Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK
DENGAN CROUP
DAN
STATUS GIZI BAIK

OLEH :
AMANDA
ISRAMULNIASIH
PEMBIMBING :
dr. Hj. Rahayu. S. Sp.A

CROUP?

Pendahuluan

Croup:
Penyakit respiratorik yang
ditandai dengan gejala akibat
obstruksi laring yang bervariasi
dari ringan sampai berat berupa
stridor inspirasi, batuk
menggonggong, suara parau,
dengan atau tanpa adanya
obstruksi jalan napas

Klasifikasi
Berdasarkan beratnya gejala :
1.Ringan : batuk keras mengonggong
(jarang), stridor tidak terdengar saat
pasien beristirahat, dan tidak ada
retraksi ringan dinding dada.
2.Sedang : batuk mengonggong (sering),
adanya suara stridor saat istirahat,
retraksi dinding dada yang sedikit
terlihat, tetapi tidak ada gawat napas
(respiratory distress).

3.Berat : batuk mengonggong yang


sering timbul, stridor inspirasi yang
terdengar jelas ketika pasien
beristirahat, dan kadang- kadang disertai
dengan stridor ekspirasi, retraksi dinding
dada, dan gawat napas.
4.Gagal napas mengancam : Batuk
kadang- kadang tidak jelas terdengar
stridor ( kadang-kadang sangat jelas
ketika pasien beristirahat) gangguan
kesadaran dan letargi

Etilogi
1. Virus
penyebab tersering human parainfluenza
virus type 1 (HPIV-1), HPIV 2, 3, dan 4,
virus influenza A dan B, adenovirus,
respiratory syncytial virus (RSV) dan
virus campak
2. Bakteri : Corynebacterium diphtheriae

Patogenesis

Manifestasi klinis
Diawali dengan gejala ISPA ringan:
Demam ringan
Rhinorea
Nyeri telan
12 72 jam
Batuk ringan

Berkembang dan terjadi obstruksi epiglotis:


Suara serak
Batuk menggonggong
Stridor inspirasi

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang
timbul.
Pemeriksaan fisik : Ditemukan suara serak,
hidung berair, peradangan faring, dan frekuensi
napas yang sedikit meningkat.
Pemeriksaan penunjang :Pada pemeriksaan
radiologis leher posisi poserior-anterior
ditemukan gambaran udara steeple sign
(seperti menara) yang menunjukkan
adanyapenyempitan kolumna subglotis.

Penatalaksanaan
Terapi etiologi : antivirus seperti acyclovir,
antibiotic tidak digunakan kecuali juga diduga
ada bakteri. Antibiotik yang dapat diberikan
berupa antibiotik golongan chepalosporin
seperti cefotaxime, ceftriaxone, dan antibiotic
golongan penisilin seperti amoxicillin dan
ampicillin.

Terapi simptomatik : Dapat diberikan


antitusif, mukolitik dan dekongestan seperti:
ambroxol dan dextrometorphan.

Terapi suportif :
terapi inhalasi : untuk melembabkan
saluran respiratori, mengencerkan lender
pada saluran respiratori, sekaligus
memberikan efek yang nyaman dan
menenangkanbagi anak

Farmakoterapi
Epinefrin :
Nebulasi epinefrin cukup efektif
dalam meringankan dan mengatasi
sindrom croup
Menurunkan permeabilitas vaskular
epitel bronkus dan trakea
Memperbaiki edema mukosa laring
Meningkatkan laju udara pernapasan

Kortikosteroid
Mengurangi edema pada mukosa
laring
Mencegah destruksi epitel bersilia

Komplikasi
Apneu
infeksi sekunder (otitis media dan
pneumonia)
perdarahan konjungtiva dan sclera

Prognosis
Umumnya penyebab sindrom croup
adalah virus maka sindrom ini dapat
sembuh dengan sendirinya.

Penilaian status gizi


Status gizi merupakan suatu keadaan
tubuh akibat interaksi antara asupan energi
dan protein serta zat-zat gizi esensial
lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh
Berdasarkan WHO-NCHS status gizi dibagi
menjadi empat:
1. gizi lebih
2. gizi baik
3. gizi kurang
4. gizi buruk

Gizi lebih
keadaan tubuh seseorang yang mengalami
kelebihan berat badan, yang terjadi karena
kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan
dalam bentuk cadangan berupa lemak.

Gizi baik
keadaan dimana asupan zat gizi
sesuai penggunaan untuk aktifitas
tubuh.

Gizi kurang
Kekurangan energi protein adalah keadaan
kurang gizi yang disebabkan oleh rendah
konsumsi energi dan protein dalam makanan
sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizI.
Kekurangan asupan energi akan mengakibatkan
berat badan menjadi berkurang dari berat badan
yang ideal.
kekurangan energi disebut marasmus dan bila
kekurangan protein disebut kwashiorkor

Gizi buruk
kondisi seseorang yang nutrisinya di
bawah rata-rata.
Di tandai dengan dua macam sindrom
yang jelas yaitu kwashiorkor (kurang
konsumsi protein) dan marasmus (kurang
konsumsi energy)
Marasmus-kwasiorkor (kurang konsumsi
energi dan protein) dengan tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor

Ciri khas pada marasmus

Wajah seperti orang tua


Sangat kurus
Lapisan lemak bawah kulit sangat sedikit
Otot menyusut dan lembek
Rambut kering dan mudah rontok
Tulang rusuk terlihat jelas
Ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan
dagu menonjol
Diare dan konstipasi

Ciri khas pada kwasiorkor

Oedem
Bentuk muka bulat
Atrofi otot
Rambut tipis, warna coklat
kemerahan
Kelainan biokimia darah.

Ciri khas marasmuskwasiorkor


Ciri dari marasmus kwashiorkor yaitu
gabungan antara marasmus dan
kwashiorkor:
Sangat kurus
Rambut jagung dan mudah rontok
Perut buncit
Punggung kaki bengkak
Rewel

Anamnesi pada gizi buruk


Hal yang perlu ditanyakan dalam anamnesis
pada gizi buruk adalah :
Keluhan utama ( Riwayat Penyakit Sekarang)
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat pengobatan penyakit
Riwayat kelahiran ibu
Riwayat tumbuh kembang
Riwayat imunisasi
Riwayat diet Tinggi Kalori Tinggi Protein

3 langkah awal penanganan gizi


buruk dan mengatasi
LANGKAH 1 : Mencegah
hipoglikemia
Segera berikan : Glukosa 10 % baik oral
maupun iv
LANGKAH 2 : Mencegah dan mengatasi
hipotermia
Mempertahankan suhu badan
LANGKAH 3 : Mencegah dan mengatasi
dehidrasi

10 langkah awal penanganan gizi


buruk

Status pasien
Identitas
Nama lengkap

An.

Zhafirah

Umur

Altafunnisa
5 tahun

Anak ke

Jenis kelamin

Perempuan

Nama orang tua

Emi

Alamat

Jl.

Pekerjaan orang tua

Bangkinang
PNS

Agama

Islam

Tanggal masuk

14 desember 2016

Agus

salim,

Anamnesis
Anamnesis
Allonamnesis dengan : Ibu pasien

Keluhan utama : Batuk

Riwayat penyakit sekarang :


o Seorang anak datang dengan keluhan batuk
sejak 2 bulan yang lalu. Batuk terus menerus,
dan batuk lebih kuat di malam hari.
o Sebelumnya pasien mengalami demam yang
tidak terlalu tinggi dan disertai pilek.
o Pasien juga mengalami suara serak.
o Kemudian pasien di bawa berobat ke bidan dan
di beri obat demam dan obat batuk sirup,
namun batuk tidak berkurang.

RPS
o kemudian pasien berobat lagi ke dokter, dan di
beri obat sirup dan puyer, namun batuk tidak
berkurang.
o 1 bulan yang lalu, pasien berobat ke spesialis
anak di RS.Budhi mulia pekanbaru, dan di
lakukan mantoux test dan hasilnya (+), lalu
pasien di beri Obat Anti Tuberkulosis.
o Setelah 1 bulan mengkonsumsi Obat Anti
Tuberkulosis, batuk pasien tidak berkurang,
namun bertambah berat lalu pasien dibawa
berobat ke Poli Anak RSUD Bangkinang.

Riwayat penyakit dahulu :


Tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
keluhan yang sama.
Riwayat konsumsi Obat :
2 bulan yang lalu pasien mengkonsumsi obat batuk
yg didapatnya dari bidan dan dokter
1 bulan yang lalu pasien mengkonsumsi Obat Anti
Tuberkulosis

Riwayat alergi :
Tidak ada alergi
makanan dan obat
Status gizi
Berat badan : 18
kg
Umur : 5 tahun
Gizi baik (CDC)

Riwayat imunisasi :
Hepatitis B : ya
BCG
: ya
DPT
: tidak
Polio
: tidak
Campak : tidak

Kesan : imunisasi tidak lengkap

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sakit
sedang
Kesadaran : composmentis
Tanda tanda vital :
Frekuensi nadi : 85 x/menit
Frekuensi nafas : 34 x/menit
Suhu : 36,2 C

Status generalisata :
Kepala :
Bentuk : normochepal
Rambut : hitam
Mata : konjungtiva
anemis -/-, sclera ikterik
-/-, mata cekung -/ Hidung
: simetris,
secret hidung (+)
Telinga : simetris
Mulut : mukosa basah,
tidak hiperemis, tonsil
T1-T1

Leher :
Tidak ada
pembesaran
kelenjar getah
bening

Thorax :
Inspeksi : gerakan
dada simetris, retraksi
(-)
Palpasi : vocal
fremitus simetris
Perkusi
: sonor di
semua lapangan paru
Auskultasi:
saluran nafas :
bronchial meningkat

Abdomen :
Inspeksi : Perut datar
Palpasi : supel
Perkusi
: timpani
Auskultasi: BU (+)
Normal
Genitalia : tidak dilakukan
pemeriksaan
Ekstrimitas : akral
hangat, crt < 2 detik,
udema (-)

Pemeriksaan penunjang

LABORATORIUM :
Hb : 13,7 gr%
Leukosit : 8.900
Hematokrit : 38,7%
Trombosit :
386.000

Foro thorax

DIAGNOSIS KERJA :
Croup
Gizi Baik

PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA :
Etiologi :
Acyclovir 5 x 100 mg
amoxicillin syr 3 x cth
1
Simtomatik :
ambroxol syr 3 x cth 1
suportif :
fisioterapi

Analisa kasus
Ditemukan seorang anak perempuan berusia 5 tahun
dengan diagnosis croup dan gizi baik. Diagnosis croup
ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.
Berdasarkan teori, manifestasi klinis dari croup biasanya
di dahului dengan demam yang tidak begitu tinggi
selama 12-72 jam. Gejala lain yang menyertai yaitu
hidung berair, nyeri menelan, dan batuk ringan.
Kondisi ini akan berkembang menjadi batuk nyaring,
suara menjadi parau dan kasar
Pada pemeriksaan fisik bila keadaan berat dapat terjadi
sesak napas, stridor inspiratorik yang berat, retraksi,
dan anak tampak gelisah, dan akan bertambah berat
pada malam hari

Pada pasien ditemukan demam yang tidak


terlalu tinggi, hidung berair, namun tidak sulit
menelan, dan terdapat batuk ringan yang
kemudian menjadi batuk nyaring sehingga
suara menjadi serak.
Namun pada pasien tidak dijumpai gejala
sesak nafas dan anak tampak gelisah.
Gejala gejala yang dialami pasien tersebut
sesuai dengan teori yang ada.
Sehingga pada kasus ini di tegakkan diagnosis
CROUP berdasarkan teori dan juga gejala
klinis yang ada pada pasien

1 bulan yang lalu pasien melakukan pemeriksaan penunjang


mantoux test yang hasilnya (+) 23mm, yang artinya anak
tersebut terinfeksi mycobacterium tuberculosis.
Berdasarkan teori, gejala klinis dari tuberculosis pada anak
yaitu, batuk yang berlangsung lama > 2 minggu atau
berulang, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
anak lesu dan teraba benjolan di leher atau kelenjar getah
bening.
Namun pada anak tersebut hanya ditemukan gejala batuk
lama > 2 minggu,tetapi untuk gejala lainnya tidak
ditemukan.
Sehingga dapat di simpulkan kemungkinan hasil dari
mantoux test tersebut adalah positif palsu, Karena pada
pasien ini terinfeksi virus.

Kesimpulan
Croup adalah radang akut saluran pernapasan
atas yang disebabkan oleh virus human
parainfluenza virus type 1 (HPIV-1), HPIV 2, 3,
dan 4, virus influenza A dan B, adenovirus,
respiratory syncytial virus (RSV) dan virus
campak. Yang di tandai dengan gejala demam
yang tidak terlalu tinggi selama 12-72 jam,
hidung berair, nyeri menelan, dan batuk ringan.
Kondisi ini akan berkembang menjadi batuk
nyaring, suara menjadi parau dan kasar.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai