Anda di halaman 1dari 52

Laporan Kasus

P2A0 34 Tahun Post Caesarian


dengan Histerektomi a/i Ruptur
Uteri
Ainus Saadi Rizal

Pembimbing: dr. Ratna Trisiyani, Sp.OG


PENDAHULUAN
Kematian ibu dan anak karena ruptur uteri
masih tinggi. Sekitar 20% dari populasi di
negara negara berkembang terdiri atas
Pendahu wanita usia reproduktif yang nantinya akan
menghadapi resiko ruptur uteri. Prenatal
luan care, pimpinan partus yang baik, disamping
fasilitas pengangkutan dari daerah-daerah
perifer dan penyediaan darah yang cukup
juga merupakan faktor yang penting.

Ruptur uteri di negara berkembang masih


jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
di negara maju. Penyebab utama terjadinya
ruptura uteri adalah trauma dorongan,
yang biasanya dilakukan oleh para dukun
saat menolong persalinan.
Identitas Pasien

IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. J Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 34 tahun Suku Bangsa : Jawa


Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT
Alamat : Kali Salak, Margasari
Tanggal Masuk RS :10/07/19

4
Anamnesis

Keluhan Utama
Pasien rujukan dari puskesmas
Margasari dengan keluhan kencang-
kencang
Keluhan Tambahan
Ketuban merembes mulai jam 04.00
wib

5
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang
ke RSUD dr.
Soeselo Slawi
kencang- Sebelumnya pasien sudah
pada hari Rabu
kencang mendapatkan terapi dari
10 Juli 2019,
semakin lama puskesmas (inf. RL dan Inj.
pukul 11.30 WIB
semakin sering. Antibiotik). Sebelum dirujuk
kiriman dari
Keluar cairan kepuskesmas DJJ bayi masih
puskesmas
merembes sejak dirasakan, dan gerak janin
Margasari
pukul 04.00 WIB. masih aktif.

diagnosis Cairan berwarna


G2P1A0 34 tahun bening, tidak
Hamil 40 minggu berbau. Gerak
dengan Kala I janin dirasakan
lama fase aktif masih aktif oleh
dan KPD 8 jam. pasien.
Kencang-
kencang sejak 1
hari SMRS.
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga

Riwayat DM, HT, asma, TB, jantung, Keluarga pasien memiliki riwayat HT.
ginjal, liver, alergi (makanan, cuaca, Riwayat DM, asma, TB, jantung, ginjal,
obat-obatan), trauma, dan penyakit liver, alergi (cuaca, obat-obatan).
ginekologi disangkal oleh pasien.
Riwayat Menstruasi Riwayat Pernikahan

Pasien menarche pada usia 13 tahun, Pasien menikah satu kali selama 8 tahun
lama menstruasi 5 hari dan teratur. pada usia 25 tahun.
Jumlah darah selama menstruasi sekitar
50 cc dan pasien mengganti pembalut 3
x sehari, disminorhea disangkal. Hari
pertama haid terakhir tanggal 4
September 2018.
Riwayat Obstetri Riwayat Kontrasepsi

G2P1A0 Disangkal
1. laki-laki 4500gram, vacum extraksi, 9
tahun, sehat.
2. hamil ini
Riwayat ANC

Selama kehamilan pasien memeriksakan kandungannya


sebanyak 8x di puskesmas dan posyandu, serta 1x di dokter
spesialis kandungan dan kebidanan. Pasein belum pernah
mendapatkan imunisasi TT dan telah melakukan pemeriksaan
USG sebanayak 1x.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Sikap : Kooperatif
Kesadaran : Composmentis
Antropometri : TB :163 cm BB: 73 kg
BB sebelum hamil : 60 kg
BB sebelum persalinan : 73 kg
TB:163 cm, IMT : 31 kg/m2 (kesan gizi: gizi lebih )
TD
120/80 mmHg

Nadi Suhu
84 x/mnt 36,7 °C

RR
18 x/mnt
Status Generalis

• Kulit : warna sawo matang, sianosis (-), ikterik (-)


• Kepala : normosefali, bentuk normal, rambut hitam dengan
distribusi Merata
• Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor, gerakan normal, refleks cahaya (+/+)
• Telinga : normotia, sekret (-), darah (-), nyeri tarik helix (-)
• Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (-), edema
mukosa (-), napas cuping hidung (-)
• Mulut
Bibir : bentuk normal, simetris, merah muda, basah
Mulut : oral hygiene baik
Lidah : bentuk normal, simetris, hiperemis (-), deviasi (-)
Uvula : letak di tengah, tremor (-), hiperemis (-), ukuran
normal
Faring : hiperemis (-)
Tonsil : T1-T1 tenang
• Leher : pembesaran KGB (-), trakea di tengah, teraba
kelenjar tiroid (-), JVP 5+1cm
• Thorax
Inspeksi : Bentuk normal, simetris, retraksi sela iga (+), tipe
pernapasan thorako – abdominal, ictus cordis
tidak terlihat
Palpasi : Vocal fremitus dx = sin, ictus cordis ±1 cm di ICS VI linea
midclavicularis sin
Perkusi : Paru sonor (+/+),
batas jantung kanan : ICS IV linea parasternal dextra.
batas jantung kiri : ICS VI ± 1 cm lateral linea midclavicularis
sinistra.
batas atas jantung : ICS II linea parasternalis sinistra.
pinggang jantung : ICS III ± 1 cm lateral linea parasternal sinistra
Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+),wheezing (-/-),ronki (-/-)
S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
Inspeksi : dinding perut tegang, bekas luka operasi (-), striae
gravidarum (+)
Auskultasi : bising usus terdengar, 7x/menit, venous Hum (-), Atrial
Bruit (-)
Palpasi : supel, pembesaran organ (-), nyeri tekan (-),
pembesaran hepar dan lien sulit dinilai.
Perkusi : sulit dinilai karena hamil

• Ekstremitas
Atas : akral hangat, CRT <2”, deformitas (-), oedem -/-
Bawah : akral hangat, CRT <2”, deformitas (-), oedem -/-
Status Obstetri

• Inspeksi : Luka bekas operasi (-)


• Palpasi
Leopold I : TFU 34 cm, bagian fundus teraba bagian bulat
dan lunak.
Leopold II : Teraba agak rata keras seperti papan
dibagian kiri, teraba bagian kecil lunak di
bagian kanan
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat, melenting di
bagian bawah
Leopold IV : kepala sudah masuk pintu atas panggul
TBJ : (34-11) x 155 = 3.565 gram
Auskultasi : DJJ 144 x/menit, teratur
His : 3x10’x20”
Status Ginekologi

• Vagina Toucher
Pembukaan serviks : 5 cm
Pendataran serviks : 60 %
Penurunan kepala : Hodge I
Konsistensi serviks : Lunak
Posisi serviks : Anterior
Pemeriksaan Penunjang Diff Count
Eosinofil 0.60 % 2.00-4.00
10 Juli 2019 jam 14.38 Basofil 0.30 % 0-1
PEMERIKSA HASIL SATUAN NILAI Netrofil 89.50 % 50-70
AN RUJUKAN Limfosit 5.70 % 25-40
HEMATOLOGI Monosit 3.90 % 2-8
Leukosit 21.3 ribu/uL 3.6 – 11.0 MPV 11.8 fL 7.2-11.1
Eritrosit 4.4 juta/uL 3.8 – 5.2 RDW-SD 41.4 fL 35.1-43.9
Hemoglobin 11.7 g/dL 11.7 – 15.5 RDW-CV 14.1 % 11.5-14.5
Hematokrit 36 % 35 – 47
Golongan
MCV 82 fL 80-100 A
darah
MCH 27 Pg 26-34 Rhesus Positif
MCHC 33 g/dL 32-36 Non
Trombosit 247 ribu/uL 150 – 400 HbsAg Non Reaktif
Reaktif
URIN
Protein Urine - Negatif
10 Juli 2019 jam 22.33 wib
Diff Count
PEMERIKSAA Eosinofil 0.00 % 2.00-4.00
HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
N
Basofil 0.10 % 0-1
HEMATOLOGI
Leukosit 30.7 ribu/uL 3.6 – 11.0 Netrofil 84.20 % 50-70

Eritrosit 3.5 juta/uL 3.8 – 5.2 Limfosit 10.40 % 25-40

Hemoglobin 9.5 g/dL 11.7 – 15.5 Monosit 5.30 % 2-8


Hematokrit 29 % 35 – 47
MPV 11.7 fL 7.2-11.1
MCV 83 fL 80-100
RDW-SD 43.7 fL 35.1-43.9
MCH 27 Pg 26-34
RDW-CV 14.5 % 11.5-14.5
MCHC 32 g/dL 32-36

Trombosit 315 ribu/uL 150 – 400 GDS 387 mg/dL 75-140


Resume
• Pasien datang ke RSUD dr. Soeselo Slawi pada hari Rabu 10 Juli 2019,
pukul 11.30 WIB kiriman dari puskesmas Margasari dengan diagnosis
G2P1A0 34 tahun Hamil 40 minggu dengan Kala I lama fase aktif dan
KPD 8 jam. Kencang-kencang sejak 1 hari SMRS. Pasien mengatakan
merasakan kencang-kencang semakin lama semakin sering. Keluar
cairan merembes sejak pukul 04.00 WIB. Cairan berwarna bening, tidak
berbau. Gerak janin dirasakan masih aktif oleh pasien.

• Sebelumnya pasien sudah mendapatkan terapi dari puskesmas (inf. RL


dan Inj. Antibiotik). Sebelum dirujuk kepuskesmas DJJ bayi masih
dirasakan, dan gerak janin masih aktif.
• Riwayat DM, HT, asma, TB, jantung, ginjal, liver, alergi (makanan, cuaca,
obat-obatan), trauma, dan penyakit ginekologi disangkal oleh pasien.
Keluarga pasien memiliki riwayat HT. Riwayat DM, asma, TB, jantung,
ginjal, liver, alergi (cuaca, obat-obatan).

• Pasien menarche pada usia 13 tahun, lama menstruasi 5 hari dan


teratur. Jumlah darah selama menstruasi sekitar 50 cc dan pasien
mengganti pembalut 3 x sehari, disminorhea disangkal. Hari pertama
haid terakhir pasien jatuh pada tanggal 4 september 2018.

• Pasien menikah satu kali selama 8 tahun pada usia 25 tahun. Riwayat
obstetri G2P1A0
1. laki-laki 4500gram, vacum extraksi, 9 tahun, sehat.
2. hamil ini
• Pemeriksaan fisik didapatkan • Pemeriksaan obstetrik
pasien tampak sakit sedang didapatkan TFU 34 cm, presentasi
dengan kesadaran composmentis. kepala, punggung kiri, bagian
Tekanan darah 120/80 mmHg, terbawah belum masuk PAP.
nadi 82 X/menit, pernafasan 18 Taksiran berat janin 3565 gram,
X/menit, dan suhu 36.7°C. Berat DJJ 144 x/mnt teratur, HIS
badan pasien 73 kg dan tinggi 3x10’x20”. Pada pemeriksaan
badan pasien 165 cm, didapatkan vaginal toucher ditemukan
IMT sebesar 27 kg/m2 dengan dilatasi serviks 5 cm, pendataran
kesan IMT berat badan lebih. serviks 60%, penurunan kepala
Status generalis dalam batas Hodge I, konsistensi portio lunak,
normal. posisi serviks anterior.
• Pada pemeriksaan laboratorium 10 Juli 2019, didapatkan hemoglobin
11.7 g/dL (↓), leukosit 21.3 (N), hematokrit 36% (N), trombosit 247 x103/Ul
(N) , eosinofil 0,60% (↓), basophil 0,30% (N), netrofil 89.50% (↑), limfosit
5.70% (↓), monosit 11.8% (↓), golongan darah A dengan rhesus +.
• Pada pemeriksaan imunologi didapatkan HbsAg non reaktif.
• Pada pemeriksaan urin didapatkan protein urin negatif.
• Pemeriksaan laboratorium diulang pukul 22.33 didapatkan leukosist
30.7 (↑), eritrosit 3.5 (↓), hemoglobin 9.5 (↓), hematokrit 29 (↓), trombosit
315 (N), eosinofil 0.00 (↓), netrofil 84.20 (↑), limfosit 10.40 (↓), MPV 11.7 (↑),
GDS 387 (↑).
Diagnosis

Diagnosis Masuk Diagnosis Akhir

G2P1A0, Usia 34 tahun, Hamil 40


minggu P2A0, 34 tahun
Janin 1 hidup Intra Uterin Pasca caesarean histerektomi a/i
Persentasi kepala punggung ruptur uteri
kanan
Inpartu dengan kala I lama
Tatalaksana
• IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 gr
Non
• Drip Oxytocin 5 IU Medikamentosa
8 tpm naik
• Pengawasan KU,
bertahap
TTV, DJJ, HIS,
kemajuan
persalinan.
• Pemeriksaan USG
• Pemeriksaan CTG
Medikamentosa
VK 2 PONEK, 10 Juli 2019 (jam 13.00)
Pasien
s mengatakan gerak janin (+), kencang (+), lendir darah (-)
keluar cairan dari jalan lahir (+)
Kesadaran:
O Composmentis

TD: 120/80 mmHg P: 20 X/menit

N: 80 X/menit S: 36,6ºC

TFU: 34 cm, DJJ: 141 x/menit, HIS: 3x10’x30”

Follow Up VT: 5 cm, penurunan kepala H1, pendataran 20%, KK


(+) Portio tebal lunak, preskep.

A G2P1A0, 34 tahun, J1HIU H 40 minggu inpartu fase


aktif dengan kala I lama dan KPD

P  IVFD RL 20 tpm
 Observasi kemajuan persalinan
27
 Drip Oxytocin 8 tpm dan naik bertahap
VK 2 PONEK, 10 Juli 2019 (jam 15.00)
S Pasien mengatakan gerak janin (+), kencang (+), ledir darah (-) keluar
cairan dari jalan lahir (-)
O Kesadaran: Composmentis

TD: 120/80 mmHg P: 20 X/menit

N: 82 X/menit S:36,4ºC

TFU: 34 cm, DJJ: 138 x/menit, HIS: 3x10’x30”

VT: 5 cm, penurunan kepala H1, pendataran 20% posisi anterior, KK (-)
Portio tebal lunak

A G2P1A0, 34 tahun, J1HIU H 40 minggu inpartu fase aktif dengan kala I


lama dan KPD
P  Observasi KU,TTV,HIS,DJJ
 IVFD RL 20 tpm
 Observasi kemajuan persalinan
28  Drip Oxytocin 8 tpm
PONEK 10 Juli 2019 (jam 21.20)

S Pasien mengatakan gerak janin (+), Ibu kesakitan , DJJ sulit dicari, gerakan
janin berkurang

O Kesadaran: Composmentis

TD: 100/60 mmHg P: 22 X/menit

N: 89 X/menit S:36,8ºC

TFU: 34 cm, DJJ: - , HIS: 3x10’x35’’

Portio lunak

Vt : pembukaan lengkap, KK (-), H 2-3

A G2P1A0, 34 tahun, hamil 40 minggu, J1HIU persentasi kepala punggung


kanan dengan inpartu kala II

P  Dilakukan vacum extraksi


29
PONEK 10 Juli 2019 (jam 21.40)
P  Pro SC Cito
S Vakum extraksi gagal (1x)
O Kesadaran: Composmentis  O2 nasal 3 lpm
TD: 90/50 mmHg P: 30 X/menit  Inf RL 2 jalur 1000cc loading
N: 125 X/menit S:36,6ºC  Ijin tindakan
Status internus : ca +/+  Usaha 4 PRC
His : 3x10’x35”, DJJ : (-)  Konsul TS anestesi
Vt : pembukaan lengkap, KK (-), H 2-3
 Cek DR,ur/cr,OT/PT,PT/APTT
Abdomen : tampak bandl ring
 Pengawasan KU,TV,PPV
USG : Tampak gambaran hipoeckoic pada cavum abdomen,
FHR tidak didapatkan, kesan Ruptur uteri  Lapor dr.Jaenudin,SpOG :
A G2P1A0 33 tahun hamil 40 minggu  Siapkan operasi di PONEK
Janin I hidup intrauterine  Lapor TS Anestesi
Presentasi kepala punggung kanan  Usaha 4 PRC, 3 kantong tanpa
cross match
30Ruptur uteri
PONEK , 11 Juli 2019 (jam 00.15)
S Penurunan kesadaran
O Kesadaran: dalam pengaruh obat

TD: 114/75 mmHg, P: mode vent, ASV 75%

N: 141 X/menit, S: 37ºC

A Post op SC + Histerektomi a/i ruptur uteri


P  Fentanyl 2 ampul dalam 500 cc RL drip per 8 jam
 Sedasi midazolam 2 mg/jam
 Omeprazole 2x40 mg
 asam tranexamat 3x500mg
 Vit k 1x1
 Ceftriaxone 2x1
 Tutofusin 500cc
 Cek AGD laktat,,DR,ur/cr,OT/PT,PT/PTTK
31
TS OBSGYN , 11 Juli 2019 (jam 06.00) P  Terpasang ET dengan ventilator mode
S Terpasang ET (+), kontak (+) spontan

O Ku : Cukup GCS E4VetM6  Infus RL 2 jalur 20 tpm

TD: 121/81 mmHg RR: 23 x/menit  Pasca transfusi 3 PRC


TS ICU
N : 107x/menit T : 34,90C
 Fentanyl 2 ampul dalam 500 cc RL drip per
SpO2 : 98% BAK : DC
8 jam
Status internus :
 Inj OMZ 2X40 mg
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-  Inj asam mtranexamat 3x500mg
Pulmo : SDV +/+, Rh-/-,Wh-/-  Inj vit K 1X1
 Inj Ceftriaxone 2x1
 Tutofusin 500 cc
 X Foto thorax
A P2A0 33 tahun
Pasca Cesarean histerektomi a/i Ruptur uteri H0
32
ICU, 11 Juli 2019 (jam 12.10)
S Nyeri (-)
O KU : Compos mentis

TD: 140/80 mmHg RR: 24 x/menit

N : 104 x/menit SpO2 : 99%

EKG : Sinus Takikardi


A Post SC + MOW a/i ruptur uteri
Syok hemoragik
P  Ekstubasi
 Nebulisasi dengan NaCl 0,9% 5cc/6 jam
 Analgetik drip : fentanil 2 ampul (200meq) dalam 500 cc RL drip
20 tpm
 Tutofusin 1000ml/24 jam
 Mulai test feeding minum air gula dengan sendok
 Terapi lanjut
33
 Head 30’-45’
ICU , 11 Juli 2019 (jam 20.20) P  Mulai test feeding diet cair 6x150
kkal/24 jam
S Nyeri (+), Sesak (-)
 IUVD RL 1000 + tutofusin 500 ml /24
O KU : compos mentis jam
TD: 159/84 mmHg RR: 30 x/menit  Omeprazole 2x40 mg
N : 129x/menit SpO2 : 94-97%  asam tranexamat 3x500mg
Pulmo : Rh-/-,Wh-/-  Vit k 1x1

EKG : Sinus Takikardi  Ceftriaxone 2x1


 Tutofusin 500cc
 Furosemide 2x1ampul
 Nebul denga Nacl 0,9% 5cc/6 jam
 N-Acetyl cistein 2x200mg PO
A Post SC + MOW ai ruptur uteri
Syok hemoragik - perbaikan

34
TS OBSGYN , 12 Juli 2019 (jam 08.00) P  O2 NRM 8lpm
S nyeri post op (+), kontak (+)  Infus 2 jalur ( RL + Tutofusin )

O KU : compos mentis TS ICU

TD: 146/82 mmHg RR: 31 x/menit  Fentanyl 30 meq/jam SP


 IUVD RL 1000 + tutofusin 500 ml /24 jam
N : 100x/menit T : 34,80C
 Inj OMZ 2X40 mg
SpO2 : 97% BAK :DC 1550/20 jam
 Inj asam mtranexamat 3x500mg
Status internus :
 Inj vit K 1X1
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-  Inj Ceftriaxone 2x1
Pulmo : SDV +/+, Rh-/-,Wh-/-  Furosemide 2x1 ampul
 Nebul dengan Nacl 0,9% 5cc/6 jam
 N-Acetyl cistein 2x200mg PO
A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri
H2
35
Riw Syock Hemoragik
TS OBSGYN , 13 Juli 2019 (jam 07.00) P  P2A0 33 tahun
S nyeri post op (+) mual (+)  O2 NRM 8lpm
O KU : compos mentis  Infus 2 jalur ( RL + Tutofusin )
TD: 169/82 mmHg RR: 30 x/menit  PO : Dopamet 500mg/8 jam

N : 106x/menit T : 37,10C TS ICU


 Fentanyl 25 meq/jam SP
SpO2 : 97%
 IUVD RL 1000 + tutofusin 500 ml /24 jam
Status internus :
 Inj OMZ 2X40 mg
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-
 Inj asam mtranexamat 3x500mg
Pulmo : SDV +/+, Rh-/-,Wh-/-  Inj vit K 1X1
 Inj Ceftriaxone 2x1
 Furosemide 2x1 ampul
A P2A0 33 tahun  Nebul dengan Nacl 0,9% 5cc/6 jam
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri  N-Acetyl cistein 2x200mg PO
H3 Usul : Pindah HCU PONEK
36
Riw Syock Hemoragik
HCU PONEK , 14 Juli 2019 (jam 06.00) P  O2 NRM 3lpm

S nyeri pada bekas jahitan (+), mual (+)  Infus 2 jalur ( RL + Tutofusin )

O KU : compos mentis  PO : Dopamet 500mg/8 jam

TD: 121/75 mmHg RR: 20 x/menit Vit B/C/SF 2x1


N. asetyl cystein 3x200mg
N : 102x/menit T : 36,80C
 Inj Ceftriaxone 2x1
SpO2 : 97%
 Inj. Metronidazol 3x500mg
Status internus :
 Inj. Ondansetron 8mg/12 jam
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-  Inj. Ketorolak 3x30mg
Pulmo : SDV +/+, Rh-/-,Wh-/-  Inj. Ranitidin 2x1

A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri
H4
Riw Syock Hemoragik
37
HCU PONEK , 15 Juli 2019 (jam 07.00) P  O2 NRM 3lpm
S nyeri pada bekas jahitan (+), mual (+), diare (+)  Infus RL 500 cc loading, lanjut 20 tpm
O KU : compos mentis  PO : Dopamet 500mg/8 jam
TD: 120/85 mmHg RR: 20 x/menit Vit B/C/SF 2x1

N : 104x/menit T : 36,80C N. asetyl cystein 3x200mg


 Inj Ceftriaxone 2x1
SpO2 : 97%
 Inj. Metronidazol 3x500mg
Status internus :
 Inj. Ondansetron 4mg/18 jam
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-  New diatab 2 tab
Pulmo : SNV +/+, Rh-/-,Wh-/-  Observasi KU, TTV, BAK, BAB

A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri
H5
Riw Syock Hemoragik
38
Nusa Indah Pengawasan , 16 Juli 2019 (jam P  Infus RL 20 tpm
07.00)  PO : Dopamet 500mg/8 jam
S nyeri pada bekas jahitan (+), diare (+) 5 kali Vit B/C/SF 2x1
O KU : compos mentis Zink 2x1
TD: 120/80 mmHg RR: 22 x/menit  Inj Ceftriaxone 2x200mg

N : 100x/menit T : 36,50C  Inj. Metronidazol 3x500mg


 Syr. Sucralfat 3CI
SpO2 : 98%
 Cek DR, elektrolit
Status internus :
 Observasi KU, TTV
Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-

Pulmo : SNV +/+, Rh-/-,Wh-/-

A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri
H6
39 Riw Syock Hemoragik
Nusa Indah Pengawasan , 17 Juli 2019 (jam P  Infus D5% 18 tpm
07.00)  PO : Dopamet 500mg/8 jam
S nyeri pada bekas jahitan (+), diare (+) 2 kali Vit B/C/SF 2x1
O KU : compos mentis Zink 2x1
TD: 120/80 mmHg RR: 22 x/menit  New diatab 2 tab
N : 98x/menit T : 36,50C  Syr. Sucralfat 3CI

SpO2 : 98%  Cek DR, elektrolit, (jika Hb >8 BLPL)


 Observasi KU, TTV
Status internus :

Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-

Pulmo : SNV +/+, Rh-/-,Wh-/-

A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur uteri
H7
Riw Syock Hemoragik
40
GEA perbaikan
Nusa Indah Pengawasan , 18 Juli 2019 (jam
P  Infus D5% 20 tpm
07.00)
 PO : Dopamet 500mg/8 jam
S nyeri (-), diare (-)
Vit B/C/SF 2x1
O KU : compos mentis
Zink 2x1
TD: 120/80 mmHg RR: 22 x/menit
 New diatab 2 tab
N : 98x/menit T : 36,50C  Syr. Sucralfat 3CI
SpO2 : 98%  Paracetamol 1000mg
Status internus :  Cek DR, elektrolit

Mata : konjungtiva palpebra anemi -/-  Observasi KU, TTV


 Rencana pulang besok
Pulmo : SNV +/+, Rh-/-,Wh-/-

A P2A0 34 tahun
Pasca Cesarean histerektomi ai Ruptur
uteri H8
Riw Syock Hemoragik
41
GEA perbaikan
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi :
Ruptur Ruptur uteri adalah robekan pada rahim
Uteri sehingga rongga uterus dan rongga
peritoneum dapat berhubungan.

Yang dimaksud dengan ruptur uteri komplit


adalah keadaan robekan pada rahim
dimana telah terjadi hubungan langsung
antara rongga amnion dan rongga
peritoneum.
Anatomi

45
Etiologi

• bila ruptur uteri


terjadi secara
spontan pada uterus Traumatika
tanpa parut (utuh) • Ruptur uteri demikian
ini terdapat paling
dan tanpa adanya • disebabkan oleh sering pada parut
manipulasi dari trauma dapat terjadi bekas seksio sesarea,
penolong. karena jatuh,
kecelakaan seperti
tabrakan dan
Ruptur Uteri sebagainya Predileksi/tempat
Spontan Infeksi

46
47
Klasifikasi

Menurut
Menurut gejala klinis
Menurut etiologinya
lokasinya

Menurut
waktu
terjadinya
48
Diagnosis dan Komplikasi

Diagnosis Pemeriksaan Penunjang

1. Anamnesis 1. Syok hipovolemik


2. Infeksi
2. Pemeriksaan Fisik
Tatalaksana

• Prevention is better
than cure sangat
perlu diperhatikan
Operasi
dan dilaksanakan • Resusitasi
• Histerektomi • Antibiotik
• Histerorafi

Pasca
Bedah
Prognosis

Ruptur uterus merupakan 6,6 % dari seluruh penyebab kematian maternal


Prognosis bergantung pada apakah ruptur uteri pada uterus yang masih
utuh atau pada bekas seksio sesarea atau tidak. Bila terjadi pada bekas
seksio sesarea atau pada dehisens perdarahan yang terjadi minimal
sehingga tidak sampai menimbulkan kematian maternal dan kematian
perinatal.

Anda mungkin juga menyukai