Anda di halaman 1dari 58

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA

DIABETES MELLITUS PADA Ny.I DI WILAYAH PERUMAHAN UNAND

KELURAHAN BANDAR BUAT KECAMATAN LUBUK KILANGAN

KOTA PADANG

TAHUN 2021

DISUSUN OLEH :

TUSEJERI SYAFRIMELTI

18032

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I / BB PADANG

TAHUN 2020/2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH UTAMA DIABETES

MELLITUS PADA Ny.I DI WILAYAH PERUMAHAN UNAND KELURAHAN

BANDAR BUAT KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG TAHUN 2021

Diketahui Oleh :

Pembimbing Pembimbing

(Ns. Shanti dafris, M. Kep) (Ida Mariana,S.SIT, M.Kes)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat dan

karunianya yang berlimpah sehingga dapat menyelesaikan Askep Keluarga pada Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul “asuhan keperawatan keluarga dengan

masalah utama diabetes mellitus pada ny.i di wilayah perumahan unand kelurahan

bandar buat kecamatan lubuk kilangan kota padang tahun 2021

Banyak pihak yang telah memberi dukungan dalam pembuatan Asuhan

Keperawatan ini, untuk itu saya mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada :

1. Ibu Mayor Ckm (K) Ns.Hj.Yul Afni, S.Kep, M.MKes, selaku Direktur

Akademi Keperawatan Kesdam I/ BB Padang

2. Ibu Ns. Shanti dafris, M. Kep dan Ibu Ida Mariana,S.SIT, M.Kes selaku

pembimbing akademik

3. Keluarga Besar Bapak Syafriadi dan Ibu Indrayanti

Saya berusaha untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan Keluarga ini

dengan sebaik baiknya. Asuhan Keperawatan Keluarga ini dipaparkan untuk

disempurnakan. Oleh karena itu saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas

kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja selama ini dan semoga Asuhan

Keperawatan Keluarga ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam bidang

keperawatan.

Padang, 23 Mei 2021

Tusejeri syafrimelti

DAFTAR ISI

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1


1.2 Tujuan...................................................................................................................3
1.3 Ruang Lingkup Penulisan.....................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga...................................................................................................3
2.1 Definisi Keluarga......................................................................................................3
2.2 Struktur Keluarga......................................................................................................4
2.3 Ciri –Ciri Struktur Keluarga......................................................................................4
2.4 Tipe Keluarga............................................................................................................5
2.5 Fungsi Keluarga........................................................................................................6
2.6 Tahap- Tahap Perkembangan Keluarga.....................................................................7
2.7 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan................................................................9

B. Diabetes Mellitus................................................................................................10
1. Defenisi Diabetes Mellitus.......................................................................................10
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus...................................................................................11
3. Etiologi Diabetes Mellitus.......................................................................................12

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga.............................................................15


1. Pengkajian Keperawatan Keluarga..........................................................................15
2. Diagnosis Keperawatan Keluarga............................................................................20
3. Intervensi Keperawatan Keluarga............................................................................21
4. Implementasi Keperawatan Keluarga......................................................................22
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga..............................................................................22

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Identitas Umum Keluarga...................................................................................23


B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga....................................................26
C. Pengkajian Lingkungan......................................................................................27
D. Struktur Keluarga................................................................................................30
E. Fungsi Keluarga..................................................................................................30

iii
F. Stress Dan Koping Keluarga...............................................................................32
G. Keadaan Gizi Keluarga.......................................................................................33
H. Harapan Keluarga...............................................................................................33
I. Pemeriksaan Fisik...............................................................................................34
J. Skoring................................................................................................................41
K. Prioritas Diagnosa Keperawatan.........................................................................42
L. Rencana Asuhan Keperawatan...........................................................................43
M. Implementasi & Evaluasi Keperawatan..............................................................49

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................53
4.2 Saran...................................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................55

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian

Kesehatan tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat

PIS-PK. Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara

puskesmas meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses

yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah

satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang

komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah

keluarga,mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya

kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan

melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan

terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah

penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada

sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer & Bare, 2015). Diabetes

melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya

kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel beta langerhans

kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel tubuh terhadap

insulin (Sunaryati dalam Masriadi, 2016).

Diabetes merupakan salah satu dari berbagai penyakit yang mengancam

1
hidup banyak orang. Laporan statistik dari International Diabetes Federation (IDF)

mengatakan, ada sekitar 230 juta penderita diabetes di dunia. Angka tersebut terus

bertambah 3% atau sekitar 7 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita diabetes

diperkirakan akan mencapai 350 juta pada tahun 2025. Setengah dari angka

tersebut berada di Asia terutama India, China, Pakistan dan Indonesia. World

Health Organization (WHO) memprediksikan kenaikan jumlah penyandang

diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada

tahun 2030. Jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia setelah India

(31,7 juta), Cina (20,8) juta dan Amerika Serikat (17,7 juta) (Syafey dalam

Masriadi, 2016).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengatakan bahwa

wawancara yang dilakukan terhadap responden yang berumur ≥ 15 tahun

didapatkan hasil prevalensi diabetes mellitus di Indonesia yang terdiagnosis

dokter sebesar 1,5%. Diabetes mellitus terdiagnosis dokter atau gejala sebesar

2,1%. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI

Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan

Timur (2,3%). Sedangkan Sumatera Barat di posisi 10 bersama Jawa Barat,

Banten dan Bali dengan persentase masing-masing 1,3%. Prevalensi diabetes

mellitus pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada lakilaki dan meningkat

sesuai dengan bertambahnya umur, namun mulai umur ≥65 tahun cenderung

menurun. Prevalensi Diabetes mellitus di perkotaan cenderung lebih tinggi dari

pada perdesaan dan cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat

pendidikan tinggi.

Sumatera Barat merupakan salah satu dari 17 provinsi yang dikategorikan

memiliki prevalensi penderita diabetes mellitus yang lebih tinggi. Tahun 2011

2
prevalensi penderita diabetes mellitus tipe 2 sebesar 1,2% dan pada tahun 2013

memiliki prevalensi penderita diabetes mellitus tipe 2 sebesar 1,3%. Hal ini

membuktikan adanya kenaikan angka penderita diabetes mellitus tipe 2 dari tahun

2011-2013 yaitu prevalensi Nasional sebesar 0,4% dan Sumatera Barat sebesar

0,1% (Riskesdas, 2013). Dinas Kesehatan Kota padang (DKK) tahun 2016

mengatakan bahwa jumlah penderita diabetes dari seluruh puskesmas yang ada di

kota Padang sebanyak 3.845 kasus baru dan 18.678 kasus lama dengan total

22.523 penderita diabetes mellitus. Dari 23 puskesmas di Kota padang, puskesmas

Andalas menduduki peringkat pertama sebanyak 185 kasus baru dan 2.225 kasus

lama dengan total 2.410 kasus. Pada peringkat kedua yaitu puskesmas Lubuk

Buaya sebanyak 90 kasus baru dan 2.159 kasus lama dengan total 2.249 kasus.

Sedangkan peringkat ketiga yaitu puskesmas Lubuk Begalung sebanyak 414

kasus baru dan 1.488 kasus lama dengan total 1.902 kasus. Kasus diabetes

mellitus di puskesmas Andalas tahun 2014 berjumlah 2.028 kasus dan mengalami

penurunan pada tahun 2015 yaitu sebanyak 1.860 kasus, tetapi mengalami

peningkatan yang cukup tinggi pada tahun 2016 yaitu sebanyak 2.410 kasus. Ini

merupakan peningkatan yang relatif tinggi, bisa disebabkan karena masih banyak

keluarga yang tidak melakukan pengontrolan gula darah secara rutin dan tidak

mengetahui tanda dan gejala dari diabetes mellitus

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan

kesehatan dengan asuhan keperawatan pada keluarga Ny .I

1.2 Tujuan

1.1.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang

3
pemberian asuhan keperawatan keluarga pada Ny .I dengan masalah utama

Diabetes Mellitus

1.1.2. Tujuan Khusus

a. Mampu Melakukan Pengkajian Pada Ny .I Dengan Masalah Utama Diabetes

Mellitus

b. Mampu Menentukan Masalah Keperawatan Pada Ny .I Dengan Masalah

Utama Diabetes Mellitus

c. Mampu Membuat Diagnosa Keperawatan Pada Ny .I Dengan Masalah

Utama Diabetes Mellitus

d. Mampu Membuat Rencana Keperawatan Pada Pada Ny .I Dengan

Masalah Utama Diabetes Mellitus

e. Mampu Membuat Implementasi Keperawat Pada Ny .I Dengan Masalah

Utama Diabetes Mellitus

f. Mampu Mengevaluasi Asuhan Keperawatan Pada Ny .I Dengan Masalah

Utama Diabetes Mellitus

1.3 Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan laporan seminar ini penulis hanya membatasi satu kasus

yaitu : asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama diabetes mellitus

pada ny.i di wilayah perumahan unand kelurahan bandar buat kecamatan

lubuk kilangan kota padang tahun 2021

dengan menggunakan proses keperawatan

1.4 Manfaat Penulisan

1. Masyarakat

Membudayakan pengelolaan pasien Diabetes Mellitus pada tatanan keluarga.

4
2. Tenaga Kesehatan

Sebagai wawasan dan masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat khususnya tim program kunjungan rumah (home

care) atau Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga

2.1 Definisi Keluarga

Menurut UU No.10 Tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil dalam

masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau

ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan menurut WHO,

keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertalian darah, adopsi atau perkawinan. Keluarga adalah dua atau lebih

individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling berbagi

pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta

mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman,

2010). Menurut Sudiharto (2012), keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Sedangkan menurut Harmoko (2012), keluarga adalah perkumpulan dua

atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

adalah unit terkecil yang berupa dua atau lebih individu yang terdiri dari

kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu

atap yang tergabung karena adanya ikatan berupa hubungan darah,

perkawinan atau adopsi untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan

pendekatan emosional serta mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari

anggota keluarga yang selalu berinteraksi satu sama lain.


3
2.2 Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi

keluarga dimasyarakat. Ada beberapa struktur keluarga yang ada di Indonesia yang

terdiri dari bermacam macam,diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi,dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi,dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.

e. Keluarga Kawin

Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri. (Padila,2012)

2.3 Ciri –Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peran an

dan fungsinya masing-masing.

4
Salah satu pendekatan dalam asuhan keperawatan kelaurga adalah pendekatan

structural fungsional. Struktur kelaurga menyatakan bagaimana keluarga

disusun atau bagaimana unit-unit ditata dan saling terkait satu sama lain.

(Padila,2012)

2.4 Tipe Keluarga

Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe

keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan nonformatif,

tipe-tipe keluarga sebagai berikut :

a. Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri, dan anak-anak

2) Pasangan istri, terdiri atas suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada

anak yang tinggal bersama mereka

3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari

perceraian

4) Bujangan dewasa sendirian

5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang orang yang

berhubungan

6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak

anaknya sudah berpisah

b. Keluarga Non Tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak

2) Pasangan yang memiliki anak tetapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu

3) Menikah kumpul kebo,kumpul bersama tanpa menikah

4) Kelaurga gay atau lesbian, orang yang berjenis kelamin yang sama dan

5
hidup bersama sebagai pasangan yang menikah

5) Keluarga komuni, terdiri lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak

secara bersama-sama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.

(Padila,2012)

2.5 Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada

kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen

yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah

(Friedman, M.M et al., 2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling

menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan

menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini

keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-


6
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh

nilai-nilai budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya

manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk

memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk

keluarga adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota

keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,

yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga

yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti

sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

2.6 Tahap- Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi

menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan

keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang

memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan

keluarga lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan

menjadi orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan,

persalinan dan menjadi orangtua).

7
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain

yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan

yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab,

bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta

konseling KB post partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan pada

anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak

sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

f. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga

seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,

mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan

menyediakan aktifitas anak.

g. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan terhadap

remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan sistem

peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh

kembang anggota keluarga.

h. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri

dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang

ada dalam keluarganya.

8
i. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih banyak

waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,

memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

j. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian tahap

masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian

pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa

lalu.

2.7 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahanperubahan yang

dialami anggota keluarga. Keluarga perlu mengetahui dan mengenal fakta-

fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor

penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah

kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga

tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga

harus mengetahui keadaan penyakitnya; sifat dan perkembangan perawatan

yang dibutuhkan; keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan;

sumber-sumber yang ada dalam keluarga (keuangan atau financial, fasilitas

fisik, psikososial) dan bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.


9
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah

yang sehat dan keluarga mengetahui sumber dan manfaat pemeliharaan

lingkungan serta bagaimana upaya pencegahan terhadap penyakit.

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus

mengetahui keuntungan dan keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat

terjangkau oleh keluarga.

B. Diabetes Mellitus

1. Defenisi Diabetes Mellitus

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada

sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (Smeltzer dan Bare, 2015). Diabetes

melitus merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus

berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan

beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah

(PERKENI, 2015 dan ADA, 2017).

Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai

dengan tingginya kadar gula darah sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel

beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel

tubuh terhadap insulin (Sunaryati dalam Masriadi, 2016).

10
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

DM dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori klinis (Smeltzer dan Bare, 2015),

yaitu :

a. DM tipe 1

DM tipe 1 atau IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat terjadi

disebabkan karena adanya kerusakan sel-β, biasanya menyebabkan kekurangan

insulin absolut yang disebabkan oleh proses autoimun atau idiopatik. Umumnya

penyakit ini berkembang ke arah ketoasidosis diabetik yang menyebabkan

kematian. DM tipe 1 terjadi sebanyak 5-10% dari semua DM. DM tipe 1

dicirikan dengan onset yang akut dan biasanya terjadi pada usia 30 tahun

(Smeltzer dan Bare, 2015).

b. DM tipe 2

DM tipe 2 atau NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus), dapat

terjadi karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat resistensi insulin.

DM tipe 2 juga merupakan salah satu gangguan metabolik dengan kondisi

insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan tetapi reseptor

insulin di jaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut. DM tipe 2 mengenai

90-95% pasien dengan DM. Insidensi terjadi lebih umum pada usia 30 tahun,

obesitas, herediter, dan faktor lingkungan. DM tipe ini sering terdiagnosis

setelah terjadi komplikasi (Smeltzer dan Bare, 2015).

c. DM tipe tertentu

DM tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain, misalnya, defek genetik pada

fungsi sel-β, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas

(seperti fibrosis kistik dan pankreatitis), penyakit metabolik endokrin, infeksi,

sindrom genetik lain dan karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti dalam

11
pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ) (Smeltzer dan Bare,

2015).

d. DM gestasional

DM ini merupakan DM yang didiagnosis selama masa kehamilan, dimana

intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa kehamilan. Terjadi pada 2-

5% semua wanita hamil tetapi hilang saat melahirkan (Smeltzer dan Bare, 2015).

3. Etiologi Diabetes Mellitus

Umumnya diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian

besar dari sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi

menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin. Disamping itu diabetes

mellitus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan

glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain

yang belum diketahui. (Smeltzer dan Bare, 2015)

Diabetes mellitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai

beberapa penyebab, antara lain :

a. Pola makan

Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh

tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. Konsumsi makanan yang

berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai

dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan

menyebabkan diabetes mellitus.

b. Obesitas (kegemukan)

Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung memiliki peluang

lebih besar untuk terkena penyakit diabetes mellitus. Sembilan dari sepuluh orang

12
gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus.

c. Faktor genetis

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab

diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes

mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun

resikonya sangat kecil.

d. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan

Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang

pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pancreas menurun

sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh

termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang

lama dapat mengiritasi pankreas.

e. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang

pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak

ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.

Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan risiko

terkena diabetes mellitus.

f. Pola hidup

Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika

orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit

diabetes mellitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang tertimbun

didalam tubuh, kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama

penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas.

g. Kadar kortikosteroid yang tinggi. Kehamilan diabetes gestasional.

13
h. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

i. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

14
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan

menggunkan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan

individu –individu sebagai keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga

meliputi pengkajian, perumusan diagnose keperawatan, penyusunan perencanaan,

perencanaan asuhan dan penilaian ( Padila, 2012)

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Model pengkajian keluarga terdiri dari 6 kategori yang luas, yaitu :

mengidentifikasi data, tahap dan riwayat perkembangan , data lingkungan,struktur

keluarga,fungsi keluarga, stress koping dan adaptasi keluarga (Friedman,2012)

a. Pengkajian Keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi

secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Agar diperoleh

data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,perawat

diharapkan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti yaitu bahasa yang

digunakan dalam aktivitas keluarga sehari-hari (Andarmoyo,2012)

1) Identifikasi Data

a) Nama Kepala Keluarga(KK)

b) Umur

c) Agama

d) Suku

e) Pendidikan

f) Pekerjaan
g) Alamat

h) Telepon

2) Komposisi Keluarga

3) Genogram 3 generasi / keturunan

4) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

5) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keleurga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait kesehatan.

6) Agama

Mengkaji agama yang dianut keluarga beserta kepercayaan yang dapat

memengaruhi kesehatan.

7) Status social ekonomi keluarga

Status social keluarga ditentukan oleh anggota kelaurga yang menjadi

tulang punggung keluarga, pendapatan baik dari kepala kelaurga

maupun anggota kelaurga lainnya. Selain itu status social ekonomi

kelaurga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan

oleh kelaurga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

8) Aktivitas dan rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja kelaurga

pergibersama-sama untuk mengunjungi tempat reaksi tertentu, namun

dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan


aktivitas rekreasi.

b. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua

dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai

tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayat kesehatan

pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman- pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Data Lingkungan

1. Karakteristik rumah

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3. Mobilitas geografi keluarga

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

5. Sistem pendukung keluarga

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara


berkomunikasi antar anggota keluarga.

2) Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masing anggota

keluarga baik secara formal maupun informal.

4) Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma

yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

a) Fungsi Afektif, yaitu perlu dikaji gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lain, bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghargai.

b) Fungsi Sosialisasi, yaitu perlu mengkaji bagaimana berinteraksi atau

hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar

disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi Perawatan Kesehatan, yaitu menjelaskan sejauh mana

keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlu dukungan serta

merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan

keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan keluarga dalam

melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga, yaitu mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk


melakukan tindakan, melakukan perawatan kesehatan pada anggota

keluarga yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.

d) Fungsi Reproduksi. Hal yang perlu dikaji adalah terkait perencanaan

jumlah anak, pasanagn aseptor atau tidak beserta alasannya.

e) Fungsi Ekonomi. Menjelaskan tentang upaya yang dilakukan

keluarga dalam memenuhi kebutuhan (sandang pangan) serta

pemanfaatan sumber alam yang ada di lingkungan tempat tinggal.

f. Fungsi Keluarga

a) Stressor jaangka pendek dan panjang

(1) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 5 bulan.

(2) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor

c) Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d) Strategi adaptasi fungsional yang divunakan bila menghadapi

permasalahan/stress

g. Keadaan Gizi Keluarga

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan dalam

pemenuhan gizi keluarga dan upaya lainnya.


h. Harapan Keluarga

Menjelaskan harapan keluarga terhadap layanan kesehatan yang ada terkait

kesehatan keluarganya serta rencana untuk jangka panjang dalam

pemeliharaan kesehatan.

i. Analisa Data

Mengkaitkan data (DO&DS) dan menghubungkan data tersebut dengan

konsep teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien.

2. Diagnosis Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke system

keluarga dan subsistem nya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan .

diagnosis keperawatan kelaurga termasuk masalah kesehatan actual dan potensial

dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi

untk menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman( Friedman,2010)

a. Skoring

N KRITERIA BOBOT NILAI

O
1 Sifat masalah :

a. Actual 3

b. Resiko 1 2

c. Keaadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah :

a. Mudah 2

b. Sebagian 2 1
c. Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah :

a. Tinggi 3

b. Cukup 2

c. Rendah 1 1
4 Menonjolnya masalah :

a. Masalah berat harus segera 2

ditangani

b. Ada masalah tapi tidak harus 1 1

ditangani

c. Masalah tidak dirasakan 0


Sumber : Andarmoyo,2012

Menurut Andarmoyo (2012) cara menentukan prioritas masalah :

a) Tentukan skor untuk setiap kriteria

b) Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor

X bobot

Angka Tertinggi

c) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

3. Intervensi Keperawatan Keluarga

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnose

keperawatan, pernyataan keluarga,dan perencanaan keluarga dengan merumuskan

tujuan, mengidentifikasi strategi, intervensi alternative dan sumber serta

menentukan prioritas intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi

dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
( (Friedman,2010). Lain halnya menurut Padila (2012) intervensi keperawatan

keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan umum, tujuan khusus,

rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria

standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik,dapat diukur, dapat dicapai, rasional

dan menunjukkan waktu.

4. Implementasi Keperawatan Keluarga

Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada

keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. (Parida,2012)

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang

perawat memperbaharui rencabna asuhan keperawatan sebelum perencanaan

dikembangkan dan dimodifikasi, perawat bersama keluarga perlu melihat

tindakan-tindakan keperawatan tertentu, apakah tindakan keperawatan tersebut

benar-benar membantu. (Sulistyo Andarmoyo,2012)


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS UMUM KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga : indrayanti (Ny .I)

2) Usia : 51 Tahun

3) Agama : Islam

4) Suku : minang

5) Pendidikan : SLTA

6) Pekerjaan : ibu rumah tangga

7) Alamat perumahan unand gadut

8) No Telfon/ HP : -

2. Komposisi Keluarga

Jenis Hubungan
Nama Agama Pendidikan Pekerjaan
No Umur Kelamin dengan KK
1 Tn. S 52 th Laki-laki Islam Suami Ny.I SMA Pegawai
BUMN
2 Ny.R 25 th Perempuan Islam Anak D3 Wiraswasta
3 Ny.J 21th Perempuan Islam Anak D3 mahasiswa
4 An. K 15th Laki-laki Islam Anak SMP Pelajar

3. Genogram Ny .I
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal

: Tinggal dalam satu rumah

4. Tipe Keluarga

a. Jenis Tipe Keluarga :

Keluarga Inti terdiri dari suami, istri, dan anak

b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :

Keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orang tua

campuran atau orang tua tiri.

5. Suku Bangsa

a. Asal Suku Bangsa :


Keluarga Ny .I berasal dari suku Minang

b. Budaya Yang Berhubungan Dengan Kesehatan :

Kebudayaan yang dianut keluarga Ny .I tidak bertentangan dengan masalah

kesehatan, dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa minang.

6. Suku Bangsa

Seluruh anggota keluarga Ny .I beragama islam dan taat beribadah, sering

mengikuti pengajian yang diadakan kelurahan, serta ber’doa agar Ny .I dapat

sembuh dari penyakitnya.

7. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

a. Anggota Keluarga Yang Mencari Nafkah :

 Ny .I

b. Penghasilan:

Ny .I : Rp. 0/ bln

c. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll):

Keluarga Ny .I memiliki 3 televisi, 1 kulkas, 1 sepeda motor, 1 mobil, 2 lemari

pajangan, 3 set kursi tamu, 2 set meja makan, 5 lemari pakaian, dan 4 tempat

tidur.

d. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan:

Air : Rp. 400.000/bln

Listrik : Rp. 500.000/bln

Bensin : Rp. 250.000/bln

Makan : Rp. 1.500.000/bln

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Rekreasi yang digunakan untuk mengisi kekosongan adalah menonton televisi di

rumah, mendengarkan murrotal di speaker, rekreasi di luar rumah kadang-kadang.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :

Tahap perkembangan keluarga Ny .I merupakan tahap V yaitu tahap keluarga dengan

anak usia remaja (anak tertua berumur 13 sampai 21 tahun)

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :

Tahap perkembangan keluarga Ny .I merupakan tahap V yaitu tahap keluarga dengan

anak usia remaja.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti:

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :

Ny .I sebagai kepala keluarga menderita penyakit Diabetes Mellitus sejak 1 tahun

yang lalu, klien mengatakan rutin melakukan pengecekan gula darah dirumah, tidak

mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya

b. Riwayat penyakit keturunan :

Keluarga Ny .I tidak memiliki penyakit keturunan.

c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan

No Nama Umur Bb Kesehatan (Bcg/Polio/Dpt/Hb Kesehatan Yang Telah

/Campak Dilakukan
1 Tn. M 55 60 Kurang baik - Diabetes Check rutin

Mellitus
2 Ny.D 52 56 Baik - - -

3 An.M 21 75 Baik - - -
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:

Praktek Dokter/Praktek Bidan

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

Ny .I sebagai kepala keluarga menderita penyakit Diabetes Mellitus sejak 1 tahun

yang lalu

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah:

a. Luas rumah : 18 x 8 meter

b. Kepemilikan :

Kepemilikan rumah atas nama Tn. M

c. Jumlah dan ratio kamar/ruangan :

Kamar tidur :4

Kamar mandi :5

Ruang tamu :1

Kamar mandi besar :1

Gudang :3

Dapur :1

d. Ventilasi/Jendela :

Mempunyai ventilasi ruangan yang cukup baik

e. Pemanfaatan ruangan :

Semua ruangan sesuai dengan fungsi masing-masing

f. Septic Tank :
Ada, letaknya di samping rumah > 10 meter

g. Sumber Air Minum :

Air Sumur

h. Kamar mandi/ Wc Umum

Disetiap kamar menggunakan kamar mandi dan 1 kamar mandi besar di luar

kamar

i. Sampah :

Pembuangan sampah berada di tepi jalan yang nantinya setiap pagi di ambil

petugas kebersihan.

j. Kebersihan lingkungan

Rumah rapi dan sedikit berdebu.

k. Denah Rumah

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW:

a. Kebiasaan :
Ny .I merupakan orang yang termasuk ringan tangan dan suka menolong dengan

tetangga sekitar.

b. Aturan/Kesepakatan :

Ny .Ijuga merupakan masyarakat yang taat terhadap peraturan di sekitar

lingkungannya.

c. Kebersihan lingkungan :

Kebersihan sekitar lingkungan rumah Ny .I terjaga kebersihannya.

3. Mobilitas Geografis Keluarga:

Ny .I sebagai penduduk asli Kota Padang tidak pernah melakukan transmigrasi

maupun imigrasi ke daerah lain.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat:

Ny .I selalu hadir setiap tetangga nya mengadakan pengajian di rumah. Kebiasaan

lain dari masyarakat di lingkungan sekitar rumah selalu melaksanakan kerja

bakti/gotong royong.

5. Sistem Pendukung Keluarga:

Jumlah anggota keluarga yaitu 3 orang, saling mendukung satu sama lain.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola/cara komunikasi keluarga

Anggota keluarga menggunakan bahasa Minang dan bahasa indonesia dalam

berkomunikasi sehari-harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas

kesehatan dan televisi dan internet

2. Struktur kekuatan keluarga


Ny .I menderita penyakit Diabetes Mellitus, anggota keluarga lainnya dalam

saling mendukung dalam upaya penyembuhan Ny .I

3. Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

Formal : Ny .I sebagai kepala keluarga, Tn S sebagai suami.

Informal : Hanya Tn S yang mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga

Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan

sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada

keluarga yang sakit dibawa ke pelayanan kesehatan atau petugas kesehatan yang

terdekat.

E. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa

ke pelayanan kesehatan atau petugas kesehatan.

2. Fungsi sosialisasi

a. Kerukunan hidup dalam berkeluarga :

Keluarga Ny .I selalu rukun dan harmonis dalam berumah tangga

b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga :

Interaksi sesama anggota keluarga Ny .I selalu berjalan baik dan lancar.

c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:

Karena Ny .I sebagai kepala keluarga, Ny .I menjadi acuan dalam

pengambilan keputusan.

d. Kegiatan keluarga waktu senggang:


Kegiatan keluarga Ny .I dalam waktu senggang yaitu dengan berkumpul

bersama keluarga atau pergi berekreasi untuk menikmati waktu luang bersama

keluarga

e. Partisipasi dalam kegiatan sosial :

Ny .I selalu hadir setiap diadakannya kegiatan dalam masyarakat sekitar

3. Fungsi perawatan kesehatan

Menurut Ny .I keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap keadaan

kesehatannya. anggota kelaurganya yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang

dapat memperberat sakitnya, misalnya mengkonsumsi makanan yang mengandung

banyak garam dan gula.

4. Fungsi reproduksi

a. Perencanaan jumlah anak :

Ny .I mempunyai 2 orang anak perempuan dan 1 anak laki- laki.

b. Akseptor :

Tidak. Alasannya belum pernah menggunakan KB dan tidak ingin

menggunakannya.

c. Keterangan lain :

Ny. I tidak menggunakan atau memakai KB karna pada saat dulu pengetahuan

tentang KB belum terpapar dengan baik.

5. Fungsi ekonomi

a. Upaya pemenuhan sandang pangan :

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sandang pangan yang cukup untuk

makan, pakaian dan biaya untuk berobat.


b. Pemanfaatan sumber di masyarakat :

Keluarga Ny .I terkadang suka membantu tetangga yang lebih membutuhkan

dengan beras atau pun sedikit makanan .

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek :

Ny .I mengatakan dirinya menderita penyakit Diabetes Mellitus.

2. Stresor jangka panjang :

Ny .I mengidap penyakit hipertensi semenjak 1 tahun yang lalu dan ia ingin

penyakitnya ini sembuh total.

3. Respon keluarga terhadap stressor

Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke praktek bidan atau

dokter terdekat dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang

lebih tepat dan cepat.

4. Strategi koping

Anggota keluarga Ny .I selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang

ada.

5. Strategi adaptasi disfungsional

Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. M menyampaikan atau

membicarakan dengan anggota keluarganya.

G. KEADAAN GIZI KELUARGA

1. Pemenuhan gizi :

Gizi Ny .I selalu dijaga mulai dari porsi makan hingga pantangan yang dapat
beresiko terhadap penyakitnya.

2. Upaya lain :

Keluarga Ny .I juga melakukan pengobatan tradisional dan juga gizi yang bisa

dibantu dalam pemenuhan nutrisi Ny .I.

H. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatannya :

Keluarga Ny .I berharap pelayanan kesehatan yang diberikan agar meningkatkan

mutu pelayanan dan membantu msalah Ny .I.

2. Stressor jangka panjang

Keluarga Ny .I berharap dengan adanya pelayanan kesehatan yang baik dapat

memberikan kesehatan yang optimal pada Ny .I.

I. PEMERIKSAAN FISIK

Px fisik Tn. M Ny. D An. M


KU Baik Baik Baik

TD 120/70 120/70 mmHg 110/60 mmHg

mmHg
Nadi 100xmenit 118xmenit 86xmenit

Suhu 36,57ͦ C 36,57ͦ C 36, 8ͦ C

Kepala Rambut bersih, Rambut bersih, Rambut bersih,

warna hitam, warna hitam, warna hitam.

sedikit beruban sedikit beruban.


Mata Simetris, Simetris, Simetris,

konjungtiva konjungtiva tidak konjungtiva tidak

anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera tidak


tidak ikretik. tidak ikretik. ikretik
Hidung Bersih, Bersih, Bersih, penciuman,

penciuman, tidak penciuman, tidak tidak ada

ada sekret,tidak ada sekret,tidak sekret, tidak ada

ada pernafasan ada pernafasan pernafasan cuping

cuping hidung. cuping hidung. hidung.

Telinga Bersih, simetris, Bersih, simetris, Bersih, simetris,

tidak ada tidak ada tidak ada serumen,

serumen, fungsi serumen, fungsi fungsi pendengaran

pendengaran baik. pendengaran baik.

baik.
Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, Mulut bersih,

mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir

lembab. lembab. lembab.


Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada

pembesaran pembesaran pembesaran

Kalenjar Kalenjar kalenjar tiroid.

PENGKAJIAN AFEKTIF

Hubungan antara keluarga Ny .I dan Tn.S baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa

ke praktek bidan atau dokter atau petugas kesehatan.

PENGKAJIAN SOSIALISASI

Setiap hari keluarga Ny .I dan Tn.S selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam

keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.


Analisa Data

No Data Problem Etiologi

1. DS : Manajemen Ketidakmampuan

Ny .I mengatakan Kesehatan Keluarga keluarga merawat

• Ingin segera sembuh dari Tidak Efektif dalam mengenal

penyakitnya masalah anggota

• Setiap pagi berolahraga secara keluarga dengan

rutin (jalan santai) Diabetes Mellitus

• Rutin mengecek kadar gula

darah

• Siap mengikuti pola hidup sehat

• Sebelum sakit sering makan dan

minum minuman yang manis

DO :

• Ny .I kooperatif dan konsentrasi

J. SKORING

No KRITERIA BOBOT SKOR PERHITUNGAN PEMBENARAN.

1 Sifat masalah Tn. M

actual 1 2 mengatakan ingin


2/3x1=0,6 segera sembuh

dari penyakitnya

Tn. M

mempunyai

riwayat Diabetes

Mellitus semenjak

1 tahun yang lalu

41
2 Kemungkinan Sumber daya dan

masalah untuk 1 2 dana keluarga

dirubah : 1/2x2= 1 tersedia, tetapi

sebagian pengetahuan yang

mereka miliki

kurang memadai
3. Potensi masalah Mengatasi maslah

untuk dicegah : 1 2 diperlukan waktu

cukup yang cukup,

2/3x1=0,6 supaya mereka

dapat mengenal

penyakit Diabetes

Mellitus
4. Menonjolnya Keluarga

masalah : 1 2 merasakan

masalah perlu 2/2x1=1 sebagian

segera ditangani
Jumlah Skor 3

,2

K. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif Berhubungan Dengan

Ketidakmampuan Keluarga Dalam Merawat Dan Mengenal Anggota Keluarga

Dengan Diabetes Mellitus

42
L. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSIS LUARAN INTERVENSI

KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN

(SDKI) (SLKI) (SIKI)


1. D.0112 Kesiapan Setelah dilakukan Intervensi Utama

Peningkatan kunjungan rumah 3x Edukasi Kesehatan

Manajemen diharapkan keluarga

Kesehatan Tn. M mengalami Observasi

Peningkatan Tentang - Identifikasi kesiapan dan

Manajemen Kesehatan kemampuan menerima

L.12104 Manajemen informasi

Kesehatan - Identifikasi factor faktor

Ekspektasi : yang dapat meningkatkan

Meningkat dan menurunkan motivasi

Kriteria Hasil : perilaku hidup bersih dan

• Melakukan sehat

tindakan untuk Terapeutik

mengurangi factor - Sediakan materi dan

resiko meningkat media pendidikan

• Menerapkan kesehatan

program - Jadwalkan

perawatan pendidikan kesehatan

meningkat sesuai kesepakatan

• Aktivitas hidup - Berikan kesempatan

sehari-hari efektif untuk bertanya

memenuhi tujuan Edukasi

kesehatan - Jelaskan factor resiko

meningkat yang dapat


43
• Verbalisasi mempengaruhi kesehatan

kesulitan dalam - Ajarkan perilaku hidup

menjalani bersih dan sehat

program - Ajarkan strategi yang

perawatan/pengob dapat digunakan untuk

atan menurun meningkatkan perilaku

hidup bersih dan sehat

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli

gizi tentang cara

meningkatkan asupan

makanan

Identifikasi Risiko

Observasi

- Identifikasi risiko

biologis, lingkungan dan

perilaku

- Identifikasi risiko secara

berkala di masing-masing

unit

- Identifikasi risiko baru

sesuai perencanaan yang

telah ditetapkan

Terapeutik

- Tentukan metode

pengelolaan resiko

44
yang baik dan

ekonomis

- Lakukan pengelolaan

risiko secara efektif

- Lakukan update

perencanaan secara

regular (mis

bulanan,triwulan,tahu

nan)

- Buat perencanaan

tindakan memiliki

timeline dan

penanggung jawab

yang jelas

- Dokumentasikan

temuan risiko secara

akurat

Penentuan Tujuan Bersama

Observasi

- Identifikasi tujuan tujuan

yang akan dicapai

- Identifikasi cara mencapai

tujuan secara konstruktif

Terapeutik

- Nyatakan tujuan

dengan kalimat

45
positif dan jelas

- Tetapkan skala

pencapaian

tujuan ,jika perlu

- Fasilitasi memecah

tujuan kompleks

menjadi langkah

kecil yang mudah

dilakukan

- Berikan batasan pada

peran perawat dan

pasien secara jelas

- Diskusikan sumber

daya yang ada untuk

memenuhi tujuan

- Diskusikan

pengambangan

rencana untuk

memenuhi tujuan

- Prioritaskan aktivitas

yang dapat

membantu

pencapaian tujuan

- Fasilitasi dalam

mengidentifikasi

hasil yang

diharapakan untuk

46
setiap tujuan

- Tetapkan batas waktu

yang realistis

- Diskusikan idikator

pengukuran untuk

setiap tujuan (mis.

perilaku)

- Tetapkan evaluasi

secara periodic untuk

menilai kemajuan

sesuai tujuan

- Hitung skor

pencapaian tujuan

- Modifikasi rencana

jika tujuan tidak

tercapai

Edukasi

- Anjurkan menegnai

masalah yang dialami

- Anjurkan

mengembangkan harapan

realistis

- Anjurkan

mengidentifikasi kekuatan

dan kemampuan sendiri

- Anjurkan

mengidentifikasi nilai dan

47
system kepercayaan saat

menetapkan tujuan

- Anjurkan

mengidentifikasi tujuan

realistis dan dapat dicapai

48
M. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

NO HARI/TANGAL DIAGNOSIS IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA

KEPERAWATAN KEPERAWATAN TANGAN


1. Senin, 10 Mei 2021 D.0112 Kesiapan Setelah dilakukan intervensi 3x S : Keluarga mengatakan

09.00 WIB s/d Peningkatan pertemuan terjadi peningkatan cukup mengerti

Manajemen Kesehatan status kesehatan tentang diabetes

Mengkaji perubahan peran mellitus, kontrol secara

terhadap proses keluarga dan rutin dan perubahan

membantu keluarga peran terhadap proses

menggunakan dukungan yang keluarga

ada pada keluarga Ny .I dengan O : Keluarga tampak

hasil keluarga Ny .I berada pada mengerti dan dapat

tahap perkembangan ke VI menyebutkan 3 dari 5

dengan adanya anak dewasa tanda Diabetes Mellitus

dan keluarga dapat dan tampak mengerti

49
menggunakan dukungan yang mengenai perubahan

sudah ada untuk memberikan peran dalam keluarga

dukungan semangat kepada A : Masalah teratasi

anggota keluarga yang sebagian

menderita Diabetes Mellitus P : Lanjutkan Intervensi

yaitu Ny .I pada saat dilakukan

pengkajian tampak sehat

dengan TD : 120/70 mmHg.

Berdasarkan hasil pengkajian

tersebut masalah belum teratasi

dan lanjut dengan intervensi

yaitu membantu keluarga untuk

meningkatkan tugas dan fungsi

keluarga.
2. Selasa, 11 Mei 2021 Membantu keluarga untuk S : Keluarga dapat

09.00 WIB s/d meningkatkan tugas dan fungsi mengetahui tugas dan

keluarga yang diikuti oleh fungsi keluarga yang

50
seluruh anggota keluarga diikuti oleh seluruh

dengan hasil keluarga Ny .I anggota keluarga

mampu mengetahui tugas dan O : Keluarga tampak

fungsi dari setiap anggota mengerti tugas dan

keluarga terhadap anggota fungsi masing-masing

keluarga yang sedang anggota keluarga

menderita Diabetes Mellitus A : Masalah teratasi

yaitu Ny .I Masalah teratasi sepenuhnya

sebagian dan melanjutkan P : Lanjutkan Intervensi

intervensi menentukan proses

keluarga yang khas dan

mentukan gangguan proses

keluarga.
3. Rabu, 12 Mei 2021 Menentukan proses keluarga S : Keluarga mengatakan

09.00 WIB s/d yang khas dan mentukan mampu melibatkan

gangguan proses keluarga anggota keluarga dalam

dengan diikuti seluruh anggota mengambil keputusan

51
keluarga pada keluarga Ny .I dan mendiskusikan

dengan hasil keluarga Ny .I hambatan apa saja yang

dapat mendiskusikan proses terdapat pada keluarga

keluarga yang sering keluarga O : Keluarga tampak

lakukan dan dapat mengerti dan paham

mendiskusikan hambatan apa tentang cara

saja yang terdapat pada meningkatkan proses

keluarga sehingga keluarga keluarga yang benar.

dapat meningkatkan proses A : Masalah teratasi

keluarga yang benar sepenuhnya

P : Intervensi selesai

52
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga dengan masalah utama

Diabetes Mellitus pada Ny .I di wilayah kerja Kelurahan Batipuh Panjang, penulis

dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Hasil pengkajian didapatkan Ny .I mengalami Diabetes Mellitus sejak 1 tahun

yang lalu, klien rutin melakukan pengecekan gula darah dirumah, dan apabila

klien mengalami masalah kesehatan biasanya klien berobat ke praktek bidan atau

dokter dan pelayanan kesehatan terdekat.

b. Setelah dirumuskan masalah maka didapatkan 1 diagnosa yang Kesiapan

Peningkatan Manajemen Kesehatan

c. Implementasi yang dilakukan pada Ny .I mulai pada tanggal 10 Mei s/d 12 Mei

2021 sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi

dilakukan dengan metode tanya jawab, berdiskusi, dan penyuluhan. Pada tahap

akhir peneliti melakukan evaluasi pada Keluarga Ny .I dengan masalah utama

adanya riwayat Diabetes Mellitus pada tanggal 10 Mei s/d 12 Mei 2021,

mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan berdasarkan catatan

perkembangan dengan metode SOAP.

4.2 Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan hasil laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan dan dapat

dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya dalam menerapkan

asuhan keperawatan keluarga khususnya pada pasien riwayat Diabetes Mellitus,

serta sebagai perbandingan dalam mengembangkan kasus asuhan keperawatan


keluarga dengan masalah utama riwayat Diabetes Mellitus.

2. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat khususnya penderita Diabetes Mellitus agar dapat

memeriksakan kadar gula darah secara rutin dan menjaga pola makan dapat

memicu meningkatnya penyakit. Serta penderita Diabetes Mellitus agar dapat

menciptakan tidur yang optimal dan manajemen stres. Penderita Diabetes

Mellitus harus mencari informasi tentang Diabetes Mellitus dan dampaknya serta

obat-obatan herbal yang dapat menurunkan Kadar gula darah. Saat kontrol

tentang penyakitnya, penderita Diabetes Mellitus harus sering bertanya kepada

petugas kesehatan terkait Diabetes Mellitus dan mendengarkan pendidikan

kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan, apabila ada kegiatanyang

diadakan di puskesmas seperti penyuluhan,

54
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Keperawatan Keluarga: Graha Ilmu

Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori, Dan Praktek. Edisi Ke-

5. Jakarta: EGC

Padila.(2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga, Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep

Keluarga Terapi Herbal Dan Terapi Modalitas. Jakarta: Nuha Medika

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia(1st ed.).

Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(I). Jakarta.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Kriteria Hasil Keperawatan(1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan

Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai