TONSILITIS
Disusun Oleh :
YULVIANA
N 111 17 094
Pembimbing :
dr. Nur Ainun
dr. Sumarni, M.Kes., Sp.GK
Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering meningkat
pada anak usia 5-12 tahun. Tonsilitis paling sering terjadi di negara subtropis. Pada
negara iklim dingin angka kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi
di negara tropis, infeksi Streptococcus terjadi di sepanjang tahun terutama pada
waktu musim dingin. Hasil Penelitian Jagdeep (2008) menunjukkan bahwa Pada
umumnya serangan tonsillitis dapat sembuh sendiri apabila daya tahan tubuh
penderita baik. Tonsil yang mengalami peradangan terus-menerus sebaiknya
dilakukan tonsilektomi (operasi pengangkatan amandel) yang harus dipenuhi
terlebih dahulu indikasinya. Tindakan tonsilektomi mempunyai risiko yaitu
hilangnya sebagian peran tubuh melawan penyakit yang dimiliki jaringan amandel.
[3]
1
Menurut data UPTD Puskesmas Singgani angka Tonsilitis pada anak
masih menduduki posisi kedua dari 10 penyakit yang tersering di Puskesmas
baluase.[4]
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan laporan refleksi kasus ini meliputi :
1. Sebagai syarat penyelesaian tugas akhir di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
2. Sebagai gambaran penyebaran penyakit dan beberapa faktor resiko
penyebarannya di wilayah kerja Puskesmas Singgani
2
BAB II
PERMASALAHAN
2.1 Kasus
A. Identitas Pasien
Nama : An. J
Umur : 9 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Agama : Islam
Alamat : Jalan haji hayun
Tanggal Pemeriksaan 9 April 2019
Nama : Tn. F
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Alamat : Jalan haji hayun
3
C. Deskripsi Kasus
Anamnesis :
Keluhan Utama :
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke puskesmas polik MTBS dengan keluhan demam
yang dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus menerus dan
disertai dengan batuk dan nyeri saat menelan. Menurut orang tua pasien,
pasien sering mengkonsumsi es krim dan malas untuk makan sayur dan
buah. Pasien sudah minum obat penurun panas seperti paracetamol , suhu
badan turun tapi setelah efek obat abis suhu pasien naik kembali.
Penurunan nafsu makan karna menurut pasien susah untuk menelan. Bak
dan Bab (+) biasa.
4
Riwayat Natal :
Pasien lahir normal di bidan, cukup bulan, dengan berat badan lahir 2900
gr, dan panjang badan lahir 48 cm, langsung menangis.
Riwayat Imunisasi :
Jenis Vaksin Keterangan
HB O ( 0-7 hari) Diberikan
BCG (0-1 bulan) Diberikan
Polio (0, 2, 4, 6 bulan) Diberikan
DPT/HB (2, 4, 6 bulan) Diberikan
Campak (9 bulan) Diberikan
5
Genogram
Sosial Ekonomi
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarganya dan tetangga sekitar.
Pasien tergolong ekonomi ke menengah kebawah. Ayah bekerja sebagai Guru
dan ibunya seorang ibu rumah tangga.
6
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit ringan Berat Badan : 14 kg
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis Tinggi Badan : 57 cm
Status Gizi : Gizi Baik
Tanda Vital
Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) taktil
fremitus kiri = kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktuskordis tampak
Palpasi : iktuskordis teraba pada ICS V linea
midclaviculasinistra
7
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba.
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
Diagnosis Kerja
Tonsillitis Akut
Diagnosis Banding
Laryngitis
faringitis
Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan darah rutin
Terapi
Medikamentosa :
GG II
Ctm II
Vit C II
Pulv 3 x 1 pulv (selama tiga hari)
8
Paracetamol tab 4 x 1/2 tab
Nonmedikamentosa :
Menghentikan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berminyak dan
snack
Memberikan minuman hangat, dan memperbanyak minum air putih ataupun
sari buah untuk membantu mnurunkan radang pada tenggorokan
Mengurangi konsumsi Air dingin dan Es Krim
Memberikan perasan jeruk nipis dengan madu atau kecap untuk membantu
mengurangi batuk
Memberi makanan bergizi pada anak secara teratur untuk membantu
meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Minum obat yang diberikan secara teratur, dan
Istirahat yang cukup.
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
promosi kesehatan. Sebab program “Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat” ini belum sepenuhnya berjalan di Puskesmas Singgani sehingga
upaya pengendalian penyakit Tonsilitis belum maksimal sampai saat ini.
Pasien
Konseling
memberikan
penyuluhan
terkait Tonsilitis
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan refleksi kasus ini adalah Tonsilitis masih menempati
posisi ke dua untuk Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Singgani.
Tonsilitis merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi
makanan rendah minyak, menghindari minuman dingin dan makanan yang
jumpfood atau siap saji, imunisasi lengkap, serta penerapan gaya hidup sehat.
Kejadian penyakit Tonsilitis pada kasus ini di pengaruhi faktor perilaku dan
faktor lingkungan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan masyarakat tentang penyebaran penyakit Tonsilitis harus lebih
di tingkatkan.
2. Peningkatan kemampuan seluruh anggota keluarga dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal
3. Bekerjasama dengan beberapa pihak terkait agar dapat mewujudkan
terjaminnya tumbuh kembang anak dan kemandirian anak untuk
mengkonsumsi makanan yang sehat.
12
DAFTAR PUSTAKA
[2] Anon Nelson, WE (Ed.). Nelson Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Volume 3,
Jakarta: EGC, 2000.
[3] Widagdo. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Anak Dengan Demam. Jakarta:
Sagung Seto, 2012.
13
DOKUMENTASI
14