Anda di halaman 1dari 97

INTOKSIKASI

INTOKSIKASI

DEFINISI (WHO)
Kondisi yang mengikuti masuknya suatu zat
psikoaktif yang menyebabkan gangguan
kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perilaku,
fungsi, dan respon psikofisiologis.
RACUN TERTELAN, TERHIRUP,
TERSERAP
KERACUNAN PESTISIDA &
INSEKTISIDA
 Pestisida yang paling banyak digunakan di
Indonesia :
1. Chlorinated Hydrocarbon Pesticides
(CHP)
2. Organofosfate Pesticides (OFP)

12/4/2014 5
 Dosis lethal akut oral beberapa CHP pada
manusia

CHCHPP dadallaamm llaarutarutann


DoDosisiss lleethathall aakutkut oorraall
mmiinnyyaakk
DDT 10 – 20 gram
Dieldrin 1,5 – 3 gram
Aldrin 1,5 – 3 gram
Endrin 0,5 – 1 gram
Thiodan (Endosulfan) 10 – 20 gram

12/4/2014 6
I. Keracunan gol. CHP

 Efek farmakologik
 Perangsangan SSP  side of action 
batang otak, serebelum, kortex serebri
 Mekanisme kerja  belum jelas.
Binatang percobaan (tikus) 
menghambat kerja enzim adenosin
trifosfat pada ujung saraf

12/4/2014 7
 Toksikologi
 Tidak larut dalam air
 Larut dalam kerosene, vegetable oils,
alkohol dan benzene
 Dapat diserap :
Per oral
 Per oral
 Inhalasi
 Per kutan / kulit
 Efek kumulasi  terutama DDT

12/4/2014 8
Faktor Resiko keracunan
 Pegawai gudang penyimpanan
 Penyemprot
 Petani
 Dsb

Disini mode of entry :


- traktus respiratorius
- kulit
- oral

12/4/2014 9
 Gejala keracunan kronik : gejala aspesifik
1. Nyeri kepala
2. Insomnia
3. Pusing
4. Sukar konsentrasi pikiran
5. Nausea
6. Anemia aplastik
Kematian oleh karena nekrosis hati

12/4/2014 10
 Keracunan akut
1. Muntah-muntah
2. Nyeri perut  berak-berak 1 – 2 jam
sesudah keracunan
3. Parestesia pada bibir, lidah dan muka
4. Malaise, nyeri kepala, nyeri tenggorokan
5. Tremor, ataxia
6. Keadaan berat : kejang tonik klonik
koma, parese

12/4/2014 11
7.Keadaan sangat berat  DDT menyebabkan
sensitisasi jantung terhadap epinefrine
endogen  fibrilasi ventrikel  kematian

8.Kematian terjadi karena respiratory arrest oleh


karena kelumpuhan medulla

12/4/2014 12
Diagnosis

 Anamnesis
 Laboratorium
 Thin layer chromatography
 Infra red spectrophotometry

12/4/2014 13
Penatalaksaan

Umum
1. Mode of entry per kutan (kulit) :
a. cuci baik-baik dengan air banyak dan
sabun
b. pakaian ditanggalkan
2. Mode of entry per oral :
a. Dimuntahkan  korek dinding
belakang faring dengan jari / spatel

12/4/2014 14
3. Tindakan lanjut  bilas lambung dengan
air. Dapat dikerjakan bila racun berada dalam
lambung < 4 jam

4. Laxans melalui kateter  sulfas magnesicus 


defekasi

12/4/2014 15
II. Keracunan golongan OFP

 OFP : persenyawaan yang tergolong


anticholinesterase seperti prostigmin,
physostigmin, diisoprophylfluorophosfat
(DFP) dan gas perang
 OFP diserap :
 Per oral
 Inhalasi
 Kulit sehat

12/4/2014 16
Dosis lethal akut pada manusia
OFOFPP
DoDo
sisiss
lleeth
athall
Diisopropylfluorophosphat (DFP) 100 mg
ChlChloorroothithioonn
Malathion Metacide 1 gram
11 grgraamm
Ocramethylpyrophosphoramide (OMPA) 300 mg
DiDiaazziinononn 11
Parathion
grgraamm 20 mg
Tetraethyl pyrophosphat (TEPP) 100 mg
20 mg
12/4/2014 17
III. Keracunan selain OFP dan CHP yaitu golongan
Carbamat (kerjanya analog dengan OFP) :
- Carboryl
- Baygon
- Carbamult

12/4/2014 18
Efek Farmakologik

1. Golongan yang menghambat enzym


cholinesterase in vitro
2. Golongan yang berpengaruh sedikit sekali
atau tidak ada sama sekali terhadap enzim
cholinesterase  masuk ketubuh  inhibitor

12/4/2014 19
Gejala keracunan

 Akut
1. Muskarinik
2. Nikotinik
 Kronis

12/4/2014 20
I. Gejala Muskarinik
1. Hipersekresi kelenjar
- Keringat - sal. napas
- Airmata - sal. cerna
- Air liur
2. Nausea, muntah, nyeri perut, diare, inkontinensia alvi
& urinae
3. Bronkokonstriksi
4. Miosis
5. Bradikardi
6. Hipotensi (pada keracunan
parathion  hipertensi)

12/4/2014 21
II. Gejala Nikotinik
- Kelemahan Otot

Disamping itu, dapat ditemukan gejala sentral:


- ketakutan - mengantuk
- gelisah - konvulsi
- insomnia - gangguan napas
- tremor - gangguan sirkulasi

12/4/2014 22
Penyebab kematian
 kegagalan pernapasan (asfiksia) karena :
 Sekresi bronkial 
 Spasme otot-otot bronkial
 Kelumpuhan otot-otot pernapasan dan pusat
pernapasan
 Kegagalan kardiovaskuler akibat :
 Bradikardi
 Cardiac arrest
 Kelumpuhan pusat vasomotor
Gejala keracunan OFP timbul ½ - 6 jam
Carbamat  sangat cepat
12/4/2014 23
Penatalaksaan
1. Perbaiki pernapasan  Pembersihan jalan
napas, oksigenasi dan napas buatan
2. OFP mengenai kulit  pakaian terkena dilepas,
kulit dicuci dengan banyak air dan sabun
3. Keracunan oral  muntahkan bila penderita
sadar

12/4/2014 24
4. Beri antidote khusus ;
a. atropin : 0,015 – 0,05 mg / kgBB IV atau IM
diulangi setiap 5 – 10 menit sampai timbul gejala
atropinisasi, kemudian dosis maintenance 5 – 10 hari
b. Pralidoxine atau 2 – PAM (pyridine Aldoxine
Methiodide)
dosis anak kecil 25 – 50 mg / kgBB
> 12 tahun : 0,5 – 1 gram
diberikan IV pelan-pelan atau IVFD,
dapat di ulangi 1 – 2 jam kemudian

12/4/2014 25
KERACUNAN LOGAM BERAT

12/4/2014 26
Keracunan Air Raksa
(Merkuri)

 Jenis-jenis mercury
1. Metallic Mercury (Elemental Merkuri)
2. Mercuric Salts (Garam Merkuri)
3. Organo Mercurials (Merkuri Organik)

12/4/2014 27
Metallic Mercury (Elemental
Merkuri)
• Dipakai untuk ekstrat emas / perak
• Dental amalgams
• Alat-alat teknik  tensimeter

12/4/2014 28
Mercuric Salts (Garam Merkuri)

• Antiseptik  Mercurochrom, Sublimat, Lysol


• Stool Fixaties
• Diuretika  Salyrgan

12/4/2014 29
Organo Mercurials (Merkuri
Organik)
• Fungisida
• Antiseptik
• Metil Merkuri  paling beracun pd manusia

12/4/2014 30
Mekanisme Keracunan:

 Merkuri masuk tubuh tdk dimetabolisir


 Bereaksi dgn sulfhydryl groups (SH)
 Berikatan dgn protein dan menginaktivasi enzim
 Susunan saraf plg sensitif

12/4/2014 31
 Uap Metalik Merkuri
 diabsorbsi oleh: - SSP
 Pulmonary irritant
 Garam Inorganik Merkuri
Sgt korosif thd kulit, mata, GIT, & nefrotoksis
 Ikatan Organo Merkuri
Sangat beracun thd SSP
 Metil Merkuri Teratogenik

12/4/2014 32
Gambaran Klinis
• Keracunan Hg akut (industri, pekerjaan)
• Keracunan Hg kronis pd anak ( Acrodynia,
Minamata disease)

• Keracunan Hg akut  terutama GIT, Ginjal


• Keracunan Hg kronis  SSP, Kulit

12/4/2014 33
Keracunan Hg akut

 Inhalasi akut uap metallic mercury dengan


konsentrasi tinggi
 Chemical Pneumonitis Berat
 Noncardiogenic Pulmonary Edema

12/4/2014 34
Keracunan Hg akut

 Penelanan akut garam inorganik mercury


 Muntah, diare (kerap kali berdarah)  Syok
 Gagal ginjal dlm waktu 24 jam, diawali
proteinuria & hematuria
 Hepatitis

12/4/2014 35
Keracunan Hg akut

 Keracunan merkuri organik


 paresthesia, ataxia, dysarthria,
gangguan pendengaran dan penglihatan

12/4/2014 36
Keracunan kronik Hg
 Keracunan kronik inorganik merkuri (uap/garam)
 keracunan SSP yg permanen (irritability,
memory lost, depresi, insomnia, tremor)
 ginggivitis, stomatitis, salivasi

12/4/2014 37
Keracunan kronik Hg
 Keracunan kronik merkuri organik
 keracunan SSP permanen yang berat
 Metil merkuri  teratogenik yang berat

12/4/2014 38
Acrodynia [Pink Disease, Swift
disease, Erythredema, Dermato
polyneuritis]

 Sindroma keracunan Hg kronis dengan gejala khas


 Pertama kali di Australia 1890

 Onset dari beberapa
Merupakan minggu-bulan
manifestasi sensitisasi terhadap anak
yang hipersensitif.
 Kelainan ditemukan degenerasi dan chromatolysis
dari korteks cerebri dan cerebelli.

12/4/2014 39
Gambaran klinis
 Malas, gelisah, mudah terangsang, timbulnya rash
di kulit dan urtikaria berulang
 Timbul warna merah muda pada ujung jari dan
hidung, disusul kemerahan pada tangan dan kaki,
disertai bercak iskemia dan sianosis
 Peningkatan keringat, dilatasi dan pembesaran
kelenjar.

12/4/2014 40
Gambaran klinis
 Desquamasi telapak tangan dan kaki, jari-jari
membengkak
 Rasa gatal terus menerus  anak sering
menggosok-gosokkan tangan.
 Kuku kehitaman dan mudah copot, rambut mudah
rontok
 Photophobia  anak bersikap melindungi mata.
 Anak dalam posisi tubuh yang aneh oleh karena
hipotonia dan kelemahan dari ligamen.

12/4/2014 41
Gambaran klinis
 Stomatitis, ginggivitis  gigi tanggal dan
nekrosis tulang rawan
 Gejala neurologis: neuritis, apatis, mudah
terangsang.
 Tdk bisa jalan karena kelemahan otot

12/4/2014 42
Minamata disease
 Keracunan Hg kronis
- dewasa
- Anak-anak
 Kelainan Pathologis
 Degenerasi dan hilangnya sel-sel granuler dari
cerebellum
 Kelainan kongenital, kelainan sel-sel saraf di kortex
cerebellum dan cerebri terjadi lebih luas dan hebat

12/4/2014 43
Gambaran klinis
 Gangguan koordinasi gerak tangan, gait dan bicara
 Kesulitan menelan, gangguan penglihatan
 Kekakuan serta nyeri anggota gerak
 Tremor
 Kesadaran menurun
 Kejang-kejang

12/4/2014 44
 Pada keracunan kongenital : kelainan
neurologis lebih hebat:
- Retardasi fisik
- gangguan mental berat
- Kelambatan pertumbuhan
- Gerakan abnormal serta hilangnya
gerakan halus

12/4/2014 45
Pemeriksaan lab:
kadar Hg di rambut meningkat > 20 ppm

Pemeriksaan EEG :
Abnormal pada beberapa penderita

12/4/2014 46
Pemeriksaan Lab:
Darah :
Kadar tertinggi yang tidak memberikan
gejala: 0.001-0.03 g/ml
batas metil Hg terendah, masih memberikan
gejala: 0,2 g/ml

12/4/2014 47
Pemeriksaan Lab:
Urine
 Dapat dipakai menentukan kandungan Hg dalam
tubuh
 Batas tertinggi yang dapat diekskresi melalui urine
25 g/L
 Ekskresi > 0,3 mg/24 jam  keracunan
 Ekskresi rata-rata > 0,2 mg/24 jam  hindari kontak
lanjutan dengan Hg.
 Ekskresi > 0,1 mg/24 jam  perbaiki lingkungan

12/4/2014 48
Pemeriksaan Lab

Rambut
 Banyak senyawa sulfydril, konsentrasi Hg  300 x
kadar dalam darah
 Dapat menunjukkan keadaan kadar Hg dalam
darah dari waktu ke waktu

12/4/2014 49
Pencegahan

 Jaga lingkungan dari bahaya Hg


 Ruangan yang diduga terdapat air raksa yang
tercecer dibersihkan dan diberi ventilasi yang cukup
 Hindari makanan yagn diduga mengandung Hg
 Hindari pemberian dalam bentuk apapun pada
anak-anak
 Kadar > 0,2 mg/24 jam di rambut dan > 40-50 ppm
 tanda bahaya

12/4/2014 50
Pengobatan

 Keracunan Hg kronis al: hindari kontak lebih lanjut,


beri pengobatan suportif dan antidotum
 Antidotum yang diberikan BAL dan Penicillamine
 BAL (British Anti Lewisite): adalah Dimercaprol atau 2,3
dimercaptopronalonol
Dosis: 5 mg/kg bb  1 x im, diikuti 2,5 mg/kg bb tiap 8-12
jam selama hari I pengobatan dan 12-24 jam untuk 10
hari berikutnya sampai sembuh

12/4/2014 51
 Penicillamine : dipasaran adalah –D-Isomernya,
merupakan Cuprimine 125 mg dan 250 mg diberikan
peroral
Dosis :
1-4 gram/hari dibagi 4 x pemberian, saat perut kosong
Penulis lain:
Penicillamine: 30 mg/kg bb/hari dibagi dalam 2-3 dosis,
diberikan 4 minggu atau sampai gejala membaik

12/4/2014 52
12/4/2014 53
KERACUNAN TIMBAL
(PLUMBUM)
[PLUMBISME]

12/4/2014 54
Klasifikasi dan Rekomendasi CDC 1991
Kadar Timbal Tindakan
darah g/dl
0-9 Tidak perlu perhatian segera
> 10 Keracunan timbal
10-14 Survey lingkungan Jika ditemukan pada banyak
anak, survey masyarakat
15-19 Survey lingkungan Pendidikan tentang
pemajanan timbal
20-24 Pindahkan dari sumber Pemeriksaan medis
pajanan
25-54 Pindahkan dari sumber Uji EDTA bila positif, 25-44
pajanan EDTA; 45-54 atau DMSA
(Dimerchapto succinil acid)
55-69 Pindahkan dari sumber Terapi EDTA atau DMSA
pajanan
 70 atau Dirawat di RS gawat darurat Terapi BAL dan EDTA
bergejala
12/4/2014 55
Bahan-bahan yang merupakan
sumber keracunan Pb
1. Baterei / aki
2. Bahan bakar minyak  bensin/premium yang leaded
3. Radiator
4. Cat
5. Insektisida
6. Kabel
7. Pipa air
8. Alat kosmetika
9. Kaleng
10. Makanan a/l sayur-sayuran
11. Air
12. Peralatan makan yang mengandung keramik
13. Dempul
12/4/2014 56
Manifestasi klinik
1. Keracunan akut
 Saluran pencernaan
 Saluran pernapasan
 Saraf
 Kulit
2. Keracunan kronik
 Hati
 Ginjal
 Saraf
 Darah
 Tulang
12/4/2014 57
Efek lain akibat keracunan
Pb kronik

 Penurunan kecerdasan
 Efek pada kehamilan
 Hiperaktifitas dan berkurangnya masa
perhatian
 Myopathy

12/4/2014 58
Gambaran klinis
secara keseluruhan

 Sistem pencernaan
 Rasa haus sekali dan rasa logam, mual dan muntah,
muntah sering, berwarna putih karena pembentukan
PbCl
 Kolik yang berat, diare, feces berwarna hitam 
timbal disulfida
 Sistem saraf pusat
 Parestesia, nyeri otot dan kelelahan, konvulsi dan
hilangnya kesadaran

12/4/2014 59
 Sistem kardiovaskuler
 Hipotensi dan kolaps sirkulasi
 Kelainan darah
 Anemia berat  hemolitik akut
 Gangguan ginjal
 Oliguria  anuri
 Gangguan hati
 Kadang-kadang terjadi komplikasi kegagalan hati akut
 Mulut  gusi  lead line

12/4/2014 60
Diagnosa

Diagnosa pasti periksa kadar Pb dalam serum


darah dan urine.

Kadar Pb darah yang dapat menimbulkan


keracunan, sekitar 40 g/dl, sedangkan
kadar Pb dalam urine > 150 g/dl.

12/4/2014 61
Pemeriksaan laboratorium
 Porfirinuria, terutama karena koproporfirin III, meski
tidak bersifat diagnostik  merupakan uji tapis
(skrining) yang berguna untuk keracunan Pb.
 Pemeriksaan pengukuran kadar Pb dalam darah dan
urine
dalam darah: Kadar Pb > 0.07 mg/100 ml  akut
urine : Pengeluaran Pb 0.15-0.30 mg/L
(urine tampung 24 jam)  akut

12/4/2014 62
Tindakan segera dilakukan :

 Bilas lambung dengan MgSo4


Mg So4 30 gm diberikan untuk netralisir Pb
dalam usus
 Berikan putih telur atau susu untuk mengikat Pb
 Berikan CaCl2 10 % 5 ml atau 10 ml Ca glukonat
10 %, iv untuk hilangkan kolik Pb. Dapat diulangi
tiap 4-6 jam
 Anti kejang bila ada kejang
 Supportif  pasang IVFD

12/4/2014 63
 Berikan chelating agent
 BAL (British anti Lewisite) 25 mg/kg BB/hari selama
3-5 hari
 Calsium disodium versenat (varsene-Riker) 75 mg/kg
BB/hari IV selama 3-5 hari
 Bila terjadi gagal ginjal  peritoneal dialisis atau
hemodialisis
 Masa konvalesens: untuk kontrol jangka panjang
dapat diberikan D-penisilamine oral 20-40
mg/kg BB/hari

12/4/2014 64
KERACUNAN KEROSENE

12/4/2014 65
 Insidens : anak usia 1 – 5 tahun, dengan angka
tertinggi pada usia 1 – 3 tahun
 kecelakaan

 Kematian mencapai 4,8 %

12/4/2014 66
Gejala Klinik

 Timbul segera  efek iritasi


 Timbul kemudian  setelah diabsorbsi
 GEJALA AWAL :
 Rasa terbakar dimulut & tenggorokan
 Spasme glotis
 batuk, rasa tercekik
 Nyeri supra sternal dan epigastrium
 Muntah
 Sesak napas
 sianosis

12/4/2014 67
 GEJALA LANJUTAN (sesudah diabsorbsi)
 Gejala SSP
 Mengantuk, bingung
 Gangguan kesadaran  koma
Biasanya disertai :
 Nadi cepat
 Pernapasan cepat
 Suhu tubuh meningkat
 Lemah

 Kelainan pada Hati, ginjal, jantung, limpa, sum-sum


tulang
 kelainan degeneratif dan perdarahan
- Kasus berat : edema paru, hemoptisis, sianosis hebat,
asfiksia  kematian
12/4/2014 68
Gejala umum akibat keracunan kerosene

1. Pneumonitis
2. Keracunan SSP
lemah, gelisah  koma
3. Kelainan alat-alat visceral
Saluran cerna,
miokardiopati
hepatosplenomegali
gangguan ginjal

12/4/2014 69
Pemeriksaan radiologis

 Kelainan radiologis bisa terlihat 30 menit setelah


aspirasi
 Dalam 12 jam pada hampir semua penderita
 Membaik dalam beberapa hari, tapi bisa bulanan
 Perbaikan klinis mendahului perbaikan radiologis

12/4/2014 70
Gambaran radiologis :
2 tipe
1. Tipe aspirasi
 Bercak infiltrat / perkabutan yang berkembang
menjadi infiltrasi lobuler atau lobar  bagian basal
paru
2. Tipe Edema
 Tampak sebagai granula atau garis-garis infiltrasi
perihiler bilateral. Daerah basal bersih

12/4/2014 71
Penatalaksanaan

 Penderita sebaiknya dirawat


 Usaha untuk mengeluarkan racun dengan
merangsang muntah atau dengan obat 
kontraindikasi, karena:
 Bahaya aspirasi
 Batuk perasaan tercekik 
memperberat kerusakan paru

12/4/2014 72
 Tindakan bilasan lambung sebaiknya dihindari,
karena merangsang muntah. Tapi ada yang
menganjurkan bilasan lambung disertai
pemasangan pipa endotrakeal dengan balon
untuk menghindari aspirasi
 Yang lebih penting : tindakan suportif
 IVFD  bila perlu
 O2
 Antibiotika profilaksis
 Depresi SSP  beri kafein

12/4/2014 73
Pencegahan  terpenting

 Penyimpanan bahan yang baik agar tidak


terjangkau oleh anak
 Hindari anak bermain dekat dengan depot
penjual kerosene
 Menghindari pencemaran, jangan meletakkan
kerosene di dekat makanan / minuman
 Botol / alat penyimpan diberi tanda peringatan
bahan racun

12/4/2014 74
KERACUNAN SINGKONG

12/4/2014 75
Keracunan singkong

 Singkong mengandung asam sianida / HCN


 HCN merupakan racun kuat  asfksia
 Mengganggu oksidasi  pengangkutan O2 ke
jaringan dengan jalan mengikat enzim
cytochrome oxidase  O2 tidak dapat
digunakan oleh jaringan  O2 tinggal dalam
pemb. darah vena yang berwarna merah cerah
 oxyhemoglobine
 Ikatan HCN dengan cytochrome oxydase
bersifat reversible
 Dosis lethal HCN 60 – 90 mg
12/4/2014 76
Gejala keracunan singkong

1. Beberapa menit sampai beberapa jam setelah


makan singkong  mual, muntah
2. Kadang-kadang berak encer
3. Sesak napas  hebat  biru
4. Kesadaran menurun  tidak ingat  pingsan
5. Badan dingin, nadi kecil and cepat, kadang-kadang
tidak teraba  jantung lemah
6. Koma  keracunan berat

12/4/2014 77
Kandungan HCN pada singkong

 Singkong tidak beracun :


HCN 0 – 50mg / kg singkong segar
 Singkong beracun sedang:
HCN 50 – 100mg
 Singkong sangat beracun
HCN > 100mg
 Kadar HCN  : bagian luar umbi
 Kadar HCN   : daun singkong

12/4/2014 78
 Diagnosis :
Anamnesa
Gejala klinik

12/4/2014 79
Penatalaksanaan :
 Thiosulfas Natricus 30% 10-30ml IV
pelan-pelan. Mula-mula suntik 10 ml IV 
pasien dicubit untuk uji kesadaran. Bila
belum sadar beri 10 ml lagi
 O2
 Bila penderita datang dalam waktu 4 jam
setelah makan  coba bilas lambung

12/4/2014 80
 Jantung lemah  kardiotonika
 Dingin  selimut
 Anak sadar dan KU baik  pulang,
nasehat 1-2 hari istirahat dan kembali
kontrol

12/4/2014 81
Pencegahan
 Cari jenis singkong yang mengandung sedikit HCN
 Kulit harus dibuang
 Setelah singkong dikupas, dipotong-potong,
 rendam dalam air mengalir (24 jam).
 Jika tidak ada air mengalir  rendam dalam air banyak selama
24 jam dan ganti airnya berulangkali
 Menghilangkan sisa racun HCN  memasak / rebus
singkong dalam air banyak
 Daun singkong  rendam 3-4 jam dalam air mengalir
atau air sering diganti dan rebus dengan air banyak.
Merebus daun singkong menghilangkan 95% HCN
12/4/2014 82
12/4/2014 83
PENYALAH GUNAAN OBAT DAN
ALKOHOL
INTOKSIKASI ALCOHOL

Definisi
 Intoksikasi alcohol disebut juga kemabukan
yang ringan, yaitu sejumlah kecil alcohol
yang masuk ke dalam tubuh yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku
maladaptive.
Diagnosis, tanda, dan gejala

Mabuk ringan dapat menyebabkan :


• Perasaan Rileks
• Banyak Bicara
• Perasaan Sangat senang atau tidak tahu malu
Mabuk Berat dapat menyebabkan :
• Tindakan menjadi lebih agresif
• Mudah tersinggung
• Pandangan buruk
• Tidak dapat berjalan tegap
• Nistagmus
• Daya ingat buruk
• Berwajah merah
• Dapat pula menjadi tidak sadar
Tanda

Pada pasien/orang dengan kondisi di atas:

• Bau mulut  Alkohol


Pengobatan

 Biasanya hanya sebagai penunjang


 Dapat diberikan nutrisi (tiamin, vitamin B12,
folat)
 Observasi komplikasi (koma, cedera kepala,
jatuh)
 Lorezepam (Ativan) 1-2 mg oral/ IM atau
haloperidol 2-5mg oral/ IM dapat dipakai
untuk agitasi.
PENYALAHGUNAAN OBAT
OPIOID

 Pengenalan.
 Opioid termasuk  opium & derivatnya juga
obat sintetis yang memiliki aksi yang sama.
Opioid mempengaruhi reseptor μ-opioid 
analgesia, depresi pernafasan, konstipasi dan
ketergantungan.
TANDA DAN GEJALA

• OBJEKTIF

• SUBJEKTIF
TANDA DAN GEJALA objektif

 Depresi SSP
 Penurunan motilitas gastrointestinal
 Depresi pernafasan
 Analgesia
 Mual dan muntah
 Bicara yang kacau
 Hipotensi
 bradikardi
 Kontraksi pupil
 Kejang (over dosis)
Tanda dan Gejala Subjektif

 Euforia
 Rasa tenang
 Penurunan perhatian dan ingatan
 Mengantuk & retardasi psikomotor.
Penanganan (Over dosis)

 Prinsip Life support


 Masuk ke ICU dan menjaga fungsi vital (seperti
cairan IV)
 0,8 mg nalaxone (narcan) (0,01 mg/kg BB
terhadap neonatus) dan antagonis opioid
secara IV dan tunggu 15 menit lagi.
 Respon (-)  1,6 mg IV dan tunggu 15 menit
lagi.
 Respon (-)  3,2 mg IV
 Jika sukses lanjutkan 0,4 mg/jam IV
12/4/2014 97

Anda mungkin juga menyukai

  • Skills Lab 1
    Skills Lab 1
    Dokumen11 halaman
    Skills Lab 1
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Tugas Toa Jadi
    Tugas Toa Jadi
    Dokumen24 halaman
    Tugas Toa Jadi
    Evita Goretti Simarmata
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Karbohidrat
    Pengertian Karbohidrat
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Karbohidrat
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Sp2-Anestesiologi
    Leaflet Sp2-Anestesiologi
    Dokumen1 halaman
    Leaflet Sp2-Anestesiologi
    Ardi Fkui
    Belum ada peringkat
  • IMUNISASI
    IMUNISASI
    Dokumen37 halaman
    IMUNISASI
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Skills Lab 1
    Skills Lab 1
    Dokumen11 halaman
    Skills Lab 1
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Sintesa Penelitian
    Sintesa Penelitian
    Dokumen25 halaman
    Sintesa Penelitian
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Mini Project
    Mini Project
    Dokumen84 halaman
    Mini Project
    Indra Tandi
    Belum ada peringkat
  • Skills Lab 1
    Skills Lab 1
    Dokumen11 halaman
    Skills Lab 1
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Laporan Managemen UGD
    Laporan Managemen UGD
    Dokumen18 halaman
    Laporan Managemen UGD
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Lapmen Promkes PKM Talise
    Lapmen Promkes PKM Talise
    Dokumen18 halaman
    Lapmen Promkes PKM Talise
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Translate 50-52
    Translate 50-52
    Dokumen2 halaman
    Translate 50-52
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Translate 50-52
    Translate 50-52
    Dokumen2 halaman
    Translate 50-52
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Publikasi IPM
    Publikasi IPM
    Dokumen71 halaman
    Publikasi IPM
    Ade Yory Jovalinky Marciano
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Singgani Tonsilitis
    Lapsus Singgani Tonsilitis
    Dokumen16 halaman
    Lapsus Singgani Tonsilitis
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • PX Hidung
    PX Hidung
    Dokumen24 halaman
    PX Hidung
    Tia Kanza N
    Belum ada peringkat
  • TONSILITIS
    TONSILITIS
    Dokumen15 halaman
    TONSILITIS
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • 27 45 1 SM
    27 45 1 SM
    Dokumen10 halaman
    27 45 1 SM
    Celine Surya
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen31 halaman
    Efusi Pleura
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Referat - Trauma Lien
    Referat - Trauma Lien
    Dokumen22 halaman
    Referat - Trauma Lien
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen53 halaman
    Efusi Pleura
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen53 halaman
    Efusi Pleura
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • 27 45 1 SM
    27 45 1 SM
    Dokumen18 halaman
    27 45 1 SM
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Referat - Trauma Lien
    Referat - Trauma Lien
    Dokumen22 halaman
    Referat - Trauma Lien
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • REFERAT
    REFERAT
    Dokumen47 halaman
    REFERAT
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Efusi Pleura
    Efusi Pleura
    Dokumen53 halaman
    Efusi Pleura
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Resume Kegawatdaruratan Thoraks
    Resume Kegawatdaruratan Thoraks
    Dokumen7 halaman
    Resume Kegawatdaruratan Thoraks
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat
  • Status Pasien Dokter Muda Bagian Ilmu Penyakit Dalam
    Status Pasien Dokter Muda Bagian Ilmu Penyakit Dalam
    Dokumen5 halaman
    Status Pasien Dokter Muda Bagian Ilmu Penyakit Dalam
    yeyen hastriam
    Belum ada peringkat
  • Vertigo
    Vertigo
    Dokumen15 halaman
    Vertigo
    AdeTriansyahEmsil
    Belum ada peringkat