Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMASANGAN INFUS

A. Diagnosa Keperawatan

B. Pengertian:
o Pemasangan Infus adalah tindakan yang dilakukan dengan cara
memasukkan cairan, elektrolit, obat-obatan intravena, darah dan
nutrisi parenteral ke dalam tubuh melalui intravena (Kozier & Erb
2009 dalam Rohani, 2015)]
o Pemasangan infus merupakan metode efektif dan efesien dalam
memberikan cairan ke dalam tubuh melalui intravena.
.
C. Data Subjektif :
klien mengatakan ada benjolan dibagian pantat
klien mengatakan klien tangannya terasa sakit

Data Objektif :
- Klien sedang
- TTV
TD : 130/90
N : 78
P : 28
S : 36

D. Tujuan Tindakan
Tujuan dari pemasangan infus adalah untuk mempertahankan atau
mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein
lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral, mencegah
gangguan cairan dan elektrolit, memperbaiki keseimbangan asam basa,
menyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu
pemberian nutrisi parenteral.

E. Prinsip Tindakan
Prinsip tindakan pemasangan infus yaitu steril
Prosedur pemasangan infus
Persiapan alat :
1) Cairan yang diperlukan sesuai dengan cairan kebutuhan pasien
2) Saluran infus (infus set) : infus set dilengkapi dengan saluran infus,
penjepit selang infus untuk mengatur kecepatan tetesan.
3) Kateter intravena
4) Desinfektan : kapas alcohol, larutan povidone iodine 10%
5) Kasa steril, plester
6) Torniket
7) Gunting
8) Bengkok
9) Tiang infus
10) Perlak kecil
11) Bidai jika diperlukan untuk pasien anak
12) Sarung tangan streril yang tidak mengandung bedak
13) Masker
14) Tempat sampah medis
Persiapan pasien :
1) Perkenalkan diri dan lakukan validasi nama pasien
2) Beritahukan pada pasien (atau orang tua pasien) mengenai tujuan dan
prosedur tindakan, minta informed consent dari pasien atau
keluarganya.
3) Pasien diminta berbaring dengan posisi senyaman mungkin
4) Mengidentifikasi vena yang akan menjadi lokasi pemansangan infus:
5) pilih lengan yang jarang digunakan oleh pasien (tangan kiri bila pasien
tidak kidal, tangan kanan bila pasien kidal).
- bebaskan tempat yang akan dipasang infus dari pakaian yang menutupi
- lakukan identifikasi vena yang akan ditusuk
Prosedur tindakan :
1) Alat-alat yang sudah disiapkan dibawa ke dekat penderita ditempat
yang mudah dijangkau oleh petugas.
 dilihat kembali apakah alat, obat, dan cairan yang disiapkan sudah
sesuai dengan identitas atau kebutuhan pasien.
 dilihat kembali keutuhan kemasan dan tanggal kadaluarsa dari
setiap alat, obat dan cairan yang diberikan kepada pasien
2) Perlak dipasang di bawah anggota tubuh yang akan dipasang infus
3) Memasang infus set pada kantung infuse:
 buka tutup botol cairan infus.
 tusukkan pipa saluran udara, kemudian masukkan pipa saluran
infus
 tutup jarum dibuka, cairan dialirkan keluar dengan membuka kran
selang sehingga tidak ada udara pada saluran infus, lalu dijepit
jarum ditutup kembali. Tabung tetesan diisi sampai ½ penuh.
 gantungkan kantung infus beserta salurannya pada tiang infus

4) Cucilah tangan dengan seksama menggunakan sabun dan air mengalir,


keringkan dengan handuk bersih dan kering.
5) Lengan pasien dibagian proksimal dibendung dengan torniket
6) Kenakan sarung tangan steril, kemudian lakukan desinfeksi daerah
tempat suntikan. Jarum diinsersikan ke dalam vena dengan bevel jarum
menghadap ke atas, membentuk sudut 30-40° terhadap permukaan
kulit
7) Bila jarum berhasil masuk kedalam lumen vena, akan terlihat darah
mengalir keluar
8) Turunkan kateter sejajar kulit. Tarik jarum tajam dalam kateter vena
(stylet) kira-kira 1 cm kea rah luar untuk membebaskan ujung kateter
vena dari jarum agar jarum tidak melukai dinding vena bagian dalam.
9) Dorong kateter vena sejauh 0.5-1 cm untuk menstabilkannya.
10) Tarik stylet keluar sampai ½ panjang stylet. Lepaskan ujung jari
dengan memfiksasi bagian proksimal vena. Dorong seluruh bagian
kateter vena yang berwarna putih ke dalam vena.
11) Torniket dilepaskan. Angkat keseluruhan stylet dari dalam kateter
vena,
12) Pasang infus set atau blood set yang telah terpasang ujungnya dengan
kantung infus atau kantung darah
13) Penjepit selang infus dilonggarkan untuk melihat kelancaran tetesan
14) Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit menggunakan
plester.
15) Tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan
16) Jarum dan tempat suntikan ditutup dengan kasa steril dan fiksasi
dengan plester
17) Pada anak, anggota gerak yang dipasang infus dipasang bidai atau
spalk supaya jarum tidak mudah bergeser
18) Buanglah sampah kedalam tempat sampah medis, jarum dibuang
kedalam sharp disposal (jarum tidak perlu ditutup kembali)
19) Bereskan alat-alat yang digunakan
F. Bahaya Tindakan Dan Pencegahannya
Terapi intravena diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu
yang lama tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
komplikasi. Komplikasi dari pemasangan infus yaitu flebitis, hematoma,
infiltrasi, tromboflebitis, emboli udara (Hinlay, 2006).
Pencengahan
Menurut Hidayat (2008), selama proses pemasangan infus perlu
memperhatikan hal-hal untuk mencegah komplikasi yaitu :
a. Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru
b. Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda
infeksi
c. Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain
d. Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan
e. Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir
f. Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum
infus perlahan, periksa ujung kateter terhadap adanya embolus
g. Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester
dibersihkan memakai kapas alkohol atau bensin (jika perlu)
h. Gunakan alat-alat yang steril saat pemasangan, dan gunakan tehnik
sterilisasi dalam pemasangan infuse
i. Hindarkan memasang infus pada daerah-daerah yang infeksi, vena
yang telah rusak, vena pada daerah fleksi dan vena yang tidak stabil
j. Mengatur ketepatan aliran dan regulasi infus dengan tepat.
Penghitungan cairan yang sering digunakan adalah penghitungan
millimeter perjam (ml/h) dan penghitungan tetes permenit.

G. Hasil Yang Didapat


- pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol
infuse.

H. Evaluasi Diri
- Pasien sangat koperatif, dan mau bekerjasama.
- Praktikan mampu melakukan tindakan keperawatan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

Dian Ariningrum, Jarot Subandono. 2018. Pemasangan Infus. diakses pada


tanggal 28 januari 2020 https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2018/08/Pemasangan-infus-2018-smt-7.pdf.

Rohani. 2016. Hubungan Lama Pemasangan Infus dengan Terjadinya Plebitis di


RSUD Jakarta Tahun 2015. diakses pada tanggal 29 januari 2020 https://e-
journal.jurwidyakop3.com/index.php/jurnal-ilmiah/article/view/259/231.

PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indnesia. Jakarta selatan: Dewan


Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai