Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DIABETES MELILITUS
Dosen pengampu : Ns. Suwanti, S.Kep., MNS

Disusun oleh kelompok 7 :


1. Margaretha Neneng H.B. (010116A053)
2. Nia Yuniati (010116A057)
3. Rosyiid Fadqurrahman (010116A071)
4. Ummi Khabibatul F. (010116A083)
5. Yanuba Arifah (010116A090)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
meyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga : Diabetes
Melilitus”.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
Keperawatan Keluarga. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya
kami haturkan terima kasih kepada Allah SWT, Ibu Dosen, serta teman-teman
yang turut membantu memberi masukan dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. ii


Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
B.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Diabetes Mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di
dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh
diabetes. Terdapat 1 orang per 10 detik atau 6 orang per menit yang meninggal
akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Penderita DM di Indonesia
sebanyak 4,5 juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di dunia. Sekarang
angka ini meningkat menjadi 8,4 juta dan diperkirakan akan menjadi 12,4 juta
pada tahun 2025 atau urutan kelima di dunia. Berdasarkan Perkeni tahun 2011
Diabetes Mellitus adalah penyakit gangguan metabolisme yang bersifat kronis
dengan karakteristik hiperglikemia. Berbagai komplikasi dapat timbul akibat
kadar gula darah yang tidak terkontrol, misalnya neuropati, hipertensi, jantung
koroner, retinopati, nefropati, dan gangren. (Tandra, 2008).
Pengelolaan DM merupakan hal yang paling penting mengingat penyakit
ini diderita seumur hidup. Oleh karena itu, upaya untuk mencegah dan
memperlambat terjadinya komplikasi perlu dilakukan, yaitu melalui upaya
pengendalian kadar gula darah (Perkeni, 2011).

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian diabetes mellitus
2. Apa etiologi dan faktor risiko diabetes melilitus
3. Apa manifestasi klinis diabetes melilitus
4. Bagaimana patofisiologi diabetes melilitus
5. Apa komplikasi diabetes melilitus
6. Apa pemeriksaan penunjang diabetes melilitus
7. Bagaimana penatalaksanaan diabetes melilitus
8. Bagaimana peran perawat keluarga
9. Bagaimana peran keluarga
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien diabetes melilitus

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui Pengertian diabetes mellitus
2. Agar mahasiswa mengetahui Etiologi dan faktor risiko diabetes melilitus
3. Agar mahasiswa mengetahui Manifestasi klinis diabetes melilitus
4. Agar mahasiswa mengetahui Patofisiologi diabetes melilitus
5. Agar mahasiswa mengetahui Komplikasi diabetes melilitus
6. Agar mahasiswa mengetahui Pemeriksaan penunjang diabetes melilitus
7. Agar mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan diabetes melilitus
8. Agar mahasiswa mengetahui Peran perawat keluarga
9. Agar mahasiswa mengetahui Peran keluarga
10. Agar mahasiswa mengetahui Asuhan keperawatan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian diabetes melilitus


Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2010).
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu
penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin
(Depkes, 2008).
Diabetes melilitus (DM) atau disebt saja merupakan gangguan
metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.
Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.
Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah
(hiperglikemia). (Kemenkes, 2014)
Klasifikasi etiologi Diabetes mellitus menurut American Diabetes
Association, 2010 adalah sebagai berikut:
a. Diabetes tipe 1 (destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut)
Pada Diabetes tipe 1 (Diabetes Insulin Dependent), lebih sering
ternyata pada usia remaja. Lebih dari 90% dari sel pankreas yang
memproduksi insulin mengalami kerusakan secara permanen. Oleh
karena itu, insulin yang diproduksi sedikit atau tidak langsung dapat
diproduksikan. Hanya sekitar 10% dari semua penderita diabetes
melitus menderita tipe 1. Diabetes tipe 1 kebanyakan pada usia
dibawah 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan
seperti infeksi virus atau faktor gizi dapat menyebabkan penghancuran
sel penghasil insulin di pankreas (Merck, 2008).
b. Diabetes tipe 2 (bervariasi mulai yang terutama dominan resistensi
insulin disertai defesiensi insulin relatif sampai yang terutama defek
sekresi insulin disertai resistensi insulin).
Diabetes tipe 2 ( Diabetes Non Insulin Dependent) ini tidak ada
kerusakan pada pankreasnya dan dapat terus menghasilkan insulin,
bahkan kadang-kadang insulin pada tingkat tinggi dari normal. Akan
tetapi, tubuh manusia resisten terhadap efek insulin, sehingga tidak
ada insulin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Diabetes
tipe ini sering terjadi pada dewasa yang berumur lebih dari 30 tahun
dan menjadi lebih umum dengan peningkatan usia. Obesitas menjadi
faktor resiko utama pada diabetes tipe 2. Sebanyak 80% sampai 90%
dari penderita diabetes tipe 2 mengalami obesitas. Obesitas dapat
menyebabkan sensitivitas insulin menurun, maka dari itu orang
obesitas memerlukan insulin yang berjumlah sangat besar untuk
mengawali kadar gula darah normal (Merck, 2008).
c. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang munculnya hanya pada
masa kehamilan. Itulah yang disebut diabetes gestasional. Biasanya,,
diabetes ini muncul pada minggu ke-24 (bulan keenam). Istilah itu
juga diberikan pada diabetes yang untuk pertama kalinya timbul pada
waktu hamil. Diabetes gestasional biasanya menghilang sesudah
melahirkan. Namun, pada hampir setengahnya, diabetes kemudian
akan muncul kembali. Apabila diabetesnya tidak menghilang atau
pernah menghilang tapi muncul kembali, keadaan tersebut bisa
disebut diabetes tipe 2 atau tetap disebut diabetes gestasional (Sri
Hartini, 2009).

B. Etiologi dan faktor risiko diabetes melilitus


Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat
heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya menjanai
peran utama dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi, 2011). Adapun
faktor – factor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit Diabetus
Melitus antara lain :
1. Kelainan pada sel B pankreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai
dengan terjadinya kegagalan pada sel Bmelepas insulin.
2. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel b,
antara lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana
pemasukan karbohidrat serta gula yang diproses secara berlebih,
obesitas dan kehamilan.
3. Adanya gangguan system imunitas pada penderita / gangguan
system imunologi
4. Adanya kelainan insulin
5. Pola hidup yang tidak sehat
Faktor risiko diabetes melilitus bisa dikelompokkan menjadi faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah ras dan etnik,
umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes melilitus,
riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram,
dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2500
gram).
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi erat kaitannya dengan perilaku
hidup yang kurang sehat, yaitu berat badan lebih, obesitas
abdominal/sentral, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia,
diet tidak sehat/tidak seimbang, riwayat Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT) atau Gula Darah Puasa terganggu (GDP
terganggu), dan merokok (Kemenkes, 2014).

C. Manifestasi klinis diabetes melilitus


Gejala umum yang timbul pada penderita diabetes diantaranya
buang air kecil (poliuria) dan terdapat gula pada air seninya (glukosuria)
yang merupakan efek langsung kadar glukosa darah yang tinggi (melewati
ambang batas ginjal). Poliuria mengakibatkan penderita merasakan haus
yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsia). Poliuria juga
mengakibatkan terjadinya polifagi (sering lapar), kadar glukosa darah yang
tinggi pada penderita diabetes tidak diserap sepenuhnya oleh sel-sel
jaringan tubuh. Penderita akan kekurangan energi, mudah lelah, dan berat
badan terus menurun (Utami, 2003; Nethan & Delahanty, 2005;
Purwatresna, 2012)

D. Patofisiologi diabetes melilitus


Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang berhubungan
dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor khususdi
permukaan sel. Akibat dari terikatny ainsulin tersebut maka, akan terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa dalam sel tersebut.
Resisstensi glukosa pada diabetes mellitus tipe II ini dapat disertai adanya
penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan hal – hal tersebut insulin
menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa oleh jaringan tersebut.
Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk pencegahan terbentuknya
glukosa dalam darah, maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin
dalam sel untuk disekresikan.
Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang terganggu,
keadaan ini diakibatkan karena sekresi insulin yang berlebihan tersebut,
serta kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan dalam angka normal
atau sedikit meningkat. Akan tetapi hal-hal berikut jika sel-sel tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap insulin maka,
kadar glukosa dalam darah akan otomatis meningkat dan terjadilah
Diabetes Melitus Tipe II ini.

Walaupun sudah terjadi adanya gangguan sekresi insulin yang


merupakan cirri khas dari diabetes mellitus tipe II ini, namun masih
terdapat insulin dalam sel yang adekuat untuk mencegah terjadinya
pemecahan lemak dan produksi pada badan keton yang menyertainya. Dan
kejadian tersebut disebut ketoadosis diabetikum, akan tetapi hal initidak
terjadi pada penderita diabetes melitus tipe II.

E. Komplikasi diabetes melilitus


Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat
menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan
pembuluh darah. Beberapa konsekuensi dari diabetes yang sering terjadi
adalah :
 Meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke
 Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang meningkatkan kejadian
ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan untuk amputasi kaki
 Retinopati diabetikum, yang merupakan salah satu penyebab utama
kebutaan, terjadi akibat kerusakan pembuluh darah kecil diretina

F. Pemeriksaan penunjang diabetes melilitus


Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang
untuk penderita diabetes melitus antara lain :
1. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi
keringatnya (menurun atau tidak), kemudian bulu pada jempol
kaki berkurang (-)
b. Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat, kering
yang tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang tebal atau
bisa jugaterapa lembek
c. Pemeriksaan pada neuropatik sangat penting untuk mencegah
terjadinya ulkus

2. Pemeriksaan Vaskuler
a. Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan, adanya
benda asing, osteomelietus.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah
Sewaktu), GDP (Gula Darah Puasa),
2) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau
tidaknya kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya
pemeriksaan dilakukan menggunakan cara Benedict
(reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil dapat dilihat
dari perubahan warna yang ada : hijau (+), kuning (++),
merah (+++), dan merah bata (++++).
3) Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang
terdapat pada luka dan untuk observasi dilakukan rencana
tindakan selanjutnya.
4) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan
tindakan pembedahan

G. Penatalaksanaan diabetes melilitus


Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita
setelah menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan
perawatan dalam jangka panjang.
1. Medis
Menurut Sugondo (2009 )penatalaksaan secara medis sebagai
berikut :
1) Obat hiperglikemik Oral
2) Insulin
a) Ada penurunan BB dengan drastis
b) Hiperglikemi berat
c) Munculnya ketoadosis diabetikum
d) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
3) Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan
yang bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang
masih sehat, tindakannya antara lain :
a) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus
diabetikum.
b) Neucrotomi
c) Amputasi
2. Keperawatan
Menurut Sugondo (2009), dalam penatalaksaan medis secara
keperawatan yaitu :
a) Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
b) Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil,
jalan – jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
c) Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara
mandiri dan optimal.
d) Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali
sesudah makan dan pada malamhari.
e) Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi
penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda
gejala komplikasi pada dirinya dan mampu menghindarinya.
f) Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka
debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol
energy yang dikeluarkan.
g) Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah
seperti bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika
diperlukan. Dan setiap hari tumit kaki harus selalu dilakukan
pemeriksaan dan perawatan (medikasi) untuk mengetahui
perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah dilakukan
operasi debridement tersebut. (Smelzer & Bare, 2005)
h) Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
1) Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau
tidak ada.
2) Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan
medis, dan dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai
dengan luka terkontrol dengan baik.

H. Peran perawat keluarga


Peran perawat menurut Hidayat (2007) merupakan tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan
dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang konstan.
Menanggapi hal ini keperawatan telah memberikan penekanan lebih pada
peran perawat sebagai pendidik. Pengajaran, sebagai fungsi dari
keperawata, telah dimasukkan dalam undang-undang praktek perawat dan
dalam American nurses association standars of nursing praktice. Dengan
demikian, pendidikan kesehatan dianggap sebagai fungsi mandiri dari
praktik keperawatan dan merupakan tanggung jawab utama dari profesi
keperawatan.
Pendidikan kesehatan merupakan komponen esensial dalam asuhan
keperawatan dan diarahkan pada kegiatan meningkatkan, mempertahankan
dan memulihkan status kesehatan, mencegah penyakit dan membantu
individu untuk mengatasi efek sisa penyakit (Smeltzer & Bare, 2002).
Tujuan pendidikan kesehatan adalah membantu individu, keluarga, atau
masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal, mengurangi biaya
kesehatan dan menurunkan beban bagi individu, keluarga dan komunitas,
dan klien semakin menyadari kesehatan dan ingin dilibatkan dalam
pemeliharaan kesehatan (Potter & Perry, 2009). Sedangkan menurut
Smeltzer & Bare (2002) tujuan pendidikan kesehatan adalah mengajarkan
orang untuk hidup dalam kondisi yang terbaik yaitu berusaha keras untuk
mencapai tingkat kesehatan yang maksimum.
Peran perawat sebagai edukator sangat butuhkan oleh pasien DM tipe
2 karena DM merupakan sakit kronis yang memerlukan perilaku
penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Diet, aktivitas fisik serta
emosional dapat mempengaruhi pengendalian diabetes, maka pasien harus
belajar untuk mengatur keseimbangan berbagai faktor. Pasien bukan hanya
harus belajar keterampilan untuk merawat diri sendiri setiap hari guna
menghindari penurunan atau kenaikan kadar glukosa darah yang
mendadak, tetapi juga harus memiliki prilaku yang preventif dalam gaya
hidup untuk menghindari komplikasi diabetik jangka panjang.

I. Peran keluarga
Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan
kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh
perawat antara lain adalah
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari
keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara
objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam
perkembangan keluarga.
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan
memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga,
yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga
baik secara berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu
mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan
pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku
tidak sehat menjadi perilaku sehat.
f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat
tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan
bekerja sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan
keluarga dengan baik.

J. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

a. Data Umum

1) Nama Kepala Keluarga :


..............................................................................

2) Alamat dan Telp :


..............................................................................

3) Pekerjaan Kepala Keluarga :


..............................................................................

4) Pendidikan Kepala Keluarga :


.............................................................................

5) Komposisi Keluarga :

Status Imunisasi
Jenis Hubungan Pendi B Hepa Cam
No Nama Umur Polio DPT Ket
Kelamin dengan KK dikan C titis pak
G 12 3 4 1 2 3 1 2 3
Genogram :

55 60

29 36 31 29

2 bln

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien

: Laki-laki Meninggal

: Perempuan Meninggal

: Tinggal Serumah : Menikah


: Anak Kandung

6) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau


masalah yang terjadi

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi


budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8) Agama

Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang


dapat mempengaruhi kesehatan
9) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga atau


anggota yang lain, selain itu juga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan keluarga
10) Aktivitas rekreasi Keluarga

Tidak hanya bepergian bersama-sama mengunjungi tempat


rekreasi tapi juga aktivitas sehari-hari, misal : menonton TV,
mendengarkan radio, dll
b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Berdasarkan tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall


ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas


perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini.
Menjelaskan juga tugas perkembangan yang belum terpenuhi
oleh keluarga dan kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti mulai lahir hingga


saat ini meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit, sumber kesehatan yang biasa digunakan, pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan


istri/keluarga asal kedua orang tua (seperti apa kehidupan
keluarga asalnya; hubungan masa silam dan saat dengan orang
tua dari kedua orang tua).
c. Keadaan Lingkungan

1) Karakteristik Rumah

a) Gambaran tipe tempat tinggal, apakah keluarga memiliki


sendiri/menyewa rumah ini

b) Gambaran kondisi rumah (interior/eksterior rumah). Interior


rumah meliputi jumlah, tipe, penggunaan dan pengaturan
kamar. Penerangan, ventilasi, lantai, tangga, susunan, dan
kondisi bangunan. Dapur, kamar mandi (sanitasi, fasilitas),
keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah, perasaan
subjektif keluarga terhadap rumah, adanya bahaya terhadap
keamanan rumah/lingkungan.
2) Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni; fasilitas ekonomi


(warung, toko, apotik, pasar); lembaga kesehatan; lembaga
pelayanan sosial; akses dan kondisi terhadap sekolah; fasilitas
rekreasi; transportasi umum; insiden kejahatan di lingkungan
komunitas.
3) Mobilitas Geografis Keluarga

Sudah berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut; seringkah


berpindah-pindah tempat tinggal
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Siapa dalam keluarga yang sering menggunakan fasilitas pelayan


kesehatan; sebutkan tempatnya; berapa kali/sejauh mana
keluarga menggunakan pelayanan dan fasilitas; apa keluarga
memanfaatkan lembaga yang ada di komunitas untuk kesehatan
keluarga (BPJS, JPKM, Dana Sehat, LSM, dll); cara pandang
keluarga terhadap komunitasnya.
5) Sistem pendukung keluarga

Pihak yang menolong keluarga saat butuh bantuan, dukungan


konseling, aktivitas keluarga (sebutkan lembaga formal, seperti
lembaga pemerintah/swasta/LSM dan informal, seperti ikatan
keluarga, teman dekat, tetangga).
d. Struktur Keadaan Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan dan perasaan


dengan jelas; apakah anggota keluarga memperoleh dan
memberikan respons dengan baik terhadap pesan; apakah
anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan; bahasa yang
digunakan dalam keluarga; bagaimana pesan emosional (afektif)
disampaikan dalam keluarga (langsung, terbuka); apakah
emosinya bersifat negatif, positif, atau keduanya; frekuensi dan
kualitas komunikasi yang berlangsung dalam keluarga; keluarga
berkomunikasi langsung/tidak langsung.
2) Struktur peran keluarga

a. Peran formal

b. Peran informal

3) Nilai dan norma keluarga

Kesesuaian nilai keluarga dengan kelompok/komunitas; apakah


nilai ini dianut secara sadar atau tidak sadar? apakah ada konflik
nilai dalam keluarga; bagaimana nilai keluarga mempengaruhi
status kesehatan keluarga.
e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afeksi

Meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan


dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, kehangatan tercipta
antar anggota.
2) Fungsi Sosial

Adakah otonomi setiap anggota dalam keluarga, saling


ketergantungan, penanggungjawab untuk peran membesarkan
anak/fungsi sosialisasi, faktor sosial budaya yang mempengaruhi
pola dalam membesarkan anak.
3) Fungsi Pemenuhan (Perawatan/Pemeliharaan) Kesehatan

a) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Dikaji sejauhmana keluarga mengetahui fakta dan masalah


kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab
dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah kesehatan. Tanyakan pula keluhan utama yang dirasakan
anggota keluarga yang sakit.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat Dikaji sejauhmana kemampuan keluarga
mengerti sifat dan luasnya masalah serta upaya keluarga mencari
pertolongan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan teratasi.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Dikaji apakah keluarga mengetahui perawatan yang dibutuhkan


untuk menanggulangi masalah kesehatan, apakah mempunyai
sumber daya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan,
keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang
diperlukan.
d) Kemampuan keluarga memodifikasi/memelihara
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Dikaji kemampuan keluarga dalam melihat keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan, pengetahuan keluarga tentang
pentingnya dan sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang
higienis serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
e) Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Dikaji pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas


pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, tingkat kepercayaan
terhadap fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani,
pengalaman kurang menyenangkan tentang fasilitas kesehatan.
4) Fungsi Reproduksi

Berisi rencana keluarga memiliki dan upaya pengendalian jumlah


anggota keluarga, upaya yang dilakukan keluarga dalam
menjelaskan pada anggota keluarganya tentang pendidikan seks,
keikutsertaan dalam program KB serta kehidupan seksual suami
istri.
5) Fungsi Ekonomi

Menjelaskan upaya keluarga memenuhi kebutuhan sandang,


pangan, papan dan pemanfaatan lingkungan rumah untuk membantu
penghasilan keluarga.
f. Stres dan Koping Keluarga

1) Stres yang Dimiliki

Menjelaskan stresor jangka pendek yang dialami keluarga dan


memerlukan waktu penyelesaian kurang lebih 6 bulan serta
stresor jangka panjang yang dialami keluarga dan memerlukan
waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Menjelaskan bagaimana keluarga berespon terhadap stresor yang ada.

3) Strategi koping yang digunakan keluarga

Menjelaskan tentang mekanisme pembelaan terhadap stresor yang


ada.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Menjelaskan tentang perilaku keluarga yang tiadak adaptif ketika


mempunyai masalah.

g. Pengkajian Klien

1) Data Biologis

a) Pola Makan dan Minum


Menjelaskan jenis dan frekuensi makan/minum, jumlah
makanan/minuman yang dikonsumsi, makanan yang disukai, keluhan.
b) Pola Eliminasi

Frekuensi BAB/BAK, konsistensi, warna, bau, jumlah, keluhan.

c) Pola Aktivitas Fisik

Kegiatan yang dilakukan anggota keluarga di rumah berhubungan


dengan pergerakan tubuh.
d) Pola Istirahat Tidur

Kebiasaan tidur malam dan atau tidur siang, frekuensi, lama tidur,
kualitas tidur

e) Pola Personal Hygiene

Kebiasaan keluarga dalam hal mandi, gosok gigi, cuci rambut,


mengganti baju.

2) Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan Umum : penampilan, kesadaran, tanda vital, BB, TB


keluarga

b) Kepala
..........................................................................................................

c) Mata
.............................................................................................................

d) Hidung
.........................................................................................................

e) Mulut
............................................................................................................

f) Telinga
..........................................................................................................
g) Leher
.............................................................................................................
h) Torak
..............................................................................................................

i) Abdomen
........................................................................................................

j) Ekstremitas
.....................................................................................................

k) Genetalia dan Rektum


....................................................................................

h. Harapan
Dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap petugas kesehatan untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Diagnosa keperawatan :
1. (00080) Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga
2. (00234) Resiko Berat Badan Berlebih
3. (00044) Kerusakan Integritas Jaringan

NANDA NOC NIC


(00080) 2605. Partisipasi keluarga 7110.Peningkatan
Ketidakefektifan dalam perawatan professional keterlibatan keluarga
Manajemen Definisi: Kapasitas dari Definisi: Memfasilitasi
Kesehatan Keluarga sebuah keluarga untuk terlibat partisipasi anggota
dalam pengambilan keputusan, keluarga dalam
pemberian perawatan, dan perawatan fisik dan
evaluasi perawatan yang emosional balita
diberikan oleh tenaga 1. Identifikasi
kesehatan kemampuan
Setelah dilakukan tindakan anggota keluarga
keperawatan diharapkan klien untuk terlibat
dapat memenuhi kriteria: dalam perawatan
1. Berpartisipasi dalam balita
rencana keperawatan 2. Identifikasi
2. Berpartisipasi dalam harapan anggota
menyediakan keluarga terhadap
perawatan pasien
3. Menyediakan 3. Monitor struktur
informasi yang relevan dan peran
4. Memperoleh informasi keluarga
yang diperlukan 4. Monitor
5. Bekerjasama dalam keterlibatan
menentukan perawatan anggota keluarga
6. Berpartisipasi dalam dalam perawatan
membuat keputusan pasien
bersama 5. Berikan informasi
7. Mengevaluasi kepada anggota
efektifitas perawatan keluarga
6. Berikan dukungan
yang diperluan
bagi keluarga
7. Informasi factor-
faktor yang dapat
meningkatkan
kondisi pasien
pada anggota
keluarga

(00234) Resiko (2610) Kontrol resiko (1100) Manajemen


Berat Badan Keluarga : Obesitas Niutrisi
Berlebih Definisi : kapasitas dari Definisi : menyediakan
sebuah keluarga untuk dan meningkatkan intake
memahami, mencegah, atau nutrsi yang seimbang
menghilangkan obesitas di Aktivitas aktivitas :
antar anggota 1. Bantu pasien dan
Setelah dilakukan tindakan keluarga dalam
keperawatan diharapkan klien mementukan
dapat memenuhi kriteria: pedoman
1. Mencari informasi makanan yang
yang dapat di percaya paling cocok
terkait dengan dalam memenuhi
pencegahan obesitas kebutuhan nutrisi
2. Memantau lingkungan dan preferensi
yang mendorong 2. Bantu pasien dan
makan berlebihan keluarga
3. Membaca label makan menentukan
untuk konten gizi jumlah kalori dan
4. Memantau ukuran jenis nutrisis yang
porsi makan untuk di butuhkan untuk
mempertahankan berat mencapai
badan yang sehat persyaratan gizi
5. Membatasi konsumsi 3. Atur diet yang
minuman manis diperlukan (yaitu :
menyediakan
makanan protein
tinggi,
menyarankan
menggunakan
bumbu atau
rempah rempah
sebagai alternatif
untuk garam,
menyediakan
pengganti gula,
menambah atau
mengurangi
kalori, menambah
mengurangi
vitamin, mineral,
atau suplemen)
4. Bantu pasien dan
keluarga untuk
memastikan diet
mencangkup
makanan tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi
5. Bantu pasien dan
keluarga
memonitor kalori
dan asupan
makanan
6. Bantu pasien dan
keluarga
memonitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan
7. Bantu pasien dan
keluarga untuk
memantau kalori
dan intake
makanan
(00044) Kerusakan (1101) integritas jaringan : (3660) Perawatan luka
Integritas Jaringan kulit dan membran mukosa Definisi : Pencegahan
Definisi : keutuhan struktur komplikasi luka dan
dan fungsi fisiologis kulit dan peningkatan
selaput lendir secara normal penyembuhan luka
Setelah dilakukan tindakan 1. Tempatkan ulkus
keperawatn diharapkan klien pada air yang
dapat : mengalir dengan
1. mempertahankan tepat
perfusi jaringan 2. Berikan
2. mempertahankan perawatan ulkus
integritas kulit pada kulit yang
3. tidak ada lesi pada diperlukan
kulit 3. Berikan balutan
4. tidak ada jaringan yang sesuai
parut dengan jenis luka
5. tidak ada nekrosis 4. Periksa luka
6. mempertahankan setiap kali
tekstur kulit melakukan
pembalutan
5. Bantu pasien dan
keluarga untuk
dapatkan pasokan
(untuk perawatan
ulkus)
6. Anjurkan pasien
dan keluarga
mengenai cara
penyimpanan dan
pembuangan
balutan dan
pasokan
Anjurkan pasien dan
keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis
Diabetes. Jakarta Selatan : Kementrian Kesehatan RI
PERKENI , 2011. Konsesus Pencegahan dan Pengendalian Diabetes Melilitus
Tipe 2 di Indonesia.
Tandra, H. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes.
Jakarta : Gramedia

Anda mungkin juga menyukai