Anda di halaman 1dari 125

SEJARAH

PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN
Ati s.m.
PENDAHULUAN
• Keperawatan merupakan suatu bentuk
pelayanan profesional yan merupakan bagian
integral dari pelayanan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk
pelayanan biopsikososial dan spiritual yang
komprehensif ditujukan kepada
individu,keluarga, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia

2
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN di LUAR
INDONESIA
• Zaman Purba
• Zaman keagamaan
• Permulaan Masehi
• Permulaan abad XVI
• Masa sebelum Perang dunia II
• Masa selama Perang Dunia II
• Masa Pasca Perang Dunia II
• Sejak tahun 1950
3
ZAMAN PURBA
• ZAMAN PURBAKALA (Primitive Culture)
• Animisme : kepercayaan pada kekuatan
gaib/mistik yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia.
• Sakit  karena kekuatan alam/gaib: batu
besar, gunung, pohon besar
• Peran perawat belum berkembang
• Fenomea ini terlihat pada sejarah Mesir dan
Cina
4
ZAMAN KEAGAMAAN
• Kuil menjadi pusat perawatam medis, orang
percaya bahwa penyakit disebabkan oleh dosa
dan kutukan Tuhan
• Pimpinan agama dijunjung tinggi sebagai tabib.
• Perawat dianggap sebagai budak dan
mendapat penghargaan yang rendah
• Pekerjaan didasrkan perintah dari pimpinan
agama yang berperan sebagai tabib

5
PERMULAAN MASEHI
• Agama Kristen mulai berkembang.
• Keperawatan mengalami kemajuan, seiring
dengan kepesatan perkembangan agama
Kristen.
• Kemajuan keperawatan terlihat dengan
berdirinya RS Monastic Hospital(Roma)
dengan fasilitas keperawatan.
• Keperawatan berkembang di benua Asia(abad
VI)Timur Tengah.
6
• Perkembangan di Timur Tengah seiring dengan
keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menyebarkan agama Islam.
• Pada jaman ini, di jazirah Arab berkembang
pesat ilmu pengetahuan ilmu pasti,
ilmukimia, higiene, dan obat-obatan.
• Keperawatan berkembangprinsip dasar
keperawatan  personal higiene,kebersihan
makanan, air, lingkungan.
• Tokoh yang berkembang: Rafidah

7
PERMULAAN ABAD XVII
• Orientasi masyarakat berubah : orientasi keagamaan 
kekuasaan.
• Orientasi kekuasaan  perang, eksplorasi kekayaan
alam, perkembangan pengetahuan.
• Gereja dan tempat ibadah ditutup sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan keperawatan.
• Untuk memenuhi kebutuhan perawat, wanita yang
pernah melakukan kejahatan dan telah bertobat
diterima sebagai perawat.
• Reputasi keperawatan menurun, perawat menerima gaji
rendah dengan jam kerja lama dan kondisi yang buruk.

8
SEBELUM PERANG DUNIA II
• Dasar pelayanan keperawatan dititik beratkan pada
pengaduan sebagai ungkapan cinta bersama.
• Sasaran  orang sakt
• Kegiatan pelayanan ditujukan untuk menolong orang
sakit agar sembuh  lebih sehat.
• Tenaga perwat sedikit, tanpa pendidikan formal.
• Ruang lingkup pelayanan perawatan bersifat kuratif
memenuhi KDM yang sakit

9
MASA SELAMA
PERANG DUNIA II

• Mulai diperkenalkan penerapan


tehnologi modern.
• Timbul penyakit karena perang.
• Tantangan baru bagi perawat
memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.

10
MASA PASCA PERANG DUNIA II
• Perkembangan dalam bidang perawatan secara pesat terjadi di
Amerika. Perkembangan dipengaruhi oleh:
1. Kesadaran masyarakat yang meningkat di bidang kesehatan.
2. Jumlah penduduk meningkatmasalah baru dalam bidang
kesehatan.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang
menyangkut ilmu kesehatan.
4. Upaya menjadi lebih aktif dan kreatif kuratif, preventif,
promotif.
5. Perkembangan pendidikan keperawatan
• Mulai dikembangkan keperawatan profesional.

11
TAHUN 1950
• Perkembangan profesionalisme  pendidikan
keperawatan berkembang (bachelorMaster)
• Perawatan adalah proses
• 4 hal pokok :
Nursing at patient.
Nursing to patient
Nursing for patient
Nursing with patient

12
Lanjutan tahun 1950 :

• 1967  proses keperawatan meliputi pengkajian,


perencanaan, implementasi, evaluasi.
• 1973  International council of Nurses (ICN) 
pengertian keperawatan  fungsi yang unik dari
perawat adalah menolong seseorang yang sakit atau
sehat dalam usaha mejaga kesehatan atau
penyembuhan, menghadapi sakaratul maut dengan
tenang yaitu usaha yang dapat dilakukan oleh pasien
apabila dia cukup kuat, berkemauan atau sadar dan
melakukan sedemikian rua sehingga dalam waktu
singkat pasien mandiri

13
HAKIKAT KEPERAWATAN

• Kegiatan keperawatan merupakan kegiatan


memberi bantuan.
• Wujud bantuan meruakan kegiatan fungsi
hidup sehari-hari yang normal dapat dilakukan
sendiri oleh setiap individu yang sehat.
• Keterbatasan atau ketidakmampuan individu
untuk melaksanakan fungsi sehari-hari karena
kelemahan fisik, kurang kemauan maupun
kurang pengetahuan

14
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
INDONESIA

• Masa sebelum kemerdekaan


• Masa setelah kemerdekaan :
1. Periode tahun 1945 – 1962
2. Peroide tahun 1963 – 1982
3. Periode tahun 1983 - sekarang

15
SEBELUM KEMERDEKAAN

• Pemerintahan kolonial Belanda, perawrat dari


penduduk pribumi yang disebut Verpleger, dibantu
Zieken oppaser (penjaga orang sakit)
• Berkembang  Dinas Kesehatan Tentara, Dinas
Kesehatan Rakyat. Tetapi tidak diikuti perkembangan
• Pada masa Rafless  memperhatikan kesehatan rakyat
sehingga keperawatan berkembang.
• Sekutu kalah digantikan Jepang keperawatan mundur
karena tenaga terdidik diganti tidak terdidik

16
SETELAH KEMERDEKAAN
• Periode tahun 1945 – 1962:
o Keperawatan tidak mengalami perkembangan.
o Bentuk kegiatan berorientasi pada ketrampilan
prosedur.
o Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) mulai thn 1965.
AKPER thn 1962 (RSUP Cipto Mangun kusumo).
• Peroide tahun 1963 – 1982 perkembangan bidang
keperawatan
• Periode tahun 1983 – sekarang:
o Keperawatan sebagai profesi
o Berkembangnya pendidikan tinggi kep
17
KEPERAWATAN MASA KINI
• Keperawatan  seni dan ilmu pengetahuan
• Perawat profesional  memberikan
perawatan dengan penuh kasih sayang,
perhatian, rasa hormat terhadap harga diri
klien.
• Sbg ilmu pengetahuan  ilmu pengetahuan
yang terus berkembang, berubah seiring
penemuan baru dan inovasi

18
Lanjutan,

• Pelayanan yang diberikan sesuai dengan


kriteria dalam standar prakti dan mengikuti
kode etik (ANA, 2004)
• Praktik profesional  pengetahuan sosial,
tingkah laku, ilmu biologi dan fisiologi, teori
keperawatan dengan menyertakan nilai sosial,
kewenangan profesional, komitmen,
masyarakat dan kode etik

19
Lanjutan,

• Keperawatan  perlindungan, promosi,


optimalisasi kesehatan dan kemampuan,
pencegahan penyakit, cidera,
meringankan penderita melalui diagnosa
keperawatan dan penangganan respon
manusia dan advokasi dalam pelayanan
individu, keluarga, masyakarat dan
populasi (ANA, 2003)

20
B. Sejarah Keperawatan di Indonesia

1) Masa sebelum merdeka

1. Masa penjajahan belanda

Pada masa ini perawat barasal dari warga Indonesia yang di sebut
verpleger. Pekerjaan perawatdibantu oleh Zieken Opaser sebagai
penjaga orang sakit.Pada masa ini pelayanan kesehatan hanya
ditujukan untuk para tentara belanda. Mereka bekerja diBinnen
Hospital di Jakarta yang di dirikan pada tahun 1799.
Dalam usaha-usaha meningkatkan kesehatan di Indonesia yaitu :
a) Membentuk Dinas Kesehatan Tentara (Military Gezondherds).
b) Membentuk Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke Gezondherds).
c) Mendirika rumah sakit.
2. Masa Penjajahan Inggris

• Gubernur jendral Inggris, Rafless sangat


memperhatikan kesehatan rakyat dengan
moto nya adalah kesehatan adalah milik
manusia, pada saat itu pula telah diadakan
berbagai usaha memelihara kesehatan, antara
lain, mengadakan pencacaran umum, cara
perawatan pasien gangguan jiwa dan
memperhatikan kesehatan dan perawatan
para tawanan.
3. Masa Penjajahan Belanda

Usaha peningkatan kesehatan penduduk mengalami


kemajuan pada tahun 1819 di jakarta di dirikan
beberapa rumah sakit, salah satu nya adalah Rumah
Sakit Stadsverband di Glondok Jakarta Barat.Rumah
sakit ini dipindahkan ke Salemba pada tahun 1919 yang
sekarang menjadi RSCM.
Pada kurun waktu 1816 – 1942 berdiri rumah sakit swasta
milik misionaris katolik dan Zending
aprotestan(St.BoromeusBandung, Elizabeth Semarang).
4. Masa Penjajahan Jepang

• Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan


tentara Jepang tahun 1942-1945.Merupakan
masa gelap di dunia Keperawatan
Indonesia.Pekerjaan perawat pada masa
penjajahan Belanda dan Inggris dikerjakan oleh
perawat yang telah terdidik, sedangkan pada
masa jepang tugas perawat dilakukan oleh
bangsa jepang sendiri.Obat-obatan sangatkurang
sehingga wabah penyakit timbul dimana mana.
2) Masa setelah kemerdekaan
1. Periode tahun 1945 – 1962
• Pada masa ini tidak ada perkembangan dalam
keperawatan,tenaga yang di gunakan masih
meneruskan sistem pendidikan yang telah ada
(lulusan pendidikan perawat pemerintah Belanda).
Tidak adanya perkembangan keperawatan secara
konseptual.Pelayanan yang di berikan masih
berorientasi pada keterampilan melaksanakan
prosedur dan hanya perpanjangan tangan pelayanan
medis
• Pembangunan di bidang kesehatan di mulai
pada tahun 1949, sampai dengan tahu 1950
pendidikan tenaga keperawatan dengan dasar
pendidikan umum Mulo+ 3 tahun untuk
mendapat ijazah A (perawat umum), Ijazah B
untuk perawat jiwa dan Mantri juru rawat
dengan pendidikan perawat dengan dasar
sekolah rakyat + 4 tahun
Periode tahun 1963 – 1982

• Tidak terlalu banyak perkembangan di bidang


keperawatan, walau sudah banyak perubahan
dalam pelayanan, tempat, tenaga lulusan
akademi keperawatan banyak di minati oleh
rumah sakit.
Periode tahun 1983 – sekarang

• Sejak adanya kesepakatan lokakarya nasional Januari 1983


tentang pengakuan dan di terimanya keberadaan keperawatan
sebagai suatu profesi dan pendidikan nya berada pada
pendidikan tinggi. Pendidikan keperawatan bukan hanya
menekan kan pada keterampilan tetapi lebih pada penumbuhan,
pembinaan sikap dan keterampilan profesional berdasarkan
landasan ilmu keperawatan. Tahun 1984 di berlakukan kurikulam
nasional untuk diploma III Keperawatan. Tahun 1985 awal di
buka nya program S1 keperawatan di UI, tahun 1992 tahun
penting bagi profesi keperawatan secara hukum keberadaan
tenaga keperawatan sebagai profesi di akui dalam UU No.23
tahun 1992 tentang kesehatan terutama pasal 32 yang berbunyi
Tahun 1984 di berlakukan kurikulam nasional
untuk diploma III Keperawatan. Tahun 1985
awal di buka nya program S1 keperawatan di
UI, tahun 1992 tahun penting bagi profesi
keperawatan secara hukum keberadaan
tenaga keperawatan sebagai profesi di akui
dalam UU No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan terutama pasal 32 yang berbunyi
• UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
terutama pasal 32 yang berbunyi
Ayat 3 : Pengobatan atau perawatan dapat di
lakukan berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat di
pertanggungjawabkan.
Ayat 4 :Pelaksanaan pengobatan dan atau perawtan
berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat di lakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itudan peraturan pemerintah
No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
sebagai penjabaran nya, tahun 1995 di buka
Program S1 keperawatan di Padjadjaran Bandung
dan tahun 1998 di UGM Yogyakarta serta Kurikulum
Ners di sahkan.
. Kemudian pada tahun 1999 S1 Keperawatan
di buka di UNAIR Surabaya, Universitas
Brawijaya Malang, Universitas Hasanudin
Ujung pandang,USU, Universitas di ponegoro
Jawa Tengah, Universitas Andalas dan
dnegan SK Mendikbud No. 129/D/0/1999 di
buka juga sekolah tinggi ilmu keperawatan di
St.Carolus Jakarta. Pada tahun ini juga
kurikulum DIII keperawatan selesai di
perbarui dan di berlakukan secara nasional..
Tahun 2000 di terbitkan SK Menkes No.647
tentang registrasi dan praktik keperawatan
sebagai regulasi praktik keperawatan sekaligus
kekuatan hukum bagi tenaga perawat dalam
menjalankan praktik keperawatan secara
profesional.
Dampak Sejarah Terhadap Profil Perawat
Indonesia

• Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian


di masa lampau yang menyenangkan maupun
memilukan.Sejarah bukan sebatas cerita untuk
generasi mendatang yang ditulis sekadar
untuk dihafalkan.Setiap manusia memiliki
sejarah masing-masing, baik yang bersifat
individual, komunal, maupun.
Sama halnya dengan sejarah
perjuangan bangsa.Kemerdekaan yang
diraih bukan hanya melibatkan tentara,
tetapi juga seluruh elemen
bangsa.Mulai dari pemimpin sampai
rakyat jelata, orang tua sampai anak-
anak.Semuanya bahu-membahu
berjuang dengan semangat patriotisme
Sejarah akan mewarnai masa depan. Apa yang terjadi di masa
sekarang dipengaruhi oleh sejarah pada masa sebelumnya.
Kesuksesan yang diraih seseorang dalam hidupnya
merupakan hasil atau buah dari keuletan dan
perjuangannya di masa lalu.Contohnya adalah negara
Jepang.Negara tersebut menjadi salah satu negara yang
pesat perekonomiannya.Keberhasilan ini salah satunya
dipengaruhi oleh semangat bangsa ini untuk terus maju
dan meningkatkan produktivitasnya. Teori yang sama
berlaku pula di negara kita. Keterpurukan yang dialami
bangsa Indonesia di hampir segala bidang disebabkan oleh
perilaku korup yang telah mendarah daging di negara ini
sejak dulu.
Sistem hegemoni yang diterapkan oleh bangsa Eropa selama
menjajah Indonesia telah memberi dampak yang sangat
besar pada seluruh lini kehidupan, termasuk profesi
perawat.Posisi Indonesia sebagai negara yang
terjajah (subaltern)menyebabkan kita selalu berada pada
kondisi yang tertekan, lemah, dan tidak berdaya. Kita
cenderung menuruti apa saja yang menjadi keinginan
penjajah. Situasi ini terus berlanjut dalam kurun waktu
yang lama sehingga terbentuk suatu formasi kultural.Kultur
di dalamnya mencakup pola perilaku, pola pikir, dan pola
bertindak.Formasi kultural ini terus terpelihara dari
generasi ke generasi sehingga menjadi sesuatu
yang superorganic.
Sejarah keperawatan di Indonesia pun tidak
lepas dari pengaruh penjajahan. Kali ini,
penulis mencoba menganalisis mengapa
masyarakat menganggap perawat sebagai
pembantu profesi kesehatan lain dalam hal ini
profesi dokter. Ini ada kaitannya dengan
konsep hegemoni.
Seperti dijelaskan di awal, perawat awalnya direkrut
dari Boemi Putera yang tidak lain adalah kaum
terjajah, sedangkan dokter didatangkan dari negara
Belanda sebab pada saat itu di Indonesia belum ada
sekolah kedokteran. Sesuai dengan konsep hegemoni,
posisi perawat di sini adalah sebagai subaltern yang
terus-menerus berada dalam cengkeraman kekuasaan
dokter Belanda (penjajah).Kondisi ini menyebabkan
perawat berada pada posisi yang
termarjinalkan.Keadaan ini berlangsung selama ber
abad-abad sampai akhirnya terbentuk formas.
• Posisi perawat sebagai subaltern yang tunduk dan patuh
mengikuti apa keinginan penjajah lama-kelamaan menjadi
bagian dari karakter pribadi perawat. Akibatnya, muncul
stigma di masyarakat yang menyebut perawat sebagai
pembantu dokter.Karena stigma tersebut, peran dan posisi
perawat di masyarakat semakin termarjinalkan.Kondisi
semacam ini telah membentuk karakter dalam diri
perawat kultural pada tubuh perawat yang pada akhirnya
berpengaruh pada profesi keperawatan secara
umum.Perawat menjadi sosok tenaga kesehatan yang
tidak mempunyai kejelasan wewenang atau ruang

Orientasi tugas perawat dalam hal ini bukan untuk
membantu klien mencapai derajat kesehatan yang
optimal, melainkan membantu pekerjaan
dokter.Perawat tidak diakui sebagai suatu profesi,
melainkan pekerjaan di bidang kesehatan yang
aktivitasnya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas
perintah/instruksi dokter sebuah rutinitas
belaka.Pada akhirnya, timbul sikap ma-nut perawat
terhadap dokter.
Falsafah dan teori keperawatan
FALSAFAH
Keyakinan terhadap nilai-nilai yg menjadi
pedoman utk mencapai tujuan & sebagai
pandangan hidup.

Menjadi ciri utama, suatu komunitas,


berskala besar atau kecil.
METODE ILMIAH
Berpikir ilmiah
Meneliti ilmiah
Menulis ilmiah
Seminar ilmiah
Kontrak Kuliah
Kuiz 10 %
Tugas 20 %
UTS 35 %
UAS 35 %
Pengetahuan Ilmiah = Ilmu
Pengetahuan yang “benar”
Manusia dianugerahi oleh Tuhan sifat : serba
ingin tahu
Hasrat dinyatakan dalam bentuk :
Pertanyaan-pertanyaan
Permasalahan-permasalahan dengan asumsi
Pengetahuan yang “benar” adalah apa yang bisa
diterima akal dan dan berdasarkan fakta empirik
Harus berlangsung menurut prosedur dab Hukum
yang manjadi kaidah bekerjanya akal atau Logika
Aplikasi logika adalah penalaran
Bukan kegiatan berpikir:

Melamun
Mengingat
Merasakan
Mengkhayal(kan)
Melihat
Mendengar
Keingin tahuan

Penarikan Penelahaan
Kesimpulan landasan
teoretis

Verifikasi Pengumpulan
fakta
Pengujian
hipotesis
Bertanya kepada orang lain yang dianggap lebih tahu
1. Pemecahan melalui akal sehat
CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
2. Intuisi
3. Prasangka
4. Coba-coba
Namun cara 1-4 jika tidak melalui penalaran bukan
merupakan pengetahuan ilmiah = non ilmiah
Sebab: tidak melalui prosedur logika
MENGUJI SUATU PENALARAN ATAU SUATU
JALAN PIKIRAN:
Tujuan pemikiran seharusnya mencapai
pengetahuan yang “benar”
“benar” = sesuai kenyataan
.
salah = tidak sesuai kenyataan, yang
dipikirkan atau yang dikatakan tidak sesuai
kenyataan.
Ukuran : Cocok atau tidak dengan
kenyataan, senang atau tidak senang atau
enak didengar atau tidak
Deduksi :Alur berpikir dari kaidah umum
menuju yang khusus
Contoh :semua orang akan mati, Widyawati
manusia.jadi Widyawati pasti mati
Induksi :Alur berpikir dari kaidah khusus
manuju yang umum
Contoh : Setelah dikumpulkan tiap-tiap bujur
sangkarluasnya 4 x sisi maka semua
bujursangkar luasnya 4 x sisi
Antara deduksi dan induksi harus salinguji-
menguji, sehingga masing-masing tidak dapat
berdiri sendiri
Menguji jalan pikiran harus
menanyakan :
1. Apa yang akan ditegaskan ?
2. Bagaimana membuktikannya dari
pangkal sampai kesimpulan ?
3. Bagaimana jalan pikiran yang
digunakan utk mengaitkan alasan-
alasan sampai kesimpulan ditarik ?
Apakah kesimpulan “sah”
4. Apakah kesimpulan benar / pasti,
jangan hanya mungkin benar
Jalan-pikiran?

Pertalian atau hubungan antara


titik pangkal/alasan/premis-
premis dan kesimpulan yg ditarik
daripadanya.Jika hubungan tsbt.
Tepat dan logis maka
kesimpulan tbst.disebut
kesimpulan yg “sah”
Contoh: 1. Syahrini mahasiswa
Teknologi Industri Pertanian,
Tantowi Yahya mahasiswa
Teknologi Industri Pertanian,Jadi
Syahrini = Tantowi Yahya,
2. Tetangga saya punya mobil. Jadi
saya juga harus punya mobil.
3. ½ mati=1/2 hidup. Jadi mati =
hidup
Agar penalaran menghasilkan kesimpulan
yang benar?
1. Harus berpangkal pada kenyataan yang
harus benar dulu. Jalan pikiran benar,
maka kesimpulan benar, namun bisa
jadi jalan pikirannya logis tapi tidak
berpangkal dari kenyataan, dari dalil
yang benar, Kesimpulan tidak akan
benar apalagi pasti
Contoh: Kalau ada tanah longsor bisa benar
pohon -pohon tumbang.Hubungan tsb logis,
tapi kalau ada pohon tumbang bukan krn
tanah longsor. Gugurlah kebenaran tersebut
2. Alasan-alasan yang diajukan harus
tepat dan kuat argumennya
banyak orang membuat pernyataan
atau pendapat tetapi tidak didukung
bukti yang kuat.
Alasan yang tidak kuat tidak akan
membuktikan apa-apa.
3.Jalan pikiran harus “sah”,jika titik
pangkal sudah benar dan tepat,tapi
jalan pikiran (urut2an pikiran tidak
benar), maka kesimpulan yang
dihasilkan juga tidak benar
Jika ada hubungan meskipun
masuk akal, jalan pikirannya
sudah logis, kesimpulan
menjadi tidak benar karena
titik pangkalnya tidak benar.
Titik pangkal tidak pasti
maka Kesimpulan yang
ditarik juga tidak pasti,
bahkan mungkin salah
Harus dihindari kepastian subyektif:
1. Tak bernapas lagi belum cukup
alasan untuk manyatakan makhluk
mati
2. Banyak makan pasti gemuk
3. Rajin belajar pasti nilainya baik
4. Rambut gondrong pasti penjahat
5. Pengeringan dengan pengering
buatan lebih baik daripada dengan
sinar matahari
Fakta pendukung cukup : diterima
Fakta pendukung tidak lengkap (kurang):
ditolak
Hipotesis yang diterima dapat disebut
sebagai pengetahuan ilmiah

Mengapa? Karena telah memenuhi


persyaratan ilmiah, yaitu: mempunyai
kerangka penjelasan yang konsisten,serta
telah teruji kebenarannya

Kebenarannya: sapai “saat itu” belum ada


fakta yang menyatakan sebaliknya
Urutan Sistematika Usul
Penelitian:

A. Judul Penelitian : Hendaknya


singkat dan spesifik, tepapi
B. Pendahuluan
Penelitian dilakukan untuk menjawab
keingintahuan peneliti untuk
mengungkapkan suatu
gejala/konsep/dugaan atau
menerapkannya untuk suatu tujuan.
Kemukakan hal-hal yang mendorong
atau argumentasi pentingnya penelitian
dilakukan dan harapannya. Uraikan
proses dalam mengidentifikasi masalah
penelitian.
C. PERUMUSAN MASALAH
Rumuskan dengan jelas permasalahan
yang ingin diteliti . Uraikan pendekatan
dan konsep untuk menjawab masalah
yang diteliti, hipotesis yang akan diuji
atau dugaan yang akan dibuktikan.
Dalam perumusan masalah dapat
dijelaskan difinisi, asumsi, dan lingkup
yang menjadi batasan penelitian.
Uraian perumusan masalah sebaiknya
dalam bentuk pertanyaan
D. TINJAUAN PUSTAKA
Usahakan pustaka terbaru, relevan, dan
asli dari jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas
kajian pustaka yang menimbulkan gagasan
yang mendasari penelitian yang akan
dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan
teori, temuan, dan bahan penelitian lain
yang diperoleh dari acuan yang dijadikan
landasan untuk melakukan penelitian yang
diusulkan . Uraian dalam tinjauan pustaka
menjadi landasan untuk menyusun
kerangka atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Tinjauan
Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka
E. TUJUAN PENELITIAN
Berikan pernyataan singkat
mengenai tujuan penelitian .
Penilitian dapat bertujuan
untuk menjajagi, menguraikan,
menerangkan, membuktikan,
atau menerapkan suatu gejala,
konsep atau dugaan, atau
membuat suatu prototipe
F. KONTRIBUSI/
MANFAAT
Uraikan manfaat penelitian,
bisa untuk pengembangan
ilmu, pengembangan
teknologi, pembangunan,
kelembagaan (institusi,
perusahan dll.)
G. METODE PENELITIAN
Uraikan metode yang digunakan dalam
penelitian secara rinci. Uraian dapat
meliputi variabel dalam penelitian, model
yang digunakan, rancangan penelitian,
teknik pengumpulan data dan analisis data,
cara penafsiran dan penyimpulan hasil
penelitian. Untuk penelitian yang
menggunakan metode kualitattif, dapat
dijelaskan pendekatan yang digunakan,
proses pengumpulan dan analisis informasi,
proses penyimpulan hsl penelitian
Jelaskan juga :
- Tempat penelitian
- Alat dan bahan yang
digunakan
- Teknik Sampling
- Jika memang perlu harus
ada difinisi operasional
H. JADWAL PELAKSANAAN
Buatlah jadwal kegiatan
penelitian yang meliputi
kegiatan persiapan
pelaksanaan dan
penyusunan laporan
penelitian dalam bentuk bar-
chart
I. HASIL PENELITIAN :
Berisi hasil-hasil yang
memang diharapkan
berdasarkan tujuan
penelitian
Ditulis dalam bentuk grafik,
tabel, gambar (foto),
pernyataan sesuai kebutuhan
J. PEMBAHASAN
Berisi alasan-alasan mengapa hasil
yang diperoleh dapat terjadi. Jika
memungkinkan dibandingkan
dengan pustaka yang sudah
digunakan sebagai landasan
beripikir. Hindari pernyataan yang
kontroversial dengan hasil
penelitian yang diperoleh untuk
mengantisipasi perdebatan yang
berkepanjangan
KESIMPULAN :
Tuliskan secara jelas dan singkat
hal-hal yang memang harus
disimpulkan

SARAN :
Berisi saran yang perlu dan bisa
diperbaiki oleh peneliti berikutnya
dari kelemahan penelitian yang
KESESATAN

Kesesatan (fallacy) :
bentuk penalaran
yang nampaknya
benar tapi
sebenarnya salah
DUA GOLONGAN BESAR
Ada dua golongan : 1. Kesesatan formal
dan
2. Kesesatan Non Formal
Kesesatan formal : pelanggaran terhadap
hukum logika, sehingga diperoleh
kesimpulan yang salah
Kesesatan Non-formal : kecerobohan
dalam penalaran akibat ambiguitas dalam
bahasa yang digunakan untuk merumuskan
argumentasi
KESESATAN INFORMAL
1. Kesesatan Ekuifokasi : Digunakannya
sebuah kata atau term yang bersifat
ekuivok atau mempunyai arti lebih dari
satu.
Contoh :
Akhir segala sesuatu adalah
kesempurnaan
Kematian adalah akhir kehidupan
Maka, kematian adalah kesempurnaan
hidup
2.KESESATAN AMFIBOLI :
Konstruksi sebuah kalimat
mempunyai arti yang
bercabang-cabang.
Contoh : Sebuah bala
tentara yang besar akan
dihancurkan
3.KESESATAN AKSENTUASI : Akibat
perbedaan penekanan tiap kata dalam sebuah
kalimat, sehingga menimbulkan perbedaan arti
dan kesesatan penalaran
Contoh :
Silakan makan sate kambing
dapat berarti :
Seseorang menyilakan makan sate kambing
kepada orang lain, dan
Seseorang menyilakan seseorang makan sate
kepada kambing
Tergantung penekanan kata
4.KESESATAN ARTI KIASAN :
Terdapat kesesatan sekaligus
perbedaan di antara arti kiasan dan
arti sebenarnya.
Contoh :
Seorang bangsawan bedarah biru
Rohaniawan tapi panjang tangan
Pedagang yang tebal muka mudah
jjatuh kredibilitasnya
5. Kesesatan argumentum ad
hominem
Mengacu pada orangnya, tanpa
mempertimbangkan bagaimana
kaidah-kaidah penelaran atau
berlogikanya, walaupun yang
mengatakan orang yang
berpengaruh.
Contoh : Pluto planet terjauh
Bumi ini datar dll
6. ARGUMENTUM AD
BACULUM
Kesesatan akibat ancaman
hukuman oleh penguasa, atau
pemahaman yang tidak rasional
karena kebodohan pelaku
Contoh : Hal-hal yang dilakukan
oleh teroris
7. ARG. AD MISERICORDIAM

Pernyataan untuk memperoleh rasa


belas kasihan
Contoh : Jangan dibunuh orang itu,
yang juga terdiri dari darah dan
daging…., bukan kayu dan batu….
Kalimat untuk dibelaskasihani…….
Walaupun dia penjahat ulung
8. ARGUMENTUM AD POPULUM
Meyakinkan pendengarnya
dengan mengatas namakan
“rakyat” atau ““massa”.
Contoh :
Pidato politik yang mengatakan
…”demi kepentingan dan
kesejahteraan rakyat”
9. Arg. Ad. Verecundiam
Menolak
gagasan/konsep/pendapat hanya
semata-mata melihat dari orang
yang mengemukakannya
berdasarkan keahlian atau wibawa
yang menyatakannya.
Contoh Profesor bidang TI belum
tentu tentang ilmu kebidanan.
Terjadi juga pada periklanan, iklan
sabun dipakai oleh bintang film
Arg. Ad. Ignorantiam
Konklusi yang ditarik tidak
relevan dengan premisnya
Contoh :
Setan itu benar-benar ada,
atau
Setan itu benar-benar tidak
ada
10. KESESATAN NON CAUSA
PRO CAUSA
Kesesatan yang terjadi
karena pengambilan
kesimpulan merupakan
penyebab, karena penyebab
sifatnya tidak lengkap
Contoh :
Dewi gila pada saat pacaran
DEFINISI

Kalimat singkat yang berisi


suatu pengertian yang hanya
merupakan satu pengertian,
tidak dapat dibandingkan
dengan pengertian lain
Tujuan Definisi

Copi (1961): dalam buku Introduction to Logic,


pembuatan definisi ada 5 maksud:
1. Memperjelas makna
2. Meniadakan ambiguitas
3. Memberikan penjelasan teoritis
4. Meningkatkan perbendaharaan kata2
5. Mempengaruhi sifat seseorang
Tipe Definisi
1. Definisi teoritis : membentuk bagian dari suatu
teori
2. Definisi ringkasan : mengurangi kekaburan
makna
3. Definisi persuasif : pemalingan perhatian pada
hal yang khusus
4. Definisi leksikal : definisi yang telah mantab
seperti yang ada dalam kamus
5. Definisi stipulatif : definisi yang bebas
panjabarannya sesuai dengan keinginan
Komponen Teori Pengetahuan
Ilmiah
Komponen teori pengetahuan ilmiah terdiri
dari Hukum dan Teori
Dalam hukum dan teori ada Konsep
Konsep adalah konstruksi yang digunakan
untuk menginterpretasi hasil observasi
Konsep mrpkn simbol2 untuk membantu utk
mengorganisasi pengalaman. Konsep
terbentuk setelah dalam akal tercipta aturan2
utk memperinci unsur2 spesifik pengalaman.
Hukum
Korelasi antara dua konsep atau lebih yang dekat
kaitannya dengan hal2 terobservasi, menurut aturan
Korespondensi disebut juga Hukum Eksperimental.
Hukum mencerminkan urutan sistematis suatu
pengalaman dan berfungsi utk memerikan
pengalaman menurut pola yang beraturan
Hukum dapat dinyatakan dalam bentuk : grafik,
persamaan, ekspresi verbal ttg interrelasi antara
konsep dengan yang lain.
Tingkat generalitas dan abstraksinya bervariasi
TEORI
Kerangka konsepsi yang terorganisasi
menjadi suatu generalisasi yang daripadanya
dapat dijabarkan hukum-hukum.
Dibandingkan dengan hukum, teori lebih
jauh posisinya dari observasi langsung dan
lebih bersifat komprehensif, berhubungan
dengan fenomena yang lebih luas dengan
generalitas yang lebih tinggi. Perkembangan
teori mencerminkan originalitas dan
kreativitas yang tinggi. Dapat dideduksi dari
dari hukum2 yg telah dikenal
Lanjutan Teori
Teori tidak pernah merupakan
pernyataan ulang dari hukum2, dan
seringkali dapat membrikan jalan bagi
diketemukannya hukum2 baru.
Misalnya dari teori kinetik menjelaskan
hukum2 lain seperti hukum : viskositas,
difusi, konduksi panas yang tak
terantisipasi sebelumnya
Pembentukan Teori

Mengumpulkan data dan menyusun daftar


fakta2 tidak dapat menyusun teori keilmuan
Hanya konsep-konsep baru dan konstruksi
interpretatif yang abstrak memungkinkan
dapat melihat pola-pola koheren mengenai
hubungan di antara data yang satu dengan
yang lain.
Kadang2 datangnya konsep baru tiba-tiba
Kriteria utk mengevaluasi Teori
1. Kesesuaiannya dengan pengalaman
empiris: Teori dapat mendeduksi
hukum2, dari hukum2 dapat
mendeduksi hubungan antara hal2
terobservasi, lalu dibandingkan
dengan data yang telah lalu dan
observasi masa yang akan datang.
Contoh : Gerhana matahari dapat
diramalkan, dan kebenarannya dapat
diuji melalui observasi.
Kriteria utk mengevaluasi Teori
2. Hubungan antara konsep-konsep teoritis.
Hal ini mengacu pada ketidak adanya
kontradiksi logis dan adanya hubungan antara
konsep-konsep (multiple connection) dalam
struktur internal suatu teori atau yang dianggap
valid seperti yang diperlihatkan oleh teori-teori
lain.
3. Bersifat komprehensif, bersifat komprehansif
dan generalitasnya tinggi serta kepaduan yang
melatarbelakangi fenomena yang beragam.
Kerentanan Teori
-Tidak ada teori yang dapat dibuktikan
kebenarannya
- Bagaimana derajat kesesuaiannya dengan
data dan sifat koheren dan komprehensifnya
dengan teori2 lain yang ada waktu itu
-Semua teori bersifat tentatif dan tidak kedap
untuk direvisi
-Paling tidak ada ada satu dari kelompok
hipotesisnya salah jika dapat dideduksi
kesimpulan yang tidak sesuai
Kerentanan Teori
-hipotesis2 tidak dapat
dikatakan betul jika kesimpulan
yang dideduksinya sesuai
dengan dengan eksperimen
yang mengarah kepada suatu
kesimpulan yang sama
Pengamatan yg menghasilkan
Teori
Kesimpulan merupakan hasil pengamatan
sehingga banyak menghasilkan teori
“daun berwarna hijau” merupakan
pengamatan bahwa semua daun berkhlorofil,
hal ini bisa dibuktikan oleh semua orang di
muka bumi ini, hanya saja kadang2 ada
kelemahan dari bahasa setempat dan juga
oleh bermacam-macamnya warna hijau : hijau
tua, hijau muda, hijau pupus dll
Pernyataan observasi instrumental

Dalam menyusun teori orang harus yakin


bahwa yang diobservasi adalah betul2 obyek
pengamatannya, bukan artefact hasil samping
manipulasi instrumental. Untuk dapat
membedakan obyek dan artefact seseorang
harus mampu memahami teori instrumen.
Misalnya dlm pengamatan kuat arus jangan
hanya percaya pada jarum atau angka digital
penunjuk angka yang sesungguhnya.
Perbedaan pernyataan Definisi dan
Hukum
1. Pernyataan definisi menyembunyikan
asumsi-asumsi
2. Pernyataan Hukum (misalnya hukum
Ohm) sekaligus bertindak sebagai
definisi
3. Pernyataan Hukum dapat digabungkan
dengan definisi istilah yang digunakan
Penulisan

• Kalimat disusun menggunakan kaidah bahasa

Indonesia yang baik dan benar


* Lugas tidak bersifat kiasan, peribahasa
• Susunan kalimat pendek-pendek, jelas dan
pokok kalimatnya, predikat, obyek
keterangannya. Sebaiknya satu anak kalimat
• Memulai kalimat jangan pakai angka, simbul,
kata sambung, kata depan
lanjutan

•Nama orang, institusi, Tabel, tidak boleh


dipotong
•Pada setiap alinea dimulai 5 ketukan
•Tanda titik, koma, titik koma, titik dua diketik
tanpa jarak dengan kata sebelumnya.
•Setiap bab mulai dengan halaman baru
•Nomor2 sub-bab ditulis dengan Angka Arab
tanpa titik 2.1 bukan 2.1.
Falsafah Keperawatan sebagai landasan
Perawat dalam menjalankan profesinya
Meyakini manusia sebagai individu yang
memiliki kebutuhan bio-psiko-sosio-
spiritual yang unik

Keperawatan adalah bantuan bagi umat


manusia yang bertujuan meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal

Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai


melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien /
LOGIKA INDUKTIF

• Metodologi penelitian dengan pendekatan


Induktif
( Empiris – Rasional ).
• Ciri Pokok Penelitian: Logis.
• Logika induktif : proses penalaran dari
jumlah fenomena menuju kesimpulan umum
INDUKSI
INDUKSI

GENERALISASI
GENERALISASI
1..Generalisasi
1..Generalisasi sempurna
sempurna SEBAB-AKIBAT
SEBAB-AKIBAT
2..Generalisasi
2..Generalisasi 1.
1. .Metode
.Metode persetujuan
persetujuan
probabilitas
probabilitas 2.
2. .Metode
.Metode perbedaan
perbedaan
3.
3. .Metode
.Metode persamaan
persamaan
ANALOGI
ANALOGI
variasi
variasi
1..Analogi
1..Analogi
.4.
.4. Metode
Metode sisasisihan
sisasisihan
argumentasi
argumentasi
.5.
.5. Metode
Metode gabungan
gabungan
2..Analogi
2..Analogi deklaratif
deklaratif
persetujuan
persetujuan dan
dan
(estimasi)
(estimasi)
perbedaan
perbedaan
HIPOTESIS
HIPOTESIS DAN
DAN TEORI
TEORI
3. HUBUNAN SEBAB AKIBAT

Ada dua pengertian :


- Necessary causa.
- Sufficient causa.
Metode induksi menurut filosof John Stuart Mill
dari Inggris.
a. Metode persetujuan.
b. Metode perbedaan.
c. Metode persamaan variasi.
d. Metode sisa – sisihan ( residu ).
Necessary Casue ; Adanya sesuatu tidak harus terjadi
loss (penyakit, kecelakaan, kebakaran)

Sufficient cause adanya sesuatu itu yang


menyebabkan terjadinya loss

NC SC Dampak
Kebakaran Bensin Puntung
SPBU rokok
Minamata meruri Makan ikan Lumpuh
Desease tercemar
BGM Bayi
Tidak lulus Mhs Tdk ikut
ujian
Hamil Laki & Wan Sanggama
Hukum Logika (John Stuart Mill)
Ada empat hukum dasar dalam logika (Aristotoles, ;G.W. Leibniz, 1646-1716; John
Stuart Mill, 1806-1873.

1. Hukum Identitas (Principium Identitatis/Law of Identity) yang menegaskan bahwa


sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri. Hukum ini adalah hukum kesamaan
yang artinya bahwa jika a=b dan b=c, maka a=c atau a terjadi maka c juga terjadi.
2. Hukum Kontradiksi (Principium Contradictionis/Law of Contradiction) atau hukum
perbedaan, yang menyatakan bahwa sesuatu itu pada saat yang sama tidak dapat
sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu. Jika a tidak
sama dengan b, dan b tidak sama dengan c, maka tidak mungkin a dan c terjadi
bersamaan pada waktu yang sama.
3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Principium Exclusi Tertii/Law of Excluded Middle) yang
mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak
memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain. Jika a diketahui dan b
diketahui, maka adanya kejadian tersebut (c) mesti karena sebab lain.
4. Hukum Cukup Alasan (Principium Rationis Sufficientis/Law of Sufficinet Reason) yang
menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu haruslah
berdasarkan alasan yang cukup. Artinya tidak ada perubahan yang tiba tiba tanpa
alsan yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Hukum ini merupakan
hukum pelengkap hukum identitas.
J Stuart Mill
Soto Es Bebek Sambal Es Tempe
Ajam Cendol Goreng degan penyet
x x x x x x mual2
x x x Mual2
X X mual2
x x x x mual2
Pengetahuan Pengetahuan
dengan khusus/spesifik
keumuman Deduksi
Pengetahuan
tinggi khusus/spesifik
Pengetahuan
khusus/spesifik

Induksi
TEKNIK LOGIKA INDUKSI

1. GENERALISASI -- mengikat seluruh fenomena


sejenis dengan fenomena individual yang
diselidiki.
Dasar pengujian :
a. Jumlah faktor yang representatif
b. Jumlah variasi fenomena
c. Hal – hal yang menyimpang.
d. Konsistensi dalam penyimpulan.
2. ANALOGI -- bertolak dari satu atau
sejumlah peristiwa menuju kepada satu
peristiwa lain yang sejenis.

Unsur pokok dalam penyimpulan Analogi


a. Peristiwa pokok yang menjadi dasar.
b. Peristiwa prinsipal yg menjadi pengikat
c. Peristiwa yg akan dianalogikan.
Cara menilai analogi:
a. Jumlah peristiwa sejenis.
b. Sedikit aspek yg menjadi dasar analogi
c. Sifat analogi yg dibuat
d. Mempertimbangkan unsur yg berbeda.
e. Relevan.
4. HIPOTESIS DAN TEORI

Hipotesis  proposisi yg masih perlu diuji


Teori  proposisi yg telah teruji.
Close Up;
 Semua kucing yang bermata biru adalah tuli (Darwin
dalam ilmu biologi)
 Tidak ada hewan yang bertanduk dan berkuku telapak
adalah pemakan daging
 Anak kecil yang pernah terluka jari-jarinya karena
bermain-main dengan pisau akan berhati-hati bila di
saat lain dia menggunakan pisau
 Ilmu ilmu kealaman semuanya disusun berdasarkan
generalisasi tidak sempurna, demikian pula ilmu
sosial
Lanjutan……………

Dalam melakukan asuhan


keperawatan, perawat
menggunakan proses keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan klien

Perawat bertanggung jawab dan


bertanggung gugat, memiliki
wewenang dalam melakukan
asuhan keperawatan secara utuh
Lanjutan ……………….

Pendidikan keperawatan harus


dilaksanakan terus menerus untuk
mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan staf dalam
pelayanan kesehatan
Pengertian
• Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak
yang dapat diorganisir menjadi
simbol-simbol yang nyata
• Teori adalah sekelompok konsep yang
membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa
atau kejadian yang didasari oleh
fakta-fakta tetapi kurang bukti secara
• Konsep keperawatan adalah ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual
atau model keperawatan
• Teori keperawatan (Barnum,1990)
adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan
fenomena mengenai keperawatan
Karakteristik Teori Keperawatan
• Teori keperawatan digunakan untuk
menyusun suatu model yang
berhubungan dengan konsep
keperawatan.
• Karakteristik teori keperawatan :
– Teori keperawatan mengidentifikasi dan
menjabarkan konsep khusus yang
berhubungan dengan hal-hal nyata dalam
keperawatan shg teori keperawatan
didasarkan pada kenyataan-kenyataan
yang ada di alam
– Teori keperawatan juga digunakan
berdasarkan alasan-alasan yang yang
sesuai dengan kenyataan yang ada
– Teori harus konsisten sebagai dasar-
dasar dalam mengembangkan model
konsep keperawatan
– Dalam menunjang aplikasi, teori harus
sederhana dan sifatnya umum sehingga
dapat digunakan pada kondisi apapun
dalam praktik keperawatan
– Teori dapat digunakan sebagai dasar
dalam penelitian keperawatan sehingga
dapat digunakan dalam pedoman praktik
Tujuan Teori Keperawatan
• Sebagai salah satu bagian penting
perkembangan ilmu keperawatan dan
pengembangan profesi keperawatan, 7an sbb :
– Dapat memberikan alasan2 ttg kenyataan2 yg
dihadapi dlm pelayanan keperawatan, baik bentuk
tindakan atau bentuk model praktek keperawatan
shg berbagai permasalahan dpt teratasi
– Membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dlm pemberian
askep kemudian dpt memberikan dasar dlm
penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
– Membantu proses penyelesaian masalah
dalam keperawatan dengan memberikan
arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan
tindakan dapat dipertanggungjawabkan
– Dapat memberikan dasar dari asumsi dan
filosofi keperawatan sehingga
pengetahuan dan pemahaman dlm tind
keperawatan dapat terus berkembang
Pandangan Beberapa Ahli
 Pandangan model konsep dan teori ini mrpkan gambaran
dari bentuk pelayanan keperawatan yg akan diberikan
dlm memenuhi KDM berdasarkan tindakan dan lingkup
pekerjaan dengan arah yang jelas dlm pelayanan
keperawatan, antara lain :
1. Dorothea Orem 6. Hildegard Peplau
2. Sister Calista Roy 7. Johnson
3. Virginia Henderson 8. Martha E.Rogers
4. Betty Neuman 9. Faye G. Abdellah
5. Jean Waston 10. Mira Estrin Levine
6. Imogene King

Anda mungkin juga menyukai