Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“PEMASANGAN INFUS PADA BAYI DAN ANAK”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

HENDRA AYUBA (1901005)


FRANNY. J SENDUK (2001099)
FILISTEA ANASYA DAVID (1901029)
INDRI. R TULA (1901028)

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO


2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis kebutuhaan ini memiliki proporsi besar dalam tubuh dengan hampir
90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari
tubuh. Secara keseluruhan, presentase cairan tubuh berbeda berdasarkan usia.
Presentase cairan tubuh bayi baru lahir sekitar 75% dari total berat badan, pria
dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari tital berat badan, dan
dewasa tua 45% dari total berat badan. Selain itu, presentase jumlah cairan tubuh
yang bervariasi juga bergantung pada lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Jika
lemak dalam tubuh sedikit, maka cairan tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibandingkan pada pria, karena
jumlah lemak pada tubuh wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan
lemak pada tubuh pria dewasa.
Salah satu tindakan untuk mengatasi masalah atau gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit adalah dengan pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui
intravena yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta
sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.
Infus cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan
kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh (Yuda, 2010). Pemberian
cairan intravena (Infus) yaitu memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan
infus set. (Potter, 2005)
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk penggantian caian tubuh
dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh
pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa
penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni
sebagai pembawa obat-obatan lain. (Lachman, 2008)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pemasangan infus?
2. Apa tujuan dari pemasangan infus?
3. Bagaimana pelaksanaan pemasangan infus?
C. Tujuan
Tujuan umum :
Untuk mengetahui pemasangan infus pada bayi dan anak.
Tujuan khusus :
1. Untuk menegetahui pengertian pemasangan infus pada bayi dan anak
2. Untuk mengetahui tujuan pemasangan infus pada bayi dan anak
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pemasangan infus pada bayi dan anak
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Pemasangan Infus


Pemasangan Infus adalah tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang
dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian
makanan dengan teknik aseptik.
B. Tujuan Pemasangan infus
1. Sebagai akses pemberian obat
2. Mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
3. Sebagai makanan bagi pasien yang tidak dapat atau tidak boleh makan melalui
mulut
C. Pelaksanaan Pemasangan Infus
1. Tahap Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data pasien
b. Mencuci tangan
c. Persiapan alat :
1) Baki yang telah dialasi
2) Perlak dan pengalas
3) Bengkok
4) Tiang infus
5) Hanscoon
6) Torniquet
7) Kapas alkohol
8) Infus set
9) Cairan infus
10) Abbocath
11) Jam tangan
12) Plester /hipafik
13) Kassa
14) Gunting plester
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Memberitahu pasien tindakan dan tujuan yang akan dilakukan
c. Meminta keluarga pasien mengisi dan menandatangani informed consent
3. Tahap Kerja
a. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke pasien
b. Memasang sampiran
c. Mencuci tangan
d. Memasang perlak dan pengalas
e. Memakai sarung tangan
f. Menggantungkan flabot pada tiang infus
g. Membuka kemasan infus set
h. Mengatur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan menutup klem
yang ada pada saluran infus
i. Menusukkan infus set ke dalam flabot infus dan mengisi tabung tetesan
dengan cara memencet tabung tetesan infus hingga setengahnya.
j. Membuka klem dan mengalirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara
pada selang infus lalu tutup kembali klem
k. Memilih vena yang akan dipasang infus
l. Meletakkan torniquet 10-12 cm di atas tempat yang akan ditusuk,
menganjurkan pasien menggenggam tangannya
m. Melakukan desinfeksi daerah penusukkan dengan kapas alkohol secara
sirkuler dengan diameter ±5 cm
n. Menusukkan jarum abbocath ke vena dengan lubang jarum menghadap ke
atas, dengan menggunakan tangan yang dominan.
o. Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath
p. Memasukkan abbocath secara pelan-pelan jarum yang ada pada abbocath,
hingga plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar
semua
q. Segera menyambungkan abbocath dengan selang infus
r. Melepaskan tourniquet, menganjurkan pasien membuka tangannya dan
melonggarkan klem untuk melihat kelancaran tetesan
s. Merekatkan pangkal jarum pada kulit dengan plester
t. Mengatur tetesan infus
u. Menutup tempat tusukan dengan kassa steril, dan direkatkan dengan
plester
v. Mengatur letak anggota badan yang dipasang infus supaya tidak digerak-
gerakkan agar abbocath tidak bergeser
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi tindakan yang sudah dilakukan
b. Kontrak waktu untuk tindakan selajutnya
c. Pamitan kepada pasien dan keluarga
d. Bereskan alat
e. Mencuci tangan
f. Dokumentasikan tindakan
DAFTAR PUSTAKA

https://detiks.github.io/rasanya/post/pemasangan-infus-pada-anak/
(tanggal 20 Mei 2021, pukul 17.17 Wita)

https://snars.web.id/rs/memasang-infus/
(tanggal 20 Mei 2021, pukul 17. 20 Wita)

http://dayatbharta.blogspot.com/2013/06/prosedur-pemasangan-infus.html
(tanggal 20 Mei 2021, pukul 17. 25 Wita)

Anda mungkin juga menyukai