BRONKOPNEUMONIA
Disusun oleh :
NABILA EDWARD
030.14.131
Pembimbing :
dr. Anis Nurhayati, Sp.Rad
Bronkopneumonia
Disusun oleh:
Nabila Edward
030.14.131
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T dan Baginda Rasulullah
Muhammad S.A.W karena berkah dan ridho-Nya yang begitu besar sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan referat yang berjudul
“Bronkopneumonia” pada kepaniteraan klinik departemen ilmu radiologi.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dr. Anis Nurhayati, Sp.Rad selaku pembimbing yang telah
memberikan waktu dan bimbingannya sehingga makalah referat ini dapat
terselesaikan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis menyadari bahwa referat ini
masih belum sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik penulis harapkan
untuk menyempurnakan referat ini di kemudian hari. Terlepas dari segala
keterbatasan yang ada penulis berharap semoga referat ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernafasan bagian bawah masih terus menjadi masalah kesehatan
utama meskipun kemajuan dalam identifikasi baik agen-agen penyebab baru atau lama
sangat pesat, dan kemampuan obat-obat anti mikroba telah banyak ditingkatkan. Selain
itu, masih banyak terdapat kontroversi berkenaan dengan pendekatan diagnostik dan
penanganannya.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jalan nafas dilapisi oleh membran epitel yang berganti secara bertahap dari epitel
kolumner bertingkat bersilia di bronkus menjadi epitel kubus bersilia pada area tempat
pertukaran udara. Sillia berfungsi untuk menghantarkan mukus dari pinggir jalan nafas
ke faring. Sistem transport mukosilier ini berperan penting dalam mekanisme pertahanan
paru. Sel goblet pada trakhea dan bronkhus memproduksi musin dalam retikulum
endoplasma kasar dan apparatus golgi. Sel goblet meningkat jumlahnya pada beberapa
gangguan seperti bronkhitis kronis yang hasilnya terjadi hipersekresi mukus dan
peningkatan produksi sputum.
2
Gambar 1. Larynx – Trakea - Bronkus
3
Pada pemeriksaan luar pulmo dekstra lebih pendek dan lebih berat dibanding
pulmo sinistra. Pulmo dekstra dan sinistra dibagi oleh alur yang disebut incissura
interlobaris dalam beberapa Lobus Pulmonis. Pulmo dekstra dibagi menjadi 3 lobi, yaitu:
1. Lobus Superior
Dibagi menjadi 3 segmen: apikal, posterior, inferior
2. Lobus Medius
Dibagi menjadi 2 segmen: lateralis dan medialis
3. Lobus Inferior
Dibagi menjadi 5 segmen: apikal, mediobasal, anterobasal, laterobasal,
posterobasal
1. Lobus Superior
Dibagi menjadi segmen: apikoposterior, anterior, lingularis superior, lingularis
inferior.
2. Lobus Inferior
4
Gambar 3. Lobus dan segmentasi paru
2.3 Patogenesis
Normalnya, saluran pernafasan steril dari daerah sublaring sampai parenkim paru.
Paru-paru dilindungi dari infeksi bakteri melalui mekanisme pertahanan anatomis dan
mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal berupa filtrasi
bulu hidung, refleks batuk dan mukosilier aparatus. Mekanisme pertahanan lanjut berupa
5
sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin,
imunoglobulin, makrofag alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel.
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau bila
virulensi organisme bertambah. Agen infeksius masuk ke saluran nafas bagian bawah
melalui inhalasi atau aspirasi flora komensal dari saluran nafas bagian atas, dan jarang
melalui hematogen. Virus dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya infeksi
saluran nafas bagian bawah dengan mempengaruhi mekanisme pembersihan dan respon
imun. Diperkirakan sekitar 25-75 % anak dengan pneumonia bakteri didahului dengan
infeksi virus.
6
a. Pemeriksaan radiologis konvensional
Foto toraks (AP/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Foto AP dan lateral dibutuhkan untuk menentukan lokasi
anatomik dalam paru. Infiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama pada pasien bayi.
Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus.
Jika difus (merata) biasanya disebabkan oleh Staphylokokus pneumonia.
7
Gambaran bronkopneumonia pada foto thorax sebenarnya sama seperti gambaran
konsolidasi radang. Prinsipnya jika udara dalam alveoli digantikan oleh eksudat radang,
maka bagian paru tersebut akan tampak lebih opaq pada foto Rontgen. Pada
bronkopneumonia terdapat bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar.
Bronkopneumonia ditandai oleh multiple nodular opacities yang cenderung tidak
merata (patchy) dan / atau konfluen. Ini merupakan area paru-paru di mana ada patch
inflamasi yang dipisahkan oleh parenkim paru normal. Gambaran radiologi
bronkopneumonia bercak berawan, batas tidak tegas, konsolidasi dapat berupa lobular,
subsegmental, atau segmental. Khas biasanya menyerang beberapa lobus, hal ini yang
membedakan dengan pneumonia lobaris. Lokasi predileksi bronkopneumonia biasanya
hanya terjadi di lapangan paru tengah dan bawah.
Pada gambar (A) di bawah ini memperlihatkan bahwa mikroorganisme awalnya
menyerang bronkiolus yang lebih besar sehingga mengakibatkan nodul sentrilobuler dan
gambaran cabang bronkus yang berdensitas opaq (tree-in-bud pattern). Lalu proses
konsolidasi yang terjadi akan mengenai daerah peribronkhial dan akan berkembang
menjadi lobular, subsegmental, atau segmental (B). Selanjutnya proses konsolidasi tersebut
bisa terjadi multifocal, tepi tidak rata, corakan bronkovaskular kasar akibat dinding cabang
bronkus menjadi lebih tebal, namun perselubungan yang terjadi biasanya tidak melebihi
batas segmen (C).
8
Gambar 6. Foto thorax PA pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Pada foto thorax posisi PA tersebut tampak perselubungan inhomogen pada lobus
medius di kedua lapangan paru. Bronchopneumonia ini sering disebabkan oleh
Staphylococcus aureus Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa.
9
b. Pemeriksaan USG
Konsolidasi pada pneumonia dapat dideteksi dengan hampir semua alat USG,
meskipun pada USG akan terlihat lebih kecil dibandingkan dengan rontgen toraks. Pada
proses awal konsolidasi maka akan terlihat gambaran echogenic yang difus seperti gambaran
USG pada hati. Airbronchogram akan terlihat sebagai gambaran echogenic berupa garis
yang bercabang-cabang. Dalam penelitian Nafae dkk, didapatkan sensitivitas dan
spesifisitas USG dalam menegakkan diagnosis pneumonia pada penderita di ruang
perawatan intensif adalah sebesar 94,5% dan 75%. USG memiliki peranan yang sangat
tinggi dalam menegakkan diagnosis pneumonia pada penderita di ruang perawatan intensif
oleh karena memiliki beberapa keunggulan seperti cepat, radiasi minimal, nyaman bagi
penderita dan relatif murah. Saluran nafas yang terisi cairan seperti pada obstruksi oleh
karena penekanan oleh tumor di proximal (post obstructive pneumonitis) akan terlihat
sebagai gambaran dengan struktur tubular anechoic.
Gambar 8. Foto Gambaran pada Penderita Pnemonia dan Abses Paru. Keterangan: Gambar
USG berupa konsolidasi paru pada penderita dengan pneumonia bakterial. Tanda panah
putih menunjukkan air bronchogram.9 dan Abses paru perifer. Hypoechoic di sentral dan
dinding yang ireguler. A, Abses; L.
10
c. CT Scan
Beberapa fokus opacity dapat dilihat dalam pola lobular, berpusat di bronkiole
cetrilobular. Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan, namun tidak
menjalar sampai perifer. Hal ini akan menghasilkan penampilan tree-in-bud appearance.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
DAFTAR PUSTAKA
4. Nurlela Budjang. Radang Paru Tidak Spesifik. In: Rasad, Sjahriar. Radiologi
Diagnostik. Edisi Kedua Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2009: hal 101.
5. Muller, Nestar L., Franquet Tomas., Kyung Soo, Lee. Imaging of Pulmonary
Infections 1st edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2011; Part Bacterial
Pneumonia, page 21-8.
6. Corr, Peter. Foto Thorax normal dan Infeksi Paru. In: Ramadhani, Dian.,
Dwijayanthi, Linda., Dharmawan, Didiek. Mengenali Pola Foto-Foto
Diagnostik (terjemahan dari Patterm Recognation in Diagnostic
Imaging).Jakarta: Penerbit EGC. 2010; hal 28, 33-5.
8. Muller, Nestar L., Franquet Tomas., Kyung Soo, Lee. Imaging of Pulmonary
Infections 1st edition. Lippincott Williams & Wilkins. 20012; Part
Immunocompromised Host, page 161-2.
11. Lee, Jaw. Aspiration of Imaging. In: Lin, Eugene C. Pneumonia. Available
13
from www.medscape.com updated May 25, 2011.
14