Pasien bayi laki-laki 10 bulan di bawa ke IGD karena diare di sertai demam sejak 2 hari SMRS. Diare
sekitar 6-8 kali/hari, berwarna kekuningan, konsisensi cair di sertai ampas, sekitar ¼ gelas aqua per
kali diare, darah (-). Lendir (-). Diare di sertai dengan demam, naik turun, lebih tinggi pada sore hari.
Munath (+) sekitar 2-3 kali per hari, sekitar ¼ gelas aqua per kali muntah. Muntah hijau(-), muntah
darah (-). BAK menjadu berwarna kuning pekat. Bayi maih mau minum susu. Sejak 6 jam SMRS, bayi
menangis terus, tapi tidak keluar air mata.
Instruksi
Anamnesis
Untuk kasus diare, anamnesis harus di arahkanuntuk menentukan derajt dehidrasi yang terjadi
akibat diare, serta etiologi yang menyebabkan anak tersebut diare.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
- keadaan umum menggambarkan derajat dehidrasi pasien
- pada bayi/ anak dehidrasi berat/syok, kesadaran cenderung turun, sedangkan pada
bayi//anak dengan dehidrasi ringan-sedang, cenderung rewel.
- pada kasus ini pasien terlihat rewel
Tanda vital
- Tanda vital menggambarkan derajat dehidrasi pasien
Halaman 84
- Dehidrasi di tandai dengan nadi yang cepat. Bila perfusi perifer menurun (akral dingin,CRT> 3
detik), pasien mengalami dehidrasi berat/syok.
- Pada dehidrasi berat/syok yang lebih lanjut, dapat terjadi pernafasan cepat dan dalam
(kussmaul) karena asidosis.
- Pada kasus ini, nadi 130x/menit, akral hangat, CRT <2”. Nafas 36x/menit. Suhu 37,6 °C. BB
pasien 8,5 kg
Status generalis
Pemeriksaan seluruh tubuh, penekanan pada pemeriksaan abdomen
Periksa tanda-tanda dehidrasi :
Ubun-ubun besar cekung/tidak, mata cekung/tidak, mukosa dan konjugtiva kering/tidak,
turgor kulit/tidak
Pada pasien di dapatkan mata cekung, mukosa dan konjungtiva kering, serta turgor kulit
menurun
Diagnosis
Diagnosis kerja : diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang e.c susp viral (rotavirus) diagnosis
banding : diare akut dehidrasi ringan-sedang e.c bakteri dd/parasit
Pemeriksaan Dehidrasi
Pemeriksaan
Dapat di minta pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, dan AGD untuk meilihat derajat dehidrasi dan
kemungkinan komplikasi ( gangguan elektrolit/asam basa)
Dapat di minta pemeriksaan analisis feses lengkap untuk melihat etiologi diare
Halaman 85
Farmakologi
Di lakukan rehidrasi dengan oralit per oral dalam 3 jam sebanyak 75 cc/kgBB
- pada kasus ini di berikan sebanyak 8,5 kg x 75 cc = 637,5 cc yang habis dalam 3 jam
Zunk 1x 20 mg selama 10 hari ( 10 mg bila kurang dari 6 bulan)
Tidak d perlukan pemberian antibiotik
Non-farmakologi
Edukasi mengenai diare dan bahayanya ke orang tua, serta pentingnya rehidrasi
Edukasi mengenai cara membuat oralit
Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk penanganan di rumah dan kembali bila ada tanda
bahaya, seperti :
- semakin bertambah parah
- tidak bisa minum dan menyusui
- di temukan darah dalam tinja
- timbul demam
Lanjutkan ASI seperti biasa ( bila masih mendapat ASI). Makanan di usahakan makan yang
mudah di cerna (rendah lemak,rendah serat), tinggi kalori.
Halaman 86
JELASKAN KEPADA TENTANG 4 ATURAM PERAWATAN DI RUMAH BERI CAIRAN TAMBAHAN BERI
TABLET ZINK, LANJUTKAN PEMBERIAN MAKAN KAPAN HARUS KEMBALI
o Pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama.
o Jika anak memperoleh ASI ekslusif beri roalti atau air matang sebagai tambahan
o Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif beri atau lebih cairan berikut ini oralit.
Rencana Terapi B
- Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman di atas, berikan sesuai kehilangan
cairan yang sedang berlangsung
- Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui beri juga 100-200 ml air
matang selama periode ini
- Mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan
- Lanjutkan pemberian ASI
o Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit
- Minumkan sedikit-sedikit tetapi sering dan cangkir, mangkok/gelas
- Jika anak muntah, tunggu selam 10 menit, lanjutka lagi dengan lebih lambat
- Lanjutkan ASI selama anak mau
o Berikan tablet zink selama 10 hari
o Setelah 3 jam
- ulangi penilaian dengan kalsifikasi kembali derjat dehidrasinya
- pilih rencana terapi untuk melanjutkan pengobatan
o Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai
- tunjukkan cara menyimpan oralit di rumah
- tunjukkan berapa banyak larutan oralit yang harus di berikan di rumah untuk menyeesaikan 3
jam pengobatan
- beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambahkan6 bungku lagi sesuai yang
di anjurkan dalam rencana terapi A
- jelaskan 4 aturan perawatan di rumah
1. BERI CAIRAN TAMBAHAN
2. LANJUTKAN PEMBERIAN MAKANAN
3. BERI TABLET ZINK SELAMA 10 HARI
4. KAPAN HARUS KEMBALI
Catatan : lihat rencanan terapi A : mengenai jumlah cairan dan lihat bagan KARTU NASIHAT IBU
RENCANA TERAPI C
PENANGANAN DEHIDRASI BERAT DENGAN CEPAT
Ikut tanda pana : jika jawaban “ya” lanjutkan ke kanan.
Jika jawaban “tidak” lanjutkan ke bawah.
Halaman 87
Pasien pria 55 tahun datang ke dokter dengan keluhan perut semakin membesar hingga sesak sejak
2 minggu SMRS. Sejak 3 bulan SMRS, pasien mengeluh sering mual. Muntah (+) kadang-kadang,
berisi makanan, muntah darah (-), muntah hijau (-). Kulit dan mata pasien juga tampak menjadi
kuning. Demam (-). Penurunan BB (-).
Sejak 6 minggu SMRS, pasien mengeluh perut emakin membesar. Pasien mengeluh cepat kenyang
setelah makan, nafsu makan berkurang. Kaki bengkak (+) di kedua kaki. Mual dan muntah masih di
rasakan.
Sejak 2 minggu SMRS, Perut semakin membuncit, hingga menyebabkan sesak, terutama bila duduk.
Bila berbaring, sesak berkurang. BAB menjadi sulit.
Riwayat muntah darah atau BAB darah (-). Pasien tidak mengeluhkan gangguan tidur. Pasien sering
mengonsumsi alkohol sejak 25 tahun lalu.
Intruksi
Anamnesis
Anamnesis di tujukan untuk mendiagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding, mencari etiologi,
serta komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien. Pada pasien ini, keluhan utama merupakan perut
yang semakin membesar hingga mengakibatkan sesak. Hal tersebut merupakan komplikasinyang
terjadi pada pasien, dan perlu di cari penyebabnya.
Halaman 88
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Bervariasi untuk derajat penyakit
Pada pasien ini, KU : tampak sakit sedang, kesadaran compomentis
Tanda vital
- umumnya dalam batas normal. Pada peritonitis bakterialis spontan, dapat terjadi tanda-
tanda sepsis, yang dapat di sertai syok
- pada pasien ini, tanda vital dalam batas normla
Status generalis
- di perika secara umum kemungkinan penyebab perut membesar
- pada kasus kelainan hepar, di periksa pula tanda-tanda sirosis, seperti sklera ikterik, palmar
eritem, ascites, edema tungkai, caput medusa, spider navi
- pada pasien, di dapatkan kulit ikterik (+), kongjutiva pucat (-), sklera ikterik (+), jantung dan
paru dalam batas normal. Pada abdomen di dapatkan perut membuncit, simetris, tegang :
nyeri tekan (-), defans (-), hepar dan lien sulit teraba : shifting dullnes (+) : BU (+) normal.
Kedua tungkai di dapatkan edema.
Pemeriksaan abdomen
- inspeksi
o Perlu di lihat bentuk dasar abdomen (simetris atau tidak, apakah membuncit atau
tidak, ada tumor/ benjolan atau tdak), dinding abdomen (kulit,vena, umbilikus) dan
pergerakan abdomen
o Pada pasien ini, abdomen membunciit, simteris, tegang. Tidak di dapatkan spider
navi atau caput medusa.
- Palpasi
o Palapsi superficial di seluruh andomen secara sistematis untuk merasakan adanya
defans atau tidak
o Palapasi dalam untuk menentukan nyeri tekan, nyeri lepas atu apakah ada tumor
o Palpasi organ-orgna abdomen untuk melihat kemungkinan organ yang teribat
o Pada pasien, tidak di dapatkan nyeri tekan, nyeri lepas, maupun defans muskular.
Hepar dan lien sulit teraba.
- perkusi
o Perkusi secara umum untuk menentukan keadaan abdomen secara umum, apakah
ada nyeri ketok atau tidak
o Perkusi organ-organ padat dan tumor ( bila ada). Bila pekak organ (misal pekak hati)
menghilang, kemungkinan terjadi perforasi organ intraabdominal
o Periksa ascites
o Pada pasien ini, shifting dullnes (+)
- auskultasi
o Auskultasi bising usus
o Pada pasien ini, bising usus (+) normal.
Halaman 89
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat di minta berupa DPL, fungsi hati (untuk melihat kerusakan
hepar), marker hepatitis ( untuk melihat etiologi), albumin,hemostasi ( untuk melihat
komplikasi),serta USG hepar (untuk memvisualisasi hepar : membedakan sirosis dengan
hepatosoma)
Laboratorium :
Catatan :
SGOT dan SGPT menunjukkan adanya kerusakan di hati. SGOT> SGPT pada kondisi
kronik,sedangkan SGPT> SGOT pada kondisi akut
Alkali fosfatase dan gamma GT tinggi menunjukkan adanya kolestasis
Bilirubin yang tinggi menandakan ikterus/jaundice. Bila bilirubun direk>indirek, ikterus yang
terjadi adalah ikterus obstruktif (hepatik/psothepatik), bila bilirubin indirek>direk, ikterus
yang terjadi adalah ikterus non-obstrukti (pre-hepatik)
Pada kelainan hati kronik, seringkali pembentukan albumin terganggu sehingga albumin
rendah
hemostasis
Catatan :
Pada kelainan hati, dapat terjadi pemanjangan PPT karena gangguan produksi faktor
kaogulasi ekstrinsik
Marker hepatitis
Diagnosis
Diagnosis kerja : ascites masif e.c susp sirosis hepatitis e.c alkohol
Diagnosis banding : ascites masif e.c susp hepatoma dd/ ascites masif e.c susp sirosis hepatis e.c
hepatitis B kronik
Tatalaksana
Farmakologi
Diet Hati
Restriksi cairan, restriksi garam (< 2 g sehari)
Furosemid 2x 0 mg iv
Spironolacton 1x100 mg p.o
Obat-obatan simtomatik seperti ranitidin 2x 150 mg p.o bila pasien mual/muntah
Non-farmakologi