Anda di halaman 1dari 19

Pemasangan

Infus
(Terapi IV)
Nama Anggota :
1. Juwita Yogiswara
2. Muna Az Zahra
3. Sulis Nur Apni
4. Euis Irna Nurpadillah
Tujuan Prosedur Pemasangan Infus
- Mempertahan kan/mengganti cairan tubuh. Mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein, kalori dan lemak yang tidak bisa dipertahankan
secara aktif oleh mulut.
- Memperbaiki asam-basa
- Memperbaiki komponen darah
- Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat ke dalam tubuh
- Memonitor tekanan vena sentral
- Menyuplai nutrisi pada saat sistem pencernaan beristirahat
INDIKASI
● Pada keadaan emergency resusitasi jantung paru, memungkinkan
pemberian obat langsung ke dalam intravena.
● Untuk mendapat respon yang cepat terhadap pemberian obat (
furosemid, digoksin).
● Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
● Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah)
● Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha)
(kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
● “Serangan panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada
dehidrasi)
● Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
● Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
● Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan
tubuh dan komponen darah)
KONTRAINDIKASI

Kontraindikasi pada pemberian terapi intravena yaitu :


● Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di
lokasi pemasangan infus.
● Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal,
karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan
fistula arteri-vena pada tindakan hemodialisis.
● Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap
pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat
(misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki)
Konsep Secara Singkat
Pemasangan infus atau terapi intravena adalah
proses memasukkan jarum abocath ke dalam pembuluh
darah vena yang kemudian disambungkan dengan selang
infus dan di alirkan cairan infus (Rosyidi, 2013).
Terapi intravena adalah terapi medis yang dilakukan
secara invasif dengan menggunakan metode yang efektif
untuk mensuplai cairan, elektrolit, nutrisi, dan obat
melalui pembuluh darah (Potter&Perry, 2005).
Dapat disimpulkan pemasangan infus atau terapi
intravena adalah memasukkan cairan, elektrolit, nutrisi
dan obat dengan teknik penusukan kateter infus ke
dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan alat
infus set.
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan !!
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus intravena adalah
a. Sterilitas :
Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan infeksi lokal pada daerah
tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam pembuluh darah mengakibatkan
bakteremia dan sepsis.
Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan standard sterilitas tindakan, yaitu :
1. Tempat tusukan harus disucihamakan dengan pemakaian desinfektan (golongan iodium,
alkohol 70%).
2. Cairan, jarum dan infus set harus steril.
3. Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan antiseptik yang benar
dan memakai sarung tangan steril yang pas di tangan.
4. Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga
mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena yang dipilih adalah
vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan anak-anak dapat juga dilakukan di
daerah frontal kepala.
Lanjutan….
c. Pemilihan cairan infus :
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan.
d. Kecepatan tetesan cairan :
b. Fiksasi :
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut. Apabila
kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena bagian dalam sehingga
terjadi hematom atau trombosis.
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar ditinggikan atau
menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung infus dipasang ± 90 cm di atas
permukaan tubuh, agar gaya gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat
sehingga cairan masuk ke dalam pembuluh darah.
Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu diperhatikan
adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain tidak selalu sama dan
perlu dibaca petunjuknya.
Lanjutan...
e. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungannya.
f. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan
kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
g. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
h. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.
Alat-alat yang dibutuhkan
1. Cairan infus sesuai instruksi
2. Infus set
3. IV kanul ukuran dewasa
4. Plester
5. Set dressing infus
6. Kasa Betadine
7. Alkohol swab
8. Bengkok
9. Tourniquet
10. Sarung tangan bersih
12. Pengalas
13. Tiang infus
SOP Pemasangan Infus
Tahap Pra-Interaksi

Tahap Interaksi

Tahap Kerja

Tahap Terminasi
Tahap Pre-Interaksi
1. Cek catatan perawatan dan medis : program terapi cairan klien
2. Siapkan alat dan bahan

Tahap Interaksi
1. Berikan salam dan memperkenalkan diri
2. Identifikasi klien (nama dan TTL) dan panggil sesuai namanya
3. Jelaskan tindakan prosedur
4. Kontrak waktu
5. Jelaskan tujuan pemberian tindakan dan beri kesempatan
kepada klien serta keluarga untuk bertanya
Tahap Kerja
1. Atur pencahayaan dan jaga privasi klien
2. Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan bersih
3. Letakkan perlak dibawah lengan klien yang tidak dominan
4. Dekatkan bengkok
5. Hubungkan cairan infus dengan infus set, pastikan sebelumnya regulator sudah
terkunci, kemudian gantung
6. Isi kompertemen dan alirkan cairan sampai tidak ada udara yang tersisa di selang
infus. Jaga untuk tetap steril
7. Kencangkan klep hingga infus tidak menetes dan pertahankan kesterilan sampai
pemasangan pada tangan disiapkan
8. Pilih area penusukan. Kemudian letakkan turniket 5-15 cm diatas tempat
penusukan dan kencangkan dengan tekanan dibawah sistolik
9. Swab arena penusukan dengan alkohol swab, tekniknya dengan arah mengelilingi
dari dalam ke luar
10. Swab menggunakan kasa betadine dan setelahnya swab kembali dengan alkohol
swab. Teknik masih sama yaitu arah mengelilingi dari dalam ke luar
11. Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm pada bagian
proksimal area penusukan dan pegang jarum pada posisi 30 derajat pada
vena yang akan ditusuk, tujuannya untuk menstabilisasi vena tidak bergerak
12. Pastikan arah lubang jarum mengarah keatas dengan posisi 30 derajat
kemudian tusuk dengan pelan tapi pasti
13. Setelah ada darah pada kompartemen, jarum ditarik sedikit. Lepaskan
turniket lalu dorong bagian kanulnya. Ingat bagian kanul, bukan bagian jarum
yang didorong
14. Tekan ujung kanulnya supaya darah tidak kemana-mana dan tarik jarum
secara pelan-pelan.
15. Kemudian hubungkan dengan infus set, jika ada darah yang menetes bisa
dilap dengan kasa steril
16. Lakukan fiksasi, jangan sampai menutupi area penusukan dengan plester dan
pasang dressing infus
17. Pasang label yang terdiri dari tanggal dan waktu pemasangan infus
18. Fiksasi ke arah proksimal kateter infus untuk mencegah selang
tertarik
19. Setelah akses vena terpasang dengan baik, alirkan cairan infus dengan
membuka klep sesuai jumlah tetesan yang diinstruksikan dengan cara
buka secara penuh kemudian atur tetesannya
20. Periksa kelancaran tetesan infus, fiksasi dengan vena akses, dan kaji
jika ada bengkak pada area penusukan atau jika ada respon alergi pada
area penusukan
21. Bereskan alat dan cuci tangan
Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan klien dan hasil
kegiatan
2. Berikan reinforcement positif
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dan cuci tangan
Dokumentasi
1. Catat waktu pemberian tindakan
2. Respon klien selama dan setelah tindakan
3. Tanda tangan dan nama jelas
...Reference...

Ii, B. A. B., Lipid, I. I., Lipoprotein, D. A. N., & Apo, A. (1977). 8 Universitas Sumatera
Utara. (20), 8–16

Ariningrum, D., & Subandono, J. (2018). Buku Pedoman Keterampilan Klinis Pemasangan
Infus. (S. Handayani, A. Maftuhah, & H. Hastuti, Eds.) Surakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Retrieved Maret 2, 2021, from
skillslab.fk.uns.ac.id

Rina, A. Br. p. (2017). Hubungan Tindakan Perawat Pada Pemasangan Infus Mencegah
Infeksi di RSUD dr. R.M DjoelhamBinjai. Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. 8-35

Anda mungkin juga menyukai