Bronkopneumonia
Disusun oleh:
Desi Kurnia
12100118627
Preceptor :
Tessa Setiatuniasih, dr., Sp.A
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. KA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : Cimahi, 03 Maret 2019
Usia : 0 Tahun 1 Bulan 12 Hari
Anak ke : 3 dari 3 bersaudara
Alamat : Jl Pojok Selatan Rt/Rw 02/12 Desa Setiamanah Kab. Cimahi
Tengah
Tanggal masuk RS : 09 April 2019
Tanggal pemeriksaan : 15 April 2019
Ibu
Nama : Ny. H
Usia : 29 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : D3
C. ANAMNESIS
Keluhan utama: Sesak nafas sejak 7 hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengeluhkan anaknya sesak sejak hari selasa tanggal 8 April 2019
(7 hari yang lalu). Sesak hilang timbul, muncul saat batuk dan meningkat pada malam
hari. Saat sesak bibir terlihat kebiruan, sesak tidak dipengaruhi perubahan cuaca.
Sebelum anak mengalami sesak, sebelumnya mengalami batuk. Batuk dirasakan
sejak 1 minggu SMRS dan terjadi secara hilang timbul dan batuk dirasakan terdengar
seperti berdahak, sesekali pasien dapat mengeluarkan dahak dengan warna putih
(karena tercampur dengan ASI).
Ibu pasien menyangkal adanya demam, mual muntah, BAB mencret, keringat
malam,penurunan berat badan, riwayat batuk lama, orang tua menyatakan tidak
mendengar suara mengi, tidak ada penurunan nafsu makan (menete), tidak ada
penurunan kesadaran, pasien juga tidak mengalami kejang.
Ibu pasien menyangkal dikeluarga ada yang memiliki riwayat penyakit asthma,
riwayat penyakit tb paru, riwayat penyakit jantung, riwayat terjatuh/trauma pada
kepala dan riwayat tersedak. Ibu pasien mengaku bahwa sebelumnya anak belum
sempat dibawa berobat. Saat ini anak sudah mendapat pengobatan dan ada perbaikan
untuk keluhannya.
Riwayat Imunisasi
Usia 0 hari Hepatitis B (HBO)
Usia 1 bulan Belum
Usia 2 bulan Belum
Riwayat Makan
Pada 0 bulan : ASI+susu Formula
Riwayat Tumbuh Kembang
Motorik Kasar : Mengangkat kepala, menggerakkan kepala ke kiri/kanan
dan ke tengah
Motorik Halus : Bereaksi terkejut
Bahasa :-
Sosial : Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman,
pengdengaran, kontak
Kesimpulan : tumbuh kembang sesuai dengan teman sebayanya
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran: composmentis
Keadaan Umum: sakit sedang
Tanda Vital:
Nadi: 155 bpm
RR: 58 bpm
Suhu: 37,2 C
CRT < 2 dtk
Sp02: 93%
Antropometri
Berat Badan : 3000 gram
Panjang Badan : 44 cm
BB/U : Dibawah -2
PB/U : Dibawah -2
PB/BB : 0 (Median)
a. Kepala
Bentuk : Normosefal, deformitas (-),
Wajah : Simetris, edema (-), deformitas (-)
Mata : Edema palpebrae (+), konjungtiva anemis -/- sclera icteric -/-,
injeksi konjungtiva (- /-), mata berair, cekung (-)
Telinga : Lokasi normal, simetris, bentuk normal, sekret (-)
Hidung : Pch (+/+), Lokasi normal, deviasi septum (-), sekret (-/-),
hiperemis -, epistaksis (-/-)
Mulut : Bibir : kering, perioral sianosis (-)
b. Leher
JVP : Tidak meningkat
KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
c. Thoraks
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris
Perkusi : Dull
Palpasi : Vocal fremitus sama keras pada kedua lapang paru,
Auskultasi : Bunyi paru: VBS kanan=kiri, ronkhi (+/+), wheezing (+/+), slam
(+/+) crackles (+/+) . Bunyi jantung S1, S2 murni regular, murmur (-) gallop (-)
d. Abdomen
Auskultasi : Bising usus (+)
Inspeksi : Datar, lembut, edema (-), retraksi epigastrik (+)
Palpasi : Lembut, liver dan lien tidak teraba, turgor normal,
e. Ekstremitas
Bentuk normal, deformitas (-)
Sianosis perifer (-)
Akral hangat
CRT <2 detik
E. RESUME
Seorang anak perempuan usia 0 Tahun 1 Bulan 14 hari datang dengan keluhan
sesak 7 hari yang lalu hilang timbul, makin memburuk saat batuk dan saat malam
hari. Sebelumnya pasien mengalami batuk satu minggu SMRS, belum pernah diobati.
Kedua saudaranya pernah mengalami hal yang sama pada usia yang sama.
Pemeriksaan Respirasi rate turun, heart reath dalam batas normal, Suhu dalam batas
normal, CRT dalam batas normal. Tumbuh kembang sesuai usia dengan usia
sebayanya. Pemeriksaan paru ditemukan ronchi, wheezing, slam.
F. DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkopneumonia ec dd Chlamydia Trachomatis
2. Bronkopneumonia ec dd S.Pneumoniae
3. Gangguan metabolic
4. TTIK
5. Asthma
6. Tb
7. Penyakit Jantung
G. DIAGNOSIS KERJA
Bronkopneumonia
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi rutin : hb, ht, leukosit, trombosit
Rontgent PA Thorax
I. TATALAKSANA
Cefotaxim 3x100mg IV
Gentamycin 1x15 mg IV
Nebulisasi NaCl 3 %/8jam
Meixam 4x50gr
Viccillin-sx 3x150 gr
Suction secara berkala setelah nebulisasi
J. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : ad Malam
BAB II
PEMBAHASAN
BRONCHOPNEUMONIA
A. Definisi
Bronchopneumoni merupakan salah satu bentuk Pneumoni yang paling sering
terjadi pada populasi anak. Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi
alveolus dan jaringan interstisial –PPM IDAI
Bronchopneumoni adalah inflamasi pada paru-paru yang berpusat pada
bronchioles dan memicu produksi eksudat mukopurulent yang dapat mengobstruksi
beberapa saluran nafas kecil dan menyebabkan patchy consolidation pada lobus terdekat.
B. Klasifikasi Pneumonia
Berdasarkan tingkat keparahannya
Berdasarkan letaknya (Nelson)
Lobar pneumonia = pneumoni yang terlokalisir di 1 / > lobus paru
Atypical pneumonia = lebih diffuse / interstisial dari lobar pneumonia
Bronchopneumonia
Intersitial pneumonitis = inflamasi interstisium, yang terdiri dari dinding alveoli,
alveolar sacs & duct, bronchioles
C. Epidemiologi
Merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia <5 th di
seluruh dunia, terutama di negara berkembang.
Insidensi pneumonia pada anak < 5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/
tahun, sedangkan di negara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun. (PPM IDAI)
D. Faktor Risiko
Defek anatomi bawaan
Defisit imunologi
Polusi (asap rokok)
Aspirasi
Gizi buruk
BBLR
Tidak mendapatkan ASI
Imunisasi tidak lengkap
Adanya saudara serumah yang menderita batuk
Dan kamar tidur yang terlalu padat penghuninya
E. Etiologi
F. Patofisiologi
G. Manifestasi Klinis
1. Gejala infeksi umum:
Demam
Sakit kepala
Gelisah, malaise
Penurunan nafsu makan
Keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare.
2. Gejala gangguan respiratorius:
Batuk
Sesak nafas
Retraksi dada
Takipneu
Nafas cuping hidung
Merintih
Sianosis.
H. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut :
1. Sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding
dada
2. Panas badan
3. Ronkhi basah sedang nyaring (crackles)
4. Foto thorax à Menunjukkan gambaran infiltrat difus
5. Leukositosis :
Pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm3 dengan limfosit predominan,
dan bakteri 15.000- 40.000/mm3 neutrofil yang predominan.
Kadar leukosit berdasarkan umur:
Anak umur 1 bulan : 5000 – 19500
Anak umur 1-3 tahun : 6000 – 17500
Anak umur 4-7 tahun : 5500 – 15500
Anak umur 8-13 tahun: 4500 – 13500
Pemeriksaan Penunjang
A. Radiologis
Foto Rontgen toraks proyeksi posterior-anterior (PA)
B. Laboratorium
Darah rutin
Diagnosis pasti bronkopneumoni bakterial à isolasi mikroorganisme dari
darah. Tapi Kultur darah hanya (+) pada 10−30% kasus
I. Diagnosa banding
1. Bronkopneumonia ec dd Chlamydia Trachomatis
2. Bronkopneumonia ec dd S.Pneumoniae
3. Bronkiolitis
Episode pertama wheezing pada anak umur < 2 tahun
Hiperinflasi dinding dada
Ekspirasi memanjang
Gejala pada pneumonia juga dapat dijumpai
Tidak ada respon dengan bronkodilator
4. Aspirasi pneumonia
Riwayat tiba-tiba tersedak
Stridor atau distres pernafasan tiba-tiba
Wheeze atau suara pernafasan menurun yang bersifat fokal
5. Tb paru primer
Riwayat kontak dengan pasien TB dewasa positif
Uji tuberkulin positif (>10mm, pada keadaan imunosupresi > 5mm)
Penurunan berat badan
Demam (>2minggu) tanpa sebab yang jelas
Batuk kronis > 3 minggu
Pembesaran KGB
J. Tatalaksana
Kriteria Rawat Inap:
1. Bayi
Saturasi oksigen ≤ 92%, sianosis
Frekuensi nafas > 60x/menit
Distress pernafasan, apnea intermitten, atau grunting
Tidak mau minum / menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
2. Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis
Frekuensi nafas > 50x / menit
Distres pernafasan
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat dirumah
A. Terapi Umum
1. Terapi oksigen
Oksigen diberikan pada penderita dengan saturasi oksigen <90% à untuk
mempertahankan saturasi oksigen ≥90% harus diobservasi setidaknya
setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
2. Terapi Cairan
Infusan D5 ¼ NS untuk penggantian cairan & kalorià diberikan 80% dari
kebutuhan basal
3. Antipiretik dan analgetik, bila ada demam / nyeri
B. Terapi Khusus
1. Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
2. Mukolitik & ekspektoran
a. Ekspektoran = merangsang pengeluaran dahak. Contoh: Guaifenesin
b. Mukolitik = mengencerkan dahak. Contoh: bromheksin, ambroxol
3. Pemberian antibiotik
a. Antibiotik oral: amoksisilin 20-40 mg/kgBB/hari. Merupakan pilihan pertama
untuk antibiotik oral. Diberikan 3x sehari. Selama 3-5 hari. Sediaan à sirup,
tab, drops
b. Antibiotik intravena: diberikan bila pasien tidak dapat menerima obat per
oral / termasuk derajat berat. Obat yang dianjurkan: ceftriaxone, cefotaxime,
cefuroxime, ampicillin, dan kloramfenikol.
cefotaxime : 50-100mg/kgBB/hari (2-4x hari)
ceftriaxone: 20-50 mg/kgBB/hari (1x sehari)
ampicillin : 10-25 mg/kgBB/x (4x sehari)