Di Susun Oleh :
KELOMPOK VII
T.A 2021
MANADO
KATA PENGANTAR
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Ns. Petronela Mamentu, S. Kep,
M. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak II yang telah memberi tugas ini
sehingga kami dapat memperoleh banyak ilmu, informasi dan pengetahuan selama kami
membuat dan menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini berguna bagi pembaca meskipun terdapat banyak
kekurangsempurnaan di dalamnya. Akhir kata kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada
pihak pembaca jika terdapat kesalahan dalam penulisan, penyusunan maupun kesalahan lain
yang tidak berkenan di hati pembaca, karena hingga saat ini kami masih dalam proses belajar.
Oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya demi kemajauan bersama.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) secara klinis adalah kumpulan dari gangguan
metabolisme yang ditandai oleh tingginya kadar glukosa darah yang abnormal.
Keadaan hiperglikemia terjadi akibat resistensi sel tubuh terhadap aktivitas insulin,
defisiensi insulin, atau keduanya. Biasanya dalam keadaan ini juga terjadi gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.Tingkat kesakitan dan kematian adalah
akibat dari gangguan metabolisme akut,komplikasi jangka panjang dapat
mempengaruhi aliran darah secara makro maupun mikro menyebabkan retinopati,
nefropati, neuropati, penyakit jantung ischemic, dan obstruksi arteri yang
menyebabkan gangren pada ektremitas bawah ( diabetic foot).
Diabetes mellitus pada anak bukanlah sebuah kelainan yang sering di temui
dalam praktek klinis sehari - hari prevalensinya hanya 3% di Inggris, dan menurut
beberapa literatur lain hanyalah 2- 5 % dari seluruh populasi, diabetes pada anak
melibatkan beberapa faktor namun kelainan genetis dan kerusakan sel beta pankreas
akibat reaksi autoimmun pada islet sel B pankreas yang mengakibatkan defisiensi
yang cukup besar pada produksi insulin ( insulin endogen ) merupakan faktor utama
dalam penyebab diabetes pada anak, kerusakan sel B pulau langerhans pankreas ini
menyebabkan ketergantungan individu secara absolut terhadap insulin dari
luar( insulin eksogen ) “insulin dependent diabetes mellitu s” ( IDDM)dan kebutuhan
akan pemantauan kadar glukosa darah rutin, serta perubahan pola konsumsi sehari -
hari yang cukup ekstrem.
Diabetes mellitus pada anak bukanlah sebuah kelainan yang sering ditemui
dalam praktek klinis sehari - hari prevalensinya hanya 3% di Inggris, dan menurut
beberapa literatur lain hanyalah 2- 5 % dari seluruh populasi, diabetes pada anak
melibatkan beberapa faktor namun kelainan genetis dan kerusakan sel beta pankreas
akibat reaksi autoimmun pada islet sel B pankreas yang mengakibatkan defisiensi
yang cukup besar pada produksi insulin ( insulin endogen ) merupakan faktor utama
dalam penyebab diabetes pada anak, kerusakan sel B pulau langerhans pankreas ini
menyebabkan ketergantungan individu secara absolut terhadap insulin dari
luar( insulin eksogen ) “insulin dependent diabetes mellitu s” ( IDDM)dan kebutuhan
akan pemantauan kadar glukosa darah rutin, serta perubahan pola konsumsi sehari -
hari yang cukup ekstrem.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Definisi Diabetes Melitus?
2. Bagaimana insedensi Diabetes Melitus?
3. Apa etiologi Diabetes Melitus?
4. Apa gambaran Klinis Diabetes Melitus?
5. Bagaimana pathofisiologi Diabetes Melitus?
6. Apa pemeriksaan Diagnostik Diabetes Melitus?
7. Apa prognosis Diabetes Melitus?
8. Apa penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus?
9. Bagaimana pathway dari diabetes melitus?
10. Bagaimana asuhan keperawatan teori dari Diabetes melitus?
11. Bagaimana asuhan keperawatan kasus dari diabetes melitus?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa mampu mempelajari apa Definisi Diabetes Melitus
2. Mahasiswa mampu mempelajari bagaimana insedensi Diabetes Melitus
3. Mahasiswa mampu mempelajari apa etiologi Diabetes Melitus
4. Mahasiswa mampu mempelajari apa gambaran Klinis Diabetes Melitus
5. Mahasiswa mampu memahami bagaimana pathofisiologi Diabetes Melitus
6. Mahasiswa mampu memahami apa pemeriksaan Diagnostik Diabetes Melitus
7. Mahasiswa mampu memahami apa prognosis Diabetes Melitus
8. Mahasiswa mampu memahami apa penatalaksanaan Medis Diabetes Melitus
9. Mahasiswa mampu memahami apa pathway dari diabetes melitus
10. Mahasiswa mampu memahami bagaimana asuhan keperawatan teori dari Diabetes
melitus
11. Mahasiswa mampu memahami bagaimana asuhan keperawatan kasus dari
diabetes melitus
BAB II
KONSEP TEORI
Defisit nutrisi
Pola napas
tidak
epektif
Ganguan integritas
kulit
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. PENGAKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah salah satu komponen dari proses keperawatan, yaitu
suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan yang meliputi
usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara sistematis,
menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin, 2014). Pengkajian pada
pasien diabetes melitus tipe II dengan gangguan integritas kulit menurut (Andara &
Yessie, 2013), sebagai berikut :
1. Identitas pasien
Nama, No RM, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, status, tanggal MRS, dan
tanggal pengkajian.
2. Keluhan utama
Keluhan utama meliputi
a. Nutrisi : peningkatan nafsu makan, mual, muntah, penurunan atau peningkatan
berat badan, banyak minum dan perasaan haus.
b. Eliminasi : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan berkemih,
diare.
c. Neurosensori : nyeri kepala, parathesia, kesemutan,pada
ekstermitas, penglihatan kabur, gangguan penglihatan.
d. Integumen : gatal pada kulit, gatal pada sekitar penis dan vagina, dan luka
ganggren.
e. Muskuloskeletal : kelemahan dan keletihan.
f. Fungsi seksual : ketidakmampuane ereksi (impoten), regiditas, penurunan libido,
kesulitan orgasme pada wanita.
3. Riwayat penyakit sekarang
Adanya gatal pada kulit disertai luka tidak sembuh-sembuh, terjadinya kesemutan
pada ekstermitas, menurunnya berat badan, meningkatnya nafsu makan, sering haus,
banyak kencing, dan menurunnya ketajaman penglihatan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumya pernah mengalami penyakit diabetes mellitus dan pernah mengalami luka
pada kaki
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga diabetes mellitus atau penyakit keturunan yang menyebabkan
terjadinya difesiensi insulin misal, hipertensi, jantung.
6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sambungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit
penderita.
7. Pola Fungsi Kesehatan Pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi
Pola persepsi menggambarkan persepsi klien terhadap penyakitnya tentang
pengetahuan dan penatalaksanaan penderita diabetes mellitus dengan ganggren
kaki.
b. Pola nutrisi
Penderita diabetes mellitus mengeluh ingin selalu makan tetapi berat badannya
justru turun karena glukosa tidak dapat ditarik ke dalam sel dan terjadi penurunan
massa sel (Tarwoto,2012)
c. Pola eliminasi
Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien diabetes mellitus tidak ada
perubahan yang mencolok. Sedangkan pada eliminasi buang air kecil (BAK) akan
dijumpai jumlah urin yang banyak baik secara frekuensi maupun volumenya.
d. Pola tidur dan istirahat
Sering muncul perasaan tidak enak efek dari gangguan yang berdampak pada
gangguan tidur (insomnia)
e. Pola aktivitas
Pola pasien dengan diabetes mellitus gejala yang ditimbulkan antara lain
keletihan, kelelahan, malaise, dan seringnya mengantuk pada pagi hari.
f. Nilai dan keyakinan
Gambaran pasien diabetes mellitus tentang penyakit yang dideritanya menurut
agama dan kepercayaannya, kecemasan akan kesembuhan, tujuan dan harapan
akan sakitnya.
8. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda-tanda vital.
b. Pemeriksaan Head To Toe:
1) Kepala :Wajah dan kulit kepala Bentuk muka , ekspresi wajah gelisah dan
pucat, rambut, bersih/tidak dan rontok/tidak, ada/tidak nyeri tekan.
2) Mata : Mata kanan dan kiri simetris / tidak , mata cekung/tidak, konjungtiva
anemis/ tidak, selera ikterit/tidak, ada/tidak sektet, gerakan bola mata
normal/tidak, ada benjolan/tidak, ada/tidak nyeri tekan, fungsi penglihatan
menurun/tidak.
3) Hidung : ada/Tidak polip, ada/tidak sektet, ada/ tidak radang, ada/tidak
benjolan, fungsi penghidu baik/buruk.
4) Telinga : Canalis bersih/kotor, pendengaran baik/menurun, ada/tidak benjolan
pada daun telinga, ada/ tidak memakai alat bantu pendengaran.
5) Mulut : Gigi bersih/kotor, ada/tidak karies gigi, ada/tidak memakai gigi palsu,
gusi ada/ tidak peradangan, lidah bersih/kotor, bibir kering/lembab.
6) Leher : ada/Tidak pembesaran kelenjar thyroid, ada/tidak nyeri tekan,
ada/tidak bendungan vena jugularis dan ada/tidak pembesaran kelenjar limpa.
7) Thorax dan paru : Bentuk dada normal chest simetris/tidak kanan dan kiri.
Paru – paru Inspeksi : pada paru – paru didapatkan data tulang iga
simetris/tidak kanan dan kiri, payudara normal/tidak, RR normal atau tidak,
pola nafas regular/tidak, bunyi vesikuler/tidak, ada/tidak sesak nafas. Palpasi :
Vocal fremitus anteria kanan dan kiri simetris/tidak, ada/tidak nyeri tekan.
Vocal fremitus posterior kanan - kiri, gerak pernafasan kanan-kiri
simetris/tidak. Auskultasi : suara vesikuler/tidak, ada/tidak rokhi maupun
wheezing. Perkusi : suara paru-paru sonor/tidak pada paru kanan dan kiri.
Jantung Inspeksi : lokasi lotus di gic midclavikula dan denyut jantung
Nampak/tidak. Palpasi : teraba denyut jantung dengan gerakan. Perkusi : di sic
5 mid axial dari laterat ke media bunyinya sonor/tidak sampai dengan sternum
2 jari ke sternum peka. Auskultasi : s1 = s2 murni regular, bunyi jantung
normal, tidak ada mur – mur dan gallop.
8) Abdomen Inspeksi : abdomen simetris/tidak, datar dan ada/tidak luka
Auskultasi : peristartik 25x/ menitPalpasi : ada/tidak nyeri di kuadran kiri
atas.Perkusi : suara hypertimpani.
9) Genitalia Data tidak terkaji, terpasang kateter/tidak.
10) Muskuluskeletal : Ekstresmitas atas : simetris/tidak, ada/tidak odema atau lesi,
ada/tidak nyeri tekan, Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kaki kiri simetris
ada /tidak kelainan. Ada atau tidak luka.
11) Integumentum : Warna kulit, turgor kulit baik/jelek/kering ada lesi/tidak,
ada/tidak pengurasan kulit, ada/tidak nyeri tekan.
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Kadar glukosa
b. Gula darah sewaktu atau random >200mg/dl.
c. Gula darah puasa atau nuchter >140 mg/dl.
d. Gula darah 2 jam PP (post prandial) >200 mg/dl
e. Aseton plasma jika hasil (+) mencolok.
f. Asam lemak bebas adanya peningkatan lipid dan kolesterol.
g. Osmolaritas serum (>330 osm/l).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
2. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d infark miokard akut
3. Gangguan integritas kulit b.d neuropati perifer
4. Risiko cedera b.d gangguan penglihatan
5. Gangguan eliminasi urin b.d Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan
kandung kemih (enuresis)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994,
dalam Potter & Perry, 2011).
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas pasien,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina, 2002).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat yang
berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian peoses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
(Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai. Meskipun tahap evaluasi
diletakkan pada akhir proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan
kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi.
Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga
diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut
dapat dicapai secara efektif. (Nursalam, 2008)
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama/Nama panggilan : An. L
Tempat tanggal lahir/usia : 10 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : tidak ada
Alamat : bekasi
Tanggal masuk : 01-11-2018
Tangal pengkajian : 01-11-2018
Diagnosa Medik : diabetes mellitus tipe 1
Rencana therapi :
b. Identitas Orang Tua
1) Ayah
Nama : Tn. A
Usia : 36 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pns
Agama : Islam
Alamat : Bekasi
2) Ibu
Nama : Ny.A
Usia : 32 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : pns
Agama : islam
Alamat : bekasi
2. Keluhan Utama/Alasan Masuk RS
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang ke rumah sakit Medistra dengan
keluhan : anak mengatakan bahwa ia banyak makan, banyak minum, banyak kencing,
berat badannya turun, enuresis. Ia juga mudah tersinggung, tidak bisa perhatian lama
ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa lelah, penglihatan kabur, sakit kepala,
kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang flu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 25 kg, PB: 135 cm, suhu: 37,5 0C, nadi:
92x/menit. Respirasi: 24x/menit, TD: 110/70 mmHg. Turgor kulit kembali segara,
kulit kering, membrane mukosa kering. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan: Hb: 11,2gr/dl, Hematokrit: 30%, eritrosit: 4,0(x106/uL), trombosit:
210000/mm3, leukosit: 9.500/uL, glukosa darah 300mg/dl.
Pasien mengatakan sangat cemas dengan keadaannya. Keluarga mengatakan ibu
pasien menderita diabetes melitus. Orang tua pasien khawatir memikirkan masa depan
anaknya. Terapi/instruksi medis yang diberikan saat ini : cek gula darah 2x/hari,
insulin 2 unit dari U 100 sebelum makan.
3. Riwayat Sekarang
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu pasien juga mengatakan anaknya mudah tersinggung, tidak bisa perhatian
lama ketika mengikuti pelajaran sekolah, merasa lelah, penglihatan kabur, sakit
kepala, kalau ada luka sukar sembuh dan mudah terserang flu.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan ibu pasien menderita diabetes melitus.
Genogram
♂
Keterangan :
4. Riwayat Imunisasi
1. Selera makan
2. Menu makan
3. Frekuensi makan
4. Makanan disukai
5. Makanan pantangan
6. Pembatasan pola makan
7. Cara makan
8. Ritual saat makan
b. Cairan :
1. Jenis minuman
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan
4. Cara pemenuhan
c. Eliminasi (bak/bab) :
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat 1. Toilet 1. Toilet
pembuangan 2. BAB 1x sehari 2. BAB 1xsehari
2. Frekuensi (waktu) BAK 5-6 x sehari BAK 7-10x sehari
3. Konsistensi 3. BAB lembek 3. BAB lembek
4. Obat pencahar kecoklatan dan bau kecoklatan dan bau
khas feses, khas feses
BAK kuning cair BAK kuning cair dan
dan bau khas urine bau khas urine
4. Tidak ada 4. Tidak ada
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi (waktu)
3. Konsistensi
4. Kesulitan
5. Obat pencahar
d. Istirahat tidur :
1. Jam tidur
- Siang
- Malam
2. Pola tidur
3. Kebiasaan sebelum tidur
4. Kesulitan tidur
e. Istirahat tidur :
1. Mandi
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
2. Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
g. Aktivitas/Mobilisasi Fisik
1. Kegiatan sehari-hari
2. Pengaturan jadwal harian
3. Penggunaan alat bantu aktivitas
4. Kesulitan pergerakan tubuh
h. Rekreasi
i. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum klien : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
- Suhu : 37,5 oC
- Nadi : 92x/menit
- Respirasi : 24x/m
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
3. Antropometri :
- Tinggi badan : 120 cm
- Berat badan : 30 kg
- Lingkar lengan atas: tidak ada
- Lingkar kepala : tidak ada
- Lingkar dada : tidak ada
- Lingkar perut : tidak ada
- Skin Fold : tidak ada
j. Sistem Pernafasan
1. Hidung : (√ ) Simetris, ( ) pernafasan cuping hidung, ( ) sekret, ( ) Polip, ( )
epistaksis
2. Leher : pembesaran kelenjar ( - ), tumor ( - )
3. Dada :
- Bentuk dada normal (√ ), barrel ( ), pigeon chest ( )
- Perbandingan ukuran AP dengan tranversal : normal
- Gerakan dada : simetris (√ ), terdapat retraksi ( ), alat bantu pernapasan (
)
- Suara napas : normal
4. Apakah ada clubbing finger
2. Fungsi Cranial
- NI: (-)
- N II : visus normal lapang pandang normal
- N III, IV, VI : Gerakan bola mata normal pupil : isokor ( - ), an isokor
(ya )
- NV : Sensorik motoric normal
- N VII : Sensorik otonom normal motoric normal
- N VIII: Pendengaran : baik normal keseimbangan normal
- NX : Gerakan uvula,rangsang muntah/menelan (normal )
- N XI : Sternocledomastoideus : normal trapezius
- N XII : Gerakan lidah baik
3. Fungsi motorik : massa otot normal tonus otot ,kekuatan otot normal
4. Fungsi sensorik :suhun 37,5 yeri tidak ada getaran tidak ada posisi noemal
diskriminasi tidak ada
5. Fungsi cerebellum : koordinasi normal keseimbangan normal
6. Refleks : Biseps normal, trisep normal patella norml Babinski normal
7. Iritasi meningen : Kaku dduk (baik ), laseque sign (baik ), Brudzinski I/II (baik
)
o. Sistem Muskolo Skeletal
- Kepala : Bentuk kepala : normal gerakan : normal
- Vertebrae : Scoliosis ( ya ), Lordosis ( - ), gerakan (normal), ROM ( - ),
fungsi gerak norml
- Pelvis : Gaya/jalan bail gerakan baik ROM baik Trendelberg test baik
Ortolani/Barlow
- Lutut : Bengkak ( - ), kaku ( - ), gerakan ( - ), MC Murray Test ( - ),
Ballotement test ( - ).
- Kaki bengkak ( - ) : gerakan normal kemampuan jalan normal tana tarikan
normal
- Tangan : bengkak ( - ), gerakan normal ROM baik
p. Sistem Intugen
- Rambut : warna : hitam tebal mudah tercabut tidak
- Kulit ; warana normal temperature normal kelembaban normal bulu kulit
nrmal erupsi normal tahi lalat normal ruam : normal teksture
- Kuku : warna : normal permukaan kuku : halus mudah patah (tidak),
kebersihan baik
q. Sistem Endokrin :
1. Kelenjar thyroid : tidak ada
2. Ekskresi urine berlebihan : sering buang air kecil
3. Suhu tubuh normal,keringat keringat dingin
4. Riwayat urine dikelilingi semut : normal
r. Sistem Perkemihan
- Oedema palpebra : ( - ), moon fase ( - ), oedema anasarka ( - )
- Keadaan kandung kemih : normal
- Nocturia ( - ), dysuria ( - ), kencing batu ( - )
q. Sistem Reproduksi :
1. Wanita
- Payudara : putting (-) aerola mammae (-)cesar (-)
- Labia mayora & minora bersih ( - ), sekret ( - ), bau ( - )
2. Laki-laki
- Keadaan glans penis :normal,uretra ( -) ; kebersihan( -)
- Testis sudah turun( -)
- Pertumbuhan rambut : kumis( –) janggut (-)ketiak
- Pertumbuhan jakun (-) perubahan suara (-)
r. Sistem Imun
- Alergi (cuaca (tidak), debu (tidak), bulu binatang (tidak), zat kimia pasien
tidak memiliki alergi
11. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
a. 0 - 6 tahun
Dengan menggunakan DDST
- Motorik kasar : dapat naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan
bantuan, mulai bisah bermain bola
- Motorik halus : menggmbar lingkaran, mencuci tangan sendiri
- Bahasa : pasien sudah beleajar berbicara kata yang di ucapkan sudah muai
jelas walaupun ada beberapa abjat yang belum bisa di ucapkan
- Personal social : perkemangan sosial pasien baik suka bermain bersama
b. 6 tahun keatas
- Perkembangan kognitif : mampu menghitung dan memahami konsep angka
dan dapat menyampaikan apa yang di pikirkannya melaului kata –kata yang
mudah dimengerti
- Perkembangan psikoseksual : ego dan emosi semakin tinggi
- Perkembangan psikososial : untuk dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas
12. Test Diagnostik :
a. Laboratorium
DATA FOKUS
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan
2. Gangguan eliminasi urin b.d Penurunan kemampuan menyadari tanda-tanda gangguan
kandung kemih (enuresis)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
F. EVALUASI KEPERAWATAN
A. Kesimpulan
Penyakit Diabetes Melitus atau lebih tepatnya kelainya ini mengharuskan
penderitanya untuk selalu memonitor diri akan kondisi kadar gula darah setip harinya
sesering mungkin.
Menurut American Diabetes Assosiation (ADA, 2010), diabetes militus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik dan kronis dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekrasi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya yan
membutuhkan peralatan medis dan pendidikan pengelolaan mandiri untuk mencegah
komplikasi akut dan menurunkan risiko komplikasi jangka panjang.
Menurut WHO, diabetes militus di definisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan
oleh gangguan produksi insulin beta Langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan
oleh kurang responsifnya selsel tubuh terhadap insulin (Depkes, 2008).
B. Saran
Semoga dengan adanya asuhan keperawatan ini kita semua dapat lebih memahami
masalah Diabetes Melitus pada anak, dan semoga dapat brmanfaat bagi kta semua
DAFTAR PUSTAKIA
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2840/
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/448/2/STIKESPW_Muhammad
%20Sholikan_fulltext.pdf
http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/282/3/STIKES_Sonya%20Kristinia_Fulltext.pdf
https://www.scribd.com/document/403401869/Askep-DM-pada-Anak-docx
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2376/3/BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/document/433216948/Askep-DM-Tipe-1-Pada-Anak