OLEH
KELOMPOK 5
Elis ( A.18.10.018)
Jusniati (A.18.10.030)
1
Lampiran 1
2
Lampiran 1
Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling banyak menyerang penderita
diabetes, dan bahkan proporsi ini mencapai 90% dari semua penderita
diabetes. Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh kurangnya
respons tubuh terhadap insulin sehingga penggunaan hormon ini tidak efektif.
Respon tubuh yang tidak mencukupi terhadap hormone insulin mencegah
tubuh menggunakan insulin yang diproduksi oleh pankreas. Bahkan jika
pankreas memproduksi insulin secara normal, hormone yang dihasilkannya
tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh. Tubuh manusia resisten
terhadap hormone insulin (kekebalan)
Ketidakmampuan tubuh manusia untuk menggunakan hormon insulin
biasanya persaingan yang ketat antara sel manusia dan sel lemak tubuh. Sel
lemak yang menumpuk di dalam tubuh akan menyerap hormone insulin dalam
jumlah banyak. Oleh karena itu, diabetes tipe 2 terutama menyerang orang
dengan pola makan dan gaya hidup yang buruk, yang menyebabkan
penumpukan lemak dan obesitas. Dalam kaitan ini, obesitas akan mengganggu
sistem kerja pankreas, sehingga sistem metabolisme juga akan ikut hancur.
c. Diabetes Melitus Tipe 3
Diabetes tipe 3 disebabkan oleh penghambat respons hormon yang diproduksi
oleh plasenta selama kehamilan yang menyebabkan tubuh gagal merespons
hormon insulin. Diabetes tipe ini merupakan gabungan dari diabetes tipe 1 dan
tipe 2. Hal ini terjadi ketika penderita diabetes tipe 1 terus menerus
menyuntikkan insulin yang membuat sebagian pasien resisten terhadap
hormon dari luar dan akhirnya menjadi diabetes tipe 2. Pada akhirnya akan
menderita tipe 2 diabetes pada waktu bersamaan.
Rahmatul (2016) menyatakan bahwa diabetes tipe 3 juga dapat terjadi karena
obat yang diminum oleh penderita diabetes tipe 2 merangsang lebih banyak
produksi insulin yang membuat pankreas lelah, lemah dan akhirnya kolaps.
3
Lampiran 1
4
Lampiran 1
Oleh karena itu keadaan ini sama dengan keadaan diabetes tipe 1, hanya saja
pada diabetes tipe 2, selain kadar gula darah tinggi, kadar insulin juga tinggi
atau normal. Pada diabetes tipe 2 juga ditemukan jumlah insulin yang
mencukupi atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga glukosa tidak
dapat dibawa kedalam sel. Selain alasan diatas, DM jug adapt terjadi akibat
terganggunya transport glukosa intraseluler, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai bahan bakan metabolisme.
E. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
a. Gejala umum
Gejala diabetes sebenarnya berbeda. Biasanya gejala awal yang dirasakan
penderita diabetes adalah sebagai berikut:
1) Haus dan banyak minum
2) Lapar dam makan banyak
3) Sering buang air kecil
4) Menurunnya berat badan
5) Mata kabur
6) Lukanya lama sembuh
7) Kulit, saluran kemih dan gusi mudah terkena infeksi atau gatal-
gatal
8) Nyeri atau mati rasa di tangan dan kaki
9) Kelemahan
10) Mudah untuk tidur
Gejala diatas biasanya ringan dan tidak disadari, pada banyak pasien
gejala-gejala ini biasanya ditemukan tetapi dalam beberapa kasus tidak
ditemukan sama sekali. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita
diabetes diperlukan pemeriksaan lebih lanjut diagnosis diabetesdiperoleh
ketika hasil pemeriksaan berikut ditemukan.
1) Glukosa darah puasa lebih besar dari atau sama dengan 126 mg/dl
2) Ketika glukosa darah lebih dari atau sama denagn 200 mg/dl
3) 75 gram larutan glukosa (dalam uji toleransi glukosa oral) 2 jam
setelah pemberian gula, memberikan hasil lebih dari atau sama
dengan 200 mg/dl
Dalam Rahmatul (2016) jika seseorang memiliki gejala khas diabetes,
seperti buang air kecil berlebihan, minum banyak, makan banyak, turun
dengan cepat dan lemas, maka hasil tes diatas dapat memastikan bahwa
seseorang hanya menderita diabetes 1 kali. Namun jika tidak ada gejala
yang khas diperlukan 2 tes untuk memastikan diagnosis diabetes seperti
yang dijelaskan
b. Gejala awal
Tiga gejala awal yang dapat dijadikan dasar untuk memastikan bahwa
seseorang menderita diabetes, antara lain sebagai berikut:
1) Poliuria
Poliuria adalah kebiasaaan sering buang air kecil pada penderita
diabetes. Kebiasaan ini biasanya terjadi pada malam hari. Hal ini
terjadi karena kadar gula darah yang sangat tinggi sehingga ginjal
tidak dapat mentolerirnya. Akhirnya gula dalam urin terkonsentrasi
dan selanjutnya memaksa ginjal untuk memompa sejumlah besar
5
Lampiran 1
air dari tubuh, sehingga konsentrasi urin atau urin tidak terlalu
tinggi.
2) Polidipsi
Adalah kebiasaan sering merasa sangat haus, kejadian ini terjadi
karena ginjal memompa banyak cairan pada saat itu. Sebab,
penderita diabetes akan cepat merasa haus dan ingi minum terus
menerus.
3) Polifagi
Rahmatul (2016) mengemukakan bahwa kebiasaan penderita
diabetes yang sering kali merasa lelah dan lemas. Alasannya adalah
sel manusia kekurangan energi karena ketidakmampuan untuk
mengimpor gula ke dalam sel. Akhirnya sel manusia terasa lemas
dan lelah pada saat yang sama,otak akan menjawab bahwa pasien
tersebut kurang makan sehingga sering merasa lapar dan
merangsang mereka untuk terus makan. Inilah akhirnya jika anda
makan banyak makanan setelah anda lapar, situasinya akan
menjadi lebih buruk. Kemudian kadar gula darah pada penderita
diabetes akan meningkat.
c. Gejala diabetes tahap lanjut
1) Berat badan turun dengan cepat
Jika penderita diabetes menurunkan berat badan dengan cepat
mereka perlu berhati-hati agar tidak terlalu senang. Peristiwa ini
terjadi bukan karena pola makan yang berhasil melainkan karena
kerusakan pankeras.tugas pankreas adalah menghasilkan insulin,
yang digunakan untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi.
Akibat kerusakan tersebut penkreas tidak dapat mengolah gula
secara optimal. Karena pankreas pasien diabetes tidak dapat
mengubah gula menjadi energi mereka mengembangkan resistensi
insulin. Kemudian tubuh manusia akan mencari sunber energi
alternatifyaitu membakar lemak tubuh. Jika cadangan makanan
tidak mencukupi, otot menjadi sasaran berikutnya. Akibatnya,
meski nafsu makan pasien tergolong normal berat badan pasien
akan terus menyusut.
2) Sering kesemutan
Kesemutan adalah sensasi bagian tubuh tertentu (seperti tangan dan
kaki) seperti digigit semut. Peristiwa ini terjadi karena pembuluh
darah rusak yang mengurangi aliran darah di ujung saraf.
3) Luka ynag sulit sembuh
Rahmatul (2016) bahwa gejala diabetes lainnya adalah luka yang
sulit disembuhkan. Ini adalah efek lain yang merusak pembuluh
darah dan saraf selain sensasi kesemutan. Kerusakan ini
menyebabkan penderita diabetes merasa tidak nyeri saat terluka.
Mereka bahkan tidak memperhatikan ketika tubuhnya terluka,
dikombinasikan dengan kadar gula darah yang tinggi dan tidak
nyeri luka kecil awal akan membesar menjadi bisul dan akhirnya
membusuk. Jika sudah sampai tahap ini amputasi menjadi satu-
satunya cara untuk menyembuhkannya
6
Lampiran 1
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah
Kadar gukosa darah sewaktu
7
Lampiran 1
8
Lampiran 1
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Ny A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Taccorong
No.Telepon :-
3. Genogram
G1 :
9
Lampiran 1
1)Pola Interaksi
a. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga?
( ) Pagi hari ( ) Siang hari
( ) Malam hari ( √ ) Tidak tentu
10
Lampiran 1
2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan keputusan
2.1.1 Cara / metode pengabilan keputusan dikeluarga
( √ ) Suara terbanyak ( ) Musyawarah
( ) Penawaran ( ) Otoriter
( ) Sendiri-sendiri ( ) Lain-lain
2.1.3 Apakah perlu bantuan orang lain untuk memecahkan masalah kesehatan
keluarga
( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, sebutkan
2.1.4 Siapakah anggota keluarga yang paling dipercaya kepala keluarga untuk
membantu masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
( ) Ayah ( √ ) Ibu ( ) Anak laki tertua
( ) Anak perempuan tertua ( ) Mertua ( )
Lain2
3. Struktur nilai/values
3.1. Sistem nilai
3.1.1. Suku ayah Bugis suku ibu Konjo
Budaya yang dominan dalam keluarga suku ayah yaitu suku bugis
3.1.2. Adakah nilai – nilai tertentu yang dianut keluarga yang bertentangan
dengan Kesehatan
( ) Tidak
(√ ) Ya, sebutkan
keluarga bapak U masih mempercayai yang namanya sanro atau dukun
terutama hal-hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan. Akan tetapi
masih tetap mempercayai pengobatan medis.
11
Lampiran 1
4. Struktur peran
4.1. Sebutkan pembagian peran dalam anggota keluarga
4.1.1. Ayah : Sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah
4.1.2. Ibu : Sebagai ibu rumah tangga membantu keperluan yang ada dirumah
4.1.3. Anak : Sebagai anak membantu ibunya dirumah seperti memcuci dan
menyiapkan makanan untuk orang tuanya selain itu juga berprofesi sebagai
mahasiswa
4.1.4. Kakek/nenek : -
4.1.5. Lain-lain
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
1.1. Bagaimama respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
berhasil ?
( √ ) Bangga ( ) Biasa saja ( ) Acuh tak acuh
( ) Lain-lain
2.2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat karena keikut sertaan
dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat ?
( ) Ada ( √ ) Tidak ada
12
Lampiran 1
( √ ) Tidak
( ) Ya, contoh
2.7. Adakah anggota keluarga yang tidak biasa membaca atau menulis
( √ ) Tidak
( ) Ada, siapa apa alasannya
3. Fungsi Reproduksi
3.1. Apakah bapak/ibu atau anggota keluarga saat ini ikut keluarga berencana?
( √ ) Ya ( ) Tidak
13
Lampiran 1
( √ ) Ya ( ) Tidak
4. Fungsi Ekonomi
4.1. Apakah setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri?
( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, siapa saja :
4.2. Bila digabungkan pendapatan keluarga sebulan:
( ) Di bawah Rp. 1.500.000,-
( ) Rp. 1.500.000,- s/d < Rp.2.700.000-
(√ ) Rp.2.700.000- Rp. 3.100.000,-
( ) Di atas Rp. 3.100.000,-
4.3. Apa saja jenis pengeluaran rutin setiap bulan dalam keluarga?
( ) Kebutuhan harian ( ) Bayar pajak/rekening
( √ ) Kebutuhan bulanan ( ) Biaya sekolah
( ) Kebutuhan makan ( ) Biaya transportasi
( ) Kebutuhan pakaian ( ) Kebutuhan sewa
( ) Dana kesehatan ( ) Lain-lain
4.4. Apakah penghasilan keluarga mencukupi pemenuhan kebutuhan tersebut?
(√ ) Ya ( ) Tidak
14
Lampiran 1
a. Makanan pokok √
b. Lauk-pauk √
- protein hewani
- protein nabati √
c. Sayuran √
d. Buah-buahan √
e. Susu √
15
Lampiran 1
Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dengan pola
pertahanannya
(√ ) Membantu mencari jalan keluar ( ) Acuh tak acuh
( ) Pasrah ( ) Mencari jalan keluar
( ) Lain-lain, sebutkan
G. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
1.1. Jenis rumah
( ) Tersendiri ( ) Paviliun
(√ ) Petak ( ) Lain-lain
16
Lampiran 1
1.7. Ventilasi
(√ ) Ada ( ) Tidak
Bila ada, berapa luasnya
1.9. Penerangan
(√ ) Listrik ( ) Petromak ( ) Lampu tempel ( ) Lain-lain
1.10. Lantai
(√ ) Ubin ( ) Plester ( ) Papan ( ) Tanah
Keadaan rumah
Bagian Rumah Tidak ada Kotor Bersih
a. Halaman √
b.. Ruang tamu √
c. Ruang tidur √
d. Ruang makan √
e. Dapur √
f. Kamar mandi √
g. WC √
17
Lampiran 1
2. Pengolahan sampah
2.1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah?
( ) Ya, tertutup (√) Ya, terbuka
( ) Tidak ( ) Lain-lain
3. Sumber air
3.1. Apakah keluarga mempunyai sumber air ?
(√ ) Ya, jenisnya air leden
( ) Tidak
Bila tidak dari mana sumbernya ?
18
Lampiran 1
3.3. Apakah untuk keperluan air minum diambil air sumber tersebut ?
( √ ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, bagaimana memperolehnya
4. Jamban Keluarga
4.1. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri?
(√ ) Ya ( ) Tidak
Bila Tidak, dimana tempat BAB Keluarga
19
Lampiran 1
BB 60 kg 65 kg 50 kg
TB 165 cm 155 cm 153 cm
Kepala Kepala simetris, kulit Kepala simetris, Kepala simetris, kulit
kepala bersih tidak kulit kepala bersih kepala bersih tidak
berketombe, rambut tidak berketombe, berketombe, warna
pendek, warna rambut warna rambut hitam rambut hitam dan
hitam,tidak ada dan tidak ada tidak ada benjolan
benjolan benjolan
Mata Simteris, konugtiva Simteris, konugtiva Simteris, konugtiva
tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera
tidak ikteris, tidak ada tidak ikteris, tidak tidak ikteris, tidak
nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Hidung Bersih, penciuman Bersih, penciuman Bersih, penciuman
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
pernafasan cuping pernafasan cuping pernafasan cuping
hidung hidung hidung
Telinga bersih, simetris, tidak bersih, simetris, bersih, simetris, tidak
ada serumen, fungsi tidak ada serumen, ada serumen, fungsi
pendengaran baik fungsi pendengaran pendengaran baik
baik
Mulut Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir
lembab lembab lembab
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
linva, tidak ada linva, tidak ada linva, tidak ada
bendungan vena bendungan vena bendungan vena
jugularis jugularis jugularis
Dada pergerakan dinding pergerakan dinding pergerakan dinding
dada simetris, tidak dada simetris, tidak dada simetris, tidak
ada penggunaan otot ada penggunaan otot ada penggunaan otot
bantu pernapasan bantu pernapasan bantu pernapasan
Paru-paru Auskultasi paru Auskultasi paru Auskultasi paru
veskuler veskuler veskuler
Jantung Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
tampak, bunyi jantung tampak,bunyi tampak,bunyi jantung
I, II murni jantung I, II murni I, II murni
Abdomen Datar, simetris, tidak Datar, simetris, tidak Datar, simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada varites, Tidak ada varises, tidak ada varises,
dan kekuatan tidak ada edema, nyeri tidak ada edema, tidak ada edema,
otot pada lutut dan kedua kesemutan pada ektremitas atas dan
kaki, kuku bersih, kedua telapak kaki, bawah dalam kondisi
CRT < 2 detik kuku bersih, CRT <2 baik, CRT <2 detik
detik
Kekuatan Otot : Kekuatan Otot : kekuatan Otot :
5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5
5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5
Pemeriksaan 10,6 mg/dL - -
20
Lampiran 1
AU
Pemeriksaan - 386 mg/dL -
Glukosa
PEDOMAN PENJAJAKAN II
Akibat :
Karena kadar gula darah yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi
Lain-lain :
21
Lampiran 1
KELUARGA TN U
No Data Fokus Masalah Kemungkinan
Etiologi
1. DS: Ketidakstabilan kadar Resistensi insulin
- mengeluh pusing glukosa darah
- Lelah atau lesu
- Mengantuk
- Haus meningkat
- Jantung berdenyut
kencang
- Mengeluh lapar
DO:
- Kadar glukosa
dalam darah/urine
tinggi
- Berkeringat
- Jumlah urine
meningkat
- Gemetar dan
berperilaku aneh
DO:-
22
Lampiran 1
Bulukumba, 1 november
2021
Kelompok 5
( )
FORMAT PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
meningkat,
jantung berdebar
kencang dan
mengeluh lapar
drahanya tinggi
386 mg/dl
23
Lampiran 1
dikontrol
semaksimal
mungkin
4. Menonjolkan masalah 2/2 × 1=1 1 Tn U sudah
dikomsumsi oleh
Ny A
Total Skor
24
Lampiran 1
FORMAT PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
berdebar dan
kadar glukosa
drah tinggi
368mg/dl
2. Kemungkinan masalah 1/2 × 2=1 2 sudah berobat
masalah pantangan
25
Lampiran 1
kopi atau
berbahan dasar
gula belum
bisa dikontrol
semaksimal
mungkin
4. Menonjolkan masalah 1/2 × 1=1 1 Tn U sudah
oleh Ny A
Total Skor
26
Lampiran 1
27
Lampiran 1
Manajemen hipoglikemia
Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah
rendah
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi tanda dan gejala hipoglekimia
- Identifikasi kemungkinan penyebab hipohlekimia
Terapeutik :
- Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
- Berikan glukagon, jika perlu
- Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai
diet
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan akses IV, jika perlu
- Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Edukasi :
28
Lampiran 1
Edukasi kesehatan
Definisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan
perilaku hidup bersih serta sehat
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
29
Lampiran 1
Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehari
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
30
Lampiran 1
Pencegahan infeksi
Definisi :
Mengidentifikasidan menurunkan risiko terserang
organisme patogenik
Tindakan
Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
Terapeutik :
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawtan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
31
Lampiran 1
32
Lampiran 1
33
Lampiran 1
34