Sri Misnawati
Topik: BRONKOPNEUMONIA
Tanggal (kasus):
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
Deskripsi: An. Adee Ba Tafa 18 bulan, dibawa dengan keluhan sesak nafas
disertai batuk pilek dan demam, BB 10 Kg
4. Riwayat Keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
9. Obat yang didapat: IVFD 2:1, Inj Cefrtriaxon 275 mg /12 jam, Inj
Gentamisin 80 mg / hari. PCT 3X1Cth, Nebule
Ventoline:NaCl 0,9% 1:1 per 8 jam,
1. Subjektif :
Anak Adee Ba Tafa 18 Bulan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS dan memberat 1 hari
ini, batuk (+) berdahak sejak 5 hari yang lalu, dahak berwarna hijau keputihan. Pilek dialami
sejak 7 hari yang lalu.demam yang dialami sejak ± 4 hari yang lalu. Demam dirasakan tidak
terlalu tinggi. Demam dapat turun dengan pemberian obat parasetamol. Kepala (+), gelisah
sejak saat pertama sakit. Penurunan nafsu makan (+). Pasien juga mengeluhkan sering mual.
Keluhan muntah atau gangguan buang air besar dan penurunan berat badan disangkal.
2. Objektif :
Dari pemeriksaan fisik suhu tubuh 390C, Respiratory rate 45 x/menit, didapatkan adanya
nafas cuping hidung, terdapatnya kebiruan di telapak tangan juga di kedua kaki , serta
didapatkan retraksi sela iga, didapatkan adanya Ronkhi dikedua lapang paru.
3. Assesment :
- pneumonia lobaris
- pneumonia interstisial
- bronkopneumonia
Berdasarkan asal infeksi
- pneumonia bakteri
- pneumonia virus
- pneumonia mikoplasma
- pneumonia jamur
- pneumonia tipikal
- pneumonia atipikal
- pneumonia akut
- pneumonia persisten
Usia pasien merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedaan dan
kekhasan pneumonia anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi
pengobatan. Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi streptococcus group B
dan bakteri gram negatif seperti E. Colli, pseudomonas atau klebsiella. Pada bayi yang lebih
besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi streptococcus pneumonia,
haemophillus influenzae tipe B dan staphylococcus aureus. Sedangkan pada anak yang lenih
bedar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi mycoplasma pneumonia.
Di negara maju, pneumonia pada anak terutama disebabkan oleh virus, disamping bakteri.
Virus yang terbanyak ditemukan adalah respiratory syncytial virus, rino virus dan virus para
influenza. Patogen penyebab pneumonia pada anak bervariasi bergantung pada :
- usia
- status imunologis
- kondisi lingkungan
- status imunisasi
Sebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan hingga sedang.
Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam jiwa dan mungkin terdapat komplikasi sehingga
memerlukan perawatan di rumah sakit. Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis
pneumonia pada anak adalah inmaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab
yang luas, gejala klinis yang tidak khas terutama pada bayi.
Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat ringannya infeksi,
tetapi secra umum adalah sebagai berikut:
Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal
seperti mual, muntah, atau diare.
Batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipneu, nafas cuping hidung, merintih, sianosis
a. Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal, dan
pernapasan cuping hidung.
Konsolidasi yang kecil pada paru yang terkena tidak menghilangkan getaran fremitus
selama jalan napas masih terbuka, namun bila terjadi perluasan infeksi paru (kolaps
paru/atelektasis) maka transmisi energi vibrasi akan berkurang.
Kelainan foto rontgen toraks tidak selalu berhubungan dengan gambaran klinis. Biasanya
dilakukan pemeriksaan rontgen toraks posisi AP. Foto rontgen toraks AP dan lateral hanya
dilakukan pada pasien dengan tanda dan gejala klinik distres pernapasan seperti takipnea, batuk
dan ronki, dengan atau tanpa suara napas yang melemah.
- Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram. Konsolidasi dapat
mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris, atau terlibat sebagai lesi tunggal yang
biasanya cukup besar, berbentuk sferis, berbatas yang tidak terlalu tegas, dan menyerupai lesi
tumor paru, dikenal sebagai round pneumonia.
- Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa
bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan
peningkatan corakan peribronkial.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Hitung leukosit dapat
membantu membedakan pneumoni viral dan bakterial. Infeksi virus leukosit normal atau
meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3dengan limfosit predominan) dan bakteri leukosit
meningkat 15.000-40.000 /mm3dengan neutrofil yang predominan. Pada hitung jenis leukosit
terdapat pergeseranke kiri serta peningkatan LED. Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia
dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik. Isolasi mikroorganisme
dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasif sehingga tidak rutin dilakukan
Pedoman diagnosis dan tatalaksana sederhana berdasarkan WHO :
- Pneumonia
- Bukan pneumonia
Bila ada sesak napas, sianosis sentral dan tidak sanggup minum
- Pneumonia berat
Bila ada sesak napas, tanpa sianosis, dan masih sanggup minum
- Pneumonia ringan
- Bukan pneumonia
Tanda bahaya pada anak usia 2 bulan – 5 tahun adalah tidak mau minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor, dan gizi buruk. Tanda bahaya untuk bayi usia < 2 bulan adalah malas minum,
kejang, kesadaran menurun, stridor, mengi, dan demam/badan terasa dingin
a. Bayi
b. anak
- distres pernafasan
4. Kriteria pulang:
- keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol
4. Planning
Dari pengobatan pemberian oksigen, koreksi cairan dan elektrolit, pemberian antibiotik
sesuai biakan, pemberian obat mukolitik, dan antipiretik.
Rencana pemeriksaan akan dilakukan cek darah rutin, seperti Hemoglobin, leukosit, LED
dan Pemeriksaan elektrolit, serta melakukan pemeriksaan foto thorax untuk menilai apakah
tampak adanya infeksi pada paru, kemudian lakukan konsul ke ahli anak.
Edukasi kepada orangtua agar dapat memberikan makanan yang cukup pada anaknya, pada
pasien bronkopneumonia yang telat pengobatannya akan menghasilkan prognosis yang kurang
memuaskan.