,
amfetamin) dan obat-obatan kontrasepsi, dan obat-obatan hormonal yang
lain, terutama pada wanita perokok atau dengan hipertensi.
a. Kelainan-kelainan hemoreologi darah, seperti anemia berat,
polisitemia, kelainan koagulopati, dan kelainan darah lainnya
b. Beberapa penyakit infeksi, misalnya lues, rematik (SLE), herpes
zoozter, juga dapat merupakan faktor risko walaupun tidak terlalu
tinggi frekuensinya.

C. Klasifikasi
Menurut [ CITATION Lin13 \l 1033 ], Sepintas stroke menimbulkan dampak
visual yang hamper sama. Namun sesungguhnya setiap pasien mengalami
kondisi yang berbeda-beda terkait dengan stroke yang di alaminya. Hal
tersebut terjadi karena faktor penyebab yang berbeda-beda pula. Berdasarkan
penyebabnya, stroke di bagi menjadi dua, yaitu stroke iskemik atau stroke
non-hemoragik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi karena
tersumbatnya pembuluh darah otak oleh plak yang terdiri atas protein,

10
kalsium, dan lemak) yang menyebabkan aliran oksigen yang melalui liang
arteri terhambat. Adapun stroke hemoragik adalah stroke yang terjadi karena
perdarahan otak akibat pecahnya pembuluh darah otak
1. Stroke iskemik
Sekitar 80% stroke merupakan stroke iskemik. Penggumpalan darah
yang bersirkulasi melalui pembuluh arteri merupakan penyebab utama
stroke iskemik. Kondisi yang terjadi mirip dengan gangguan arteri
(aterosklerosis) pada arteri jantung. Ketika lemak terutama kolestrol, sel-
sel arteri yang rusak, kalsium serta materi lain bersatu dan membentuk
plak, maka plak tersebut akan menempel di bagian dalam dinding arteri
terutama di bagian percabangan arteri. Pada saat bersamaan, sel-sel yang
menyusun arteri memproduksi zat kimia tertentu yang meneybabkan plak
tersebut menebal dan akhirnya liang arteri menyempit. Penyempitan
liang arteri menyebabkan aliran darah yang akan melalui liang tersebut
terhambat. Lokasi penyumbatan tersebut dapat terjadi pada pembuluh
darah besar (arteri karotis), pembuluh darah sedang (arteri selebris) atau
pembuluh darah kecil, maka dampak yang ditimbulkan tidak parah.
Dalam istilah medis disebut infaction lacunar.
Proses penyumbatan pembuluh darah merupakan peristiwa yang
rumit untuk di jelaskan dan di pahami oleh awan. Semuanya berawal dari
luka pada pembuluh darah yang di picu oleh radikal bebas, toksin yang
berasal dari rokok, dan lemak tak sehat (terutama lemak trans) yang
bercampuk dengan darah serta akibat infeksi pathogen tertentu pada
dinding pembuluh darah. Selanjutnya, pembuluh darah yang terluka
tertutup oleh endapan lemak yang bersatu dengan materi lainnya. Jika
plak tersebut akhirnya terlepas maka gupalan plak inilah yang
menyebabkan liang pembuluh darah meneyemit sehingga aliran darah
yang melewati liang tersebut terhambat.
Berdasarkan lokasi penggumpalan darah, stroke iskemik di bagi
menjadi dua, yaitu stroke trombolitik dan stroke iskemik embolitik
a. Stroke iskemik trombolitik

11
Hamper separuh insiden stroke iskemik merupakan stroke
iskemik trombolitik. Jenis stroke ini di tandai dengan penggumpalan
darah pada pembuluh darah yang mengarah menuju ke otak.
Biasanya pula disebut selebral thrombosis. Proses thrombosis dapat
terjadi di dua lokasi yang berbeda, yaitu pembuluh darah besar dan
pembuluh darah kecil. Thrombosis pada pembuluh darah besar erat
kaitannya dengan aterosklerosis, sedangkan thrombosis pada
pembuluh darah kecil biasanya di alami oleh penderita hipertensi.
Kadar kolestrol LDL yang tinggi menjadi pemicu aterossklerosis
yang selanjutnya mendorong thrombosis di pembuluh darah besar.
Hiperkolesterolemia terjadi pada sebagian pada bagian besar
penderita stroke iskemik, meskipun serangan stroke jenis ini di alami
oleh penderita hiperkolestrerolemia.
b. Stroke iskemik embolitik
Merupakan jenis stroke iskemik di mana penggumpalan darah
bukan terjadi pada pembuluh darah otak melainkan pada pembuluh
darah yang lainnya. Kebanyakan insiden terjadi karena thrombosis
pada pembuluh darah jantung. Menurunnya pasoaan darah dari
jantung yang kaya oksigen dan nutrisi ke otak adalah faktor utama
yang menjadi penyebabnya.
Stroke iskemik embolitik sering di picu oleh penurunana
tekanan darah yag berlangsung secara drastic, misalnya ketika
seseorang melakukan fisik berat sehingga mengalami kelelahan fisik
yang luar biasa. Itulah sebabnya mengapa stroke jenis ini banyak di
alami oleh para pekerja lapang yang harus bekerja kersa sepanjang
hari. Kelompok lain yang berisiko terhadap stroke iskemik embolitik
adalah para atlet professional berat di luar kemampuan tubuhnya.
2. Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang menuju ke
otak menglami kebocoran (perdarahan), kebocoran tersebut di awali
karena adanya tekanan yang tiba-tiba meningkat ke otak sehingga

12
pembuluh darah yang bersumber tersebut tidak dapat lagi menahan
tekanan, akhirnya pecah dan menyebabkan perdarahan. Menahan
tekanan, akhirnya pecah dan menyebabkan perdarahan . perdarahan
umumnya terjadi pada batang otak (brai stem), selaput otak (kotteks), dan
serebelum. Kebocoran tersebut menyebabkan darah tidak dpat mencapai
sasarannya, yaitu sel otak yang membutuhkan suplai darah. Jika suplai
darah terhenti, dapat di pastikan suplai osigen dan nutrisi yng di perlukan
otak akan terhenti pila dan akhirnya sel otak mengambi kematian
Jika stroke iskemik di bedakan berdasarkan lokasi penggumpalan
darah, stroke hemoragik juga di bedakan oleh lokasi terjadinya
perdarahannya. Berdasarkan lokasi perdarahan, stroke hemoragik di
bedakan menjadi dua, yaitu stroke hemoragik intraselebral dan stroke
hemoragik subaraknoid.
a. Stroke hemoragik intraselebral
Perdarahan terjadi di dalam otak, biasanya pada ganglia, batang otak,
otak kecil, dan otak besar. Inilah stroke yang menimbulkan Nampak
fatal. Sebagian besar pasien yang mendapat serangan stroke jenis ini
tidak dapat tertolong jiwangya karena untuk mengatasinya
memerlukan tindakan operai yang harus di lkukan segera mungkin.
Operasi adaah tindakan penyelamatan yang paling memungkinkan
untuk segera menghentikan perdarahan
b. Stroke hemoragik subaraknoid
Stroke hemoragik subaraknoid di tandai dengan perdarahan yang
terjadi di luar otak, yaitu di pembuluh darah yang berbeda di bawah
otak atau di selaput otak. Perdarahan tersebut menekan otak
sehingga suplai darah ke otak terhenti . ketika darah yang berasal
dari pembuluh darah yang bocor bercampur dengan cairan yang ada
di batang dan selaput otak, maka darah tersebut kan menghalangi
aliran cairan otak sehingga menimbulkan tekanan.

13
D. Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan
oksigen. Jika aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena thrombus
dan embolus, maka mulai terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otak.
Kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada gejalan yang dapat pulih
seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam waktu
yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosisi mikroskopik neuron-neuron.
Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya
mungkin akibat iskemia mum (nnkarena henti jantung atau hipotensi) atau
hipoksia karena akibat proses anemia dan kesukaran untuk bernafas.Stroke
karena embolus dapat merupakan akibat dari bekuan darah, udara, plaque,
aterome fragmen lemak. Jika etiologic stroke adalah hemorrhagi maka factor
pencetus adalah hipertensi. Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat
terjadi ruptur dan dapat menyebabkan hemorrhagi.
Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang
memadai daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah
satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang
memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa :
1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis
dan thrombosis, robeknya dinding atau peradangan.
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok atau
hiperviskositas darah
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolis infeksi yang berasal
dari jantung atau pembuluh ekstrakranium
4. Rupture vascular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid.
[ CITATION THM12 \l 1033 ]

14
Pathway
Aterosklerosis (thrombosis) emoblisme, hipertensi, pecah pembuluh darah

Kerusakan aliran darah arteri

Suplay O2 ke otak terganggu/tidak adekuat

Depolarasi membrane Jaringan otak kekurangan


sel neuron oksigen dan glukosa

Memicu K+ masuk
secara berlebih ke Oedema & kongesti Infark serebral
dalam tubuh pada area yang pada area otak
mengelilingi infark

Diikuti oleh masuknya


air
Infark bertambah parah Kematian
neuron, sel
ganglia &
Oedeme jaringan otak struktur otak

Peningkatan tekanan
darah

Defisit neurologis
Proses inflamasi tidak kontralateral
adekuat Kemampuan otak
dalam mengontrol
fungsi neurologis
menurun
Kematian
jaringan/infark serebral

STROKE
15
E. Manifestasi Klinik
Menurut [ CITATION Put13 \l 1033 ], manifestasi klinik strke yaitu :
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separo badan
2. Tiba-tiba hilang rasa peka
3. Bicara pelo
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak

F. Pemeriksaan Penunjang
Menurut [ CITATION Put13 \l 1033 ] pemeriksaan peninjang stroke yaitu :
1. Angiogarafi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari pendaraan
seperti aneurisma atau malformasi vaskular.
2. Lumbal pungsi, CT Scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
3. USG Doppler
4. Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem
karotis).

G. Penatalaksanaan
Menurut [ CITATION Put13 \l 1033 ] penatalaksanaan stroke yaitu :

16
1. Penatalaksanaan umum
a. Posisi kepala dan badan diatas 20-30 derajat posisi lateral dokubitus
bila disertai muntah boleh dimulai mobilitas bertahap bila
hemodinamik stabil.
b. Bebaskan jalan nafas dan usahakan fantilasi adekuat b
c. Bila perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas
darahKandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter
d. Kintrol tekanan darah, dipertahankan normal
e. Suhu tubuh harus sipertahankan
f. Nutrisi peroral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan
baik. Bila terdapat gangguan menelan atau pasien yang
kesadarannya menurun, dianjurkan pipi NGT
g. Mobilitas dan rehabilitas dini juga tidak ada kontra indikasi
2. Penatalaksanaan medis
a. Trombolitik (steptokinase)
b. Anti platelet/anti trombolik (asetosol, titclopidin, cillostrazol)
c. Antikoagulan (heparin)
d. Homorhagea (pentoxyfilin)
e. Antagonis serotonin (noftidrofuril)
f. Antagonis calsium (nornodipin, piracetam)
3. Penatalaksanaan khusus/komplikasi
1. Atasi kejang (antikonvulsan)
2. Atasi tekanan intrakranial yang meninggi 9manitol, glisarol,
firosamid, intubasi,isteroid, dll)
3. Atasi dekomprasi (kraniotomi)
4. Untuk penatalaksanaan faktor resiko
5. Atasi hipertensi (anti hipertensi)
6. Atasi hiperglikemia ( anti hiperglikemia)
7. Atasi hiperurisemia (anti hiperurisemia).

17
H. Komplikasi
Menurut [ CITATION Put13 \l 1033 ] komplikasi stroke yaitu :
1. Dini (0–48 jam pertama): edema seribri, defisit neurologis cenderung
memberat, dapat mengakibatkan peningkatan TIK, dan akhirnya dapat
menimbulkan kematian.Infark miokard, penyebab kematian mendadak
pada stroke stadium awal.
2. Jangka pendek (1 – 14 hari)
- Pneumonia akibat immobilisasi lama
- Infark miokard
- Emboli paru; cenderung terjadi 7–14 hari paska stroke, sering kali
terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi
- Stroke rekuren: dapat terjadi setiap saat
3. Jangka panjang (>14 hari)
- Stroke rekuren
- Infark miokard
- Gangguan vaskular lain : penyakit vaskular perifer

18
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Tinjauan Kasus
Ny.R berusia 73 tahun diantar oleh anak dan suaminya datang ke rumah sakit
Nani Hasanuddin Makassar Tanggal 16 Maret 2021 dengan keluhan sakit pada
bahu tangan kanannya serta kaku, dan kaki kanannya tidak bisa digerakan. Pasien
juga mengatakan tidak ada nafsu makan dan badan terasa sering lemas. Melihat
perubahan fisik yang dialami klien, keluarga berencana membawanya ke rumah
sakit untuk diperiksa. Dari hasil pemeriksaan Tekanan darah : 120/60 mmHg,
Pernafasan : 20 x/menit, Nadi : 80 x/menit, dan Suhu : 36 ᵒC. Klien tampak pucat
dan bibir kering.

A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Tn.R
Tempat/tgl lahir : Camba, 19 Januari 1958
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Camba, Kec.Camba, Kab.Maros
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.R
Umur : 67 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Camba, Kec.Camba, Kab.Maros
Hubungan dengan Klien : Suami klien
2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
a. Pekerjaan saat ini

19
Tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan oleh klien karena klien
tidak bisa menggerakkan anggota tubuh lainnya, klien hanya
berbaring ditempat tidur
b. Pekerjaan sebelumnya
Klien merupakan pedagang disebuah pasar tradisional bersama
suaminya.Klien menjual berbagai jenis sayuran, buah,beras, dan
berbagai bumbu dapur lainnya.
c. Sumber pendapatan
Sumber pendapatan berasal dari hasil berjualan dipasar.
d. Kecukupan pendapatan
Pendapatan klien dan suami kadang mendapat untung sedikit dan
kadang juga tidak ada untung sama sekali, tergantung banyaknya
sayuran dari petani lain yang menitipkan hasil panennya ke klien dan
suami untuk dijualkan.
3. Lingkungan tempat tinggal
a. Rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Tipe rumah : Rumah kayu, lantai kayu, dan atap genting.
Ukuran :9 mx 9 m
Jumlah ruangan : 6 ruangan, terdiri atas 2 kamar tidur, 1 ruang tamu,
1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 teras rumah.
b. Ventilasi dan Penerangan
Penerangan rumah dengan lampu, siang hari cahaya sinar matahari
dapat masuk ke setiap ruangan dan kamar tidur.
c. Persediaan air bersih
Persediaan air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan air minum dan memasak, air berasal dari
sumber air di kaki gunung.
d. Pembuangan sampah
Sampah dibuang pada tempat berlubang di belakang rumah dan
apabila sudah menumpuk sampah akan ditumpuk tanah.
e. Pembuangan air limbah

20
Pembuangan limbah melalui selokan.
f. Jamban / WC
Tipe jamban leher angsa (jamban jongkok).
g. Lingkungan rumah
Jarak rumah klien dengan tetangga terdekat sekitar 3-5 meter,
sedangkan didepan rumah keluarga terdapat lapangan luas
4. Riwayat kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Keluhan utama dalam 3 bulan terakhir
Klien mengatakan nafsu makannya menurun
2) Gejala yang dirasakan
Sakit pada bahu tangan kanannya serta kaku, dan kaki kanannya
tidak bisa digerakan, klien merasa kurang nafsu makan
3) Faktor pencetus
Sepulang dari pasar jalan kaki klien terpleset dan jatuh di
gerbang panti setelah itu klien mengeluh pusingdan tiba-tiba
pasien tidak bisa menggerakan angota badanya sebelah kanan
4) Timbulnya keluhan
Bertahap
5) Upaya mengatasi
Dengan mengoleskan balsem dan minyak-minyak ke badannya
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah diderita
Klien menderita darah tinggi sejak 4 tahun yang lalu pada tahun
2017, dan klien tidak bisa menggerakan anggota badannya
sebelah kanan sejak 1 tahun yang lalu pada tahun 2020,
dikarenakan Sepulang dari pasar jalan kaki klien terpleset dan
jatuh di gerbang panti setelah itu klien mengeluh pusingdan tiba-
tiba pasien tidak bisa menggerakan angota badanya sebelah
kanan

21
2) Riwayat alergi
Tidak ada
3) Riwayat kecelakaan
1 tahun yang lalu pada tahun 2020, Sepulang dari pasar klien
terpleset dan jatuh di gerbang, setelah itu klien mengeluh pusing
dan tiba-tiba pasien tidak bisa menggerakan angota badanya
sebelah kanan
4) Riwayat dirawat di Rumah sakit
Tidak ada
5) Riwayat pemakaian obat
- HCT; obat diberikan jika diketahui tekanan darah klien
tinggi (>180 mmHg).
- Kaptopril; obat diberikan jika diketahui tekanan darah klien
tinggi dibawah 180 mmHg
- Nipedipin; obat diberikan jika diketahui tekanan darah
pasien tinggi dibawah 180 mmHg, bila dikatahui klien
mual/muntah setalah pemberian kaptopril
5. Pola fungsional
a. Pola manajemen kesehatan
Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi makanan obat/ tidak
ketergantungan terhadap obat
b. Nutrisi metabolik
Frekuensi makan : Pasien makan 2x/hari,
Jumlah makan : Stengah porsi tidak habis
Jenis makan : Nasi dan sayur termasuk tempe
Nafsu makan : Menurun dan kadang tidak ada
nafsu makan
Frekuensi minum : 3x/hari sehabis makan
dan minum lagi jika haus
Jumlah minum : 1 gelas ukuran 250 cc,
dan minum sedikit-dikit

22
Jenis minuman : Pasien minum air putih
dan kopi susu
c. Eliminasi
BAB : 1x sehari waktu pagi hari
BAK : Tidak tentu
d. Aktifitas pola latihan
Kegiatan produktif yang sering di lakukan yaitu pasien bedrest,
pasien beraktivitas makan, minum, BAK, BAB di tempat tidur dan
pasien mandi dibantu penuh oleh suami atau anaknya
e. Pola istirahat tidur
Frekuensi : 2x sehari
Jumlah waktu tidur : Malam hari 19.00 – 04.00 WIB, dan siang
hari 12.00–13.00 WIB
Gangguan tidur : Pasien bangun jika terdengar suara
f. Pola kognitif persepsi
Penglihatan klien sudah kabur (mata kanan dan kiri).Saat membaca
al – Qur’ar klien sudah tidak bisa melihatnya.Klien tidak memakai
kacamata.Pendengaran klien masih bagus
g. Persepsi diri
Klien pasrah dengan keadaanya karna dirinya menganggap
umurnya sudah tua dan rentang terkena penyakit.Klien tabah dan
ingin semakin mendekatkan diri pada Sang Pencipta
h. Pola peran-hubungan
Klien jarang berinteraksi dengan tetangga lainya dalam panti
semenjak pasien jatuh sakit pada 1 tahun yang lalu (2020)
i. Sexualitas
Klien sudah tidak bergairah untuk berhubungan seksual
j. Koping – pola toleransi stress
Klien pasrah dengan penyakit yang dideritanya
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum

23
Klien tampak lemah, klien berbaring di tempat tidur.Tingkat
kesadara composmetis E : 4 V : 5 M : 6, Eye (respon membuka
mata): 4; pasien spontan membuka mata saat diajak bicara, Verbal
(respon berbicara): 5; pasien saat diajak bicara koperatif, Motorik
(respon gerak): 6; mengikuti perintah.
b. TTV
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36C
c. BB/TB
Berat badan 43 Kg dan tinggi badan 150 cm
d. Kepala
1) Rambut
Kebersihan rambut : Saat inspeksi kulit dan rambut pasien
bersih tidak ada lesi ataupun ketombe, dengan warna rabut
hitam dengan sedikit warna putih
Kerontokan rambut : Saat inspeksi dan palpasi kepala pasien
tidak ada kerontokan pada rambut pasien
2) Mata
Perubahan penglihatan : Penglihatan sudah rabun
Konjungtiva : Normal (merah muda)
Sklera : Putih bersih
Kornea : Hitam keruh dan terdapat warna putih pada pupil
sebelah kanan
3) Telinga
Perubahan pendengaran : Tidak ada, orientasi baik, pendengaran
normal, pasien masih koperatif jika di
ajak bicara
Bentuk telinga : Simetris kanan dan kiri
Penggunaan alat Bantu : Tidak ada

24
4) Gigi
Gigi tidak lengkap dan berwarna kuning kehitaman
5) Bibir
Bibir pucat dan kering
e. Dada
1) Jantung
Palpasi (pembesaran jatung) : Tidak ada nyeri tekan, Ictuscordis
tidak tampak pada coste 4 & 5
Perkusi : Pekak
Auskultasi (BJ 1 & BJ2 terdengar: BJ 1 & BJ 2 tunggal tidak
ada suara tambahan, bunyi keras, regular
2) Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris antara kanan dan kiri, bersih,
tidak ada luka/lesi
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bersih diseluruh lapang dada (pada ics 2 & 4
parasternal dekstra dan sinistra, ics 4 mid axial
dextra dan sinistra
f. Abdomen
Inspersi : Bersih tidak ada luka ataupun benjolan, bentuk
cekung
Auskultasi : Peristaltic usus 5x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada regio 1-9
Perkusi : Suara timpani
g. Kulit
Kebersihan : klien cukup bersih dengan mandi 2x/hari, pagi dan
sore
Perubahan pigmentasi Kulit :Warna kulit pasien Pucat
Lesi/luka : tidak ada lesi/luka
Kelembaban : Kulit pasien lembab

25
Turgor : Saat dilakukan pemeriksaan turgo kulit klien
melambat yaitu lebih dari 2 detik berhubungan
proses penuaan
h. Ekstremitas atas
Inspeksi : Ekstremitas lengkap kanan dan kiri, Kedua tangan
pasien tidak simetris antara kanan dan kiri, bahu
kanan pasien mengsle dan terdapat spasme serta
deformita (tangan pasien menekuk ekstensi,
pergelangan tangan pasien menekuk fleksi pada
tangan sebelah kanan).
Palpasi : Tangan kiri pasien normal, tangan kanan pasien
kaku, jika disentuh masih terasa,tapi tidak bisa
digerakan
Perkusi :
1) Bisep : Terdapat respon pada kedua tangan saat pemeriksaan
menggunakan hamer
2) Trisep : Terdapat respon pada tangan kiri dan tidak ada person
pada tangan kanan pasien saat pemeriksaan menggunakan
hammer
i. Ekstremitas bawah
Palpasi : Kaki kanan dan kiri pasien tidak simetris, kaki
kanan pasien kaku dan terjadi pengecilan volume
otot pada betis, tapi jika disentuh pasien masih
terasa
Perkusi :
Patella : Terdapat respon pada kedua patella saat
dilakukan pemeriksaan menggunakan hammer
Babinski : Ekstensipada kaki kanan saat dilakukan
Pemeriksaan menggunakan hammer dengan cara
digoreskan di telapak kak

26
Penggunaan alat bantu : pasien beraktivitas menggunakan kursi
roda
Kekuatan tonus otot :
1 5
1 5

7. Pengkajian khusus
a. Fungsi kognitif ( SPMSQ )
No Item Pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ? 1


Jawab : 10.00
2 Tahun berapa sekarang ? 1
Jawab :2021
3 Kapan Bapak/Ibu lahir? 1
Jawab : 19 Januari 1955
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ? 1
Jawab : 68
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ? 1
Jawab : Camba, Kec.Camba, Kab.Maros
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang 1
tinggal bersama Bapak/Ibu?
Jawab : 3
7 Siapa nama anggota keluarga yang 1
tinggal bersama Bapak/Ibu ?
Jawab : Tn.R, An.S
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? 1
Jawab : 1945
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia 1
sekarang ?
Jawab : Habibie
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ? 1
Jawab :20,18,17,16,14,13,12,10,9,8,7,6,5,4,3,2,1
JUMLAH 5 5

Analisis hasil :
Score salah : 0 – 2 : fungsi intelektual utuh
Score salah : 3 – 4 : kerusakan intelektual ringan
Score salah : 5 – 7 : kerusakan intelektual sedang
Score salah : 8 – 10 : kerusakan intelektual berat

27
b. Status fungsional (Indeks Kemandirian Katz)
No Aktivitas Mandiri Tergantu
ng
1 Mandi v
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (
seperti punggung atau ekstremitas yang tidak
mampu ) atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi,
serta tidak mandi sendiri
2 Berpakaian v
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan pakaian,
mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3 Ke Kamar Kecil v
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil
kemudian membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar
kecil dan menggunakan pispot
4 Berpindah v
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk
duduk, bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :

28
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat
tidur atau kursi, tidak melakukan satu, atau
lebih perpindahan
5 Kontinen v
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total;
penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut
(pampers)
6 Makan v
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan
menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan
dari piring dan menyuapinya, tidak makan
sama sekali, dan makan
parenteral ( NGT )

Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien

29
Analisis Hasil :
Nilai A :Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B :Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi
tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu
fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi,
berpakaian, dan satu fungsiTambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi,
berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

c. MMSE (Mini-Mental State Examination)

NO ITEM PENILAIAN BENAR SALAH


(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? 1
Jawab : 2021
2. Musim apa sekarang ? 1
Jawab : kemarau
3. Tanggal berapa sekarang ? 1
Jawab : 14
4. Hari apa sekarang ? 1
Jawab : Selasa
5. Bulan apa sekarang ? 1
Jawab : Maret
6. Dinegara mana anda tinggal ? 1
Jawab : Indonesia
7. Di Provinsi mana anda tinggal ? 1
Jawab : Sulawesi Selatan
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? 1
Jawab : Maros
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? 1
Jawab : Cenrana

30
10. Di desa mana anda tinggal ? 1
Jawab : Cenrana Baru
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. Apel 1
13. Sayuran 1
14. Meja 1
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari
belakang, misal” BAPAK “
14. K 1
15. A 1
16. B 1
17. A 1
18. p 1
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek
diatas
19. Apel 1
20. Meja 1
21. Sendok 1
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam dinding 1
23. Pensil 1
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga
kalimat berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “ 1
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! 1

31
26. Lipat dua ! 1
27. Taruh dilantai ! 1
d. Turuti hal berikut
28. Tutup mata 1
29. Tulis satu kalimat 1
30. Salin gambar 1
JUMLAH 22 8

Analisis hasil :

Nilai < 21 : Kerusakan kognitif

Score benar : 22 (Klien tidak mengalami kerusakan kognitif)


d. APGAR Keluarga

KADANG– TIDAK
N SELALU
ITEMS PENILAIAN KADANG PERNAH
O (2)
(1) (0)
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya
dapat kembali pada
keluarga (teman - teman) 
saya untuk membantu
pada waktu sesuatu
menyusahkannya.
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara
keluarga (teman - teman)
saya membicarakan 
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah
saya.
3 G : Growth 

32
Saya puas bahwa
keluarga (teman teman)
saya menerima dan
mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktivitas atau hal baru.
4 A : Afek
Saya puas dengan cara
keluarga (teman – teman)
saya mengekpresikan

afek dan berespon
terhadap emosi – emosi
saya seperti marah sedih
atau mencintai.
5 R : Resoive
Sayapun puas dengan
teman – teman saya dan
saya menyediakan waktu 
bersama – sama
mengekpresikan afek dan
berespon.
JUMLAH 10
e. Skala Depresi

N KEADAAN YANG DIALAMI NILAI RESPON


O SELAMA SEMINGGU YA TIDAK
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan
1 0
kehidupan anda ?
2 Apakah anda telah banyak meninggalkan
1 0
kegiatan dan hobi anda
3 Apakah anda merasa kehidupan anda 0 1

33
kosong?
4 Apakah anda sering merasa bosan ? 1 0
5 Apakah anda masih memiliki semangat
1 0
hidup?
6 Apakah anda takut bahwa sesuatu yang
1 0
buruk akan terjadi pada anda ?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
1 0
besar hidup anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? 1 0
9 Apakah anda lebih suka tinggal dirumah,
daripada pergi keluar untuk mengerjakan 0 1
sesuatu yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak
masalah dengan daya ingat anda 0 1
dibandingkan orang lain?
11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda
0 1
sekarang menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga? 0 1
13 Apakah anda meraasa penuh semangat? 1 0
14 Apakah anda merasa keadaan anda tidak ada
0 1
harapan?
15 Apakah anda merasa bahwa orang lain lebih
1 0
baik keadaannya daripada anda?
SKOR 9 6

f. Screening Fall

34
Fungtional reach (FR) Test

NO LANGKAH
1 Minta pasien berdiri di sisi tembok dengan tangan direntangkan
ke depan (TIDAK BISA)
2 Beri tanda letak tangan I
3 Minta pasien condongkan kedepan tanpa melangkah selama 1 –
2 menit, dengan tangan direntangkan ke depan.(TIDAK BISA)
4 Beri tanda letak tangan ke II pada posisi condong
5 Ukur jarak antara tanda tangan I & II

The Timed Up and Go (TUG) Test


NO LANGKAH
1 Posisi pasien duduk di kursi (TIDAK BISA)
2 Minta pasien berdiri dari kursi, berjalan 10 langkah (3 meter),
kembali ke kursi, ukur waktu dalam detik. (TIDAK BISA)

g. Skala Norton

1) Kondisi fisik umum :


- Baik 4
- Lumayan 3 (O)
- Buruk 2
- Sangat buruk 1
2) Kesadaran
- Komposmentis 4 (O)
- Apatis 3
- Konfus/soporus 2
- Stupor/koma 1
3) Aktivitas
- Ambulan 4

35
- Ambulan dengan bantuan 3
- Hanya bisa duduk 2
- Tiduran 1 (O)
4) Mobilitas
- Bergerak bebas 4
- Sedikit terbatas 3
- Sangat terbatas 2 (O)
- Tidak bisa bergerak 1
5) Inkontines
- Tidak 4
- Kadang – kadang 3 (0)
- Sering inkontinesia urin 2
- Inkontinesia alvi & urin 1
Total skor : 13
KATEGORI SKOR
15 – 20 : kecil sekali/tak terjadi
12 – 15 : kemungkinan kecil terjadi
<12 : kemungkinan besar terjadi

36
B. Analisis Data
NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
.
1. Ds : Disfungsi N.xi Hambatan mobilitas
Pasien mengatakan (Assesoris) fisik
sakit pada bahu
tangan kanannya
serta kaku dan kaki
Penurunan fungsi
kanannya tidak bisa
motorik dan
digerakan
musculoskeletal
Do :
 Keadaan umum :
pasien tampak
Kelemahan pada satu
lemah, pasien
atau dua dan keempat
cuma berbaring
anggota gerak
di tempat tidur.
 Kesadaran : sadar
penuh Gangguan
(composmentis) musculoskeletal
GCS : 4/5/6 (Hemiparasis dextra)
 TTV TD : 120/60
mmHg, N :
80x/menit, S :
36C, RR :
20x/menit
 Kekuatan tonus
otot :

1 5

1 5

37
 Pemeriksaan
teknik
menggunakan
hammer :reflek
menggunakan
hammer:

1) Bisep:
terdapat
respon pada
kedua tangan
2) Trisep:
terdapat
respon pada
tangan kiri,
dan tidak ada
respon pada
tangan kanan
3) Patella:
terdapat
respon pada
kedua patella.
4) Reflek
babinski:
ekstensi pada
kaki kanan
saat dilakukan
pemeriksaan
2. Ds : Faktor biologis Ketidakseimbangan
Keluarga pasien nutrisi kurang dari
mengatakan pasien kebutuhan tubuh.

38
malas makan (tidak
nafsu makan) dan
lemas
Do :
Pasien nampak pucat
dan lemas.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
musculoskeletal (hemiparasis dextra).
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis.
D. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN/
INTERVENSI
. KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1. Hambatan mobilitas Tujuan : a) Kajikebutuhan
fisik berhubungan Setelah dilakukan pasien terhadap
dengan gangguan tindakan keperawatan pelayanan
musculoskeletal. selama 1x24 jam masalah
kesehatan
hambatan mobilitas fisik
terdekat terhadap
berkurang.
peralatan
Kriteria hasil :
pengobatan yang
a) Spasme otot tahan lama.
berkurang
b) Ajarkan dan
b) Pasien mengerti dukung pasien
akan tujuan latihan dalam latihan
gerak (ROM) gerak (ROM)
c) Tidak terjadi
aktif dan pasif
kekuan otot dan
untuk
sendi
menurunkan
d) Pasien dapat
kekakuan sendi
melatih anggota

39
akstremitas yang dan
kaku secara mempertahankan
mandiri. atau
e) Kolaborasi dengan
meningkatkan
pihak panti untuk
kekuatan serta
pemberian terapi
ketahanan otot.
obat anti hipertensi
c) Memonitoring
vital sign
sebelum atau
sesudah latihan
dan lihat respon
pasien saat
latihan.
d) Kolaborasi
dengan pihak
panti untuk
pemberian obat
anti hipertesi jika
terjadi
peningkatan
tekanan darah
dari batas
Normal.
2. Ketidakseimbangan Tujuan : setelah a) BB pasien dalam
nutrisi kurang dari dilakukan implementasi batas normal
kebutuhan tubuh 1x24 jam diharapakan b) Monitor adanya
berhubungan dengan ketidakseimbangan penurunan berat
faktor biologis. nutrisi kurang dari badan.
kebutuhan tubuh c) Anjurkan pasien
teratasi. untuk
meningkatkan

40
Kriteria hasil : protein dan
a) Adanya vitamin C
peningkatan berat d) Yakinkan diet
badan sesuai yang dimakan
dengan tujuan. mengandung
b) Berat badan ideal tinggi serat
sesuai dengan untuk mencegah
tinggi badan. konstipasi.
c) Mampu e) Anjurkan pasien
mengidentifikasi untuk makan
kebutuhan nutrisi. sedikit tapi
d) Tidak ada tanda – sering.
tanda malnutrisi Begitupula
e) Menunjukkan dengan minum.
peningkatan
fungsi pengecapan
dan menelan
f) Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti.

E. Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan


NO DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
. KEPERAWATAN
1. Hambatan mobilitas fisik a) Kaji kebutuhan S :
berhubungan dengan pasien terhadap pasien mengatakan
gangguan pelayanan kesehatan tangan dan kaki
musculoskeletal.
terdekat terhadap kanannya masih kaku
peralatan pengobatan dan belum bisa di
yang tahan lama. gerakan
b) Ajarkan dan dukung O :

41
pasien dalam latihan Keadaan umum pasien
gerak (ROM) aktif lemah, pasien berbaring
dan pasif untuk di tempat tidur
menurunkan Kesadaran:pasien sadar
kekakuan sendi dan penuh GCS :4/5/6
mempertahankan TTV TD: 120/60
atau meningkatkan mmHg, N: 80x/menit,
kekuatan serta S: 36C, RR: 20x/menit
ketahanan otot. A:
c) Memonitoring vital Masalah hambatan
sign sebelum atau mobilitas fisik taratasi
sesudah latihan dan sebagian
P:
lihat respon pasien
Intervensi a sampai d
saat latihan.
dilanjutkan.
d) Kolaborasi dengan
a) Kaji kebutuhan
pihak panti untuk
pasien terhadap
pemberian obat anti
pelayanan
hipertesi jika terjadi
kesehatan terdekat
peningkatan tekanan
terhadap
darah dari batas
peralatan
Normal.
pengobatan yang
tahan lama.
b) Ajarkan dan
dukung pasien
dalam latihan
gerak (ROM) aktif
dan pasif
untuk
menurunkan
kekakuan sendi

42
dan
mempertahankan
atau
meningkatkan
kekuatan serta
ketahanan otot.
c) Memonitoring
vital sign sebelum
atau sesudah
latihan dan lihat
respon pasien saat
latihan.
d) Kolaborasi
dengan pihak
panti untuk
pemberian obat
anti hipertesi jika
terjadi
peningkatan
tekanan darah dari
batas Normal.
2. Ketidakseimbangan a) Monitor adanya S : Keluarga pasien
nutrisi kurang dari penurunan berat mengatakan pasien
kebutuhan tubuh badan. masih malas makan
berhubungan dengan b) Anjurkan pasien (tidak nafsu makan)
faktor biologis. untuk meningkatkan dan lemas.
protein dan vitamin O : Pasien masih
C. nampak pucat dan
c) Yakinkan diet yang lemas.
dimakan A : Masalah belum
mengandung tinggi teratasi.

43
serat untuk P : lanjutkan
mencegah implemenasi dari a – d
konstipasi. a) Monitor adanya
d) Anjurkan pasien penurunan berat
untuk makan sedikit badan.
tapi sering. b) Anjurkan pasien
Begitupula dengan untuk
minum. meningkatkan
protein dan
vitamin C.
c) Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi.
d) Anjurkan pasien
untuk makan
sedikit tapi sering.
Begitupula
dengan minum.

44
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membaca isi dari pembahasan makalah diatas maka kami
menarik suatu kesimpulan :
1. Stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah gangguan otak
fokal ataupun global secara mendadak yang disebabkan oleh gangguan
vaskuler dan dapat menyebabkan kematian yang berlangsung selama 24
jam atau lebih. Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke
merupakan penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan
dengan angka sekitar 5,54 juta kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari
seluruh kematian di dunia.
2. Ada dua penyebab utama dari stroke, dilihat dari faktor penyebabnya
c. Faktor risiko yang tidak dapat di modifikasikasi
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Herediter, Ras/etnik
d. Faktor yang dapat di modifikasi
1) Hipertensi (darah tinggi)
2) Penyakit jantung
3) Diabetes mellitus
4) Hiperkolesterolemia
5) Merokok
6) Obesitas
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Dorothy, R. M. (2011). Bebas dari 6 Penyakit Paling Mematikan. Jakarta: PT.


BUKU SERU.

Lanny, L. (2013). All About Stroke. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Margareth, T., & M, R. C. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL


BEDAH DAN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Nuha Medika.

Ratna, P. D. (2011). Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika.

Yessie, P. M., & Andra, W. S. (2013). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai