STRIKTURA URETRA
PEMBIMBING
dr. Ahmad Rizky Herda P, Sp.U
Disusun oleh:
030.13.150
“STRIKTURA URETRA”
Disusun oleh:
030.13.150
Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Bedah Rumah Sakit Daerah Umum Karawang
Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Referat dalam kepanitraan
Ilmu Penyakit Bedah dengan judul “STRIKTURA URETRA”. Laporan kasus ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik di Stase
Ilmu Penyakit Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.
Dalam penyusunan tugas Laporan Kasus ini tidak terlepas dari bantuan
dan bimbingan serta dukungan dalam membantu penyusunan dan penyelesaian
makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih terutama kepada dr. Ahmad Rizky Herda, Sp.U, selaku pembimbing atas
pengarahannya selama penulis belajar dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit
Bedah dan kepada para dokter dan staff Ilmu Penyakit Bedah Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang, serta rekan-rekan seperjuangan dalam Kepaniteraan Klinik
Ilmu Penyakit Bedah.
Penulis sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran karena
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Karawang, 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
levator ani berfungsi mempertahankan agar urine tetap berada di dalam buli-
buli pada saat perasaan ingin miksi.
Uretra dilengkapi dengan dua otot sfingter yang berguna untuk menahan laju
urine. Uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, dipersarafi
oleh sistem simpatik, sehingga jika buli-buli penuh sfingter ini akan terbuka. Sfingter
uretra eksterna terletak pada perbatasan uretra posterior dengan uretra anterior,
dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai keinginan seseorang. (3)
6
posterior bisa sobek. Jadi memang sebagian besar striktura uretra terjadi
dibagian-bagian yang terfiksir seperti bulbus dan prostat. Di pars pendulan
jarang terjadi cedera karena sifatnya yang mobile.
3. Kateterisasi juga bisa menyebabkan striktura uretra bila diameter kateter dan
diameter lumen uretra tidak proporsional.
c. Infeksi
Seperti uretritis, baik spesifik maupun non spesifik (GO,TBC). Pada uretritis akut,
setelah sembuh jaringan penggantinya sama dengan jaringan asal. Jadi kalau asalnya
epitel squamous, jaringan penggantinya juga epitel squamous. Kalau pada uretritis
kronik, setelah penyembuhan, jaringan penggantinya adalah jaringan fibrous. Akibatnya
lumen uretra menjadi sempit, dan elastisitas ureter menghilang.
d. Tumor
Tumor bisa menyebabkan striktura melalui dua cara, yaitu proses penyembuhan
tumor yang menyebabkan striktura uretra, ataupun tumornya itu sendiri yang
mengakibatkan sumbatan uretra.(7)
7
prostatektomi radikal, atau dari cedera dis-traksi yang terjadi setelah trauma,
terutama fraktur panggul. Cedera ini disebut kontraktur atau stenosis, bukan
merupakan striktura. (8)
8
Pendekatan ini juga menilai penyempitan pada saat perbaikan dan, oleh karena
itu, pada keparahan maksimum penyempitan tersebut, modalitas pencitraan ini
penting, tidak hanya untuk menentukan karakteristik penyempitan itu sendiri,
tetapi juga untuk mengevaluasi uretra baik proksimal maupun distal striktur dan
memastikan bahwa semua bagian uretra yang sakit termasuk dalam perbaikan. (8)
9
Pada striktur uretra otot vesika urinaria diawal akan mengalami penebalan
dan terjadi trabekulasi pada fase kompensasi, setelah itu pada fase
dekompensasi timbul sakulasi dan divertikel. Perbedaan antara sakulasi dan
divrertikel adalah penonjolan massa vesika urinaria dimana pada sakulasi
masih didalam otot vesika urinaria sedangkan divertikel menonjol diluar
vesika urinaria. (11)
2. Residu Urin
10
BAB III
KESIMPULAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12