Anda di halaman 1dari 34

Lampiran 1

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN U DAN NY

A DENGAN KASUS DIABETES MELITUS”

OLEH

KELOMPOK 5

Akhyar Khalid (A. 18.10.008)

Elis ( A.18.10.018)

Fitriyah Mursyidah (a.18.10.022)

Hendri Kurniawan (A.18.10.024)

Jusniati (A.18.10.030)

Rifka Annisa (A.18.10.034)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AKADEMIK 2021

1
Lampiran 1

KONSEP PENYAKIT DIABETES MELLITUS


A. Definisi Diabetes Mellitus
Menurut American Diabetes Association (2005), mendefinisikan bahwa
diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolic yang ditandai
dengan hiperglikrmia, yang terjadi karena sekresi insulin yang tidak normal, kerja
insulin yang tidak normal, kerja insulin yang tidak normal atau keduanya. Dahulu,
WHO (1980) menyakini bahwa diabetes tidak dapat diungkapkan dengan jawaban
yang jelas, namun secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan masalah
anatomi dan kimia yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor
absolut dan faktor pathogen, serta faktor mutlak, kekurangan dan disfungsi insulin
relative.
Hestiana (2007) menyatakan bahwa Diabetes Mellitus (DM) adalah
penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (gula darah) yang melebihi
kadar normal yaitu kadar gula darah sama atau lebih tinggi dari 200 mg/dl, dan
kadar glukosa darah puasa lebih tinggi atau sama sampai 126 mg/dl, alasan
mengapa diabetes mellitus disebut silent killer adalah karena diabetes mellitus
biasanya tidak disadari oleh orang-orangnya juga tidak disadari ketika komplikasi
diketahui terjadi.
Marewa (2015) mengemukakan bahwa DIabates Mellitus (DM) adalah
penyakit metabolic yang ditandai dengan peningkatan kadar gula (glukosa) darah
dalam tubuh manusia yang lebih tinggi dari normal (hiperglikemia). Kadar gula
yang tinggi dikeluarkan melalui urine (urine), sehingga urine mengandung gula
atau rasa manis, sehingga disebut kencing manis, akhirnya dapat menyebabkan
komplikasi akut dan kronis.

B. Tipe Diabetes Mellitus


Ada beberapa jenis diabetes dengan karakeristik yang berbeda-beda.
Diabetes terbagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Diabetes Melitus Tipe 1
Rahmatul (2016) mengemukakan bahwa diabetes tipe 1 disebabkan oleh
produksi hormone insulin pankreas yang tidak mencukupi, akar penyebab
diabetes mellitus tipe 1 adalah karena kerusakan atau kesalahan genetic pada
sel pankreas pasien, sehingga sistem kekebalan tubuh terganggu dan tidak
dapat memproduksi hormone tubuh terganggu dan tidak dapat memproduksi
hormone insulin. Akibatnya , kadar gula darah meningkat pada pasien diabetes
mellitus tipe 1, sangat tergantung pada insulin eksternal. Untuk bertahan hidup
penderita diabetes membutuhkan suntikan hormon insulin secara teratur dan
terencana. Oleh karena itu diabetes tipe 1 juga disebut diabetes tergantung
insulin atau IDDM. Pada diabetes tipe 1 diabetes biasanya menyerang remaja.
Oleh karena itu diabetes tipe ini sering disebut dengan dengan diabetes remaja,
diabetes tipe 1 selalu muncul secara tiba-tiba disertai gejala haus, sering buang
air kecil (sering buang air kecil pada anak), berat badan cepat turun, dan
lemas. Jika insulin tidak segera diberikan maka pasien bisa tiba-tiba
kehilangan kesadaran dan mengalami koma diabetic.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2

2
Lampiran 1

Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling banyak menyerang penderita
diabetes, dan bahkan proporsi ini mencapai 90% dari semua penderita
diabetes. Diabetes tipe 2 adalah diabetes yang disebabkan oleh kurangnya
respons tubuh terhadap insulin sehingga penggunaan hormon ini tidak efektif.
Respon tubuh yang tidak mencukupi terhadap hormone insulin mencegah
tubuh menggunakan insulin yang diproduksi oleh pankreas. Bahkan jika
pankreas memproduksi insulin secara normal, hormone yang dihasilkannya
tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh. Tubuh manusia resisten
terhadap hormone insulin (kekebalan)
Ketidakmampuan tubuh manusia untuk menggunakan hormon insulin
biasanya persaingan yang ketat antara sel manusia dan sel lemak tubuh. Sel
lemak yang menumpuk di dalam tubuh akan menyerap hormone insulin dalam
jumlah banyak. Oleh karena itu, diabetes tipe 2 terutama menyerang orang
dengan pola makan dan gaya hidup yang buruk, yang menyebabkan
penumpukan lemak dan obesitas. Dalam kaitan ini, obesitas akan mengganggu
sistem kerja pankreas, sehingga sistem metabolisme juga akan ikut hancur.
c. Diabetes Melitus Tipe 3
Diabetes tipe 3 disebabkan oleh penghambat respons hormon yang diproduksi
oleh plasenta selama kehamilan yang menyebabkan tubuh gagal merespons
hormon insulin. Diabetes tipe ini merupakan gabungan dari diabetes tipe 1 dan
tipe 2. Hal ini terjadi ketika penderita diabetes tipe 1 terus menerus
menyuntikkan insulin yang membuat sebagian pasien resisten terhadap
hormon dari luar dan akhirnya menjadi diabetes tipe 2. Pada akhirnya akan
menderita tipe 2 diabetes pada waktu bersamaan.
Rahmatul (2016) menyatakan bahwa diabetes tipe 3 juga dapat terjadi karena
obat yang diminum oleh penderita diabetes tipe 2 merangsang lebih banyak
produksi insulin yang membuat pankreas lelah, lemah dan akhirnya kolaps.

C. Etiologi Diabetes Mellitus


1. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah diabetes yang bergantung pada insulin yang ditandai
dengan :
a) Faktor genetik, yaitu pasien tidak mewarisi diabetes tipe 1, tetapi
mewarisi kerentanan atau kerentanan genetik terhadap diabetes tipe 1.
b) Faktor autoimun (imunologi)
c) Faktor lingkungan, yaitu racun atau virus tertentu yang dapat memicu
proses autoimun dan menyebabkan rusaknya sel 
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Kusuma (2015) menyatakan bahwa diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi
insulin dan kegagalan relatif sel beta. Resistensi insulin adalah penurunan
kemampuan insulin dalam merangsang jaringan di sekitarnya untuk menyerap
glukosa sedangkan kemampuan hati dalam menghadap produksi glukosa
menurun.
Faktor risiko diabetes tipe 2 berkaitan dengan terjadinya diabetes tipe 2, yaitu :
a) Usia

3
Lampiran 1

Dalam jurnal Siringoringo dan Haerati (2018) mengemukakan bahwa


umur adalah seseorang atau ciri yang melekat sejak lahir. Setelah umur
40 tahun penurunan fisiologis seseorang menurun tajam. Pengurangan
ini akan berisiko menurunkan fungsi endokrin pankreas untuk
memproduksi insulin.
b) Obesitas
Obesitas menyebabkan hipertrofi sel beta pankreas yang mengurangi
produksi insulin. Hipertrofi pankreas disebabkan oleh peningkatan
beban metabolisme glukosa pada pasien obesitas, yang akan
menyebabkan suplai energi sel menjadi berlebihan.
c) Riwayat keluarga
Menurut silsilah keluarga penderita diabetes, diabetes dapat
diturunkan. Hal ini terjadi karena DNA penderita diabetes juga akan
diinformasikan tentang gen selanjutnya yang terkait dengan penurunan
produksi insulin.
d) Pola makan
Ketidakstabilan sel beta penkreas mungki disebabkan oleh pola makn
yang tidak teratur dan seringkali terlambat. Malnutrisi dapat merusak
pankreas dan pola makan yang tidak teratur juga dapat menyebabkan
ketidakstabilan pankreas.
e) Stress
Sters akan meningkatkan kerja metabolisme dan kubutuhan sumber
energi, yang akan menyebabkan peningkatan kerja pankreas. Akibat
beban yang tinggi pankreas mudah rusak yang berujung pada
penurunan insulin
f) Infeksi
Fadi (2015) mengatakan bahwa bakteri atau virus yang masuk
kepankreas dapat menyebabkan kerusakan sel pankreas. Kerusakan ini
akan menyebabkan penurunan fungsi pankreas.
D. Patofisiologi Diabetes Mellitus
Menurut (2018) bahwa pankreas yang disebut kelenjar ludah lambung adalah
kelenjar penghasil insulin yang terletak di bagian belakang lambung.
Didalamnya terdapat sekumpulan sel berbentuk pulau disebuah pulau, karena
itu disebut Pulau Langerhans, yang mengandung sel , yang mengeluarkan
hormon insulin yang sangat penting untuk mengatur kadar gula darah.
Insulin yamg dikeluarkan oleh sel  dapat dibandingkan dengan kunci yang
membuka pintu glukosa untuk masuk ke dalam sel, sehingga glukosa
dimetabolisme menjadi energi di dalam sel. Jika tidak ada insulin, maka
glukosa di dalam darah tidak akan bisa masuk kedalam sel karena terjadi
peningkatan kadar glukosa dalam darah, inilah diabetes tipe 1.
Dalam kasus diabetes tipe 2, jumlah insulin bisa normal atau bahkan lebih
tinggi, tetapi jumlah reseptor insulin dipermukaan sel bahkan lebih rendah.
Reseptor insulin di permukaan sel bahkan lebih rendah. Reseptor insulin ini
dapat diibaratkan kekurangan lubang kunci, sehingga walaupun terdapat
banyak anak kunsi (insulin), karena kekurangan lubang kunci (reseptor),
glukosa yang masuk ke dalam sel sangat kecil, sehingga sel kekurangan bahan
bakar (glukosa) dan meningkatkan kadar glukosa darah

4
Lampiran 1

Oleh karena itu keadaan ini sama dengan keadaan diabetes tipe 1, hanya saja
pada diabetes tipe 2, selain kadar gula darah tinggi, kadar insulin juga tinggi
atau normal. Pada diabetes tipe 2 juga ditemukan jumlah insulin yang
mencukupi atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik, sehingga glukosa tidak
dapat dibawa kedalam sel. Selain alasan diatas, DM jug adapt terjadi akibat
terganggunya transport glukosa intraseluler, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai bahan bakan metabolisme.
E. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus
a. Gejala umum
Gejala diabetes sebenarnya berbeda. Biasanya gejala awal yang dirasakan
penderita diabetes adalah sebagai berikut:
1) Haus dan banyak minum
2) Lapar dam makan banyak
3) Sering buang air kecil
4) Menurunnya berat badan
5) Mata kabur
6) Lukanya lama sembuh
7) Kulit, saluran kemih dan gusi mudah terkena infeksi atau gatal-
gatal
8) Nyeri atau mati rasa di tangan dan kaki
9) Kelemahan
10) Mudah untuk tidur
Gejala diatas biasanya ringan dan tidak disadari, pada banyak pasien
gejala-gejala ini biasanya ditemukan tetapi dalam beberapa kasus tidak
ditemukan sama sekali. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita
diabetes diperlukan pemeriksaan lebih lanjut diagnosis diabetesdiperoleh
ketika hasil pemeriksaan berikut ditemukan.
1) Glukosa darah puasa lebih besar dari atau sama dengan 126 mg/dl
2) Ketika glukosa darah lebih dari atau sama denagn 200 mg/dl
3) 75 gram larutan glukosa (dalam uji toleransi glukosa oral) 2 jam
setelah pemberian gula, memberikan hasil lebih dari atau sama
dengan 200 mg/dl
Dalam Rahmatul (2016) jika seseorang memiliki gejala khas diabetes,
seperti buang air kecil berlebihan, minum banyak, makan banyak, turun
dengan cepat dan lemas, maka hasil tes diatas dapat memastikan bahwa
seseorang hanya menderita diabetes 1 kali. Namun jika tidak ada gejala
yang khas diperlukan 2 tes untuk memastikan diagnosis diabetes seperti
yang dijelaskan
b. Gejala awal
Tiga gejala awal yang dapat dijadikan dasar untuk memastikan bahwa
seseorang menderita diabetes, antara lain sebagai berikut:
1) Poliuria
Poliuria adalah kebiasaaan sering buang air kecil pada penderita
diabetes. Kebiasaan ini biasanya terjadi pada malam hari. Hal ini
terjadi karena kadar gula darah yang sangat tinggi sehingga ginjal
tidak dapat mentolerirnya. Akhirnya gula dalam urin terkonsentrasi
dan selanjutnya memaksa ginjal untuk memompa sejumlah besar

5
Lampiran 1

air dari tubuh, sehingga konsentrasi urin atau urin tidak terlalu
tinggi.
2) Polidipsi
Adalah kebiasaan sering merasa sangat haus, kejadian ini terjadi
karena ginjal memompa banyak cairan pada saat itu. Sebab,
penderita diabetes akan cepat merasa haus dan ingi minum terus
menerus.
3) Polifagi
Rahmatul (2016) mengemukakan bahwa kebiasaan penderita
diabetes yang sering kali merasa lelah dan lemas. Alasannya adalah
sel manusia kekurangan energi karena ketidakmampuan untuk
mengimpor gula ke dalam sel. Akhirnya sel manusia terasa lemas
dan lelah pada saat yang sama,otak akan menjawab bahwa pasien
tersebut kurang makan sehingga sering merasa lapar dan
merangsang mereka untuk terus makan. Inilah akhirnya jika anda
makan banyak makanan setelah anda lapar, situasinya akan
menjadi lebih buruk. Kemudian kadar gula darah pada penderita
diabetes akan meningkat.
c. Gejala diabetes tahap lanjut
1) Berat badan turun dengan cepat
Jika penderita diabetes menurunkan berat badan dengan cepat
mereka perlu berhati-hati agar tidak terlalu senang. Peristiwa ini
terjadi bukan karena pola makan yang berhasil melainkan karena
kerusakan pankeras.tugas pankreas adalah menghasilkan insulin,
yang digunakan untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi.
Akibat kerusakan tersebut penkreas tidak dapat mengolah gula
secara optimal. Karena pankreas pasien diabetes tidak dapat
mengubah gula menjadi energi mereka mengembangkan resistensi
insulin. Kemudian tubuh manusia akan mencari sunber energi
alternatifyaitu membakar lemak tubuh. Jika cadangan makanan
tidak mencukupi, otot menjadi sasaran berikutnya. Akibatnya,
meski nafsu makan pasien tergolong normal berat badan pasien
akan terus menyusut.
2) Sering kesemutan
Kesemutan adalah sensasi bagian tubuh tertentu (seperti tangan dan
kaki) seperti digigit semut. Peristiwa ini terjadi karena pembuluh
darah rusak yang mengurangi aliran darah di ujung saraf.
3) Luka ynag sulit sembuh
Rahmatul (2016) bahwa gejala diabetes lainnya adalah luka yang
sulit disembuhkan. Ini adalah efek lain yang merusak pembuluh
darah dan saraf selain sensasi kesemutan. Kerusakan ini
menyebabkan penderita diabetes merasa tidak nyeri saat terluka.
Mereka bahkan tidak memperhatikan ketika tubuhnya terluka,
dikombinasikan dengan kadar gula darah yang tinggi dan tidak
nyeri luka kecil awal akan membesar menjadi bisul dan akhirnya
membusuk. Jika sudah sampai tahap ini amputasi menjadi satu-
satunya cara untuk menyembuhkannya

6
Lampiran 1

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa darah
Kadar gukosa darah sewaktu

Kadar glukosa darah DM Belum pasti DM


sewaktu
Plasma vena >200 mg/dl 100-200
Darah kapiler >200 mg/dl 80-100
Table: kadar glukosa darah sewaktu dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring
Kadar glukosa darah puasa

Kadar glukosa darah DM Belum pasti DM


puasa
Plasma vena >200 mg/dl 110-120
Darah kapiler >110 mg/dl 90-110
Table : kadar glukosa darah puasa dengan metode enzimatik sebagai
patokan penyaring
b. Kriteria diagnostik diabetes WHO untuk setidaknya dua pemeriksaan:
1) Kejang terjadi bila glukosa > 200 mg/dl
2) Glukosa darah puasa > 140 mg/dl
3) Dapatkan glukosa plasma dari sampel 2 jam setelah mengonsumsi 75
gram karbohidrat
c. Pemeriksaan laboratorium diabetes
Tes skrining, tes pemantauan pengobatan, tes diagnostik dan tes untuk
menemukan komplikasi adalah jenis tes untuk pasien diabetes
d. Tes foslter
Glukosa urin, glukosa darah puasa dan tes glukosa darah acak adalah jenis
tes skrining diabetes
e. Tes diagnostik
Diagnosis diabetes meliputi glukosa darah puasa, glukosa darah acak, dan
glukosa darah 2 jam postprandial
f. Tes monitoring terapi
Tes monitoring terapi diabetes mellitus adalah
1) GDP: plasma vena, darah kapiler
2) GD2PP: plasma vena
3) A1c: darah vena, darah kapiler
g. Tes unntuk mendeteksi komplikasi
Kusma (2015) tes untuk mendeteksi komplikasi diabetes mellitus
1) Mikroalbuminuria: urin
2) Ureum, kretinin, asam urat
3) Kolestrol total: plasma vena
4) Kolestrol LDL: plasma vena
5) Kolestrol HDL: plasma vena
6) Trigliserida: plasma vena

7
Lampiran 1

G. Komplikasi Diabetes Mellitus


Dalam Noviyanti (2015) adapun komplikasi yang dapat terjadi adalah
1. Saraf
Kerusakan saraf dan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan mati rasa
dan kepekaaan yang tidak memadai terhadap rasa sakit. Akibatnya, pasien
bisa kehilangan kesadaran akan luka kecil, yang kemudian bisa terinfeksi
2. Ginjal
Orang dengan kadar gula darah tinggi lebih cenderung menginfeksi
kandung kemih dan ginjal. Diabetes merusak pembuluh darah kecil.
3. Jantung
Penderita diabetes sensitive terhadap masalah sirkulasi darah, yang dapat
menyempitkan arteri koroner, menyebabkan angina pectoris dan
meningkatkan risiko serangan jantung
4. Mata (gangguan penglihatan)
Retinopati diabetik terjadi karena perubahan pembuluh drah di mata yang
mempengaruhi penglihatan
H. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
1. Farmakologi
a) Metroformin
b) Gliben clamide
c) Chlorpropamide
d) Tolnutamide
e) insulin
2. Non farmakologi
a) Pengaturan makanan
b) Melakukan akrivitas fisik
c) Edukadi berkelanjutan
d) Pengubatan tradisional

FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

8
Lampiran 1

A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Ny A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 40 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Taccorong
No.Telepon :-

2. Susunan Anggota Keluarga

No Nama Umur Gender Agama Hub. Pendidi Pekerj Ket


dgn KK kan aan

1. Tn U 45 th L Islam Suami SMA PNS Asam


Urat
2. Ny A 40 th P Islam Istri SMA IRT Diabet
es
Melitu
s
3. An N 20 th P Islam Anak SMA Maha Sehat
siswa

3. Genogram

G1 :

9
Lampiran 1

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini
 memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar
 membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masayarakat
 mempertahankan keintiman pasangan
 penataan kembali peran orang tuan dan kegiatan rumah tangga dan
membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua.
2. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan
3. Riwayat keluarga Inti
Keluarga mengatakan tidak ada kebutuhan yang tidak terpenuhi.
4. Tipe keluarga
( √ ) Keluarga Inti ( ) Keluarga Besar ( ) Lain-lain
Tipe keluarga Tn U adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
C. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi dalam Keluarga

1)Pola Interaksi
a. Kapan paling sering terjadi interaksi dalam keluarga?
( ) Pagi hari ( ) Siang hari
( ) Malam hari ( √ ) Tidak tentu

b. Dalam siatuasi apa interaksi terjadi ?


( ) Makan bersama ( √ ) nonton TV
( ) Rekreasi ( ) Lain-lain

c. Gambaran pola interaksi keluarga


( ) Antara ayah dengan ibu
( ) Antara ibu dengan anak
( ) Antara ayah dengan anak
( ) Antara anak dengan anak

1.1.4 Apa yang dirasakan sebagai masalah keluarga dalam berinteraksi ?


( √ ) Bahasa ( ) Budaya
( ) Lain-lain, sebutkan

1.1.5 Sejauh mana interaksi tersebut berlangsung ?


( ) Hanya sekedar (√) Diskusi, berbagi perasaan
( ) Lain-lain

1.1.6 Adakah konflik dalam keluarga tentang pola interaksi ?


( √ ) Tidak ada
( ) Ada, jelaskan

1.1.7 Siapakah anggota keluarga yang palig dominan berbicara


( √ ) Ayah ( ) Ibu ( ) Anak
( ) Mertua ( ) Lain-lain,sebutkan
1.2 Cara berkomunikasi dalam keluarga
1.2.1 Cara berkomunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga
( √ ) Langsung ( ) Tidak langsung

10
Lampiran 1

1.2.2 Sifat komunikasi yang sering diterapkan dalam keluarga


( ) Tertutup (√ ) Terbuka

1.2.3 Siapakah anggota yang paling dominan berbicara


( √ ) Ayah ( ) Ibu ( ) Anak
( ) Mertua ( ) Lain-lain,sebutkan

1.2.4 Bahasa yang sering digunakan oleh anggota keluarga


( ) Bahasa Ibu ( √ ) Bahasa Indonesia
( ) Lain-lain, sebukan

2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan keputusan
2.1.1 Cara / metode pengabilan keputusan dikeluarga
( √ ) Suara terbanyak ( ) Musyawarah
( ) Penawaran ( ) Otoriter
( ) Sendiri-sendiri ( ) Lain-lain

2.1.2 Siapakan pengambilan keputusan dalam keluarga ?


( √ ) Ayah ( ) Ibu ( ) Anak laki tertua

2.1.3 Apakah perlu bantuan orang lain untuk memecahkan masalah kesehatan
keluarga
( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, sebutkan

2.1.4 Siapakah anggota keluarga yang paling dipercaya kepala keluarga untuk
membantu masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
( ) Ayah ( √ ) Ibu ( ) Anak laki tertua
( ) Anak perempuan tertua ( ) Mertua ( )
Lain2

2.2. Hubungan dalam keluarga


2.2.1. Bagaimana hubungan antara anggota keluarga ?
( √ ) Harmonis ( ) Kurang harmonis
( ) Tidak saling percaya ( ) Lain:

3. Struktur nilai/values
3.1. Sistem nilai
3.1.1. Suku ayah Bugis suku ibu Konjo
Budaya yang dominan dalam keluarga suku ayah yaitu suku bugis

3.1.2. Adakah nilai – nilai tertentu yang dianut keluarga yang bertentangan
dengan Kesehatan
( ) Tidak
(√ ) Ya, sebutkan
keluarga bapak U masih mempercayai yang namanya sanro atau dukun
terutama hal-hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan. Akan tetapi
masih tetap mempercayai pengobatan medis.

11
Lampiran 1

3.1.3. Adakah kegiatan / nilai agama yang menurut keluarga bertentangan


dengan kesehatan
( ) Tidak
( √ ) Ya, sebutkan
keluarga bapak U masih mempercayai yang namanya sanro atau dukun
terutama hal-hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan. Akan tetapi masih
tetap mempercayai pengobatan medis.

Ss 3.1.4. Bagaimana persepsi keluarga terhadap kesehatan ?


( √ ) Merupakan hal yang penting
( ) Tidak merupakan prioritas dalam keluarga
( ) Merupakan hal yang tidak penting
( ) Tidak tahu
( ) Lain-lain

4. Struktur peran
4.1. Sebutkan pembagian peran dalam anggota keluarga
4.1.1. Ayah : Sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah
4.1.2. Ibu : Sebagai ibu rumah tangga membantu keperluan yang ada dirumah
4.1.3. Anak : Sebagai anak membantu ibunya dirumah seperti memcuci dan
menyiapkan makanan untuk orang tuanya selain itu juga berprofesi sebagai
mahasiswa
4.1.4. Kakek/nenek : -
4.1.5. Lain-lain

4.2. Adakah perubahan peran/konflik ketidak sesuaian peran dalam keluarga


( √ ) Tidak ada
( ) Ada, jelaskan

D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
1.1. Bagaimama respon keluarga jika ada salah satu anggota keluarga yang
berhasil ?
( √ ) Bangga ( ) Biasa saja ( ) Acuh tak acuh
( ) Lain-lain

1.2. Bagaimana respon keluarga terhadap kehilangan ? (terangkan)


Keluarga merasa sangat sedih karena kehilangan salah satu keluarganya
2. Fungsi Sosialisasi
2.1. Apakah anggota keluarga ikut dalam anggota organisasi masyarakat,
khususnya dalam bidang kesehatan ?
( ) Ya, Sebutkan
( √ ) Tidak

2.2. Adakah penghargaan yang diterima dari masyarakat karena keikut sertaan
dalam kegiatan kesehatan dimasyarakat ?
( ) Ada ( √ ) Tidak ada

2.3. Apakah ada anggota keluarga yang cukup berpengaruh dimasyarakat

12
Lampiran 1

( √ ) Tidak
( ) Ya, contoh

2.4. Adakah konflik keluarga di masyarakat ?


( √ ) Tidak
( ) Ada, sebutkan

2.5. Apakah keluarga menggunakan factor-faktor penunjang yang ada


dilingkungan untuk memecahkan masalah kesehatannya
( √ ) ya, sebutkan seperti air yang ditiup-tiup
( ) Tidak , alasannya

2.6. Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai ketrampilan khusus


( √ ) Tidak
( ) Ada, siapa apa jenis ketrampilannya

2.7. Adakah anggota keluarga yang tidak biasa membaca atau menulis
( √ ) Tidak
( ) Ada, siapa apa alasannya

3. Fungsi Reproduksi
3.1. Apakah bapak/ibu atau anggota keluarga saat ini ikut keluarga berencana?
( √ ) Ya ( ) Tidak

3.2. Bila Ya, menggunakan apa?


( ) IUD ( ) MOW/MOP ( √ ) Suntik ( )
Kondom
( ) Pil ( ) Susuk ( ) SIstem Kalender ( ) Lain-
lain

3.3. Bila ya, apa alasan Bapak/Ibu memilih cara KB tersebut?


Karena mereka sudah mencoba menggunakan cara lain namun tidak cocok
dan akhirnya memilih menggunakan suntik
3.4. Bila Ibu KB, dimana memperoleh pelayanannya?
( ) Puskesmas ( ) Dokter praktek
( ) Rumah Sakit ( √ ) Bidan Praktek
( ) Posyandu ( ) BKIA

3.5. Apakah Bapak/Ibu selama menggunakan alat kontrasepsi ada keluhan?


( ) Ya ( √ ) Tidak

3.6. Jika ya, apa keluahannya


3.7. Bagaimana cara menanggulanginya

3.8. Bila tidak ikut KB, alasannya:


( ) Takut ( ) Tidak takut ( ) Alasan Medis
( ) Tidak diizinkan suami ( ) Ingin punya anak
( ) Alasan Agama

3.9. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat informasi tentang KB ?

13
Lampiran 1

( √ ) Ya ( ) Tidak

4. Fungsi Ekonomi
4.1. Apakah setiap anggota keluarga sudah mempunyai penghasilan sendiri?
( ) Ya ( √ ) Tidak
Bila ya, siapa saja :
4.2. Bila digabungkan pendapatan keluarga sebulan:
( ) Di bawah Rp. 1.500.000,-
( ) Rp. 1.500.000,- s/d < Rp.2.700.000-
(√ ) Rp.2.700.000- Rp. 3.100.000,-
( ) Di atas Rp. 3.100.000,-
4.3. Apa saja jenis pengeluaran rutin setiap bulan dalam keluarga?
( ) Kebutuhan harian ( ) Bayar pajak/rekening
( √ ) Kebutuhan bulanan ( ) Biaya sekolah
( ) Kebutuhan makan ( ) Biaya transportasi
( ) Kebutuhan pakaian ( ) Kebutuhan sewa
( ) Dana kesehatan ( ) Lain-lain
4.4. Apakah penghasilan keluarga mencukupi pemenuhan kebutuhan tersebut?
(√ ) Ya ( ) Tidak

4.5. Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai tabungan ?


(√ ) Ya
(√ ) Bila ya, siapa (istri)

4.6. Siapakah pengelola keuangan dalam keluarga


( ) Ayah (√ ) Ibu ( ) Lain-lain

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan

5.1. Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit


5.1.1. Bagaimana kebiasaan berobat jika ada anggota keluarga yang
sakit?
( ) Tidak berobat ( ) Beli obat sendiri
( ) Ke dukun (√ ) Tenaga Kesehatan

5.1.2. Terkait dengan pertanyaan no.21 apabila beli obat sendiri


alasannya
( ) Diberitahu tentangga atau teman
( ) Sudah tahu obatnya
( ) Lain-lain, sebutkan

5.2. Pemenuhan kebutuhan makan


5.2.1. Pengadaan makanan sehari-hari
( √ ) Memasak sendiri ( ) Membeli ( )
Lain2

5.2.2. Komposisi jenis makanan sehari-hari


Ketersediaan
Komposisi Selalu ada kadang- Tidak
kadang pernah

14
Lampiran 1

a. Makanan pokok √
b. Lauk-pauk √
- protein hewani
- protein nabati √
c. Sayuran √
d. Buah-buahan √
e. Susu √

5.2.3. Cara menyajikan makanan dalam keluarga


( √ ) Tertutup ( ) Terbuka ( )Kadang tertutup

5.2.4. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga :


( √ ) Tidak ada
( ) ada, sebutkan jenis makanannya
alasannya

5.2.5. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum


( √ ) Dimasak ( ) Kadang-kadang dimasak
( ) tidak dimasak

5.2.6. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan:


( ) Dipotongan dulu baru dicuci
( ) Tidak dicuci
( √ ) Dicuci baru dipotong-potong

5.2.7. Kebiasaan makan dalam keluarga


( √ ) Bersama ( ) Sendiri-sendiri
( ) lain2

5.3. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur


5.3.1. Apakah setiap anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur
pada siang hari?
( √ ) Ya ( ) Tidak
5.3.2. Apakah setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur masing-
masing
( √ ) Ya ( ) tidak
Bila tidak bagaimana dengan pembagian kamarnya

5.3.3. Bila ada anggota keluarga yang sulit tidur bagaimana


mengatasinya?

5.4. Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan Latihan


5.4.1. Apakah keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur
( ) Ya, frekuensinya sebulan
( √ ) Tidak, alasannya karena sibuk kerja

5.4.2. Apakah sebagian besar anggota keluarga menggunakan waktu


senggangnya dengan kegiatan yang bermanfaat ?
( √ ) Ya, Sebutkan kegiatannya yaitu berkebun

15
Lampiran 1

( ) Tidak, sebutkan alasannya


5.4.3. Apakah sebagaian besar anggota keluarga melakukan aktifitas
olahraga secara teratur?
( ) Ya
( √ ) Tidak

5.5. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri


5.5.1. Bagaimana kebiasaan anggota keluarga dalam pemeliharaan
kebersihan diri
a. Mandi : 2x/hari
b. Sikat gigi : 3x/hari
c. Cuci rambut : 1x/hari

5.5.2. Apakah semua anggota keluarga menggunakan bahan berikut ini


untuk pemeliharaan kebersihan diri
( √ ) Sabun ( √ ) Pasta gigi
( √ ) Shampoo ( ) Lain-lain,sebutkan

E. STRESSOR DAN KOPING


1. Stressor yang dihadapi keluarga saat ini (actual atau resiko)
Stressor yang dihadapi keluarga saat ini tidak ada. Koping keluarga
Mekanisme penanggulangan masalah kesehatan dalam keluarga di atas secara
( ) Mandiri (√) Bersama-sama
( ) Meminta bantuan orang lain
( ) Lain-lain, sebutkan

Bagaimana respon keluarga jika salah satu anggota keluarga bermasalah dengan pola
pertahanannya
(√ ) Membantu mencari jalan keluar ( ) Acuh tak acuh
( ) Pasrah ( ) Mencari jalan keluar
( ) Lain-lain, sebutkan

G. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
1.1. Jenis rumah
( ) Tersendiri ( ) Paviliun
(√ ) Petak ( ) Lain-lain

1.2. Jenis bangunan


(√) Permanen ( ) Semi permanent ( )Non permanen

1.3. Luas bangunan : kurang lebih 3 are


1.4. Luas perkarangan :

1.5. Status rumah :


(√ ) Milik pribadi ( ) kontarakan
( ) Sewa/bulan ( ) Lain-lain

1.6. Atap rumah


( √) Genteng ( ) Sirap ( ) Seng/asbes ( ) Lain-lain

16
Lampiran 1

1.7. Ventilasi
(√ ) Ada ( ) Tidak
Bila ada, berapa luasnya

( ) > 10% luas lantai (√ ) < 10% luas lantai

1.8. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari?


(√ ) Ada ( ) Tidak ada

1.9. Penerangan
(√ ) Listrik ( ) Petromak ( ) Lampu tempel ( ) Lain-lain

1.10. Lantai
(√ ) Ubin ( ) Plester ( ) Papan ( ) Tanah

1.11. Bagaimana kondisi kebersihan secara keseluruhan ?


(√ ) Bersih ( ) Berdebu ( ) Sampah bertebaran
( ) Banyak lalat ( ) Banyak lawa-lawa ( ) Lain2.

1.12. Keadaan bagian rumah

Keadaan rumah
Bagian Rumah Tidak ada Kotor Bersih
a. Halaman √
b.. Ruang tamu √
c. Ruang tidur √
d. Ruang makan √
e. Dapur √
f. Kamar mandi √
g. WC √

Catatan : (factor-faktor resiko bahaya fisik)

1.13. Denah rumah (dengan ukurannya dan mata angin)

17
Lampiran 1

2. Pengolahan sampah
2.1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah?
( ) Ya, tertutup (√) Ya, terbuka
( ) Tidak ( ) Lain-lain

2.2. Bila Ya, bagaimana kondisi tempat pembuangan tersebut


( √ ) Memenuhi syarat ( ) Kurang memenuhi syarat
( ) Tidak memenuhi

2.3. Bila tidak, bagaimana pengolahan tempat sampah rumah tangga ?


( ) Dibuang ke kali ( ) Dimobil petugas
( ) Dbakar ( ) Ditimbun

3. Sumber air
3.1. Apakah keluarga mempunyai sumber air ?
(√ ) Ya, jenisnya air leden
( ) Tidak
Bila tidak dari mana sumbernya ?

3.2. Jika ya, apa jenis sumber airnya ?


( √ ) PAM ( ) Pompa listrik ( ) SPT ( )
Sumur gali
( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain-lain

18
Lampiran 1

3.3. Apakah untuk keperluan air minum diambil air sumber tersebut ?
( √ ) Ya ( ) Tidak
Bila tidak, bagaimana memperolehnya

3.4. Bagaimana keadaan fisik airnya ? (perlu observasi)


( ) Berasa ( ) tidak terasa ( ) Berbau
(√ ) Tidak berbau ( ) Berwarna ( )Ada pengendapan
( ) Tidak ada pengendapan ( ) Lain-lain

4. Jamban Keluarga
4.1. Apakah keluarga mempunyai WC sendiri?
(√ ) Ya ( ) Tidak
Bila Tidak, dimana tempat BAB Keluarga

4.2. Bila Ya, apa jenis jambannya?


(√) Leher angsa ( ) Cemplung ( ) Lain-lain

4.3. Berapa jarak tempat penampungannya dengan sumber air?


( ) <10 meter (√ ) >10 meter

5. Pembuangan air limbah


5.1. Apakah mempunyai saluran pembuangan air kotor? (perlu observasi)
(√ ) Ya, bagaimana kondisinya, mengalir
Kemana pembuangannya tempat pembuangan khusus
( ) Tidak, dimana pembuangannya

H. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN


5.2. Adakah perkumpulan kegiatan kemasayarakatan/sosial di wilayah ini?
(√) Tidak ( ) Ya, jenisnya ……………………………….

5.3. Adakah fasilitas pelayanan kesehatan diwilayah ini :


(√) Ya ( ) Tidak, alasannya ………………………….

5.4. Apakah fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan


kendaraan umum dari rumah?
(√) Bila ya, dengan kendaraan apa (mobil atau motor)
( ) Bila tidak, bagaimana cara menanggulanginya

H. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

Jenis Nama Anggota Keluarga


pemeriksaan Tn U Ny A An N
Keadaan Baik Baik Baik
umum
TD 140/90 mmHg 150/90 mmHg 120/80
Nadi 84x/menit 80x/menit 82x/menit
RR 18x/menit 20x/menit 20x/menit
Suhu 36 ◦c 36 ◦c 36 ◦c

19
Lampiran 1

BB 60 kg 65 kg 50 kg
TB 165 cm 155 cm 153 cm
Kepala Kepala simetris, kulit Kepala simetris, Kepala simetris, kulit
kepala bersih tidak kulit kepala bersih kepala bersih tidak
berketombe, rambut tidak berketombe, berketombe, warna
pendek, warna rambut warna rambut hitam rambut hitam dan
hitam,tidak ada dan tidak ada tidak ada benjolan
benjolan benjolan
Mata Simteris, konugtiva Simteris, konugtiva Simteris, konugtiva
tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera tidak anemis, sklera
tidak ikteris, tidak ada tidak ikteris, tidak tidak ikteris, tidak
nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Hidung Bersih, penciuman Bersih, penciuman Bersih, penciuman
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
pernafasan cuping pernafasan cuping pernafasan cuping
hidung hidung hidung
Telinga bersih, simetris, tidak bersih, simetris, bersih, simetris, tidak
ada serumen, fungsi tidak ada serumen, ada serumen, fungsi
pendengaran baik fungsi pendengaran pendengaran baik
baik
Mulut Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir Bersih, mukosa bibir
lembab lembab lembab
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
linva, tidak ada linva, tidak ada linva, tidak ada
bendungan vena bendungan vena bendungan vena
jugularis jugularis jugularis
Dada pergerakan dinding pergerakan dinding pergerakan dinding
dada simetris, tidak dada simetris, tidak dada simetris, tidak
ada penggunaan otot ada penggunaan otot ada penggunaan otot
bantu pernapasan bantu pernapasan bantu pernapasan
Paru-paru Auskultasi paru Auskultasi paru Auskultasi paru
veskuler veskuler veskuler
Jantung Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
tampak, bunyi jantung tampak,bunyi tampak,bunyi jantung
I, II murni jantung I, II murni I, II murni
Abdomen Datar, simetris, tidak Datar, simetris, tidak Datar, simetris, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Ekstremitas Tidak ada varites, Tidak ada varises, tidak ada varises,
dan kekuatan tidak ada edema, nyeri tidak ada edema, tidak ada edema,
otot pada lutut dan kedua kesemutan pada ektremitas atas dan
kaki, kuku bersih, kedua telapak kaki, bawah dalam kondisi
CRT < 2 detik kuku bersih, CRT <2 baik, CRT <2 detik
detik
Kekuatan Otot : Kekuatan Otot : kekuatan Otot :
5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5
5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5 5-5-5
Pemeriksaan 10,6 mg/dL - -
20
Lampiran 1

AU
Pemeriksaan - 386 mg/dL -
Glukosa

PEDOMAN PENJAJAKAN II

1. Masalah kesehatan keluarga : Diabetes Melitus


Apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah tanda dan gejala pendukung masalah
 Haus dan banyak minum
 Lapar dan makan banyak
 Sering buang air kecil
 Menurunnya berat badan
 Mata kabur
 Lukanya lama sembuh
 Kulit, saluran keih dan gusi mudah terkena infeksi atau gatal-gatal
 Nyeri atau mati rasa di tangan atau kaki
 Kelemahan
 Mudah untuk tidur
Penyebab :
 Usia
 Obesitas
 Riwayat keluarga
 Pola makan
 Stres
 Infeksi

Akibat :
Karena kadar gula darah yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi
Lain-lain :

2. Apa yang bapak/ibu lakukan dengan adanya masalah tersebut


Dengan membawa klien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut

3. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan perawatan terhadap anggota keluarga


Dengan masalah tersebut diatas atau apa upaya penanggulangan yang dilakukan
keluarga
Dengan membawa klien ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih
lanjut

4. Bagaimana cara bapak/ibu menata lingkungan yang dapat meningkatkan


keberhasilan penyelesaian masalah

Hasil observasi (pengkajian terhadap lingkungan keluarga :

21
Lampiran 1

5. Apakah bapak/ibu memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat


untuk mengatasi masalah tersebut diatas
( √ ) Ya ( ) Tidak
Jika ya, jelaskan bantuan apa yang bapak/ibu peroleh:

Bulukumba, 1 november 2021


kelompok 5

FORMAT ANALISA DATA DAN


PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

KELUARGA TN U
No Data Fokus Masalah Kemungkinan
Etiologi
1. DS: Ketidakstabilan kadar Resistensi insulin
- mengeluh pusing glukosa darah
- Lelah atau lesu
- Mengantuk
- Haus meningkat
- Jantung berdenyut
kencang
- Mengeluh lapar

DO:
- Kadar glukosa
dalam darah/urine
tinggi
- Berkeringat
- Jumlah urine
meningkat
- Gemetar dan
berperilaku aneh

2. Resiko Infeksi Penyakit kronis


DS: -

DO:-

22
Lampiran 1

Bulukumba, 1 november
2021
Kelompok 5

( )

FORMAT PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan: ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan


dengan resistensi insulin

No Kriteria Perhitungan Skor Justifikasi


1 Sifat Masalah : 3/3 × 1= 1 1 Ny A mengatakan

*). Aktual (3) mengeluh pusing,

*). Resiko (2) lelah/lesu,

*). Potensial (1) mengantuk, haus

meningkat,

jantung berdebar

kencang dan

mengeluh lapar

dan kadar glukosa

drahanya tinggi

386 mg/dl

23
Lampiran 1

2. Kemungkinan masalah 1/2 × 2=1 2 Ny A menyatakan

untuk dirubah sudah berobat ke

*). Mudah (2) rs dan minum obat

*). Sebagian (1)

*). Sulit (0)


3. Potensi pencegahan 2/3 × 1=2/3 1 Makanan

masalah pantangan yang

*). Tinggi (3) dikomsumsi Ny A

*). Sedang (2) seperti kopi atau

*). Rendah (1) berbahan dasar

gula belum bisa

dikontrol

semaksimal

mungkin
4. Menonjolkan masalah 2/2 × 1=1 1 Tn U sudah

*). Segera diatasi (2) berusaha

*). Tidak segera diatasi (1) mengontrol

*). Tidak dirasakan adanya makanan apa saja

masalah (0) yang boleh

dikomsumsi oleh

Ny A
Total Skor

24
Lampiran 1

FORMAT PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan: resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis


(diabetes mellitus)

No Kriteria Perhitungan Skor Justifikasi


1 Sifat Masalah : 2/3 × 1=2/3 1 Ny A

*). Aktual (3) mengatakan

*). Resiko (2) mengeluh

*). Potensial (1) pusing, jantung

berdebar dan

kadar glukosa

drah tinggi

368mg/dl
2. Kemungkinan masalah 1/2 × 2=1 2 sudah berobat

untuk dirubah ke rs dan

*). Mudah (2) minum obat

*). Sebagian (1)

*). Sulit (0)


3. Potensi pencegahan 2/3 × 1=2/3 1 Makanan

masalah pantangan

25
Lampiran 1

*). Tinggi (3) yang

*). Sedang (2) dikomsumsi

*). Rendah (1) Ny A seperti

kopi atau

berbahan dasar

gula belum

bisa dikontrol

semaksimal

mungkin
4. Menonjolkan masalah 1/2 × 1=1 1 Tn U sudah

*). Segera diatasi (2) berusaha

*). Tidak segera diatasi mengontrol

(1) makanan apa

*). Tidak diraskaan adanya saja yang boleh

masalah (0) dikomsumsi

oleh Ny A
Total Skor

26
Lampiran 1

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


TN/NY : Tn U Dan Ny A

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan


Keperawatan Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
1 Ketidak stabilan Glukosa - mengeluh - setelah - mengeluh Manajemen hiperglikemia
kadar glukosa dalam pusing dilakukan pusing Definisi :
darah darah menurun (4) intervensi menurun (4) Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah
berhubungan cukup - lelah 1x24 jam - lelah diatas normal
dengan membaik menurun (4) diharapkan menurun (4) Tindakan
resistensi - kadar mengeluh - kadar Observasi :
insulin glukosa pusing , lelah, glukosa dalam - Identifikasi kemungkianna penyebabb
dalam darah cukup darah cukup hiperglikemia
membaik (4) menurun membaik (4) - Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan
dengan insulin meningkat
kriteria hasil 4 - Monitor kadar glukosa darah, jika perlu
- kadar - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
glukosa dalam - Monitor intake dan output cairan
darah cukup - Monitor keton urin, kadar analisa gas darah
membaik elektorlit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi
dengan nadi
kriteria hasil 4 Terapeutik:
- Berikan asupan cairan oral
- Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
- Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
Edukasi :
- Anjurkan menhindari olahraga saat kadar glukosa

27
Lampiran 1

darah lebih dari 250 mg/dl


- Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis, penggunaan
insulin)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
- Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu

Manajemen hipoglikemia
Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola kadar glukosa darah
rendah
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi tanda dan gejala hipoglekimia
- Identifikasi kemungkinan penyebab hipohlekimia
Terapeutik :
- Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
- Berikan glukagon, jika perlu
- Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai
diet
- Pertahankan kepatenan jalan napas
- Pertahankan akses IV, jika perlu
- Hubungi layanan medis darurat, jika perlu
Edukasi :

28
Lampiran 1

- Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap


saat
- Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah
- Anjurkan berdiskusi tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian program pengobatan
- Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral
dan olahraga
- Ajarkan pengelolaan mandiri untuk mencegah
hipogklemia
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian dekstrose, jika perlu
- Kolaborasi pemberian glukagon, jika perlu

Edukasi kesehatan
Definisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan
perilaku hidup bersih serta sehat
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
Terapeutik :
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya

29
Lampiran 1

Edukasi :
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehari
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

2 Risiko infeksi Setelah Setelah Manajemen imunisasi / vaksinasi


dilakukan dilakukan Definisi :
intervens intervens Mengidentifikasi dan meningkatkan pemberian
1x24 jam 1x24 jam kekebalan tubuh secara katif dan pasif
diharapkan diharapkan Tindakan
tingkat infeksi tingkat infeksi Observasi :
menurun menurun - Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
- Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
- Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke
pelayanan kesehatan
Terapeutik :
- Sberikan suntikan pada bayi paha arterolateral
- Dokumentasi informasi vaksinasi
- Jelaksan imunisasi pada interval waktu yang tepat
Edukasi :
- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi,
jadwal, dan samping
- Informasikan imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
- Informasikan imunisasi yang melindungi terhadap
penyakit namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah

30
Lampiran 1

- Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus


tidak berarti mengulang jadwal imunisasi kembali
- Informasikan penyedia layanan pekan imunisasi
nasional yang menyediakan vaksin gratis

Pencegahan infeksi
Definisi :
Mengidentifikasidan menurunkan risiko terserang
organisme patogenik
Tindakan
Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
sistemik
Terapeutik :
- Batasi jumlah pengunjung
- Berikan perawtan kulit pada area edema
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

31
Lampiran 1

Dukungan pemeliharaan rumah


Definisi :
Memfasilitasi dalam mempertahankan lingkungan rumah
bersih, aman dan mendukung pertumbuhan anggota
keluarga
Tindakan
Observasi :
- Identifikasi faktor yang berkontibusi terhadap
gangguan pemeliharaan rumah
Terapeutik :
- Dukungan anggoat keluarga dalam menetapkan
tujuan yang dapat dicapai terkait pemeliharaan
rumah
- Fasilitasi perbaikan mencuci pakaian kotor
- Fasilitas perbaikan rumah, jika perlu
- Bantu keluarga menggunakan dukungan sosial
- Koordinasi penggunaan sumber-sumber
dikomunitas
Edukasi :
- Ajarkan strategi menciptakan lingkungan rumah
aman dan bersih
- Anjurkan modifikasi penataan perabotan rumah
agar lebih mudah dicapai
- Anjurkan menggunakan jasa pengendalian hama,
jika perlu

32
Lampiran 1

33
Lampiran 1

34

Anda mungkin juga menyukai