Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS APRIL 2019

TONSILITIS

Disusun Oleh :
YULVIANA
N 111 17 094

Pembimbing :
dr. Nur Ainun
dr. Sumarni, M.Kes., Sp.GK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tonsilitis disebabkan oleh infeksi kuman golongan streptococcus atau
virus yang dapat bersifat akut atau kronis. Masalah kekambuhan pada pasien
tonsillitis perlu diperhatikan. Apabila tonsilitis diderita oleh anak tidak sembuh
maka akan berdampak terjadinya penurunan nafsu makan, demam, berat badan
menurun, menangis terus-menerus, nyeri waktu menelan dan terjadi komplikasi
seperti sinusitis, laringtrakeitis, otitis media, gagal nafas, serta osteomielitis
akut. [1]
Pada umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh sendiri apabila daya tahan
tubuh penderita baik. Tonsil yang mengalami peradangan terus-menerus sebaiknya
dilakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) yang harus dipenuhi
terlebih dahulu indikasinya. Tindakan tonsilektomi mempunyai risiko yaitu
hilangnya sebagian peran tubuh melawan penyakit yang dimiliki jaringan amandel.
[2]

Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering meningkat
pada anak usia 5-12 tahun. Tonsilitis paling sering terjadi di negara subtropis. Pada
negara iklim dingin angka kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi
di negara tropis, infeksi Streptococcus terjadi di sepanjang tahun terutama pada
waktu musim dingin. Hasil Penelitian Jagdeep (2008) menunjukkan bahwa Pada
umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh
penderita baik. Tonsil yang mengalami peradangan terus-menerus sebaiknya
dilakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) yang harus dipenuhi
terlebih dahulu indikasinya. Tindakan tonsilektomi mempunyai risiko yaitu
hilangnya sebagian peran tubuh melawan penyakit yang dimiliki jaringan amandel.
[3]

1
Menurut data UPTD Puskesmas Singgani angka Tonsilitis pada anak
masih menduduki posisi kedua dari 10 penyakit yang tersering di Puskesmas
baluase.[4]

1.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan refleksi kasus ini meliputi :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit dan beberapa faktor resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Singgani

2
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : An. J
Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat : Jalan haji hayun
Tanggal Pemeriksaan 9 April 2019

B. Identitas Orang Tua


Nama : Ny. S
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Jalan haji hayun

Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Alamat : Jalan haji hayun

3
C. Deskripsi Kasus
Anamnesis :
Keluhan Utama :
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas polik MTBS dengan keluhan demam
yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus dan
disertai dengan batuk dan nyeri saat menelan. Menurut orang tua pasien,
pasien sering mengkonsumsi es krim dan malas untuk makan sayur dan
buah. Pasien sudah minum obat penurun panas seperti paracetamol , suhu
badan turun tapi setelah efek obat abis suhu pasien naik kembali.
Penurunan nafsu makan karna menurut pasien susah untuk menelan. Bak
dan Bab (+) biasa.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada yang menderita hal yang sama dengan pasien

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :


 Pasien mengkonsumsi susu formula dan memakan makanan tambahan
seperti nasi, ikan, dan snack
 Pasien suka mengkonsumsi es krim sehari bias sampai 3-4 kali
 Pasien mandi 2 kali sehari pagi dan sore di rumah pasien
 Pasien tinggal bersama ayah dan ibu serta 3 orang kakak
Riwayat Antenatal :
Ibu rutin memeriksakan kandungan selama kehamilan, dan tidak ada
penyakit selama hamil.

4
Riwayat Natal :
Pasien lahir normal di bidan, cukup bulan, dengan berat badan lahir 2900
gr, dan panjang badan lahir 48 cm, langsung menangis.

Riwayat Imunisasi :
Jenis Vaksin Keterangan
HB O ( 0-7 hari) Diberikan
BCG (0-1 bulan) Diberikan
Polio (0, 2, 4, 6 bulan) Diberikan
DPT/HB (2, 4, 6 bulan) Diberikan
Campak (9 bulan) Diberikan

Riwayat Imunisasi Tambahan : tidak ada

5
Genogram

Keterangan : = Pasien = Ayah pasien


= Laki-laki = Ibu pasien
= Perempuan

Sosial Ekonomi
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan tetangga sekitar.
Pasien tergolong ekonomi ke menengah kebawah. Ayah bekerja sebagai Guru
dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

6
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit ringan Berat Badan : 14 kg
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik

Tanda Vital

Nadi : 98 kali/menit (kuat angkat, isi cukup, reguler)


Suhu : 38.40C
Pernapasan : 22 kali/menit

Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit


cukup.
Kepala : Normosefal, rambut berwarna hitam, tipis dan tidak
mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus, pupil bulat isokor (diameter 3 mm). Terdapat
sekret pada hidung (warna bening keputihan), tidak
terdapat pernapasan cuping hidung. Tidak ada sekret
pada telinga, bibir tidak sianosis.
Tenggorokan- : Tonsil T3/T2
Leher Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) taktil
fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktuskordis tampak
Palpasi : iktuskordis teraba pada ICS V linea
midclaviculasinistra

7
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Diagnosis Kerja
Tonsillitis Akut

Diagnosis Banding
Laryngitis
faringitis

Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan darah rutin

Terapi
 Medikamentosa :
GG II
Ctm II
Vit C II
Pulv 3 x 1 pulv (selama tiga hari)

8
Paracetamol tab 4 x 1/2 tab
 Nonmedikamentosa :
 Menghentikan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berminyak dan
snack
 Memberikan minuman hangat, dan memperbanyak minum air putih ataupun
sari buah untuk membantu mnurunkan radang pada tenggorokan
 Mengurangi konsumsi Air dingin dan Es Krim
 Memberikan perasan jeruk nipis dengan madu atau kecap untuk membantu
mengurangi batuk
 Memberi makanan bergizi pada anak secara teratur untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh anak.
 Minum obat yang diberikan secara teratur, dan
 Istirahat yang cukup.

2.2 Analisis Kasus


Pasien merupakan anak yang aktif, sering bermain di luar rumah, sering
jajan jumpfood dan es krim, pasien jarang makan sayur dan kurang minum air
putih. Pasien tinggal bersama orang tuanya yang ayahnya merupakan perokok
aktif.

2.3 Identifikasi Masalah pada Pasien


1. Bagaimana masalah Tonsilitis di Wilayah kerja Puskesmas Singgani?
2. Bagaimana pelaksanaan program puskesmas terkait Tonsilitis di Wilayah
kerja Puskesmas Singgani?

9
BAB III
PEMBAHASAN

Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena ketidakseimbangan faktor-faktor


utama yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigma hidup
sehat yang diperkenalkan oleh H.L. Blum mencakup 4 faktor yaitu faktor
genetik/biologis, faktor perilaku individu atau masyarakat, faktor lingkungan dan
faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya). Berdasarkan kasus di
atas, jika dilihat dari segi konsep kesehatan masyarakat, maka ada beberapa yang
menjadi faktor risiko yang mempengaruhi derajat kesehatan Tonsilitis, yaitu:
1. Faktor genetik
Berdasarkan teori tonsillitis bukanlah penyakit keturunan.
2. Faktor perilaku
Faktor perilaku yang mempengaruhi pada kasus ini yaitu kebiasaan main
di luar rumah dan mengkonsumsi makanan jumpfood dan es krim
3. Faktor pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat terkait kinerja puskesmas untuk menanggulangi
Tonsilitis mulai dari pelayanan UKP berbasis pelayanan di polik
MTBS,melakukan pengukuran TB, BB, menilai status gizi serta penyuluhan
terkait diagnosa penyakit pasien, polik kesehatan anak melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan diagnosa, apotik sebagai penyedia obat yang sesuai dengan
diagnosa, juga pelayanan UGD jika ditemukan kondisi buruk terkait komplikasi
tonsillitis. perlunya juga ditingkatan mengenai pelayanan kesehatan lingkungan
yang sangat berperan penting dalam mengendalikan masalah Tonsilitis di
lingkungan kerja Puskesmas Singgani, salah satunya program “Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat” yang merupakan program kesehatan lingkungan
yang berupaya memantapkan fungsi keluarga melalui upaya kesehatan keluarga,
terjaminnya tumbuh kembang balita dan anak pra sekolah, terjaminnya
kemandirian anak untuk hidup sehat yang di lakukan melalui konseling dan

10
promosi kesehatan. Sebab program “Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat” ini belum sepenuhnya berjalan di Puskesmas Singgani sehingga
upaya pengendalian penyakit Tonsilitis belum maksimal sampai saat ini.

Pasien

Apotik Poli MTBS/Anak


Memberikan (ukur TB, BB,Tanda
obat sesuai Vital, anamnesis -
resep dokter penatalaksanaan )

Konseling
memberikan
penyuluhan
terkait Tonsilitis

Alur Pelayanan Tonsilitis di Puskesmas Singgani

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan refleksi kasus ini adalah Tonsilitis masih menempati
posisi ke dua untuk Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Singgani.
Tonsilitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi
makanan rendah minyak, menghindari minuman dingin dan makanan yang
jumpfood atau siap saji, imunisasi lengkap, serta penerapan gaya hidup sehat.
Kejadian penyakit Tonsilitis pada kasus ini di pengaruhi faktor perilaku dan
faktor lingkungan.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan masyarakat tentang penyebaran penyakit Tonsilitis harus lebih
di tingkatkan.
2. Peningkatan kemampuan seluruh anggota keluarga dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal
3. Bekerjasama dengan beberapa pihak terkait agar dapat mewujudkan
terjaminnya tumbuh kembang anak dan kemandirian anak untuk
mengkonsumsi makanan yang sehat.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] Naning, R, Triasih, R, Setyati, A. Faringitis, Tonsilitis, dan Tonsilofaringitis


Akut, in: Rahajoe, NN, Supriyatno, B, Setyanto, DB (Eds.): Buku Ajar
Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta: badan Penerbit IDAI, 2012: 288-95.

[2] Anon Nelson, WE (Ed.). Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 3,
Jakarta: EGC, 2000.

[3] Widagdo. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta:
Sagung Seto, 2012.

[4] Anonim, 2016. Profil Puskesmas Singgani Tahun 2017.

13
DOKUMENTASI

14

Anda mungkin juga menyukai