Anda di halaman 1dari 38

REFLEKSI KASUS

TUBERKULOSIS
PARU
Oleh :
Ihwan Ukhrawi Aly
Pembimbing Klinik :
dr. I Nyoman Widajadnja, M.Kes
dr. Anastasia Christine

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU - 2018
PENDAHULUAN
Pendahuluan
 Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan
bakteri berbentuk batang (basil) yang
dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis dan ditularkan melalui
perantara droplet udara.

 Beberapa faktor resiko yaitu kontak


langsung dengan penderita dan kondisi
lingkungan.
Prevalensi Penyakit TB di
PKM Kawatuna 2016

18 BTA
(+)
98
Suspek
TB
Kasus TB
2016

Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Kawatuna 2016


REFLEKSI
KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. N
• Jenis Kelamin : Laki - Laki
• Umur : 24 Tahun
• Agama : Islam
• TglPemeriksaan : 5 Februari 2018
• Alamat : Jl. Cendrawasih, Palu
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Batuk
• Riwayat penyakit sekarang :
Awalnya pasien mengeluhkan adanya batuk
berdahak yang hilang timbul sekitar 1,5 bulan yang
lalu. Batuk yang dialami mulai disertai sesak sekitar
seminggu terakhir. Pasien mengaku datang ke
puskesmas karena batuk berdahaknya disertai sesak
dan ketika mengeluarkan lendirnya kelihatan ada
bercak darah.
Riwayat penyakit sekarang :
Menurut pasien, batuk yang dialaminya
pertama kali dirasakan muncul sejak keluar dari
perawatan rumah sakit anutapura karena pasien
sempat dirawat dengan diagnosis sindrom steven
Johnson,
selama ini pasien merasakan batuk paling
berat saat malam hari, disertai keringat dingin
hingga menggiggil dimalam hari sehingga
membuat pasien susah tidur, pasien juga
merasakan berat badannya menurun drastic
dengan nafsu makan yang menurun. Tidak ada
keluhan mual ataupun muntah, buang air besar
dan air kecil lancar.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa
atau menjalai pengobatan OAT, Riw. Post Perawatan
di RSU Anutapura Desember 2017 dgn dx. SSJ
(Perkiraan alergi Vip Albumin)

Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang
sama dengan pasien
• Riwayat Imunisasi :
Imunisasi dasar lengkap, yaitu Hepatitis B 1 kali, Polio 4
kali, DPT/HB-Hib 3 kali, BCG 1 kali, campak 1 kali

• Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah mengobati keluhannya, selama ini
hanya minum air jeruk hangat ataupun jahe, namun tidak
ada penurunan keluhan.
• Riwayat sosial ekonomi:
Pasien memiliki hubungan baik dengan
keluarganya dan tetangga sekitar. Pasien
tergolong ekonomi menengah ke bawah. Ayah
pasien bekerja sbg wiraswasta dan ibu pasien
sbg penjual es campur

• Riwayat kebiasaan dan lingkungan:


Orang tua pasien memberi perhatian khusus
kepada pasien untuk kontrol kesehatannya
Riwayat kebiasaan dan lingkungan:

• Pasien dulunya perokok tapi setelah sembuh dari penyakit SSJ


memutuskan berhenti merokok, di rumah tidak ada yang
merokok
• Pasien tinggal di rumah luas 92m (8mx12m), dgn 2 kamar tidur,
1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dapur, kamar mandi sekaligus
tempat cuci piring
• Didalam rumah terdapat hewan peliharaan yaitu kucing,
sedangkan di luar halaman rumah pasien memelihara ayam
• Untuk air minum pasien mendapatkan air dari PDAM, ibu
mengaku ia memasak air untuk keperluan konsumsi rumah
tangga menggunakan kompor gas atau kompor minyak tanah
Riwayat kebiasaan dan lingkungan:

• Ventilasi udara rumah pasien sangat kurang dan cenderung


tertutup, dinding rumah disemen kasar, tidak ada plafon serta
tampak tidak tertata, dan lantai rumah beberapa tempat
sudah disemen, sisanya masih tanah. Untuk pencahayaan
masih kurang
• Untuk kamar mandi dan tempat cuci piring masih satu tempat
dengan sumber air yang sama yang terdapat di bak
penampungan atau ember yang terdapat di kamar mandi
• Didalam rumah masih tampak berdebu, sedangkan di kamar
pasien, terdapat kasur dan tikar, terdapat jendela yang jarang
dibuka karena sudah di paku permanen
• Di halaman depan dan belakang belum memiliki tempat
sampah permanen, sehingga dibeberapa titik banyak sampah
berserakan.
Halaman Belakang Rumah

Halaman Depan Rumah


Ruang Keluarga

Ruang Tamu
Kamar Mandi
Ruang Makan dan Dapur
Tempat Mencuci
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Berat badan : 42 kg
• Tinggi badan : 150 cm
• Status Gizi : Gizi Kurang
Tanda Vital :
• Denyut Nadi : 98 kali/menit
• Respirasi : 26 kali/menit
• Suhu : 37,3°C
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit :
• Ruam : -
• Turgor : Kembali kurang dari 2 detik

Kepala :
• Bentuk : Normocephale
• Mata : Anemis -/-, ikterik -/-, mata cekung -/-
• Hidung : Rhinorrhea -/-
• Mulut : Mulut tidak kering, T1/T1, faring
hiperemis –
• Telinga : Otorrhea -/-
PEMERIKSAAN FISIK
Leher :
• Pembesaran kelenjar getah bening (-)
• Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Paru-paru :
• Inspeksi = Pengembangan paru simetris bilateral, retraksi
-/-
• Palpasi = Vocal fremitus kanan dan kiri sama
Pengembangan paru ± 2 cm
• Perkusi = Sonor di seluruh lapangan paru
• Auskultasi= Bronkovesikular +/+, Rhonki +/+, Wheezing +/-
PEMERIKSAAN FISIK

Jantung :
• Inspeksi = Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi = Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavikula
sinistra
• Perkusi = Pekak
• Auskultasi= Bunyi jantung I/II murni regular
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen :
• Inspeksi = Kesan datar
• Auskultasi= Peristaltik kesan normal
• Perkusi = Timpani di seluruh kuadran abdomen
• Palpasi = Nyeri tekan (-)

Anggota gerak :
• Ekstremitas atas = Akral hangat tanpa edema
• Ekstremitas bawah = Akral hangat tanpa edema
RESUME
Pasien Laki – laki umur 24 tahun mengeluh batuk
berdahak 1,5 bulan yang lalu, disertai sesak seminggu
terakhir. Os datang ke PKM karena batuknya sdh
disertai sesak dan lendirnya terdapat bercak darah.
Batuk yang dialami dirasakan sejak post perawatan di
RSU Anutapura dgn dx. SSJ. Selama ini pasien
merasakan batuk paling berat di malam hari, disertai
keringat dingin hingga menggigil membuat pasien
susah tidur, BB pasien menurun drastis dengan nafsu
makan yang menurun. Tidak ada mual dan muntah,
BAB/BAK kesan lancar.
RESUME
Tanda-tanda vital: TD 110/70 mmHg, nadi 98
kali/menit, respirasi 26 kali/menit, suhu 37,3°C.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum sakit sedang,
kesadaran compos mentis, status gizi kurang. Anemis (-
/-), sianosis (-), pulmo : BP : Vesikuler (+/+), rh (+/+), wh
(+/-), perkusi sonor, BJ I/II murni reguler, abdomen
kesan datar, peristaltik kesan normal, perkusi abdomen
timpani. Akral ekstremitas atas dan bawah hangat.
DIAGNOSIS

“ Susp. Tuberkulosis Paru“


PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa : 5. Menjelaskan kpd pasien untj
1. Peyakit yg diderita dicurigai TB, tekun minum obat
sehingga harus pemeriksaan 6. Rajin kontrol kesehatan ke
lanjutan puskesmas
2. Menjelaskan gejala penyakit TB 7. Menjaga kebersihan rumah,
dan penularannya pencahayaan.
3. Membuang dahak pada wadah 8. Makan – makanan yang
tertutup berisi pasir bergizi
4. Menjelaskan agar anggota
keluarganya juga perlu di periksa
dahak (jika ada yang batuk)
untuk memastikan tidak
mengidap TB
PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :
 Paracetamol tab. 500 mg 3 x1 (jika demam)
 Salbutamol tab. 2mg 2 x 1
 Vitamin B. Complex tab. 1 x 1

Terapi spesifik untuk TB, menunggu hasil


pemeriksaan sputum
PEMBAHASAN

28
ASPEK ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
H. L. Boom Theory
Kesehatan Lingkungan

Pada kasus ini mendukung terjadinya penyakit ISPA


maupun resiko TB, kuman TB dapat hidup selama 1 – 2
jam bahkan beberapa hari hingga minggu jika tidak
adanya sinar ultraviolet, ventilasi yg baik, kelembaban,
suhu rumah dan kepadatan.
- Pencahayaan rumah
- Ventilasi
- Kepadatan hunian rumah
- Riwayat kontak
Perilaku
• Pengetahuan yang kurang tentang TB dari pasien dan
keluarga (pengertian, faktor resiko, penularan, proses
terjadinya penyakit, dan kebiasaan)
• Kebiasaan merokok
Pelayanan Kesehatan
Segi pelayanan kesehatan terkait TB harus sinergis antara
PJ P2 TB, Dokter di Polik, Apotek dan pelayanan UGD.
Dan juga Lebih sering melakukan Promkes ke masyarakat,
agar masyarakat paham dan bisa memeriksakan dirinya
sedini mungkin jika terdapat gejala2 TB.
Pelayanan Kesehatan
Penanggulangan TB di PKM Kawatuna sudah cukup baik.
Dimana telah dilakukan beberapa kali penyuluhan, dan
jika ada pasien dicurigai TB, dahak pasien diperiksa.
Kordinasi yang baik antara dokter dan PJ program.

Yang perlu ditingkatkan adalah pemantauan lapangan


untuk turun ke rumah penderita TB, untuk
mengidentifikasi resiko penularan
KESIMPULAN
DAN
SARAN
KESIMPULAN
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan bakteri berbentuk batang (basil)
yang dikenal dengan nama Mycobacterium
tuberculosis dan ditularkan melalui perantara
droplet udara

Tuberkulosis tidak menempati 10 besar


penyakit di puskesmas kawatuna, untuk
insidensi kasus TB ditahun 2016, ditemukan
BTA (+) sebanyak 18 orang.

Ada 4 faktor yang bersama-sama


mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat
(termasuk penyakit diare) yaitu : kesehatan
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan,
dan genetik/keturunan.
Saran
U/ petugas perlu diterapkan sistem
Pengetahuan masyarakat tentang TB jemput bola dalam hal pendataan ke
harus lebih ditingkatkan rumah pasien tersangka TB, untuk
menilai resiko infeksi di keluarga
Kepedulian masyarakat ttg rumah
sehat diperlukan untuk mengurangi Saran spesifik untuk pasien ketika
penyebaran penyakit menular berinteraksi dengan orang – orang
harus mengurangi resiko penularan
dengan menggunakan masker,
Perlunya diagnosis cepat dan tepat berhenti merokok, istirahat yang
pada pasien yang dinyatakan suspek cukup dan makan minuman yang
bergizi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai