Anda di halaman 1dari 8

NOTULENSI TUGAS SKENARIO PBL VIDEO

Disusun Oleh :

Kelompok Tutorial M

1. Nathasa Handayani 220210190013 7. Wiwit Nurhabibah 220210190019


2. Ranti Mardiyanti N 220210190014 8. Hesti Heryani 220210190020
3. Juwita Yogiswara 220210190015 9. Euis Irna N 220210190021
4. Muna Az Zahra 220210190016 10.Sulis Nur Apni 220210190022
5. Fitri Eka Rahmawati 220210190017 11.Yulia Agnia N 220210190023
6. Atiq Rizka Azjunia 220210190018 12.Nisa Nizhan N 220210190024

Dosen Tutor :

Bambang Aditya NS.Kep, Ners, M.Kep

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

PROGRAM STUDI DI LUAR KAMPUS UTAMA

PANGANDARAN

2021
Tokoh Pemeran

1. Pasien : Euis Irna Nurfadillah


2. Keluarga : Nisa Nizhan Nurfadillah
3. Perawat anamnesis : Atiq Rizka Azjunia
4. Perawat pemeriksaan fisik : Fitri Eka Rahmawati
5. Pengertian Tuberculosis : Wiwit Nurhabibah
6. Etiologi : Sulis Nur Apni
7. Gejala : Hesti Heryani
8. Pemeriksaan penunjang : Muna Az-zahra
9. Kameramen : Yulia Agnia Nurrahmah
10. Editor : Juwita Yogiswara, Nathasa Handayani
11. Reinforcement positif : Ranti Mardianti Nurhazizah

NOTULENSI VIDEO PBL SKENARIO

 Anamnesis
Perawat : “Selamat pagi teh..”
Pasien : “Pagi ners..“
Perawat : “ Sebelumnya perkenalkan teh nama saya perawat Nisa, perawat yang
bertugas pada pagi hari ini. Jika boleh tau nama lengkap teteh siapa ya?”
Pasien : “Boleh ners, nama saya (..........)”
Perawat : “Tempat tanggal lahir dan Berapa usia teteh saat ini?
Pasien : “(..........)”
Perawat : “Baik teh, keluhan apa yang dirasakan teteh saat ini ?
Pasien : “Ini sus, dada saya nyeri, saya juga sering batuk-batuk, batuknya itu
berdahak ners, dan yang membuat saya kaget akhir-akhir ini terdapat darah yang bercampur
dengan dahak saat saya batuk, saya juga merasa lemas ners.”
Perawat : “Baik seperti itu ya teh, Saat ini nyeri yang dirasakan teteh seperti apa?
apakah seperti tertusuk, teriris, atau seperti apa?”
Pasien : “Seperti tertusuk rasa nyerinya.”
Perawat : “Kalau boleh tau sebelah mana teh keluhan nyeri dirasakan ?”
Pasien :”Nyerinya bagian ini ners (pasien menunjukkan letak nya di paru2 sebelah
kanan)”
Perawat : ”Baik, nah sekarang jika saya beri skala dari 0-10, dengan skala 0 yang
berarti tidak merasakan nyeri hingga skala 10 yang berarti rasa nyeri yang begitu hebat.
Kira-kira teteh nyerinya pada skala berapa?”
Pasien : ”Skala 5 ners”
Perawat : ”Teteh merasakan sejak kapan teh keluhan itu terjadi?”
Pasien : ”Sudah terjadi sekitar 3 mingguan ners”
Perawat :“Kira-kira kapan teteh merasa nyerinya memburuk dan mereda? Dan
waktu nyeri yang dirasakan apakah hanya setiap kali kambuh atau terus menerus?”
Pasien : “Nyeri dada saya merasa semakin memburuk ketika batuk ners, atau ketika
bernafas sambil beraktivitas berat. Merasa mereda nyerinya ketika istirahat santai. Jadi
waktu kambuhnya seperti hanya setiap kali kambuh ners.”
Perawat : “Baik teh, apakah sebelumnya teteh pernah mengalami penyakit dengan
gejala yang teteh alami saat ini?”
Pasien : ”Belum pernah ners, baru kali ini”
Perawat : “jika melihat riwayat keluarga, apakah dari keluarga teteh mempunyai
riwayat penyakit tertentu?
Pasien : “(Adiknya terdiagnosa Tuberkulosis setelah melakukan perjalanan jauh
dan memiliki gejala yang sama) Tapi ners saya masih belum begitu paham ners,
Tuberkulosis itu penyakit apa ya ners?

(Scene penjelasan TB seperti definisi, penyebab, gejala, dan cara pencegahannya)


1. Definisi TB, merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh peran bakteri
mycobacterium tuberculosis, yang merupakan salah satu jenis penyakit yang
menyerang saluran pernapasan bagian bawah dan menyebabkan peradangan.
Sebagian bakteri mikrobakterium tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru
melalui airbone infection dan mengalami multiplikasi dalam paru yang disebut
dengan fokus ghon, dengan melalui kelenjar limfe basil untuk mencapai kelenjar
limfe hilus. Setelah itu fokus ghon dan limfe hilus membentuk kompleks primer.
Dan melalui pembuluh darah, basil dapat menyebar ke seluruh tubuh.
2. Penyebabnya yaitu penderita Tuberkulosis akan ditemukan bakteri tahan asam pada
sampel dahak dari hasil pemeriksaan mikroskopis waktu batuk atau bersin.
Penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak).
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Beberapa faktor penyebabnya yaitu usia, jenis kelamin, kebiasaan
merokok, kepadatan rumah, pekerjaan, status ekonomi, dan pendidikan.
3. Sedangkan gejalanya yaitu batuk berdahak lebih dari 3 minggu, kadang batuk
berdarah, sesak atau nyeri dada, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
merasa lemas, demam, memiliki riwayat terpapar atau terinfeksi TB, berkeringat di
malam hari padahal tidak beraktivitas, dan memiliki riwayat penyakit HIV atau
kondisi media lainnya yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi TB.
4. Cara pencegahan penyebarluasan Tuberkulosis diantaranya :
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan Apabila
menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah segera setelah
digunakan.
 Dianjurkan bagi pasien penderita tuberkulosis untuk menggunakan masker
ketika berkontak langsung dengan orang lain
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat
masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain

Perawat : ”Apakah teteh pernah mengkonsumsi obat sebelum datang kesini ?”


Pasien : “Iya ners, saya ketika demam hingga keringat dingin di malam hari suka
mengkonsumsi obat paracetamol untuk menurunkan panas saya sus.
❖ Pemeriksaan Fisik
Perawat : “Baik teh selanjutnya saya akan melakukan pemeriksaan fisik, kurang
lebih membutuhkan waktu sekitar 5 menit, dan nanti saat dilakukan pemeriksaan di bagian
tertentu saya izin untuk membuka baju ya teh, akan tetapi teteh tenang saja, saya akan tetap
menjaga privasi teteh, apakah teteh bersedia?
Pasien : "Baik ners, saya bersedia"
Perawat : "Baik sekarang saya akan melakukan pemeriksaan nadi terlebih dahulu
mohon untuk diam selama pemeriksaan berlangsung"
Pasien : “Baik ners”
Perawat : (Dilakukan pengkajian RR apakah normal, pola nafas apakah irregular
atau reguler, dan apakah adanya suara nafas tambahan (ronchi)
Perawat : “Baik teh selanjutnya saya akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik
pada beberapa area terutama pada area dada. Punten ya teh, saya bantu buka bajunya sedikit
pada bagian dada”
Pasien : “Iya ners silahkan”
Perawat : (Selanjutnya pengkajian fisik yang mencakup Inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi) :
1. Inspeksi
Apabila pasien merupakan penderita TB paru maka akan terdapat kelainan berupa
ditemukannya bentuk dada tidak simetris, penggunaan otot bantu nafas saat
dilakukan inspeksi terhadap dada pasien
2. Palpasi
Apabila pasien merupakan penderita TB paru maka akan ditemukan kelainan
berupa fremitus yang mengeras atau melemah
3. Perkusi
Apabila pasien merupakan penderita TB paru maka dapat terdengar perubahan
suara perkusi seperti hipersonor atau timpani dan pneumotoraks atau pekak pada
efusi pleura.
4. Auskultasi
Apabila pasien merupakan penderita TB paru maka dapat ditemukan kelainan
seperti suara ronchi basah dan kasar terutama pada apeks paru, suara nafas melemah
atau mengeras/stridor, suara nafas bronkial/amforik.

❖ Pemeriksaan Penunjang
Perawat : “Baik teh, untuk pemeriksaan fisiknya telah selesai dan saya juga telah
mendapatkan hasilnya. Untuk selanjutnya akan dikonsultasikan kepada dokter yang
menangani teteh, dan untuk pemeriksaan penunjang akan diinformasikan kembali ya teh.”
Pasien : ”Oh iya ners, kalo boleh tau pemeriksaan penunjangnya seperti apa ya ners

(Scene penjelasan pemeriksaan penunjang)


Pemeriksaan penunjang yang biasanya dilakukan pada kasus teteh tersebut diantaranya
pemeriksaan mikroskopis dari cairan dahak, pemeriksaan radiologi/foto rontgen, dan
pemeriksaan tuberkulin. Selain itu apabila diperlukan juga akan dilakukan pemeriksaan
Fungsi hati, ginjal, pemeriksaan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan HIV
Perawat : “Bagaimana teh, bisa dimengerti atas penjelasan tadi terkait pemeriksaan
penunjang? Apakah ada yang ingin ditanyakan teh terkait pemeriksaan penunjang?”
Pasien : “tidak ada, bisa saya mengerti, ners. Berarti saya nunggu kabar selanjutnya
ya?”
Perawat : “Iya teh nanti akan dikabari lebih lanjut, Terimakasih teh atas
kerjasamanya yang baik selama dilakukan pemeriksaan dari awal hingga terakhir sesi ini.
Sambil menunggu hasil diagnosis terkait pemeriksaan teteh, tetap berpikir positif, tidak
perlu terlalu dipikirkan, dan selalu terapkan kehidupan sehat ya teh. Semoga diberikan yang
terbaik untuk teteh”
Pasien : “Aamiin, baik ners, terimakasih. Saya pamit dulu ya ners.”

Reinforcement positif
Menurut WHO tahun 2011 dua per tiga dari individu dengan TB, tidak terdiagnosis
TB maka dari itu kasus TB tidak terdeteksi. Menurut Kemenkes tahun 2017 kasu TB
mencapai 1,3 juta kematian. Wah banyak ya, maka dari itu dibutuhkan lah faktor
reinforcement positif bagi pasien agar pasien dengan TB memiliki motivasi untuk sembuh
dan memiliki harapan hidup yang baik. Reinforcement positif ini bisa kita ungkapkan pada
saat pemeriksaan kepada pasien. Misalnya : Terimakasih ibu sudah bekerja sama dengan
saya dalam pemeriksaan ini, untuk hasil laboratoriumnya ibu tidak usah khawatir dan
berpikiran yang berlebihan, cukup berdoa saja dan tetap menjaga pola hidup sehat. Dengan
begitu pasien akan memiliki motivasi untuk sembuh.

Anda mungkin juga menyukai