LatarBelakangSosio-Ekonomi-
DemografidanLingkunganKeluarga :
a. Status perkawinan : Sudah menikah
b. Jumlah anak :4
c. Status ekonomikeluarga : Cukup
d. Kondisirumah :Rumah berdinding semen dan
beratap seng dengan ukuran rumah 10 x 7 meter.Samping
kanan ada rumah tetangga, mempunyai halaman rumah.
Memiliki ruang tamu, 3 ruang kamar tidur, 1 ruang keluarga
sekaligus ruang makan dan 1 ruang dapur dan ada kamar
mandi, Rumah memiliki ventilasi pertukaran udara yang cukup
dan cukup pencahayaan. Sumber air berasal dariair PDAM.
Kamar mandi menggunakan wc jongkok.
e. Kondisi Lingkungan Keluarga :
Pasien tinggal bersama anaknya. Anak pasien bekerja di
swasta dan sedangkan pasien bekerja sebagai tukang ojek.
III. Anamnesa :
a. Keluhan utama :
Batuk berdahak sejak 5 hari yang lalu
b. Keluhan tambahan :
Sesak Nafas
c. Riwayat perjalanan penyakit
1
Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 6 bulan yang lalu,
dahak berwarna putih kekuningan, banyak dan kental. Munculnya
batuk tidak dipengaruhi oleh alergi. Awalnya badan pasien terasa
dingin kemudian perut panas lalu muncul sesak nafas kemudian
akhirnya batuk. Keadaan kemudian membaik sendiri setelah 20
menit. Pasien juga mengalami nyeri dada pada saat batuk. Setelah
keadaan membaik, sekitar 2 jam kemudian pasien akan merasakan
batuk lagi yang kemudian akan membaik lagi dengan sendirinya,
begitu seterusnya. Tidak ada mual, muntah, dan tidak ada keluhan
pada BAB dan BAK. Dahulu pasienadalah perokok aktif dan
sekarang sudah berhenti merokok 2 tahun yang lalu.
V. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 80x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36C
2
Pemeriksaan Organ
Kepala
Bentuk : Simetris, normocephal
Thoraks
Abdomen
3
VII. Diagnosa
Bronkitis Kronis
IX. Manajemen
- Promotif:
Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya serta
komplikasi yang dapat terjadi
Memberikan pengetahuan tentang pengobatan yang diberikan serta
pentingnya keteraturan dalam berobat
Memberi edukasi kepada keluarga pasien tentang penyakit pasien
serta menciptakan lingkungan bebas polusi di rumah
Menghirup uap air panas 2-3x selama 15 30 menit/hari
Menghindari zat zat yang mengiritasi bronkus seperti berhenti
merokok, menghindari asap rokok orang lain (perokok pasif) serta
memakai masker bila terpapar zat yang bisa mengiritasi bronkus
Latihan fisik, psikososial, latihan pernapasan
- Preventif
4
Menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
yang bergizi tinggi
- Kuratif
Non Farmakologi
1. Istirahat di rumah
2. Menggunakan masker
3. Makan makanan yang bergizi untuk menjaga imunitas tubuh,
bila dianggap perlu dapat diberikan vitamin tambahan
4. Berolahragaringan
danteraturuntukmemperbaikipernapasandanmemperbanyakoksi
genmasukkeparu-paru
Farmakologi
Dexametason tablet 0,5 mg 3 x sehari
Amoxicilin tablet 500 mg 3 x sehari
GG tablet 3x sehari
- Rehabilitatif
Menjalankanpengobatandenganteratur
Sebisa mungkin untuk tidak melakukan kontak kontak dengan
asap, baik asap rokok ataupun asap pembakaran
Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan
bergizi tinggi
Jika keluhan tidak membaik dan dirasa semakin sesak segera
berobat ke RS/Puskesmas terdekat
X. Resep
5
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Pakuan Baru
Jln. Jendral Sudirman No. 75
Pro : Tn. T
Umur : 55tahun
Alamat : Rt. 23 PakuanBaru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1DefinisiBronkitis Kronik
Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi paru kronik, pada
keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang bertambah dan batuk
6
produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua tahun berturut-turut,
biasanya keadaan ini disertai emfisema paru.1
2.2Epidemiologi
2.3 Etiologi4
1. Asap rokok.
2. Polusi udara.
3. Pekerjaan : lebih umum pada perempuan terkena debu atau gas beracun.
4. Infeksi: serangan berulang bronchitis akut.
5. Perokok pasif dan perokok aktif.
7
Sesak napas. Sesak bersifat progresif (makin berat) saat beraktifitas.
Ada kalanya terdengar suara mengi (ngik-ngik).
Pada pemeriksaan dengan stetoskop (auskultasi) terdengar suara krok-
krok terutama saat inspirasi (menarik napas) yang menggambarkan
adanya dahak di saluran napas.
2.5 Patofisiologi
8
dan diikuti oleh batuk produktif. Bronkitis kronik bisa akibat dari serangkaian
serangan akut dari bronkitis akut.6
2.6 Klasifikasi6,7
9
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Adanya batuk berdahak ataupun tidak, biasanya di sertai sesak nafas
yang memberat saat melakukan aktifitas.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan keadaan normal dan kadang-
kadang terdengar suara wheezing di beberapa tempat. Rhonki dapat
terdengar jika produksi sputum meningkat
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto thorax
Foto thorax biasanya menunjukkan gambaran normal atau
tampak corakan bronkial meningkat dan terdapat gambaran air
bonkogram. Diagnosis ditegakkan dengan foto thorax dengan
gambaran fotonya tidak dijumpai infiltrat.
10
1. Empisema
2. TB Paru
3. Asma
2.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Bronkitis kronik dilakukan secara berkesinambungan
untuk mencegah timbulnya penyulit, meliputi:8
Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk
mengenali gejala dan faktor-faktor pencetus kekambuhan Bronkitis
kronis.
Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.
Rehabilitasi medic untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan
mencegah kekambuhan, diantaranya dengan olah raga sesyuai usia dan
kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan makanan
bergizi.
Oksigenasi (terapi oksigen)
Obat-obat bronkodilator dan mukolitik agar dahak mudah dikeluarkan.
Antibiotika. Digunakan manakala penderita Bronkitis kronis mengalami
eksaserbasi oleh infeksi kuman (H. influenzae, S. pneumoniae, M.
catarrhalis). Pemilihan jenis antibiotika (pilihan pertama, kedua dan
seterusnya) dilakukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
BAB III
ANALISA KASUS
11
Keadaan rumah dan lingkungan sekitar rumah cukup tenang dan tidak
begitu padat. Rumah pasien berlantai semen, berdinding semen dan beratap seng.
Rumah memiliki 3 buah kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang makan yang
bergabung dengan ruang keluarga, 1 dapur bergabung dengan tempat mencuci
piring dan 1 buah kamar mandi. Rumah memiliki ventilasi dan cukup
pencahayaan. Sumber air bersih berasal dari PDAM.
Penyakit bronkitis kronis dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang
berdebu dan berpolusi. Biasanya pada daerah perkotaan atau tempat tinggal yang
dekat dengan jalan raya maupun dekat dengan pabrik.
Rumah pasien tidak terletak di jalan raya yang padat. Pasien juga tidak
tinggal di daerah perkotaan. Di sekitar tempat tinggal pasien juga tidak terdapat
pabrik ataupun bangsal kayu yang menghasilkan banyak debu. Sehingga pada
pasien ini tidak ada hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan
sekitar.
12
namun pasien tetap mengkonsumsi rokok. Hal ini menandakan pasien tidak
memiliki kepedualian terhadap perilaku kesehatan dirinya.
Lingkungan sekitar pasien juga tidak sehat. Dahulu kebanyakan teman
teman pasien adalah perokok aktif, hal ini menyebabkan pasien sering terkena
paparan asap rokok dari lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar pasien juga
merupakan tempat yang berdebu dan berpolusi tinggi karena pekerjaan pasien
adalah seorang tukang ojek maka hampir seluruh waktunya dihabiskan di jalan.
Pada pasien ini ada hubungan antara perilaku kesehatan dalam keluarga dan
dengan lingkungan sekitar.
13
e. Analisis untuk mengurangi paparan/memutuskan rantai penularan
dengan factor resiko atau etiologi pada pasien ini
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell, SR. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.
hal. 88-90.
14
2. Hartanto H, Natalia S, Pita W, Dewi AM. Anatomi dan fisiologi sistem
pernapasan. Dalam Wilson LM, editor. Patofisiologi konsep klinis proses-
proses penyakit. Edisi ke-enam. Terjemahan Price SA, Lorraine MW.
Pathophysiology: Clinical concepts of disease processes. Jakarta: EGC;
2005. hal. 736-69.
3. Novrianti A, Frans D, Titiek R, Luqman YR, Husny M, Aryandhito WN, et
al, editor. Fisiologi kedokteran. Edisi ke-dua puluh dua. Terjemahan Ganong
WF. Medical physiology. Jakarta: EGC; 2008. hal. 669-78.
4. Rachman LY, Huriawati H, Andita N, Nanda W, editor. Buku ajar fisiologi
kedokteran. Edisi ke-sebelas. Terjemahan Guyton AC, Hall JE. Textbook of
medical physiology. Jakarta: EGC; 2007. hal. 495-559.
5. Santoso BI, editor. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Edisi ke-dua.
Terjemahan Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. Jakarta:
EGC; 2001. hal. 410-35.
6. PDT IlmuPenyakitParu FK Unair, RSU Dr.Soetomo, edisi 3, 2005.
7. Bronchitis, JazeelaFayyaz, DO, eMedicine Specialties Pulmonology, 2009
8. Diagnosis danTerapiIlmuPenyakitDalam, Lawrence M, Tierney, Jr, MD et
all, 2002.
15